Anda di halaman 1dari 15

PEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN AKTIF TUNGGAL

MENGGUNAKAN METODE GRANULASI KERING

1. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode granulasi kering.

2. DASAR TEORI
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obatatau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi,
zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang
cocok (FI III,1979).
Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya,
dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi
obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari
bentuk sediaan ini (FI IV,1995).
Metode granulasi kering disebut juga slugging, merupakan salah
satu metodepembuatan tablet dengan cara mengempa campuran bahan
kering (partikel zat aktif dan eksipien) menjadi massa padat yang selanjutnya
dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul)
dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara
mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui
gaya (Kloe,2010).
Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch
sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging,
pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan
granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang
didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang (Kloe,2010).
Keuntungan metode granulasi kering antara lain: (1)Peralatan lebih
sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat,mesi pengaduk berat, dan
pengeringan yang memakan waktu; (2)Sesuai untuk bahan aktif sensitive
terhadap panas dan lembab; (3)Mempercepat waktu hancur tablet karena
partikel-partikel bahan tidak terikat ole cairan pengikat. Sedangkan
kekurangan metode granulasi kering antara lain: (1)Memerlukan mesin tablet
yang kusus untuk membuat slug; (2)Tidak dapat mendistribusikan sat warna
dengan seragam; (3) Proses banyak menghasilkan debu, sehingga
memungkinkan terjadinya kontaminasi silang.

Pemeriksaan kualitas granul


Bahan obat sebelum ditablet, pada umumnya dicampur terlebih dahulu,
bentuk serbuk yang seragam, menyebabkan keseragaman pada bentuk tablet
(Voigt, 1984). Persyaratan serbuk yang baik adalah bentuk dan warna teratur,
memiliki daya alir yang baik (free flowing), menunjukkan kekompakan mekanis
yang memuaskan, tidak terlampau kering, dan hancur baik di dalam air (Voigt,
1984).
Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui kualitas fisik
serbuk antara lain:

1). Waktu alir serbuk


Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah
pemeriksaan laju alirnya. Massa tablet dimasukkan sampai penuh ke dalam
corong alat uji waktu alir dan diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh massa
untuk melalui corong dan berat massa tersebut dicatat. Laju alir dinyatakan
sebagai jumlah gram massa tablet yang melalui corong perdetik (Lachman et
al, 1994).
2). Sudut diam serbuk
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk
dituang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh
bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama
dengan 30 menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir bebas, bila sudut lebih
besar atau sama dengan 40 biasanya daya mengalirnya kurang baik
(Lachman et al, 1994).

3). Pengetapan serbuk


Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap
sejumlah serbuk dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tapping
device. Pengetapan dilakukan dengan mengamati perubahan volume sebelum
pengetapan (Vo) dan volume setelah konstan (Vt) (Sulaiman,2007).

Uji Fisik Tablet

1). Keseragaman ukuran tablet


Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal
tablet

2). Kekerasan
Uji kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara
keseluruhan, yang diukur dengan memberikan tekanan pada tablet
(Sulaiman,2007).

3). Kerapuhan (friability)


Kerapuhan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan
permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan
abrasi pada permukaan tablet. Kerapuhan dapat dievaluasi dengan
menggunakan friabilator. Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih
dahulu dibebas debukan dan ditimbang. Tablet tersebut selanjutnya
dimasukkan ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran (4 menit).
Tablet tersebut selanjutnya ditimbang kembali, dan dihitung prosentase
kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik bila
kerapuhan tidak lebih dari 1 % (Sulaiman, 2007).

4). Keseragaman bobot


Farmakope Indonesia memberi aturan cara uji keseragaman bobot dan
batas toleransi yang masih dapat diterima, yaitu tablet tidak bersalut harus
memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut :
timbang 20 tablet satu per satu, hitung bobot rata-ratanya dan penyimpangan
bobot rataratanya. Persyaratan keseragaman bobot terpenuhi jika tidak lebih
dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata
lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak satu pun tablet
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan pada kolom B. Apabila tidak mencukupi dari 20 tablet, dapat
digunakan 10 tablet, tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih dari
bobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom B (Tabel 1) (Sulaiman, 2007)

5). Waktu hancur


Suatu sediaan tablet yang diberikan peroral, agar dapat diabsorbsi
maka tablet tersebut harus terlarut (terdisolusi) atau terdispersi dalam bentuk
molekular. Tahap pertama untuk tablet agar dapat terdisolusi segera adalah
tablet harus hancur (Sulaiman, 2007).
Tablet yang akan diuji (sebanyak 6 tablet) dimasukkan dalam tiap tube,
ditutup dengan penutup dan dinaik-turunkan ke ranjang tersebut dalam
medium air dengan suhu 37oC. Dalam monografi yang lain disebutkan
mediumnya merupakan simulasi larutan gastrik (gastric fluid). Waktu hancur
dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Pernyaratan waktu
hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit, untuk tablet
salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30 menit. Sementara untuk tablet
salut enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium asam,
dan harus segera hancur dalam medium basa (Sulaiman, 2007).

3. URAIAN BAHAN
a. Amprotab ( FI III Hal. 93)
Sinonim : Amylum Manihot
Pemerian : Serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil; putih; tidak
berbau; tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%)P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering.
Khasiat dan Penggunaan : Zat tambahan

b. Avicel PH 102 ( BP: Microcrystalline Cellulose ) (HOPE 6th)


Sinonim : Avicel PH
Pemerian : Berupa serbuk Kristal poros, putih, tidak berbau, tidak berasa, dan
memiliki aliran yang baik
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, cairan asam dan kebanyakan pelarut
organik, sedikit larut dalam larutan NaOH 5% b/v
Inkompatibilitas : tidak tercampurkan dengan bahan pengoksidasi kuat.
Kegunaan : Sebagai bahan desintegran

c. Magnesium Stearat ( FI III Hal. 354)


Nama Resmi : Magnesii Stearas
Pemerian : Serbuk halus; Putih; licin dan mudah melengket pada kulit; bau
lemah khas.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%)P dan dalam Eter
P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan Penggunaan : Antasidum; zat tambahan
d. Talk ( FI III Hal.591-592)
Nama Resmi : Talcum
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas
dari butiran, warna putih atau putih kelabu.
Kelarutan : Tidak larut dalam hamper semua pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan Penggunaan : Zat tambahan

e. Starch 1500 ( HOPE 5th Hal. 731-733)


Nama Resmi : Pregelatinized Starch
Pemerian : Serbuk agak kasar sampai halus; serbuk warna putih sampai agak
putih; tidak berbau; memiliki rasa lemah yang khas; higroskopis.
Kegunaan : Pengisi tablet ( 5-75%); pengikat tablet (untuk kempa langsung 5-
20%) atau untuk granulasi basah (5-10%); penghancur tablet (5-10%).
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik; sedikit larut atau larut
dalam air dingin, tergantung derajat pregelatinisasi
Stabilitas : Stabil tapi higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik
pada tempat sejuk dan kering.

f. Ibuprofen ( Pharmaceutical codex : 934 )


Pemerian : Serbuk Kristal berwarna putih, dan tidak berbau
Kelarutan : Tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol
Rumus Molekul : C16H14O3
Pka : 4,45
Stabilitas : Stabil jika tidak terkena cahaya, atau tidak terdekomposisi
pH : 1-7,5
Khasiat : NSAID
Efek Farmakologi : Mengghambat PG yang menyebabkan nyeri.
4. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat :
Disentigrator tester
Flow tester
Friabilator
Hardness tester
Jangka sorong digital
Moisture balance
Tap Density tester
Timbangan digital

3.2 Bahan
Amprotab
Avicel PH 102
Ibuprofen
Magnesium Stearat
Starch RX 1500
Talkum

5. PROSEDUR KERJA

Pembuatan granul
Ayak bahan sebelum ditimbang menggunakan neraca analit. Kemudian
timbang fase dalam. Lalu dilakukan pembuatan granul. Tahap awalnya
adalah Ibuprofen dan semua bahan yang telah diayak kemudian diaduk
homogen dalam wadah. Hasil pencampuran kemudian dibentuk slug melalui
proses slugging dengan dimasukkan kedalam rotary tablet press. Slug
digranulasi dengan granulator mesh 10. Granul kemudian dicetak hingga
terbentuk tablet yang kompak.
Evaluasi granul
a. Uji laju susut pengeringan
10 g granul ditimbang alat dinyalakan dengan menekan tombol on/off.
Suhu dan waktunya diatur. Lalu tombol tare ditekan hingga layar
menunjukkan angka nol. Kemudian granul dimasukkan ke atas piringan
alumunium dan tekan tombol start. Setelah pengujian selesai, dilakukan
pencatatan granul yang tertera di layar.

b. Uji laju alir


Granul 15 g ditimbang dan alat untuk menentukan kecepata alir granul
dan sudut istirahat disiapkan. Lalu bagian bawah alat (berupa corong)
dipastikan telah tertutup rapat dan diberi alas berupa kertas pada bagian
bawah alat untuk membuat plot diameter granul yang terbentuk. Kemudian
granul dimasukkan. Setelah itu, bagian penutup bawah dibuka dan waktu yang
dibutuhkan oleh granul untuk mengalir dicatat. Kemudian diameter lingkaran
gunung serbuk yang terbentuk dihitung dan tinggi puncak juga sudut istirahat
dihitung.

c. Uji kompresibilitas
Granul ditimbang sebanyak 15 g. Lalu granul yang telah ditimbang
dimasukkan dalam gelas ukur 100 ml, tanda batas dilihat dan dicatat.
Kemudian gelas ukur berisi granul diketuk-ketukan dengan interval 2 detik 1
ketukan. Setelah itu tanda batas di gelas ukur diperhatikan, bila granul tidak
mengalami penurunan lagi setelah 5 ketukan terakhir, pengujian telah selesai
dan volume akhirnya dicatat. Lalu kerapatan nyata, kerapatan mampat, dan
kompresibilitas dihitung.
Pencetakkan tablet
Granul yang telah diuji dicampurkan dengan fasa luar yang telah
ditimbang yaitu PVP 14,9 g, talcum 5,96 g, dan Mg stearat 2,98 g. Setelah itu
dimasukkan ke dalam alat pencetak tablet. Alat pencetak tablet dinyalakan dan
diatur hingga didapat tablet dengan massa 0,609-0,670 g. Lalu dicetak hingga
mencapai 265 kaplet.

Evaluasi tablet
a. Keseragaman bobot
Alat timbang dinyalakan dan ditara. Kemudian 20 butir kaplet ditimbang
satu per satu dan bobot masing-masing kaplet dicatat. Setelah itu bobot rata-
rata kaplet dihitung.

b. Keseragaman ukuran
Sebanyak 20 kaplet disiapkan. Lalu masing-masing kaplet diukur
diameter dan ketebalannya dengan jangka sorong. Hasil pengukuran dicatat
dan rata-rata diameter juga tebal dihitung.

c. Kekerasan
20 kaplet disediakan. Kaplet dipasang pada hardness tester dan alat
dinyalakan hingga kaplet pecah. Lalu tekanan yang tertera pada alat dicatat.

d. Friabilitas
Bobot satu kaplet ditimbang, jika satu kaplet kurang dari 650 mg maka
sampel ditimbang sebanyak 6-6,5 g dan didapatkan berat awal. Kemudian
sampel kaplet dimasukkan dalam friability tester. Alat kemudian dinyalakan
selama 4 menit dan kaplet ditimbang serta dihitung berat akhirnya.
e. Waktu hancur
Sebanyak 500 ml aquadest dimasukkan dalam beaker glass dengan
suhu 37oC. Lalu masing-masing kaplet dimasukkan ke dalam cakram dan
beaker glass dimasukka ke dalam alat disintegrator. Kemudian alat dinyalakan
dan tombol start ditekan. Setelah itu waktu hancur obat dicatat.

6. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Formula
R/ Ibuprofen 500 mg
Starch Rx 1500 75 mg
Amprotab 22 mg
Avicel pH 102 35 mg
Talcum 5 mg
Mg Stearat 3 mg

Evaluasi granul
a. Uji laju susut pengeringan
Massa awal = 10,002 g
LOD = 2,01%

b. Uji laju alir


Waktu = 4,3 detik
Tinggi (h) = 1,1 cm
Diameter = 10,25 cm
Jari-jari (r) = 5,125 cm
= 12,134 (Sudut istirahat)

c. Uji kompresibilitas
Massa serbuk = 15 gr
Vawal = 24 ml
Vakhir = 23,5 ml
Kompresibilitas = 2,037%
Evaluasi tablet
a. Keseragaman bobot
No Berat tablet (gram)
1. 0,5189
2. 0,5409
3. 0,5310
4. 0,5433
5. 0,5440
6. 0,5310
7. 0,5293
8. 0,5400
9. 0,5344
10. 0,5564
11. 0,5665
12. 0,5430
13. 0,5569
14. 0,5077
15. 0,5156
16. 0,5700
17. 0,5600
18. 0,5411
19. 0,5627
20. 0,5540
Rata-rata = 0,5423 g
b. Keseragaman ukuran
No Tebal (mm) Diameter (mm)
1. 3,86 13,03
2. 3,76 13,03
3. 3,87 13,03
4. 3,98 13,02
5. 3,97 13,05
6. 3,79 13,02
7. 4,03 13,06
8. 3,97 13,02
9. 4,01 13,02
10. 3,87 13,02
11. 4,00 13,02
12. 3,83 13,02
13. 4,02 13,02
14. 3,89 13,01
15. 3,78 13,03
16. 4,00 13,02
17. 3,89 13,04
18. 3,85 13,01
19. 3,94 13,06
20. 3,88 13,04
Rata-rata 3,888 13,0325
c. Kekerasan
No Tekanan
1. 57,5
2. 42
3. 45
4. 57,5
5. 48
6. 40
7. 35
8. 35
9. 35
10. 53
11. 28
12. 35
13. 35,5
14. 35
15. 41
16. 67,5
17. 57
18. 46
19. 57,5
20. 50

d. Friabilitas
Sebelum diuji = 6,4323
Setelah diuji = 6,218
Rpm = 25
Waktu = 4 menit
% Friabilitas = 3,33 %

e. Waktu hancur
Waktu hancur = 20,2 Detik

7. KESIMPULAN
Granulasi kering, yaitu metode yang memproses partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat,
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih
besar dari serbuk semula (granul).
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Depkes. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Kloe. 2010. Metode granulasi kering. Available online at :
http://duniafarmasi.com/farmasetika/metode-granulasi-kering [diakses
27 April 2013]
Lachman, L., A. L. Herbert, & L. K. Joseph. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Diterjemahkan oleh: Siti Suyatmi. Universitas Indonesis Press.
Jakarta
Sulaiman, T. N. S. 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Pustaka
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.
Voigt, R. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi, Edisi V. diterjemahkan oleh
Soewandhi, S. N., Edisi 5. UGM Press. Yogyakarta.
Handbook of pharmaceutical excipients.5th ed. / edited by Raymond C.
Rowe, Paul J. Sheskey, Sian C. Owen.

Anda mungkin juga menyukai