Anda di halaman 1dari 6

Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan

tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun
tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging
dan granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga embentukan granul dengan peralatan
terkini seperti spray dry dan freeze dry. Granulasi peleburan atau hot melt granulation merupakan
metode pembentukan dispersi padat berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang melebur di
atas suhu kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk membentuk granul dengan bahan
pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan penyalutan dan/ atau Pembentukan matriks
sediaan pelepasan dimodifikasi (modified release drug). Keunggulan dari granulasi peleburan ini
adalah tidak membutuhkan bahan pelarut, tidak memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya
berlangsung cepat serta bersih

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet
kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan
baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke
dalam lubang cetakan.

Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami
perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih
kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding
sediaan yang lain.

Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang
mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan pengisi, bahan
pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan yang
digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat dalam
keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu.

Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan serangkaian evaluasi
atau  pengujian terhadap sediaan tersebut.  Karena sebagian besar diantara kita tidak mengetahui
karakteristik tablet yang kita gunakan.  Untuk itu beberapa parameter-parameter uji sediaan tablet
perlu untuk diketahui.

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a.    Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.

b.    Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.

c.    Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.

d.   Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.

e.    Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.

f.     Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.

g.    Bebas dari kerusakan fisik.


h.    Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.

i.      Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.

j.      Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku

Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi
kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan
dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas
atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.

      Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang
lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa
lembab yang dapat digranulasi.  Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet
dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian
masa basah tersebut digranulasi.

      Granulasi kering, yaitu di cetak, kemudian di saring bongkahannya menjadi granul, ditambahkan fase
luar, setelah itu di cetak kembali menjadi tablet.

      Kempa langsung, yaitu dikempa langsung atau dicetak langsung.Dibuat dengan cara pengempaan
dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja

Tablet adalah sediaan  padat kompak,dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis
obatatau lebih dengan atau  tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah
atau zat lain yang cocok (FI III,1979).

     Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa. Tabletmerupakan bentuk sediaan farmasi yangpaling banyak tantangannya didalam
mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas
penuhdan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat,
begitu jugakesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf
atau gumpalan.

     Namun demikian, walaupun obattersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak


mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh
tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini (FI IV,1995).

     Metode granulasi kering disebut jugaslugging, merupakan salah satu metodepembuatan


tablet dengan cara mengempa campuran bahan kering (partikel zat aktif dan eksipien)
menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang
berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini adalah
membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya
didapat melalui gaya (Kloe,2010).

     Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet
lalu ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang
disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak
dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran
awal. Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat
diulang (Kloe,2010).
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan
tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi,
kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari metode
konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga
pembentukan granul dengan peralatan terkini seperti spray dry danfreeze dry. Granulasi
peleburan atau hot melt granulation merupakan metode pembentukan dispersi padat
berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang melebur di atas suhu kamar. Granulasi
peleburan ini dapat digunakan untuk membentuk granul dengan bahan pengikat hidrofob
seperti lemak dan wax dengan tujuan penyalutan dan/ atau pembentukan matriks sediaan
pelepasan dimodifikasi (modified release drug). Keunggulan dari granulasi peleburan ini
adalah : tidak membutuhkan bahan pelarut, tidak memerlukan  proses pengeringan, dan
prosesnya berlangsung cepat serta bersih(Kloe,2010).

Pemeriksaan kualitas granul

     Bahan obat sebelum ditablet, pada umumnya dicampur terlebih dahulu, bentuk serbuk
yang seragam, menyebabkan keseragaman pada bentuk tablet (Voigt, 1984).

Persyaratan serbuk yang baik adalah bentuk dan warna teratur, memiliki daya alir yang
baik (free flowing), menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan, tidak terlampau
kering, dan hancur baik di dalam air (Voigt, 1984).

Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik serbuk antaralain:

1). Waktu alir serbuk

Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah pemeriksaan laju
alirnya. Massa tablet dimasukkan sampai penuh ke dalam corong alat uji waktu alir dan
diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh massa untuk melalui corong dan berat massa
tersebut dicatat. Laju alir dinyatakan sebagai jumlah gram massa tablet yang melalui
corong perdetik (Lachman et al, 1994).

2). Sudut diam serbuk


Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut
dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk dituang ke dalam alat
pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk ukuran dan kelembaban
serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30° menunjukkan bahwa serbuk
dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya
mengalirnya kurang baik (Lachman et al, 1994).

3). Pengetapan serbuk

Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap sejumlah serbuk


dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tapping device. Pengetapan dilakukan
dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan (Vo) dan volume setelah
konstan (Vt) (Sulaiman,2007).

Uji Fisik Tablet

1). Keseragaman ukuran tablet

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet

2). Kekerasan

Uji kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur
dengan memberikan tekanan pada tablet (Sulaiman,2007).

3). Kerapuhan (friability)

Kerapuhan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan tablet dalam


melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan abrasi pada permukaan tablet. Kerapuhan
dapat dievaluasi dengan menggunakanfriabilator. Tablet yang akan diuji sebanyak 20
tablet, terlebih dahulu dibebas debukan dan ditimbang. Tablet tersebut selanjutnya
dimasukkan ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran (4 menit). Tablet
tersebut selanjutnya ditimbang kembali, dan dihitung prosentase kehilangan bobot
sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1 %
(Sulaiman, 2007).

4). Keseragaman bobot


Farmakope Indonesia memberi aturan cara uji keseragaman bobot dan batas toleransi yang
masih dapat diterima, yaitu tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman
bobot yang ditetapkan sebagai berikut : timbang 20 tablet satu per satu, hitung bobot
rata-ratanya dan penyimpangan bobot rataratanya. Persyaratan keseragaman bobot
terpenuhi jika tidak lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari
bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak satu pun
tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan pada kolom B. Apabila tidak mencukupi dari 20 tablet, dapat digunakan 10
tablet, tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari bobot rata-rata yang
ditetapkan pada kolom B (Tabel 1) (Sulaiman, 2007)

5). Waktu hancur

Suatu sediaan tablet yang diberikan peroral, agar dapat diabsorbsi maka tablet tersebut
harus terlarut (terdisolusi) atau terdispersi dalam bentuk molekular. Tahap pertama untuk
tablet agar dapat terdisolusi segera adalah tablet harus hancur (Sulaiman, 2007).

Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube, ditutup dengan
penutup dan dinaik-turunkan ke ranjang tersebut dalam medium air dengan suhu 37 oC.
Dalam monografi yang lain disebutkan mediumnya merupakan simulasi larutan gastrik
(gastric fluid). Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur.
Pernyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk
tablet salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30 menit. Sementara untuk tablet salut
enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam, dan harus segera
hancur dalam medium basa (Sulaiman, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Kloe. 2010. Metode granulasi kering. Available online at :


http://duniafarmasi.com/farmasetika/metode-granulasi-kering [diakses 27 April 2013]

Lachman, L., A. L. Herbert, & L. K. Joseph. 1994.Teori dan Praktek Farmasi


Industri.Diterjemahkan oleh: Siti Suyatmi. Universitas Indonesis Press. Jakarta

Sulaiman, T. N. S.  2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Pustaka Laboratorium


Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.

Voigt, R. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi, Edisi V. diterjemahkan oleh Soewandhi, S. N., Edisi
5. UGM Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai