Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

PEMBUATAN BEDAK TABUR ZINC OXIDE


ZINC OXIDE POWDER MANUFACTURE

Badriyatu Salwa1, Nurfarka Isti2, Revi Mariska3, Umi Fitria4, Windy Septie Anugrah5
Program StudiFarmasi
Fakultas MIPA Universitas SriwijayaKampus Indralaya
Universitas SriwijayaKampusIndralaya
Email :kelompok3A@gmail.com
ABSTRAK
Bedak tabur adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk memulas wajah dengan sentuhan
artistic untuk meningktkan penampilan wajah. Bedak tabur adalah sediaan kosmetik berupa
bubuk halus, lembut, homogeny, sehingga mudah ditaburkan atau disapukan merata pada kulit
wajah. Serbuk tabur (Pulvis Adspersorius) adalah bentuk serbuk ringan, bebas dari butiran kasar
untuk mempercantik muka atau obat kulit yang biasanya untuk menyerap air dan keringat di
maksudkan untuk obat luar. Loose powder dikenal sebagai bedak tabur dalam bentuk bubuk yang
halus. Pulvis Adspersorius atau serbuk tabur (bedak) adalah serbuk rigan untuk penggunaan
topical sebagai serbuk tabur atau bedak. Bedak tabur juga dapat dikemas dalam wadah yang
bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaa pada kulit.

Kata Kunci : Pulvis Adspersorius, Bedak, Kosmetik.

ABSTRACT
Powder is a cosmetic preparation that is used to daub the face with an artistic touch to improve
facial appearance. Sowing powder is a cosmetic preparation in the form of a fine, soft,
homogeneous powder, so that it is easily sprinkled or rubbed evenly on the facial skin. Powder
(Pulvis Adspersorius) is a light powder form, free from coarse grains to beautify the face or skin
medicine which is usually to absorb water and sweat intended for external medicine. Loose
powder is known as loose powder in the form of a fine powder. Pulvis Adspersorius or powder
(powder) is a light powder for topical use as a powder or talcum powder. Loose powder can also
be packaged in a container with a finely perforated top for easy application on the skin.
Keyword : Pulvis Adspersorius, Powder, Cosmetic.

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 1


Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

1. PENDAHULUAN baku serbuk tidak ada minyak. Bedak tabur


Sediaan steril adalah bentuk sediaan dapat mengurangi kilau pada wajah akibat
obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas kulit wajah yang berminyak dan juga
dari mikroorganisme hidup.. prinsipnya mengurangi rasa lengket pada wajah dan
yang termasuk kedalam sediaan ini antara menjaga riasan terlihat baik dalam waktu
lain sediaan parenteral yang merupakan jenis lama dengan mengontrol pengeluaran
sediaan yang unik diantara bentuk sediaan keringat dan sebum diwajah. Kosmetika
obat terbagi-bagi, karena sediaan ini yang sering digunakan dalam sehati-hari
disuntukkan melalui kuliy atau membran salah satunya yakni sediaan bedak. Bedak
mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari adalah sediaan kosmetik yang digunakan
kontaminasi mikroba dan dari bahan-bahan untuk mempercantik wajah dengan sentuhan
toksis lainnya. Semua bahan dan proses artistik (Elmitra, 2015).
yang terlibat dalam pembuatan produk ini Loose Powder dikenal sebagai bedak
harus dipilih dan diirancang untuk tabur dalam bentuk bubuk yang halus.
menghilangkan semua jenis kontaminasi, Biasanya bedak jenis ini dipakai setelah
apakah kontaminasi fisik, kimia atau memakai alas bedak. Jenis ini adalah mudah
mikrobiologis (Anief, 2015). menyerao minyak yang timbul diwajah serta
Bedak tabur adalah sediaan kosmetika menutuupi pori-pori wajah lebih sempurna.
yang digunakan untuk memulas kulit wajah Disamping keistimewaan tersebut bedak
dengan sentuhan artistic untuk jenis ini juga mempunyai kekurangan yakni
meningkatkan penampilan wajah. Bentuk mudah tumpah, kurang praktis, dan
tabur adalah sediaan kosmetik berupa bubuk maksimal penggunaan dari bedak ini hanya
halus, lembut, homogeny, sehingga mudah dua tahun saja, lebih daripada itu akan rusak
dutaburkan atau disapukan merata pada (Fauzi, 2013).
kullit wajah. Umumnya bedak tabur harus Bahan-bahan yang digunakan pada
dapat melewati ayakan dengan kehalusan serbuk tabur seperti talcum, kaolin,dan
tertentu, seperti tertera pada pengayakan bahan mineral lainnya harus memenuhi
dengan halus, agar tidak menimbulkan iritasi persyaratan bebas bakteri clostridium
pada bagian yang peka (Fauzi, 2013). tetani,clostridium welchi,bacillus antracis.
Serbuk tabur (Pulvis Adspersorius) Penggunaan serbuk tabur pada luka tidak
adalah serbuk ringan, bebas dari butiran disarankan karena itu dapat menyebabkan
kasar untuk mempercaantik muka atau obat luka mengeras. Cara pembuatan serbuk tak
kulit yang biasanya untuk menyerap air dan terbagi atau lebih tepatnya cara mencampur
keringat dimaksudkan untuk obat luar. zat aktif dengan bahan tambahan lainnya
Umumnya dikemas dalam wadah yang atau tanpa bahan tambahan agar diperoleh
bagian atasnya berlubang halus untuk sediaan pulvis adalah trituration, yakni
memudahkan penggunaan pada kulit. Serbuk untuk menggunakan bantuan alat lumping
tabur adalah serbuk ringan untuk dan aku dengan cara digerus hingga
penggunaan topical.serbuk tabur harus homogeny (Hasea, 2019).
melewati ayakan dengan derajat halus 100 Uji kehalusan dari sediaan suatu bedak
mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada diuji dengan metode pengayakan. Bedak
kulit (Kumar, 2015). tabur dimasukkan kedalam ayakan yang
Bedak tabur merupakan produk bedak disusun bertingkatt mulai dari ayakan no
berupa bubuk dimana hamper semua bahan 40,60,80 dan 100. Pengayakan dilakukan

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 2


Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

dengan kecepatan 100 rpm selama 1 menit. baahan dengan aseptis. Diayak, ZnO dengan
Bobot dari serbuk yang tertinggal pada pengayak no 60. Ditimbang bahan sesuai
setiap nomor ayakan ditimbang dan dihitung perhitungan. Dilapisi lumping dengan
diameter rata-rata dari partikelnya. Uji talcum. Ditetesi kamfer dengan rivanol
evaluasi fisik terdiri dari uji organoleptis, uji tambahkan sebagian talkum gerus homogen.
homogenitas, dan uji kehalusan (Rasydy, Ditetesi asam botaat dengan rivanol
2019) tambahkan sebagian talkum gerus
homogeny (Massa 2). Ditambahkan (Massa
2. METODE PENELITIAN 1) dan (Massa 2) gerus, tambahkan Zno
2.1 WAKTU DAN TEMPAT yang telah diayak gerus homogen dan
Praktikum kali ini dilaksanakan di tambahkan sisa talkum gerus homogen.
laboratorium Teknologi Farmasi Steril Diayak , seluruh serbuk dengan ayakan
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas no.100. dimasukkan sulfur dalam serbuk
Sriwijaya, Indralaya, Sumatera Selatan. yang telah digerus homogeny. Dimasukkan
Praktikum dilakukan pada tanggal 20 dalam wadah bedak tabur.
Oktober 2022 pada pukul 14.30 WIB.
2.4.2 Prosedur QC
2.2 ALAT DAN BAHAN a. Uji Kelembapan
2.2.1 Alat Ditimbang 5 gram bedak tabur secara
Alat yang digunakan dalam praktikum akurat. Dimasukkan kedalam krus porselen
pembuatan bedak tabur zinck oxide yang dengan diameter 2-4 cm. Dikeringkan dalam
diantaranya adalah lumping dan alu, wadah oven pada suhu 105˚C sampai berat konstan.
sediaan bedak tabur,spatel, timbangan Dihitung persen massa dan kadar air.
analitik,autoklaf, oven, gelas ukur, Ph meter, Diketahui syarat ketentuan uji kelembapan
perkamen, ayakan mesh 60,, ayakan mesh <10%.
100.
b. Penentuan pH
2.2.2 Bahan 10 gram bedak tabur dimasukkan
Bahan yang digunakan dalam kedalam beaker glass 100 ml. Dipanaskan
pembuatan bedak tabur yaitu zinc oxide, 90 ml air ditambahkan pada suhu 27˚C.
kamfer, asam borat, sulfur, rivanol, talcum, dikocok sampai terbentuk suspense yang
metilen blue, media agar, aquadest. baik, Ph dalam waktu 5 menit dengan
menggunakan kertas Ph dan catat hasil.
2.3 FORMULA
c. Uji Daya Lekat
Zinc Oxide 18 % 100 mg bedak tabur disapukan pad
Kamfer 20% permukaan kulit dengan luas 100cm₂. ditiup
Asam Borat 7% dengan peniup karet. Ditampung serbuk
Sulfur 0,47% yang jatuh dari permukaan kulit diikertas
Rivanol 0,13% perkamen. Ditimbang serbuk yang jatuh dari
Talkum 59,4% lokasi lekatan. Dihitung persen daya lekat.

2.4 PROSEDUR PENELITIAN d. Uji Organoleptis


2.4.1 Pembuatan Bedak Sediaan bedak tabur dianalisis melalui
pengamatan organoleptik. Diamati warna,
Siapkan alat dan bahan dalam keadaan
bau dan tekstur bedak.
kering dan bersih. Disterilisasi, alat dan

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 3


Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

e. Volume Homogenitas Partikel monometer yang telah dikalibrasi. Tinggi


Sediaan bedak tabur dioleskan tipis cairan pada monometer sebanding dengan
dan merata diiatas kaca objek. Diarahkan diameter rata rata partikel serbuk(Pm)( dapat
kaca objek kecahaya dan tidak boleh terlihat langsung dibaca pada grafik). Ditentukan
ada butiran kasar. luas permukaan spesifik serbuk
. ⁴
menggunakan rumus sw= .
f. Uji Iritasi Kulit
Uji iritasi dilakukan pada manusia j. Uji Kualitatif
dengan cara uji temple terbuka. Ditimbang Cara A
sediaan sebanyak 0,1 gram. Dioleskan Jika dipanaskan dengan kuat diamati
sediaan dibelakang telinga dengan diameter terjadi warna kuning yang akan hilang
olesan 3 cm. dibiarkan sediaan selama 1 x pada pendinginan.
24 jam. Diamati gejala yang ditimbulkan.
Cara B
Larutkan dalam asam
g. Uji Kebocoran hidroklorida 3N sedikit berlebih,
Analisis kebocoran pada pengemas menunjukan reaksi zinc seperti tertera
dilakukan dengan memasukkan aquadest pada uji identifikasi umum.
yang volumenya telah dicatat kedalam
bejana, ditambahkan metilen blue 1% dari  Uji A
aquadest yang digunakan. Dicelupkan Tambahkan hydrogen sulfide LP
sediaan kedalamnya. Diamkan selama 30 dan natrium asetet P kedalam
menit. Diamati ada perubahan warna larutan garam zinc. Diamati
kebirun pada sediaan atau tidak. terbentuk endapan putih, yang
tidak larut dalam asam asetat P
h. Uji Sifat Alir
tetapi larut dalam asam
Percobaan dilakukan dengan
hidrokloridak 3N..
menggunakan serbuk sebanyak 20 gram.
Dimasukkan kedalam corong yang bagian  Uji B
Tambahkan amoonium sulfide Lp
bawahnya ditutup dengan jari. Dibuka
kedalam larutan netral atau
corong dan hidupkan stopwatch catat waktu
alkalis. Diamati terbentuk
yang diperlukan untuk mengalirkan serbuk
endapan putih seperti pada uji A.
melalui corong dengan bebas. Dihitung
kecepatan aliran dengan perbandingan berta  Uji C
serbuk persatuan waktu pengaliran Tambahkan kalium
( ) heksasioneterat (II) LP kedalam
(gram/detik) dengan rumus ( ) larutan garam zinc. Diamati
terbentuk endapan putih yang
i. Uji Luas Permukaan tidak larut dalam asam
Luas permukaan spesifik ditentukan hidroklorida 3N.
dengan alat fisher model 95 subsieve sizer.
Ditimbang serbuk sebanyak bobot jjenis k. Uji Kuantitatif
berat serbuk. Dimasukkan dalam tabung, Timbang seksama lebih kurang 1,5 g
alat dihidupkan sehingga pompa akan zat yang baru dipijarkan. Ditambahkan 2-5 g
mengalirkan udara pada tekanan tertentu ammonium klorida P. dilarutkan dalam 50,0
melalui serbuk yang ada dalam tabung. ml asam sulfat 1 n LV jika perlu bantu
Diukur kemudian tekanan aliran udara yang dengan pemanasan lemah. Ditambahkan
telah melewati serbuk menggunakan

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 4


Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

setelah larut sempurna jingga meti LP. meringankan rasa sakit dan peradangan pada
Dititrasi kelebihan asam sulfat dengan kulit, dan asam borat sebagai zat aditif pada
natrium hidroksida 1M LV. kosmetik untuk memperbaiki tekstur dan
penampilan. Rivanol sebagai antiseptik
l. Uji Sterilisasi untuk kulit agar mencegah terinfeksi bakteri
Serbuk nutrient agar sebanyak 20 dan sulfur sebagai keratolitik yang memiliki
gram dilarutkan dalam 1000 ml air suling. efek samping mampu menimbulkan
Digoyangkan dalam labu Erlenmeyer. Diatas pengelupasan ringan pada lapisan atas kulit.
pemanas (hot plate) sampai mendidih
sampai tidak terlihat lagi butiran butiran Formulasi yang dilakukan harus
kecil ( homogen). Ditutup labu dengan kapas dengan sangat hati-hati dan sesuai prosedur
yang dibungkus sengan kain kasa. yang ada. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121˚C memperkecil kemungkinan terjadinya hal-
selama 15 menit dituangkan medium ke hal yang tidak diinginkan. Faktor yang perlu
cawan petri dan dibiarkan dingin diperhatikan selain preformulasi berupa
memastikan bahwa semua alat-alat dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN bahan-bahan yang akan digunakan sudah
3.1 Pembuatan Bedak Tabur steril sehingga perlu dilakukan sterilisasi.
Pembuatan sediaan bedak tabur Metode sterilisasi yang digunakan berupa
menggunakan bahan aktif zink oksida, yang panas kering (oven) pada suhu 160oC selama
dalam proses pembuatannya diawali dengan 60 menit, dasar pemilihan metode sterilisasi
tahapan preformulasi. Tahapan preformulasi ini karena sifat dari zat aktif zink oksida
dilakukan dengan mengkaji sifat fisika kimia yang tahan terhadap pemanasan.
bahan, proses atau metode sterilisasi dan
pembuatan, serta jenis pengemas yang akan Pembuatan sediaan bedak tabur
digunakan. Tahapan preformulasi sangat membutuhkan volume penambahan untuk
penting sebelum membuat sediaan, hal ini mencegah terjadinya pengurangan volume
dikarenakan dengan melakukan tahapan sebanyak 20%. Bedak tabur zink oksida
preformulasi maka dapat diperoleh sejumlah biasanya digunakan sebagai antiseptic lokal
informasi terkait sifat fisika kimia dan dengan menghambat pertumbuhan bakteri
biologi zat, serta metode pembuatan yang dan gangguan kulit lainnya. Zink oksida
akan menentukan keberhasilan dan memiliki kontraindikasi berupa
kestabilan sediaan yang dihasilkan. hipersensitivitas terhadap zinc oxide.
Peringatan adanya risiko defisiensi tembaga
Sediaan bedak tabur zink oksida diperlukan pada penggunaan jangka panjang
yang dibuat mengandung beberapa zat zink oksida. Bedak tabur zink oksida
tambahan yang diantaranya talkum, kamfer, memiliki efek samping berupa iritasi kulit
asam borat, rivanol dan sulfur sublimasi. semakin parah, ruam yang terasa gatal, dan
Zink oksida sebagai antialergan/zat aktif periksakan ke dokter bila muncul alergi
untuk mengatasi biang keringat. Zink oksida seperti kulit menjadi bengkak ataupun sesak
berkhasiat sebagai antiseptikum lokal yang napas.
bekerja dengan menghambat atau
memperlambat pertumbuhan 3.2 Kontrol Bedak Tabur
mikroorganisme atau bakteri. Bahan
tambahan berupa talkum untuk mencukupi Sediaan bedak tabur yang telah
bobot bedak dan melapisi bahan/zat aktif, diproduksi memerlukan pengujian kualitas
kamfer sebagai antiiritan yang dapat untuk menjamin bahwa hasil produksi

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 5


Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

memenuhi persyaratan dan memiliki mutu 3.2.2 Uji Derajat Keasaman (pH)
yang baik. Pengujian sediaan bedak tabur
antara lain pada percobaan ini meliputi uji
organoleptis, uji pH, uji kebocoran, uji
stabilitas, uji sterilitas, uji daya lekat, uji
homogenitas, uji daya alir, dan uji luas
permukaan. Sediaan bedak tabur yang telah
diproduksi memerlukan pengujian kualitas
untuk menjamin bahwa hasil produksi
memenuhi persyaratan dan memiliki mutu
yang baik. Pemeriksaan secara visual
metode yang digunakan untuk mendeteksi
adanya partikulat asing dalam sediaan.
Mendeteksi partikulat asing paling sulit
dalam tahapan proses quality control. Gambar 2. Uji Derajat Keasaman (pH)
3.2.1 Uji Organoleptik Pengujian nilai pH dilakukan untuk
mengukur nilai pH sediaan bedak tabur.
Bertujuan untuk mengetahui pH sediaan
sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan. Pengujian nilai pH ini dilakukan
dengan menggunakan kertas lakmus.
Pengujian dilakukan dengan mencelupkan
kertas lakmus ke dalam sediaan dan
dilakukan pengamatan kertas pH yang
perubahan warna terhadap kertas lakmus.
Uji derajat keasaman (pH) pada
sediaan bedak tabur zink oksida dilakukan
dengan menggunakan kertas pH. Syarat dari
uji pH sediaan bedak tabur zink oksida
Gambar 1. Uji Organoleptik berkisar 6,95. Uji derajat keasaman (pH) ini
diperlukan untuk mengetahui apakah
Uji organoleptik dilakukan dengan sediaan bedak tabur telah sesuai dengan pH
menggunakan panca indera yang meliputi kulit manusia sehingga pemakaian sediaan
warna, bau dan tekstur dari sediaan bedak tidak mengiritasi kulit. pH yang semakin
tabur. Syarat dari uji organoleptik bedak alkalis atau semakin asam maka bahan yang
tabur zink oksida ini meliputi warna dari mengenai kulit akan menyebabkan semakin
sediaan yang putih, tidak berbau dan sulit kulit untuk menetralkannya dan kulit
teksturnya yang sangat halus. Hasil yang akan menjadi kering dan pecah-pecah.
diperoleh dari uji organoleptik sediaan Keadaan tersebut menjadi alasan kenapa pH
bedak tabur zink oksida ini sesuai dengan sediaan bedak tabur diusahakan untuk sama
syarat yang tertera. Data tersebut atau sedekat mungkin dengan pH fisiologis
menandakan bahwa sediaan bedak tabur kulit antara 4,5-6,5. pH sediaan bedak tabur
zink oksida lulus uji organoleptik karena zink oksida yang dibuat adalah sebesar 6,
sediaan memenuhi syarat. oleh karena itu sediaan ini tidak memenuhi
. syarat yang telah ditentukan.

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 6


Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

3.2.3 Uji Kebocoran kaleng atau larutan metilen blue tidak


memasuki wadah pengemas. Hasil yang
diperoleh dari uji kebocoran pada kemasan
sediaan bedak tabur zink oksida ini sesuai
dengan syarat yang tertera, berupa tidak ada
metilen blue yang masuk ke dalam wadah.
Keadaan tersebut menandakan bahwa
sediaan bedak tabur zink oksida lulus uji
kebocoran karena sediaan memenuhi syarat
yang telah ditetapkan.

3.2.4 Uji Stabilitas

Gambar 3. Uji Kebocoran

Wadah sediaan bedak tabur harus


mampu menjaga sterilitas sediaan di
dalamnya. Uji kebocoran pada wadah
pengemas menggunakan larutan metilen
blue dengan konsentrasi 0,5-1%. Metilen
blue dipilih pada uji kebocoran karena
sediaan bedak tabur yang jernih sehingga
ketika wadah bedak tabur dimasukkan ke
dalam larutan metilen blue maka akan
terjadi perbedaan warna bila wadah ampul Gambar 4. Uji Stabilitas
memiliki celah atau bocor. Metilen blue
berwarna biru ketika berada dalam wujud Uji stabilitas bertujuan untuk
cair. mengetahui kemampuan sediaan untuk
Uji kebocoran dengan metilen blue bertahan terhadap syarat yang ditentukan
berdasarkan adanya perbedaan tekanan faktor yang mempengaruhi seperti suhu dan
antara diluar dan didalam wadah. Adanya waktu penyimpanan yang dapat
kebocoran menyebabkan perpindahan mempengaruhi dalam pengujian. Pengujian
metilen blue ke dalam wadah sehingga dilakukan dalam suhu ruang dan dalam
menyebabkan isi dari wadah akan berwarna. oven. Pengujian dalam suhu ruang terlihat
Uji kebocoran bertujuan untuk memeriksa tidak ada pengotor dan tidak berbau. Hasil
keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas yang diperoleh pengujian stabilitas
dan volume serta kestabilan sediaan. memenuhi syarat karena sesuai dengan
Sediaan yang disterilkan tanpa pemanasan syarat dalam suhu ruang. Pengujiannya
dilakukan dengan memasukkan sediaan dan dalam oven juga memiliki syarat tidak ada
pengemas ke dalam wadah atau bejana dan pengotor dan tidak berbau. Sediaan bedak
divakum. tabur dimasukkan ke dalam oven selama 24
Uji kebocoran pada wadah sediaan jam untuk melihat stabilitas sediaan. Hasil
bedak menggunakan larutan metilen blue yang diperoleh uji stabilitas oven memenuhi
1%. Syarat uji kebocoran berupa tidak syarat karena sesuai dengan syarat dalam
adanya perubahan warna menjadi biru pada suhu oven.

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 7


Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

3.2.5 Uji Sterilitas 3.2.6 Uji Daya Lekat

Gambar 5. Uji Sterilitas Gambar 6. Uji Daya Lekat

Pengujian sterilitas dari sediaan bedak Uji daya lekat pada sediaan bedak
tabur kloramfenikol yang telah dibuat. tabur zink oksida dilakukan dengan
Sediaan bedak tabur harus steril. Pengujian menghitung nilai dari persen lekat.
sterilitas dilakukan untuk memastikan Perhitungan dilakukan dengan membagi
bahwa media yang digunakan steril, uji ini antara data serbuk yang jatuh dengan berat
disebut dengan kontrol negatif. Jaminan serbuk, kemudian dikalikan dngan 100%.
bahwa sediaan yang melalui proses Data sebuk yang jatuh sebesar 16,17
pembuatan tidak mengandung sedangkan berat serbuk sebanyak 24. Hasil
mikroorganisme atau terkontaminasi dan yang diperoleh sebesar 67,37%. Nilai dari
menghindari positif palsu yang diakibatkan 100% dikurang dengan 67,37% maka
oleh ketidaksterilan media, bertujuan untuk diperoleh 32,63%. Data yang diperoleh
menginokulasikan atau membiakan menunjukkan bahwa sediaan bedak tabur
mikroorganisme (mikroba) yang terdapat zink oksida memenuhi syarat, karena syarat
didalam sediaan uji pada media perbenihan yang diminta sebesar >0,05%.
yang sesuai.
Uji sterilitas pada sediaan bedak tabur 3.2.7 Uji Homogenitas
zink oksida dilakukan dengan menggunakan
media nutrient agar (NA). Syarat uji
sterilitas berupa tidak adanya pertumbuhan
mikroba dan koloni yang terbentuk pada
cawan petri. Hasil yang diperoleh dari uji
sterilitas sediaan bedak tabur zink oksida ini
tidak sesuai dengan syarat yang tertera,
karena ditemukan adanya koloni yang
terbentuk pada cawan petri yang sudah
disterilisasi. Hasil tersebut menandakan
bahwa sediaan bedak tabur zink oksida tidak
lulus uji sterilitas karena sediaan tidak
memenuhi syarat.
Gambar 7. Uji Homogenitas

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 8


Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

Uji homogenitas partikel dilakukan 3.2.9 Uji Luas Permukaan


dengan mengamati keseragaman warna dan
apakah serbuk sudah melewati ayakan yang
ditentukan. Sediaan diayak dengan ayakan
yang telah ditentukan dan semua serbuk
tersebut harus dapat melewati ayakan yang
ditentukan. Syarat dari uji homogenitas
partikel berupa warna bedak yang putih
(secara visual) dan harus melewati ayakan,
serta tidak ada partikel tajam keras. Hasil
yang diperoleh bahwa sediaan bedak tabur
zink oksida berwarna putih dan serbuk
melewati ayakan, serta tidak ada partikel
tajam keras. Data tersebut menyatakan Gambar 9. Uji Luas Permukaan
bahwa sediaan lulus uji homogenitas.
Uji luas permukaan dilakukan dengan
3.2.8 Uji Sifat Alir
menggunakan alat sub sieve sizer dengan
cara 1 gram serbuk disuspensikan dengan 1
ml air, dikeringkan, dan diamati di baah
mikroskop. Luas permukaan spesifik
bergantung pada ukuran diameter partikel.
Data apabila semakin halus ukuran partikel
atau ukuran partikel yang kecil maka
semakin besar luas permukaan spesifiknya.
Syarat uji luas permukaan bedak tabur zink
oksida sekitar 3 m2/gram sedangkan hasil
percobaan yang diperoleh sebesar 0,0369
m2/gram. Hasil yang diperoleh dari uji luas
permukaan sediaan bedak tabur zink oksida
Gambar 8. Uji Sifat Alir ini tidak sesuai dengan syarat yang tertera.
Hasil ini menandakan bahwa sediaan bedak
Uji sifat alir dilakukan untuk tabur zink oksida tidak lulus uji luas
mengukur waktu yang diperlukan oleh permukaan karena sediaan tidak memenuhi
sejumlah tertentu zat untuk mengalir melalui syarat.
lubang-lubang corong. Uji sifat alir
dilakukan dengan menggunakan corong dan 4. DISKUSI
stopwatch. Syarat dari uji sifat alir berupa Semua praktikkan diharapkan
serbuk mengalir dengan kecepatan 1 detik memperhatikan kelengkapan pakaian yang
untuk serbuk seberat diatas 10 gram. Hasil harus dikenakan pada saat berada dalam
yang diperoleh dari uji sifat alir sediaan laboratorium steril agar sediaan yang
bedak tabur zink oksida ini 0,539 dihasilkan dapat terjaga kesterilannya dan
gram/detik. Hasil ini menandakan bahwa sebaiknya bahan yang digunakan disterilkan
sediaan bedak tabur zink oksida tidak lulus terlebih dahulu. sebelum digunakan.
uji sifat alir karena sediaan tidak memenuhi Formulasi suatu sediaan harus lebih teliti
syarat. dalam pemilihan suatu zat aktif dan bahan
tambahan yang digunakan.

Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 9


Jurnal Praktikum Teknologi Farmasi Steril

5. KESIMPULAN Hasea, Purwatiningsih., dkk. 2019, Segi


a. Zat aktif berguna sebagai efek terapi Kimiawi Dan Biokimiawi Dari
pada sediaan dan eksipien berguna Sistem Penghantaran Obat, IPB
untuk mendukung kinerja dari zat Press, Jakarta, Indonesia.
aktif.
b. Eksipien yang digunakan dalam Rasydy, H.T. 2019, Obat-Obat Sederhana
bedak tabur meliputi kamfer, asam Untuk Gangguan Sehari-Hari, PT.
borat, sulfur, rivanol, talcum, metilen Elex Media Komputindo, Jakarta,
blue, media agar, dan aquadest. Indonesia.
c. Sediaan serbuk tabur harus
memenuhi persyaratan bahan dan
persyaratan uji sediaan untuk
memperoleh sediaan sesuai yang
diinginkan.
d. Jenis pengujian yang harus dilakukan
dalam kontrol kualitas berupa uji
organoleptik, uji kebocoran, uji pH,
uji sterilitas, uji stabilitas, uji daya
lekat, uji homogenitas, uji sifat alir,
dan uji luas permukaan.
e. Kontrol kualitas bertujuan untuk
mendapatkan sediaan bedak tabur
yang steril dan memenuhi
persyaratan uji sehingga aman untuk
digunakan dan dapat memberikan
efek terapi yang optimal.
f. Data hasil pengamatan didapatkan
bahwa sediaan bedak tabur ada yang
memenuhi syarat dan ada juga yang
tidak memenuhi persyaratan uji.

DAFTAR PUSTAKA
Anief. 2015, Student Survival Skills
Keterampilan Penatalaksanaan Obat
Untuk Perawat, Bumi Medika,
Jakarta, Indonesia.
Fauzi, Aisyah., dkk. 2013, Teknologi
Sediaan Farmasi, CV Budi Utama,
Yogyakarta, Indonesia.
Kumar. 2015, Formulasi Steril, Yogyakarta,
Indonesia.
Elmitra. 2015, Managemen Farmasi
Industri, Global Pustaka, Utama,
Yogyakarta, Indonesia.
Jurusan Farmasi FMIPA UNSRI 10

Anda mungkin juga menyukai