Anda di halaman 1dari 10

I.

DASAR TEORI
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obatatau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,
zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (FI III,1979).
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai
tablet cetak dan tablet kempa. Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang
paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya
kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuhdan dapat dipercaya dari
obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran
untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau
gumpalan (Sulaiman,2007).

Metode Pembuatan Tablet


Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu
granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode
pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif
yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,
kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :
A. Granulasi Basah
Yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam
jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi.Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung
karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsipdari metode
granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat
teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya
ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan
kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan
yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan
cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan
meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan
granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai
tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika
sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada
ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator
tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan
proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak
kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan
dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
· Memperoleh aliran yang baik
· Meningkatkan kompresibilitas
· Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
· Mengontrol pelepasan
· Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
· Distribusi keseragaman kandungan
· Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah:
· Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
· Biaya cukup tinggi
· Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat
dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan
pelarut non air

B. Granulasi Kering
Disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran
lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah
membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan
untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk
dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch
sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging,
pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal
bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang.
Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin
khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat
bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang
putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan
bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu
menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara
penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
2. Zat aktif susah mengalir
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
a. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat,
mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
b. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
c. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
a. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
b. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
c. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi silang

C. Metode Kempa Langsung


Yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran
zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang
kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl
yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak
mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung
dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena
air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode
kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya
kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa
tablet. Sedangkan keuntungan metode kempa langsung yaitu :
1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit,
maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih
singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi
partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel
halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan
pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang
selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat
aktif di dalam tablet.
2. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung
karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan
proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin
banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi
dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan
menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi
aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin
sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
3. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus
bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan
adhesifitas yang baik

Uji mutu fisik dari suatu obat meliputi :


1. Keseragaman Bobot
Menurut FI III (1979), Uji keseragaman bobot dilakukan
dengan menimbang 20 tablet. Dihitung bobot rata-rata tiap tablet.
Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang
masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
besar dari 5 % (CV < 5%). Dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari 10% bobot rata-ratanya.
2. Kerapuhan Tablet (Friability Test)
Friability test adalah sebuah metode untuk menentukan /
mengukur kekuatan fisik tablet non salut terhadap tekanan mekanik
atau gesekan uji kerapuhan tablet menggunakan alat friability atau
abrasive test
cara penggunaan alat : 20 tablet yang telah dibebasdebukan
dan ditimbang dimasukkan ke dalam alat dan diputar selama 4
menit,25rpm.
Tablet dikeluarkan dari alat dan ditimbang bobot masing-masing
tablet
Hitung prosentasi kehilangan bobot yang dialami tablet oleh alat
tersebut.
Tablet yang baik mempunyai kerapuhan kurang dari 0,8% atau 1%.
3. Kekerasan Tablet
Kekerasan tablet yang baik berkisat 4-8 kg dan 7-12 kg untuk
tablet kunyah. Alat yang digunakan untuk uji kekerasan tablet
adalah Stokes Monsanto Hardness Tester. Sebuah tablet diletakkan
pada ujung alat dengan posisi vertikal, kemudian spiral pada bagian
bawah skala diputar perlahan-lahan sampai tablet pecah. Dibaca
skala yang dicapai pada tablet tepat hancur.
4. Waktu hancur
Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet
menjadi partikel - partikel penyusunnya bila kontak dengan cairan.
Waktu hancur tablet juga menggambarkancepat
lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan.
Dimasukkan 5 tablet ke dalam tabung berbetuk keranjang,
kemudian diturunnaikkan tabung secara teratur 30 kali setiap menit
dalam medium air dengan suhu antara 36-38 derajat celcius.
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang
tertinggal di atas kaca. Dicatat lama waktu hancur tablet (Anonim,
1979).

II. DAFTAR PUSTAKA


 Sulaiman, T. N. S.2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet.
Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM.
Yogyakarta.
 Ansel, Howard.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi
IV. Jakarta : UI press.
 Panitia Farmakope Indonesia. 1978. Farmakope Indonesia. Edisi III.
Jakarta : Depatemen Kesehatan RI.
III. LAMPIRAN

Timbangan elektrik untuk


uji keseragaman tablet

Desintregator Tester
untuk uji waktu hancur
tablet
Friabilator Tester untuk
uji kerapuhan tablet
Hardness Tester untuk uji
kekerasan tablet

corong untuk uji mutu


fisik granul

Anda mungkin juga menyukai