Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TEKNOLOGI FORMULASI

GRANULASI

Dosen Pengampu : ALIF FIRMAN FIRDAUSY,S.Farm., M. Biomed.,Apt.

Disusun oleh :

Widhi Astuti (17930061)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

2O19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat merupakan sebuah substansi atau suatu zat yang diberikan kepada
manusia/binatang sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai
macam penyakit yang terjadi di dalam tubuh. Sediaan obat yang ada di dunia kefarmasiaan
sangat beraneka ragam dan salah satu contohnya adalah sediaan obat yang digunakan secara
oral. Sediaan oral terbanyak yang paling banyak dikembangkan yaitu sediaan tablet
(Sulaiman, 2007).

Tablet yang baik digunakan adalah tablet yang dibuat dari bahan-bahan pilihan
dan sesuai dengan zat aktif obat yang akan dibuat. Semua bahan bahan yang sudah
tercampur kemudian diolah menjadi sediaan tablet yang selanjutnya diuji efek
farmakologisnya dan dievaluasi apakah memberikan efek farmakologi yang sesuai atau
sebaliknya. Pada umumnya, penyiapan bahan pembuatan tablet dilakukan pada fase
preformulasi. Proses pembuatan tablet dimulai setelah perlakuan granulasi bahan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu granulasi dan jenis-jenisnya ?
b. Bagaimana proses granulasi hingga menjadi tablet ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui granulasi dan jenis-jenisnya
b. Untuk memahami proses pembentukan granulasi hingga menjadi tablet
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Tablet adalah sediaan padat yang dibuat dengan cara dikempa ataupun
dicetak ,berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat dan mengandung
satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Anief,2007).
Penjelasan tablet juga disampaikan oleh Syofyan,dkk(2015) dalam jurnalnya yang
menyampaikan bahwa tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa
cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan ataupun tanpa zat
tambahan.
Berdasarkan prinsip formulasi, salah satu metode pembuatan tablet yaitu
dengan metode granulasi. Granulasi menurut Octavia, dkk(2012) diperlukan untuk
mencegah pemisahan, untuk meningkatkan sifat aliran, untuk meningkatkan
pemadatan. Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin
dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidakmengisi cetakan tablet
dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi
cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (capping) (Anief, M., 2007)
Granula menurut Jannat,dkk(2016) berasal dari bahasa latin “Granulatum”
yang berarti butiran, sedangkan granulasi adalah suatu proses mengubah serbuk
dari bahan primer pembuatan tablet menjadi butiran yang lebih besar dalam
kisaran ukuran antara 0,2 – 0,4 mm. Menurut Octavia,dkk (2012) ukuran partikel
sangat mempengaruhi sifat alir suatu bahan ketika diproses menjadi tablet
sehingga serbuk-serbuk tersebut diubah menjadi granul terlebih dahulu sebelum
dikempa atau proses ini sering disebut sebagai granulasi. Dengan penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa secara sederhana dapat diartikan sebagai proses
pembuatan granul.

Granulasi adalah proses pengumpulan partikel dengan menciptakan ikatan


di antara mereka. Ikatan dibentuk oleh kompresi dengan menggunakan agen
pengikat. C ontoh aplikasi granulasi, jika ada yang membuat tablet dari gula pasir
dibandingkan gula bubuk, maka gula pasir lebih baik dipilih karena gula bubuk
sulit untuk dikompres menjadi tablet dan gula pasir akan lebih mudah. Partikel
kecil gula bubuk memiliki karakteristik aliran dan kompresi yang buruk. Partikel-
partikel kecil ini akan harus dikompres sangat lambat dalam waktu yang lama
untuk membuat tablet yang sempurna. Proses granulasi menggabungkan satu atau
lebih serbuk dan membentuk butiran yang memungkinkan proses tablet menjadi
dapat diprediksi dan akan menghasilkan tablet berkualitas (Jannat,2016).
Menurut Voight (1984) menyatakan bahwa ada dua jenis granulasi yaitu
granulasi basah dan granulasi kering. Sedangkan menurut Jannat,dkk (2016)
granulasi juga ada dua macam yaitu granulasi basah dan kering. Namun, dalam
penelitiannya granulasi basah dan kering tersebut dikembangkan lagi seiring
perkembangan jaman sepeti granulasi pemadatan roller, pengeringan dengan
semprot dan ekstrusi/Spheronisasi.Pemilihan metode granulasi ini disasarkan pada
sifat fisikokimia bahan aktif, eksipien, sifat alir dan sifat lepas dari tablet yang
diinginkan.
 Granulasi Basah
Granulasi basah meliputi pencampuran bahan primer kering berupa
serbuk menggunakan pelarut pelarut yang sesuai. Pelarut yang digunakan
haruslah pelarut yang mudah menguap atau bersifat volatil, sehingga bisa
hilang ketika proses pengeringan . Contoh pelarutnya yaitu air, etanol dan
isopropanol baik pelarut tunggal ataupun dalam kombinasi. Menurut
Syofyan,dkk(2015) Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat
aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan
cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak
langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Seiring berjalannya waktu, granulasi basah mulai dikembangkan lagi.
Perkembangan granulasi mulai dari yang sederhana hingga yang modern :
a. Granulasi geser sederhana
Granulasi paling sederhana yang hanya menggunakan sedikit alat
yaitu mesin pengaduk untuk mencampur bahan. Namun, apabila
komponen bahan lebih dari tiga maka dapat menggunakan blender.
Kemudian bahan dimasukan ke mesin granulator untuk diubah menjadi
granul. Setelah itu, granul yang basah kemudian dikeringkan.
Keuntungan dari metode ini yaitu prosesnya tidak terlalu sensitif oleh
perubahan keadaan. Sedangkan kerugiannya adalah durasi
pengerjaannya lama dan tingginya resiko kerusakan alat.
b. Granulasi geser tinggi
Granulasi geser tinggi telah banyak digunakan untuk pencampuran
dan granulasi. Pencampuran dan granulasi basah disertai dengan agitasi
mekanik yang tinggi oleh pendorong dan baling-baling. Pencampuran,
densifikasi dan aglomerasi dicapai melalui shear dan pemadatan
kekuatan yang diberikan oleh pendorong. Keuntungan metode ini yaitu
waktu pemrosesan yang singkat dan bahan yang sangat kohesif dapat
cepat bergranul. Sedangkan kerugiannya yaitu bahan yang termolabil
akan mudah terdegradasi.
c. Granulasi uap
Dalam teknik granulasi uap, uap digunakan sebagai pengikat alih-
alih air . Teknik granulasi uap melibatkan injeksi semburan uap ke dalam
lapisan partikel terfluidisasi untuk digranulasi. Semburan uap pada
dasarnya dilapisi oleh semburan udara untuk menghambat kondensasi uap
dini ke partikel terfluidisasi dan atau kondensasi kukus ke dinding tetangga
dari peralatan yang digunakan untuk fluidisasikan partikel, dengan
demikian proses ini menghambat proses pembasahan secara berlebihan
dan menggumpalkan partikel selama granulasi. Keuntungan dari metode
ini yaitu tingkat bahaya kesehatan lebih rendah dan tingkat difusi lebih
baik. Sedangkan kerugiannya adalah tidak dapat digunakan untuk
 Granulasi Kering
Metode ini telah digunakan bertahun-tahun dan merupakan bentuk yang
berharga terutama pada keadaan dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk
kempa langsung dan bahan-bahan yang digunakan peka terhadap
pemanasan, kelembaban atau keduanya.Metode ini khususnya untuk bahan-
bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena
kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringnyadiperlukan
temperatur yang dinaikkan. Tahap pembuatan ini yaitu partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran
lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah
membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya.
Keuntungan granulasi kering yaitu peralatan lebih sedikit karena tidak
menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang
memakan waktu, baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan
lembab, mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat.
Sedangkan kerugiannya yaitu memerlukan mesin tablet khusus untuk
membuat slug, tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam, proses
banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi
silang.

B. Proses Granulasi
Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak
dapat langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung
hancur dan tablet menjadi mudah pecah.Campuran serbuk itu harus di ubah
menjadi granul,yaitu kumpulan serbuk dengan volumelebih besar yang saling
melekat satu samma lain. Cara merubah serbuk menjadi granul disebut
granulasi.Tujuan granulasi adalah (Lachman,1994):

 Supaya sifat alirannya baik (free-flowing). Granul dengan volume


tertentu dapat mengalir teratur dalam jumlah angkasama kedalam
mesin cetak tablet.
 Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika di
bandingkan dengan bentuk serbuk jika di ukurdalam voume yang
sama. Makin banyak udaranya, tablet makin mudah pecah.
 Agar pada saat di cetak tidak mudah melekat pada steampel
(punch) dan mudah lepas dari matriks (die).

Ada dua metode granulasi dalam teknologi formulasi tablet yang sering dipakai
dalam pembuatan tablet yaitu granulasi basah dan kering.

 Proses granulasi basah


Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu
serbuk ataucampuran serbuk alam suatu wadah yang dilengkapi
dengan pengadukan yangakan menghasilkan granul (Siregar,
2008). Tahapan pembuatan tablet parasetamol dengan
menggunakan metode granulasi basah yaitu (Agoes, 2012) :
1.Penggilingan/ penghalusan obat dan eksipien.
2.Pencampuran serbuk yang sudah digiling.
3.Preparasi larutan pengikat.
4.Pencampuran larutan pengikat dengan campuran serbuk untuk
membentukmasa basah.
5.Pengayakan/penapisan massa kasar menggunakan ayakan
berukuran mesh 6 -12
6.Pengeringan granul basah.
7.Pengayakan granul kering melalui ayakan berukuran 14-20
8.Pencampuran granul yang sudah diayak dengan lubrikan dan
disintegran.
9.Pengempaan tablet .

 Granulasi kering
Granulasi kering sering disebut juga dengan slugging ,
yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa
campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya
dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih
besar dari serbuk semula(granul).
Tahapan tahapan granulasi Tahapan dari granulasi kering
ini yaitu: Campur kering, kemudian percetakan menjadi slug dan
diayakan , selanjutnya dicampur massa dan yang terakhir
Pencetakan.

Sebelum granul dikempa menjadi tablet, granul terlebih dulu dievaluasi Untuk
memantau kualitas produk obat, evaluasi secara kuantitatif serta penetapan sifat
kimia, fisika, dan bioavilibilitas tablet harus dibuat evaluasi meliputi :

1.Waktu Alir

Serbuk Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah


pemeriksaan laju alirnya. Massa tablet dimasukkan sampai penuh ke dalam
corong alat uji waktu alir dan diratakan. Waktu yang diperlukan seluruhmassa
untuk melalui corong dan berat massa tersebut dicatat. Laju alirdinyatakan
sebagai jumlah gram massa tablet yang melalui corong perdetik(Juheini, 2004).

2. Sudut Diam

Serbuk Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granulatau serbuk
dituang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diamdipengaruhi oleh
bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diamlebih kecil atau sama
dengan 30° menunjukkan bahwa serbuk dapatmengalir bebas, bila sudut lebih
besar atau sama dengan 40° biasanya dayamengalirnya kurang baik (Lachman,
1994)

3. Pengetapan Serbuk / Sifat Alir

Serbuk Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap


sejumlah serbuk dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tappingdevice.
Pengetapan dilakukan dengan mengamati perubahan volumesebelum pengetapan
(Vo) dan volume setelah konstan (Vt)(Sulaiman, 2007).
4.Distribusi ukuran partikel diteliti dengan menimbang granul yang diperoleh dan
distribusi ukuran partikel dilakukan dengan cara 5g granuldiayak dengan ayakan
bertingkat dan granul yang tertinggal pada masing-masing ayakan di timbang
(Indrawati, 2005)
DAFTAR PUSTAKA

Agoes. 2012. Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisian dan Pengembangan.


Bandung : ITB.

Anief, M. 1994. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Indrawati, T., Agoes, G., Yulinah, E. and Sumirtapura, Y.C., 2009. Uji Daya
LekatMukoadhesif secara In Vitro beberapa Eksipien Polimer Tunggal dan
Kombinasinya pada Lambung dan Usus Tikus. Jurnal Matematika & Sains Vol
10 No 2

Jannat,dkk.2016. Granulation Techniques and Its Updated Modules. The Pharma


Innovation Journal. Vol 5 No. 10.

Juheini, Iskandarsyah, Animar J.A., Jenny. Pengaruh kandungan Pati


SingkongTerpregelatinasi terhadap Karakteristik Fisik Tablet Lepas Terkontrol
Teofilin. Majalah Ilmu Kefarmasian Vol 1 No.1

Lachman, L., Liebermann, H.A. dan J.I. Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.

Octavia,dkk.2017. Pengaruh Besar Ukuran Partikel terhadap Sifat-Sifat Tablet


Metronidazole. Jurnal Farmasi Higea Vol 4 No. 2

Siregar, Charles J.P. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-Dasar


Praktis.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sulaiman, T.N.S. 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet Cetakan


Pertama.Yogyakarta: Mitra Communications Indonesia.

Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh Soendani


NoerotoS.Yogyakarta : UGM Press
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu :

a. Granulasi adalah proses pembuatan granul dengan ukuran yang lebih besar
dari serbuk namun memiliki ukuran optimum untuk memudahkan dalam
pembuatan tablet. Granulasi dibagi menjadi dua yaitu granulasi basah dan
granulasi kering. Seiring perkembangan jaman baik granulasi kering
maupun granulasi mulai dikembangkan oleh beberapa peneliti.
b. Perbedaan granulasi basah dan granulasi kering yaitu pada proses
pencampuran bahan aktif dan eksipiennya. Pada granulasi basah,
pencampuran bahan diberi pelarut untuk memudahkan daya alir dari
serbuk. Pada proses akhir baik granulasi basah maupun kering semua sama
sama dikempa sebelum menjadi tablet.
BAB II

PEEMBAHASAN

A. Pengertian
B. Jenis-Jenis Granulasi
 Granulasi Basah
 Granulasi Kering

Daftar Pustaka

Anief M., 2007, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Rani,dkk.2017. FORMULASI SEDIAAN ORALLY DISINTEGRATING


TABLET ATENOLOL DENGAN SODIUM STARCH GLYCOLATE
SEBAGAI SUPERDISINTEGRAN. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas Vol.14
No.1

Anda mungkin juga menyukai