Oleh:
Kelompok C / Kelas A
1. I KOMANG SUDA DIATMIKA (23)
2. I Made Ardikayasa (24)
3. KADEK NITA NOPIANINGSIH (25)
4. LUH ENI LESTARI (26 )
5. LUH GEDE NOVIANI PURNAMA DEWI S (27)
6. LUH PUTRI AGUSTYA PRAMESTI (28)
7. LUH SUSIANTI (29)
8. NI GUSTI AYU KADE NURIARTINI (30)
9. NI KADEK AYU DEWI ARTATIK (31)
10.NI KADEK DIAN ANGGRYANI (32)
11.NI KADEK EKA LIANA (33)
DENPASAR 2022/2023
PRAKTIKUM SEDIAAN SOLIDA
SEDIAAN TABLET METODE GRANULASI BASAH
I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mampu membuat sediaan tablet dengan metode granulasi basah
b. Mampu melakukan evaluasi mutu sediaan tablet
Keterangan:
m = Massa partikel
Vo = Volume bulk (sebelum pengetapan)
Vf = volume mampat (setelah pengetapan)
Bmin = Kerapatan bulk (sebelum pengetapan)
Bmax = Kerapatan mampat (setelah pengetapan)
Berdasarkan hasil pengukuran tersebuat dapat dihitung Husner Ratio dan Carr’s
index (persen kompresibilitas).
Sumber: Aulton and Taylor 2018
a. Bahan:
Parasetamol, avicel 101, PVP, amylum, talk, magnesium stearat, NaOH,
KH2PO4
b. Alat:
timbangan gram dan mg, kantong plastik, oven, moisture analyzer, satu seri ayakan
(14, 20, 30, 40, 50, 60, 80 dan 100 mesh), sieve shaker, gelas ukur 100 ml, alat uji
kecepatan alir granul, penggaris, kalkulator, stopwatch, alat uji waktu hancur, alat uji
disolusi, Monsanto Hardness Tester, friability tester, pinset, spektrofotometer UV-Vis,
seperangkat alat gelas.
2. Formula
Tiap tablet mengandung:
Parasetamol 500 mg
Avicel 101 55,25 mg Fase dalam
PVP 20 mg
Amylum 10%
Talk 1% Fase luar
Magnesium Stearat 0,5%
Dibuat sebanyak 700 tablet dengan bobot @650 mg
3. Prosedur Kerja
a. Pembuatan granul
1) Penimbangan fase dalam
𝑤 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛
% fines = 𝑥 100%
𝑤 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
26.5
= x 100 %=26,44 %
100.3
ρB = w/V0 (g/mL)
b) Hasil pengamatan:
5. Kandungan lembab
a. Prosedur kerja:
1. Dimasukkan kurang lebih 5 g bahan ke dalam sample tray moisture analyzer.
2. Letakkan sample tray di dalam alat
3. Tutup alat dan tunggu sampai alat berbunyi yang menandakan pengukura moisture
content (MC) telah selesai.
4. Dibaca kadar air (MC) pada alat
b. Hasil pengamatan
No. % MC
1 1.3 %
3
4
5
Rata-rata :
6. Kecepatan alir granul
a. Prosedur kerja:
1. Corong dipasang pada statif dengan jarak ujung pipa bagian bawah ke bidang
datar = 10,0 ± 0,2 cm.
2. Ditimbang teliti 100 g bahan (w).
3. Bahan tersebut dituang ke dalam corong dengan dasar lubang corong dalam
keadaan tertutup.
4. Tutup dasar lubang corong dibuka sambil menyalakan stopwatch.5.
5. Waktu yang diperlukan dicatat mulai dari bahan mengalir sampai bahan
dalam corong habis (t)
6. Dihitung kecepatan alir dengan rumus sebagai berikut: Kecepatan alir = w/t
(g/detik)
b. Hasil pengamatan
g
Kesimpulan: hasil aliran granul 10 menunjukan aliran granul yang baik
dt
7. Sudut istirahat
1 4 6.75 Tan -1
0.598=30.625
2 4 6.5 Tan-1
0.615=31.596
3 4 6.78 Tan-1
0.592 =30,625
Rata-rata 30,947
Penentuan sudut istirahat dapat dilakukan bersama-sama dengan penentuan
kecepatan alir.
a.Prosedur Kerja
(1) Diukur tinggi timbangan bahan di bawah corong hasil penentuan kecepatan alir
(h).
(2) Jari-jari alas kerucut timbangan bahan tersebut diukur (r)
(3) Dihitung sudut istirahat dengan rumus sebagai berikut:
α = tan-1 (h/r)
b.Hasil pengamatan
c. Pembuatan tablet
1) Siapkan mesin kempa tablet dengan punch dan die yang sesuai dengan bobot
tablet dan lakukan orientasi bobot dengan memutar mesin secara manual.
1) Penetapan kadar
a) Pembuatan larutan baku, penetapan panjang gelombang maksimal dan
absorbansinya
(1) Parasetamol ditimbang teliti sebanyak 50 mg, dimasukkan ke dalam labu
tentukur 10 mL, ditambah sedikit NaOH 0,1 N, kocok sampai larut, tambahkan
NaOH 0,1 N sampai tanda dan homogenkan.
(2) Lalu dipipet 1 mL masukkan ke dalam labu tentukur 10 mL, dan ditambah
NaOH 0,1 N sampai tanda dan homogenkan (konsentrasi 500 µg/ml).
(3) Sebanyak 1 mL larutan parasetamol baku (500 µg/ml) dimasukkan ke dalam
labu tentukur 100 ml dan encerkan dengan NaOH 0,1 N sampai tanda dan
homogenkan (konsentrasi 5 µg/ml)
(4) Serapan diukur pada panjang gelombang 200-400 nm dengan blanko NaOH 0,1
N, dan dibuat spektrumnya.
(5) Tentukan panjang gelombang maksimal (λ) dan absorbansi pada panjang
gelombang tersebut (Ab).
b) Penetapan kadar sampel
(1) Dua puluh tablet ditimbang satu persatu dan dihitung bobot rata-ratanya.
(2) Tablet diserbukkan lalu ditimbang seksama seberat bobot rata-ratanya,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml
(3) Tambahkan 25 mL NaOH 0,1 N, dikocok, kemudian dicukupkan volumenya
hingga 100 mL, lalu disaring dengan kertas saring.
(4) Filtrat yang diperoleh dipipet 1 mL masukkan ke dalam labu tentukur 10 mL dan
encerkan dengan NaOH 0,1 N hingga tanda dan homogenkan.
(5) Kemudian dipipet sebanyak 1 mL, masukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan
diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga tanda dan homogenkan.
(6) Diukur serapannya pada gelombang maksimalnya (As) dengan blanko NaOH 0,1
N.
(7) Dihitung kadar parasetamol dalam tablet dengan rumus:
As
Kadar paracetamol x100%
= Ab
c) Hasil pengamatan
Absorbansi Absorbansi Kadar Paracetamol
Persyaratan
Baku (Ab) Sampel (As) dalam Tablet (%)
2) Uji disolusi
Media disolusi : 900 ml Larutan dapar fosfat pH 5,8
Alat tipe 2 : 50 rpm.
Waktu : 30 menit
Toleransi : dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q),
parasetamol, C8H9NO2, dari jumlah yang tertera pada etiket.
a) Prosedur uji disolusi
(1) Masukkan 900 ml (±1%) media disolusi (Larutan dapar fosfat pH 5,8) ke dalam
wadah pada alat disolusi tipe 2 (tipe dayung).
(2) Jalankan pemanas alat hingga media disolusi mencapai suhu 37°±0,5°C,
dengan menekan tombol heater.
(3) Setelah suhu tercapai, masukkan 1 unit sediaan (tabel) ke dalam masing-
masing wadah, dijaga agar gelembung udara tidak menempel pada permukaan
sediaan, dan segera operasikan alat pada kecepatan 100 rpm.
(4) Setelah 30 menit, ambil dari masing-masing chamber disolusi ± 50 ml pada
daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas
keranjang, tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah.
(5) Sejumlah sampel yang sudah diambil harus segera disaring menggunakan
kertas saring.
(6) Filtrat dipipet 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, encerkan
dengan NaOH 0,1 N sampai tanda dan homogenkan.
(7) Diukur serapan larutan uji dengan spektrofotometer UV pada panjang
gelombang maksimalnya =…… nm (As) dengan blanko NaOH 0,1 N.
(8) Buat larutan baku dengan cara:
(a) Timbang 10 mg paracetamol dan masukkan ke dalam labu tentukur 100 ml
(b) Tambahkan 30 ml NaOH 0,1 N, kocok sampai larut dan tambahkan
NaOH,0,1 N sampai tanda dan homogenkan.
(c) Pipet 5 ml larutan dan masukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan
encerkan dengan NaOH 0,1 N sampai tanda dan homogenkan
(d) Ukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimalnya = …… nm
(Ab) dengan blanko NaOH 0,1 N.
(9) Hitung paracetamol yang terdisolusi dengan rumus:
As 100
Jumlah terdisolusi=
A × 5 µg/ml × 900 ml × 0,001 mg/µg
b × 1
c) Kriteria penerimaan
Jumlah
Tahap Kriteria Keberterimaan
yang Diuji
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5%
Rata-rata dari 12 unit (S1+S2) adalah sama dengan
S2 6 atau lebih besar dari Q, dan tidak satu unit pun yang
lebih kecil dari Q-15%
Rata-rata dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama
dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit
S3 12
sediaan yang lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu
unit pun yang lebih kecil dari Q-25%
Kesimpulan: ………………………………………………………………………………………..
3) Keseragaman sediaan
a) Prosedur uji keragaman bobot
(1) Timbang saksama 10 talet satu per satu
(2) Hitung jumlah zat aktif dalam tiap tablet dari hasil penetapan kadar.
(3) Hitung nilai penerimaan
b) Hasil pengamatan
Bobot Kadar Zat Kadar Zat Kadar Zat Aktif (Kadar Zat Aktif
No.
Tablet (mg) Aktif (mg) Aktif (%) (%)-Rata-rata (%)-Rata-rata)2
1 663.4
2 672.2
3 669.6
4 673.8
5 666.5
6 670.0
7 678.4
8 666,7
9 675.6
10 662.6
Rata-rata Jumlah
n = ………………
k = ……………….
s = ………………..
T = 100%
M = ……………….
NP = ………….......
c) Kriteria penerimaan:
Keseragaman sediaan memenuhi syarat jika nilai keberterimaan (NP) 10 unit
sediaan pertama lebih kecil atau sama dengan L1%
Jika nilai keberterimaan (NP) lebih besar dari L1%, lakukan pengujian pada 20
unit sediaan tambahan, dan hitung nilai keberterimaannya.
Memenuhi syarat jika nilai keberterimaan akhir dari 30 unit sediaan lebih kecil
atau sama dengan L1% dan tidak ada satu unit sediaan pun yang kandungannya
kurang dari [1-(0,01)(L2)]M atau tidak satu unit sediaan pun kandungannya lebih
dari [1+(0,01)(L2)]M.
Kecuali dinyatakan lain L1 adalah 15,0 dan L2 adalah 25,0.
Kesimpulan: ………………………………………………
4) Waktu hancur
a) Prosedur kerja
(1) Pengatur suhu pada alat dinyalakan dan air hangat dimasukkan ke dalam
bejana sehingga keenam tempat tablet diletakkan dapat terendam kemudian
diatur setting temperature pada 37°C.
(2) Sebanyak 6 tablet ditempatkan pada masing-masing tabung yang terdapat
pada alat uji waktu hancur, lalu ditutup dengan cakram.
(3) Atur timer pada alat selama 15 menit, lalu alat uji dioperasikan sehingga
tabung-tabung bergerak naik turun.
(4) Setelah 15 menit dan alat berhenti bergerak, amati keadaan keenam tablet
dalam tabung.
b) Hasil pengamatan
No. Hancur Sempurna/Tidak
1
2
3
4
5
6
Kesimpulan: ………………………………………………
5) Kekerasan
a) Prosedur kerja
(1) Tablet ditempatkan pada ujung alat dan atur skala alat sampai menunjukkan
angka nol.
(2) Tuas alat diputar searah jarum jam sampai tablet pecah dan skala yang
terbaca menunjukkan kekerasan tablet.
(3) Dicatat hasil uji kekerasan masing-masing tablet sebanyak 20 tablet.
b) Hasil pengamatan
No. Kekerasan (kg) No. Kekerasan (kg)
1 11
2 12
3 13
4 14
5 15
6 16
7 17
8 18
9 19
10 20
6) Friabilitas
a) Prosedur kerja
(1) Satu persatu tablet dibersihkan dari debu menggunakan sikat halus sebanyak
20 tablet.
(2) Ditimbang seluruh tablet menggunakan neraca analitik.
(3) Masing-masing 20 tablet dimasukkan ke dalam alat uji alat “friability tester”.
(4) Alat uji dioperasionalkan pada 25 rpm selama 4 menit.
(5) Ditimbang kembali sejumlah tablet yang dimasukkan ke dalam masing-
masing alat.
(6) Dihitung selisih bobot tablet dan nyatakan dalam % friabilitas dengan rumus
berikut:
% Friablilitas = Wa-Wb ×100%
Wa
<1%
V. KESIMPULAN
<1%