Badriyatu Salwa1, Nurfarka Isti2, Revi Mariska3, Umi Fitria4, Windy Septie Anugrah5
Program StudiFarmasi
Fakultas MIPA Universitas SriwijayaKampus Indralaya
Universitas SriwijayaKampusIndralaya
Email :kelompok3A@gmail.com
ABSTRAK
Bedak tabur adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk memulas wajah dengan sentuhan
artistic untuk meningktkan penampilan wajah. Bedak tabur adalah sediaan kosmetik berupa
bubuk halus, lembut, homogeny, sehingga mudah ditaburkan atau disapukan merata pada kulit
wajah. Serbuk tabur (Pulvis Adspersorius) adalah bentuk serbuk ringan, bebas dari butiran kasar
untuk mempercantik muka atau obat kulit yang biasanya untuk menyerap air dan keringat di
maksudkan untuk obat luar. Loose powder dikenal sebagai bedak tabur dalam bentuk bubuk yang
halus. Pulvis Adspersorius atau serbuk tabur (bedak) adalah serbuk rigan untuk penggunaan
topical sebagai serbuk tabur atau bedak. Bedak tabur juga dapat dikemas dalam wadah yang
bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaa pada kulit.
ABSTRACT
Powder is a cosmetic preparation that is used to daub the face with an artistic touch to improve
facial appearance. Sowing powder is a cosmetic preparation in the form of a fine, soft,
homogeneous powder, so that it is easily sprinkled or rubbed evenly on the facial skin. Powder
(Pulvis Adspersorius) is a light powder form, free from coarse grains to beautify the face or skin
medicine which is usually to absorb water and sweat intended for external medicine. Loose
powder is known as loose powder in the form of a fine powder. Pulvis Adspersorius or powder
(powder) is a light powder for topical use as a powder or talcum powder. Loose powder can also
be packaged in a container with a finely perforated top for easy application on the skin.
Keyword : Pulvis Adspersorius, Powder, Cosmetic.
dengan kecepatan 100 rpm selama 1 menit. baahan dengan aseptis. Diayak, ZnO dengan
Bobot dari serbuk yang tertinggal pada pengayak no 60. Ditimbang bahan sesuai
setiap nomor ayakan ditimbang dan dihitung perhitungan. Dilapisi lumping dengan
diameter rata-rata dari partikelnya. Uji talcum. Ditetesi kamfer dengan rivanol
evaluasi fisik terdiri dari uji organoleptis, uji tambahkan sebagian talkum gerus homogen.
homogenitas, dan uji kehalusan (Rasydy, Ditetesi asam botaat dengan rivanol
2019) tambahkan sebagian talkum gerus
homogeny (Massa 2). Ditambahkan (Massa
2. METODE PENELITIAN 1) dan (Massa 2) gerus, tambahkan Zno
2.1 WAKTU DAN TEMPAT yang telah diayak gerus homogen dan
Praktikum kali ini dilaksanakan di tambahkan sisa talkum gerus homogen.
laboratorium Teknologi Farmasi Steril Diayak , seluruh serbuk dengan ayakan
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas no.100. dimasukkan sulfur dalam serbuk
Sriwijaya, Indralaya, Sumatera Selatan. yang telah digerus homogeny. Dimasukkan
Praktikum dilakukan pada tanggal 20 dalam wadah bedak tabur.
Oktober 2022 pada pukul 14.30 WIB.
2.4.2 Prosedur QC
2.2 ALAT DAN BAHAN a. Uji Kelembapan
2.2.1 Alat Ditimbang 5 gram bedak tabur secara
Alat yang digunakan dalam praktikum akurat. Dimasukkan kedalam krus porselen
pembuatan bedak tabur zinck oxide yang dengan diameter 2-4 cm. Dikeringkan dalam
diantaranya adalah lumping dan alu, wadah oven pada suhu 105˚C sampai berat konstan.
sediaan bedak tabur,spatel, timbangan Dihitung persen massa dan kadar air.
analitik,autoklaf, oven, gelas ukur, Ph meter, Diketahui syarat ketentuan uji kelembapan
perkamen, ayakan mesh 60,, ayakan mesh <10%.
100.
b. Penentuan pH
2.2.2 Bahan 10 gram bedak tabur dimasukkan
Bahan yang digunakan dalam kedalam beaker glass 100 ml. Dipanaskan
pembuatan bedak tabur yaitu zinc oxide, 90 ml air ditambahkan pada suhu 27˚C.
kamfer, asam borat, sulfur, rivanol, talcum, dikocok sampai terbentuk suspense yang
metilen blue, media agar, aquadest. baik, Ph dalam waktu 5 menit dengan
menggunakan kertas Ph dan catat hasil.
2.3 FORMULA
c. Uji Daya Lekat
Zinc Oxide 18 % 100 mg bedak tabur disapukan pad
Kamfer 20% permukaan kulit dengan luas 100cm₂. ditiup
Asam Borat 7% dengan peniup karet. Ditampung serbuk
Sulfur 0,47% yang jatuh dari permukaan kulit diikertas
Rivanol 0,13% perkamen. Ditimbang serbuk yang jatuh dari
Talkum 59,4% lokasi lekatan. Dihitung persen daya lekat.
setelah larut sempurna jingga meti LP. meringankan rasa sakit dan peradangan pada
Dititrasi kelebihan asam sulfat dengan kulit, dan asam borat sebagai zat aditif pada
natrium hidroksida 1M LV. kosmetik untuk memperbaiki tekstur dan
penampilan. Rivanol sebagai antiseptik
l. Uji Sterilisasi untuk kulit agar mencegah terinfeksi bakteri
Serbuk nutrient agar sebanyak 20 dan sulfur sebagai keratolitik yang memiliki
gram dilarutkan dalam 1000 ml air suling. efek samping mampu menimbulkan
Digoyangkan dalam labu Erlenmeyer. Diatas pengelupasan ringan pada lapisan atas kulit.
pemanas (hot plate) sampai mendidih
sampai tidak terlihat lagi butiran butiran Formulasi yang dilakukan harus
kecil ( homogen). Ditutup labu dengan kapas dengan sangat hati-hati dan sesuai prosedur
yang dibungkus sengan kain kasa. yang ada. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121˚C memperkecil kemungkinan terjadinya hal-
selama 15 menit dituangkan medium ke hal yang tidak diinginkan. Faktor yang perlu
cawan petri dan dibiarkan dingin diperhatikan selain preformulasi berupa
memastikan bahwa semua alat-alat dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN bahan-bahan yang akan digunakan sudah
3.1 Pembuatan Bedak Tabur steril sehingga perlu dilakukan sterilisasi.
Pembuatan sediaan bedak tabur Metode sterilisasi yang digunakan berupa
menggunakan bahan aktif zink oksida, yang panas kering (oven) pada suhu 160oC selama
dalam proses pembuatannya diawali dengan 60 menit, dasar pemilihan metode sterilisasi
tahapan preformulasi. Tahapan preformulasi ini karena sifat dari zat aktif zink oksida
dilakukan dengan mengkaji sifat fisika kimia yang tahan terhadap pemanasan.
bahan, proses atau metode sterilisasi dan
pembuatan, serta jenis pengemas yang akan Pembuatan sediaan bedak tabur
digunakan. Tahapan preformulasi sangat membutuhkan volume penambahan untuk
penting sebelum membuat sediaan, hal ini mencegah terjadinya pengurangan volume
dikarenakan dengan melakukan tahapan sebanyak 20%. Bedak tabur zink oksida
preformulasi maka dapat diperoleh sejumlah biasanya digunakan sebagai antiseptic lokal
informasi terkait sifat fisika kimia dan dengan menghambat pertumbuhan bakteri
biologi zat, serta metode pembuatan yang dan gangguan kulit lainnya. Zink oksida
akan menentukan keberhasilan dan memiliki kontraindikasi berupa
kestabilan sediaan yang dihasilkan. hipersensitivitas terhadap zinc oxide.
Peringatan adanya risiko defisiensi tembaga
Sediaan bedak tabur zink oksida diperlukan pada penggunaan jangka panjang
yang dibuat mengandung beberapa zat zink oksida. Bedak tabur zink oksida
tambahan yang diantaranya talkum, kamfer, memiliki efek samping berupa iritasi kulit
asam borat, rivanol dan sulfur sublimasi. semakin parah, ruam yang terasa gatal, dan
Zink oksida sebagai antialergan/zat aktif periksakan ke dokter bila muncul alergi
untuk mengatasi biang keringat. Zink oksida seperti kulit menjadi bengkak ataupun sesak
berkhasiat sebagai antiseptikum lokal yang napas.
bekerja dengan menghambat atau
memperlambat pertumbuhan 3.2 Kontrol Bedak Tabur
mikroorganisme atau bakteri. Bahan
tambahan berupa talkum untuk mencukupi Sediaan bedak tabur yang telah
bobot bedak dan melapisi bahan/zat aktif, diproduksi memerlukan pengujian kualitas
kamfer sebagai antiiritan yang dapat untuk menjamin bahwa hasil produksi
memenuhi persyaratan dan memiliki mutu 3.2.2 Uji Derajat Keasaman (pH)
yang baik. Pengujian sediaan bedak tabur
antara lain pada percobaan ini meliputi uji
organoleptis, uji pH, uji kebocoran, uji
stabilitas, uji sterilitas, uji daya lekat, uji
homogenitas, uji daya alir, dan uji luas
permukaan. Sediaan bedak tabur yang telah
diproduksi memerlukan pengujian kualitas
untuk menjamin bahwa hasil produksi
memenuhi persyaratan dan memiliki mutu
yang baik. Pemeriksaan secara visual
metode yang digunakan untuk mendeteksi
adanya partikulat asing dalam sediaan.
Mendeteksi partikulat asing paling sulit
dalam tahapan proses quality control. Gambar 2. Uji Derajat Keasaman (pH)
3.2.1 Uji Organoleptik Pengujian nilai pH dilakukan untuk
mengukur nilai pH sediaan bedak tabur.
Bertujuan untuk mengetahui pH sediaan
sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan. Pengujian nilai pH ini dilakukan
dengan menggunakan kertas lakmus.
Pengujian dilakukan dengan mencelupkan
kertas lakmus ke dalam sediaan dan
dilakukan pengamatan kertas pH yang
perubahan warna terhadap kertas lakmus.
Uji derajat keasaman (pH) pada
sediaan bedak tabur zink oksida dilakukan
dengan menggunakan kertas pH. Syarat dari
uji pH sediaan bedak tabur zink oksida
Gambar 1. Uji Organoleptik berkisar 6,95. Uji derajat keasaman (pH) ini
diperlukan untuk mengetahui apakah
Uji organoleptik dilakukan dengan sediaan bedak tabur telah sesuai dengan pH
menggunakan panca indera yang meliputi kulit manusia sehingga pemakaian sediaan
warna, bau dan tekstur dari sediaan bedak tidak mengiritasi kulit. pH yang semakin
tabur. Syarat dari uji organoleptik bedak alkalis atau semakin asam maka bahan yang
tabur zink oksida ini meliputi warna dari mengenai kulit akan menyebabkan semakin
sediaan yang putih, tidak berbau dan sulit kulit untuk menetralkannya dan kulit
teksturnya yang sangat halus. Hasil yang akan menjadi kering dan pecah-pecah.
diperoleh dari uji organoleptik sediaan Keadaan tersebut menjadi alasan kenapa pH
bedak tabur zink oksida ini sesuai dengan sediaan bedak tabur diusahakan untuk sama
syarat yang tertera. Data tersebut atau sedekat mungkin dengan pH fisiologis
menandakan bahwa sediaan bedak tabur kulit antara 4,5-6,5. pH sediaan bedak tabur
zink oksida lulus uji organoleptik karena zink oksida yang dibuat adalah sebesar 6,
sediaan memenuhi syarat. oleh karena itu sediaan ini tidak memenuhi
. syarat yang telah ditentukan.
Pengujian sterilitas dari sediaan bedak Uji daya lekat pada sediaan bedak
tabur kloramfenikol yang telah dibuat. tabur zink oksida dilakukan dengan
Sediaan bedak tabur harus steril. Pengujian menghitung nilai dari persen lekat.
sterilitas dilakukan untuk memastikan Perhitungan dilakukan dengan membagi
bahwa media yang digunakan steril, uji ini antara data serbuk yang jatuh dengan berat
disebut dengan kontrol negatif. Jaminan serbuk, kemudian dikalikan dngan 100%.
bahwa sediaan yang melalui proses Data sebuk yang jatuh sebesar 16,17
pembuatan tidak mengandung sedangkan berat serbuk sebanyak 24. Hasil
mikroorganisme atau terkontaminasi dan yang diperoleh sebesar 67,37%. Nilai dari
menghindari positif palsu yang diakibatkan 100% dikurang dengan 67,37% maka
oleh ketidaksterilan media, bertujuan untuk diperoleh 32,63%. Data yang diperoleh
menginokulasikan atau membiakan menunjukkan bahwa sediaan bedak tabur
mikroorganisme (mikroba) yang terdapat zink oksida memenuhi syarat, karena syarat
didalam sediaan uji pada media perbenihan yang diminta sebesar >0,05%.
yang sesuai.
Uji sterilitas pada sediaan bedak tabur 3.2.7 Uji Homogenitas
zink oksida dilakukan dengan menggunakan
media nutrient agar (NA). Syarat uji
sterilitas berupa tidak adanya pertumbuhan
mikroba dan koloni yang terbentuk pada
cawan petri. Hasil yang diperoleh dari uji
sterilitas sediaan bedak tabur zink oksida ini
tidak sesuai dengan syarat yang tertera,
karena ditemukan adanya koloni yang
terbentuk pada cawan petri yang sudah
disterilisasi. Hasil tersebut menandakan
bahwa sediaan bedak tabur zink oksida tidak
lulus uji sterilitas karena sediaan tidak
memenuhi syarat.
Gambar 7. Uji Homogenitas
DAFTAR PUSTAKA
Anief. 2015, Student Survival Skills
Keterampilan Penatalaksanaan Obat
Untuk Perawat, Bumi Medika,
Jakarta, Indonesia.
Fauzi, Aisyah., dkk. 2013, Teknologi
Sediaan Farmasi, CV Budi Utama,
Yogyakarta, Indonesia.
Kumar. 2015, Formulasi Steril, Yogyakarta,
Indonesia.
Elmitra. 2015, Managemen Farmasi
Industri, Global Pustaka, Utama,
Yogyakarta, Indonesia.
Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 10