Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SEDIAAN SIRUP DAN DROP PARASETAMOL


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Farmasetika Sediaan Liquida

KELOMPOK : 3
KELAS : A

Jelita Inggrid Ayu Puspita 201910410311027

Risma Aulia Hernanda 201910410311028


Umi Saqdiyah 201910410311029
Tasripah 201910410311030
Binti Islamiyah 201910410311031
Afifah Salsabila Chamim 201910410311032
Nadya Faricha Pramayudha 201910410311034
Afsari Salsabella Febriana 201910410311035
Nur Fadilah 201910410311036
Maulidaturrahmah 201910410311037

DOSEN PEMBINGBING :
Apt. Lailatul Ramadhaniah, S.Farm.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
BAB II STUDI PRAFORMULASI....................................................................................................3
A. Bahan Aktif Terpilih : Paracetamol.......................................................................................6
B. Bentuk Sediaan Terpilih : Sirup dan drop............................................................................6
C. Dosis parasetamol dan jumlah perkemasan :........................................................................7
D. Persyaratan bentuk sediaan..................................................................................................10
E. Spesifikasi Sediaan.................................................................................................................11
F. Skema.....................................................................................................................................12
F. Macam-Macam Bahan Eksipien yang Dapat Digunakan...................................................13
G. Karakteristik Dapar Fosfat....................................................................................................21
H. Perhitungan Dapar..................................................................................................................21
BAB III FORMULASI......................................................................................................................24
1. FORMULA SIRUP PARASETAMOL ( FORMULA 1 ).......................................................24
2. FORMULA SIRUP PARASETAMOL ( FORMULA 2 ).......................................................30
3. FORMULA SIRUP PARASETAMOL ( FORMULA 3 ).......................................................36
FORMULASI DROP........................................................................................................................42
1. FORMULA DROP PARASETAMOL ( FORMULA 1 )........................................................42
2. FORMULA DROP PARASETAMOL ( FORMULA 2 )........................................................49
3. FORMULA DROP PARASETAMOL ( FORMULA 3 )........................................................55
PERHITUNGAN MASA KEDALUARSA......................................................................................61
Perhitungan Expired Date............................................................................................................61
BAB IV RANCANGAN EVALUASI SEDIAAN............................................................................63
BAB V PEMBAHASAN....................................................................................................................67
BAB VI KESIMPULAN...................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................69
LAMPIRAN.......................................................................................................................................71

i
BAB I
PENDAHULUAN

Sirup adalah sediaan cair yang berupa larutan mengandung sakrosa, kecuali
dinyatakan lain, kadar sakrosa, C12H22O11 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih
dari 66,0%. (FI III, 1979). Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau
gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan
sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64- 66%, kecuali dinyatakan lain.
(Djelang, 2018)
Sirup terdiri dari dari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil, pengawet,
pengental, pewarna, pewangi, perasa, dan pengisotonis. Zat aktif merupakan zat
utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup. Pelarut merupakan cairan yang dapat
melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai zat pebawa. Contoh pelarut adalah air,
gliserol, propilenglikol, etanol, eter.(Djelang, 2018)
Berdasarkan fungsinya, sirup dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu
medicated syrup (sirup obat) dan flavoured syrup (sirup pembawa). Sirup obat
didefinisikan sebagai sirup yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat
berupa obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain yang berupa preparat yang
sudah distandarisasi. Contohnya sirup CTM, paracetamol. Sirup pembawa biasanya
mengandung berbagai bahan aromatis atau rasa enak yang digunakan sebagai larutan
pembawa atau pemberi rasa. Salah satu contohnya adalah sirupus simplex.(Djelang,
2018)
Pemanis merupakan zat tambahan dalam suatu sirup, pemanis ditambahkan
untuk memberikan rasa manis pada sirup. Zat penstabil dimaksudkan untuk menjaga
agar sirup dalam keadaan stabil contoh dari zat penstabil adalah antioksidan,
pendapar, pengkompleks.(Djelang, 2018)
Pengawet ditambahkan pada sediaan sirup bertujuan agar sirup tahan lama
dan bisa di pakai berulang- ulang. Penambahan pengawet biasanya pada sediaan
dengan dosis berulang. Pewarna adalah zat tambahan untuk sediaan sirup atau biasa
disebut corigen coloris. Pewarna ditambahkan jika diperlukan. Penambahan pewarna
biasanya agar sediaan menjadi lebih menarik dan tidak berwarna pucat.(Djelang,
2018)
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan
komponen lain dalam syrup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama
penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada
warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa.
Penambahan pengental kedalam sediaan sirup hanya jika diperlukan. Pemberikan
pewangi ditambahkan hanya jika diperlukan saja, bertujuan agar obat berbau harum
dan menutupi bau zat aktif yang kurang sedap. Contoh dari pewangi adalah essens
straw, oleum rosae, dll. Penambahan perasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan
jika sediaan sirup yang akan di berikan pada pasien kurang enak atau terlalu pahit.
Unsur sirup yang terakhir yaitu pengisotonis yang biasanya ditambahkan pada sediaan
steril .(Djelang, 2018)

1
Oral drops adalah larutan, emulsi, atau suspensi yang dibuat dalam jumlah
kecil atau volume kecil, dan drops menggunakan bahan-bahan yang sesuai. Larutan
Oral Parasetamol mengandung Parasetamol, C8H9NO2 tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang terera pada etiket.(Annisa, 2018)
Sediaan parasetamol drop merupakan sediaan llarutan parasetamol yang dibuat
dalam bentuk obat tetes. Di tujukan untuk pemakaian peroral (obat dalam), digunakan
dengan cara diteteskan pada mulut atau pada minuman dan makanan, dan di tujukan
yntuk penggunaan anak-anak. Parasetamol yang sebenarnya berasa pahit di buat
dalam bentuk sediaan larutan drop dimana diharapkan dari sediaan ini didapatkan
parasetamol yang jernih, berbau sedap dan berasa manis dan mempermudah
pengaturn dosis serta meningkatkan acceptability pada target produk. Pembuatan drop
ditujukan untuk anak yang berusia 0 – 1 tahun. Sehingga dengan adanya sediaan drop
diharapkan dapat mempermudah obat parasetamol Untuk anak yang berusia <1 tahun
serta dapat diterima (0 – 1 tahun)(Astuti, Arso and Wigati, 2015).
Bahan yang harus ada dalam sediaan drop adalah pelarut cosolven, yaitu
campuran dari beberapa pelarut yang bertujuan untuk meningkatkan kelarutan suatu
bahan aktif yang pada dasarnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam bahan
tambahannya, seperti pada sediaan bahan aktif parasetamol ini. Selain cosolven, drop
juga memerlukan pemanis dan pengaroma untuk memnerikan rasa manis dan bau
yang sedap(Astuti, Arso and Wigati, 2015).

2
BAB II
STUDI PRAFORMULASI

SENYAWA AKTIF EFEK/KHASIAT EFEK SAMPING

Paracetamol ● Analgetik dan Antipiretik -Efek samping parasetamol


Nama Kimia : N-acetil-P- ● Parasetamol memiliki jarang terjadi dan biasanya
aminofenol, Acetaminophen, sifat analgesik dan ringan, meskipun reaksi
4-Hidroksiasetanilida antipiretik, sedikit hematologis termasuk
Sinonim : (Martindale 36th berkhasiat sebagai trombositopenia, leukopenia,
Ed. P. 108) antiinflamasi. Juga pansitopenia, neutropenia, dan
- Acetaminophen berguna untuk meredakan agranulositosis telah dilaporkan.
Struktur Molekul : nyeri dan menurunkan Kulit ruam dan reaksi
(Martindale 36th Ed. p. deman hipersensitivitas lainnya
108) (Martindale 36th kadang-kadang terjadi.
edition, hal. 110) Hipotensi telah dilaporkan
jarang dengan penggunaan
parenteral.
(Martindale 36th edition, hal.
Berat Molekul : (FI VI, hal. 108).
1359)
151,16

Kemurnian : Kemurnian :
(FI VI,hal 1362)
Larutan oral parasetamol
mengandung paracetamol
Ch8H9NO2 tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari
110.0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.

Organoleptis : (FI VI, hal.


1359)

3
• Warna : Putih
• Bau : Tidak berbau
• Rasa : Sedikit Pahit

KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK KIMIA KETERANGAN KHUSUS


FISIKA (BILA ADA)
● Kelarutan dalam air : -Ph antara 3,8 dan 6,1 Farmakokinetik :
Larut dalam air (FI Ed VI hal 1362) Parasetamol diabsorbsi dari
mendidih saluran pencernaan dengan
(FI VI Hal 1359) konsentrasi plasma puncak
● Kelarutan dalam pada sekitar 10-60 menit
etanol : Mudah larut setelah pemberian oral.
(1-10) dalam etanol Parasetamol didistribusikan
(FI VI Hal 1359) di banyak jaringan tubuh.
● Kelarutan dalam Parasetamol dapat melintasi
basa : Larut dalam plasenta dan terdapat pada
NaOH 1N ASI. Ikatan protein plasma
(FI VI Hal 1359) dapat diabaikan pada
● Kelarutan konsentrasi terapi biasa,
1:70 dengan air tetapi meningkat seiring
1:40 dengan gliserol dengan peningkatan
1: 9 dengan konsentrasi. Waktu paruh
propilenglikol eliminasi parasetamol
1:20 dengan air panas bervariasi sekitar 1 – 3 jam.
1:7 dengan PEG 400 Parasetamol dimetabolisme
( FI III Hal 37) terutama di hati dan
diekskresikan di urin
terutama dalam bentuk
glukoronid dan konjugat
sulfat. Kurang dari 5%
diekskresikan sebagai
parasetamol utuh. Sedikit
metabolit terhidroksilasi (N-

4
asetil-p-benzokuinonimin)
biasanya diproduksi dalam
jumlah sangat kecil oleh
enzim sitokrom P450
(terutama CYP2E1 dan
CYP3A4) dalam hati dan
ginjal. Parasetamol biasanya
didetoksifikasi melalui
konjugasi dengan glutation
tetapi dapat terakumulasi
setelah overdosis parasetamol
dan menyebabkan kerusakan
jaringan.
(Martindale Ed. 36 2018 p.
108).
Stabilitas : Paracetamol memiliki nilai Farmakodinamik :
● Stabilitas terhadap Pka 9,51 (Herdiana, 2013) Parasetamol memiliki efek
suhu : stabil pada analgesik serupa dengan asam
suhu 45°C terhadap Larutan oral paracetamol salisilat yaitu mengurangi
suhu ruang stabil pada pH 3,8-6,1 (FI nyeri ringan sampai sedang.
Ed.VI hal 1362) Dengan mekanisme yang
( codex edisi 12 hal :989)
diduga berdasarkan efek
sentral, parasetamol dapat
menurunkan suhu tubuh .
(Martindale 36th edition,
hal. 108).

5
A. BAHAN AKTIF TERPILIH : Paracetamol
Alasan : Karena parasetamol memiliki indeks terapinya lebar, bioavaibilitas bagus
setelah pemberian oral, eliminasi cepat, interaksi dengan obat lain dalam jumlah kecil,
serta bahan aktif paracetamol sedikit efek sampingnya dibandingkan dengan analgetik
lainnya.(Hidayati & Kustriyani, 2020)

B. BENTUK SEDIAAN TERPILIH : Sirup dan drop


● Pengertian sirup (FI VI : 55-56)
Pengertian Sirup adalah Larutan oral merupakan sediaan cair yang dibuat untuk
pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Larutan oral
yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai syrup.
● Pengertian Drops(FI III : 9-10 )
Pengertian Drops adalah Guttae, obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi,
atau suspensi yang jika tidak dinyatakan lain, dimaksudkan untuk obat dalam atau
luar yang digunakan dengan meneteskan larutan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang
disebutkan dalam Farmakope Indonesia. Jika disebutkan guttae, obat tetes tanpa
penjelasan lebih lanjut, dimaksudkan adalah guttae, obat tetes untuk obat dalam.
● PH lambung
Nilai pH cairan lambung normal adalah 2-3,5, dikatakan hypoacidity bila pH lebih
dari 3,5 dan hyperacidity bila kurang dari 2. (Muhammad et al., 2016)
● Alasan pemilihan sediaan sirup dan drop :
Pemilihan Sediaan Sirup dan drop untuk Parasetamol salah satunya untuk menutupi
rasa obat yang tidak enak. Target penggunaan sirup dan drop paracetamol yang
umumnya adalah anak anak . Dimana anak anak tidak suka bila diberi suatu obat
dengan rasa yang kurang enak/pahit. Penggunaan bahan tambahan berupa pemanis
dapat mengurangi/menutupi rasa kurang enak dari Paracetamol tersebut. Mudah
diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak.
Penggunaan sediaan sirup juga dapat membuat absorbsi obat menjadi lebih baik
sehingga di harapkan bioavailabilitas obat yang optimal dan menghasilkan efek yang
maksimal.
Berikut keuntungan sediaan sirup, antara lain:
1. Absorpsinya lebih cepat

6
2. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan aktif
3. Rasanya manis dan warna menarik, banyak disukai anak-anak
4. Memudahkan penggunaan untuk anak-anak dan orang dewasa yang memiliki
kesulitan menelan.(Heramuda & Wuryandari, 2018)
● Keuntungan Sediaan Drop :
a. Sangat baik digunakan untuk pemberian dosis kecil
b. Memberi kemudahan dalam pemberian, khususnya bagi usia bayi dan balita yang
belum dapat menelan obat dengan baik.
c. Obat lebih mudah diabsorbsi.
d. Dosis, rasa, warna dan bau dapat diatur.
● Kekurangan Sediaan Drop :
a. Stabilitas bentuk larutan biasanya kurang baik.
b. Diperlukan ketepatan dosis yang presisi.
c. Kesulitan dalam masalah formulasi untuk menutupi rasa zat aktif yang pahit dan
tidak menyenangkan.
(Fauzan Zein Muttaqin, Anne Yuliantini, Astri Fitriawati, 2016)

C. Dosis parasetamol dan jumlah perkemasan :


a) Dosis dalam literatur

Umumnya dosis oral adalah 0,5 g sampai 1 g setiap 4-6 jam


Maksimum 4 g/hari
Dosis oral untuk anak-anak antara lain:
3 bulan – 1 tahun = 60 – 120 mg
1 tahun – 5 tahun = 120 – 250 mg
6 tahun – 12 tahun = 250 – 500 mg
Dosis bisa diberikan setiap 4 sampai 6 jam ketika sakit maksimum 4 dosisnya dalam
24 jam (Martindale ed 36 page 110)
b) Sediaan Sirup

Untuk anak usia 1 – 12 tahun

Alasan: pada anak usia 1 – 12 tahun lebih mudah untuk meminum obat dalam bentuk
cairan/larutan (sirup) yang mempunyai rasa lebih manis, warna dan bau yang menarik
dibandingkan bentuk sediaan lainnya, seperti tablet.

7
● Menentukan takaran terkecil
Bila dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 125 mg paracetamol (125 mg/5 ml),
maka dosis untuk sekali pemakaian menjadi :
▪ Untuk anak usia 1 – 5 tahun ( 120 – 250 mg )
Pemakaian sekali : ½ - 1 sendok takar ( 2,5 – 5 ml )
Pemakaian sehari : 4 x (½ - 1) = 2 – 4 sendok takar (10 – 20 ml)
▪ Untuk anak usia 6 – 12 tahun (250 – 500 mg)
Pemakaian sekali : 1 – 2 sendok takar (5 – 10 ml)
Pemakaian sehari : 4 x (1 – 2) = 4 – 8 sendok takar (20 – 40 ml)
Jadi dosis pakai yang terpilih adalah 125 mg/5 ml karena masuk dalam
rentang dosis usia 1 – 5 tahun, sehingga takaran sesuai dan efisien dalam
membeli/pembelian. Rasa tidak terlalu pahit, lebih acceptable, dan lebih
mudah larut.

● Menentukan kemasan terkecil :


▪ Lama pengobatan : 3 hari
▪ Volume yang dibutuhkan :
⮚ 1 – 5 tahun : 2 – 4 sendok takar (10 – 20 ml) x 3 = 30 – 60 ml
⮚ 6 – 12 tahun : 4 – 8 sendok takar ( 20 – 40 ml) x 3 = 60 – 120 ml
Jadi kemasan yang dipilih adalah 100 ml dengan kandungan 125 mg/5 ml.
Maka untuk anak usian 1 – 5 tahun membutuhkan ½ -1 botol untuk
pemakaian selama 3 hari, sedangakan anak usia 6 – 12 tahun
membutuhkan 1 – 1½ botol untuk pemakaian selama 3 hari

c) Dosis Drop
● Perhitungan dosis untuk bayi 0-12 bulan
Dosis oral paracetamol pada anak-anak
0 – 3 bulan : 30 mg – 60 mg
3 – 6 bulan : 60 mg – 90 mg
6 – 12 bulan : 90 mg – 120 mg
Dosis tersebut dapat diberikan setiap 4 – 6 jam. Bila perlu 4 kali sehari
konsumen yang dituju : anak-anak usia 0 – 1 tahun (12 bulan) (Martindale edisi
36 hal. 110)

8
Alasan : pada anak-anak usia 0 – 1 tahun lebih mudah untuk meminum obat
berupa cairan/larutan dalam bentuk sediaan drop karena anak pada usia tersebut
masih susah jika diberikan obat melalui sendok takar (sirup) maupun dalam
bentuk tablet.
● Volume takaran terkecil
Kandungan parasetamol dalam 1 pipet drop 0,6 ml mengandung 30 mg
parasetamol (30 mg/0,6 ml)
Alasan : dosis sekali pakai 30 mg/0,6 ml masuk dalam rentang dosis usia 0 – 12
bulan, sehingga takaran sesuai dan efisien untuk pemberian
0 bulan – 3 bulan = 0,3 – 0,6 ml
3 bulan – 6 bulan = 0,6 – 0,9 ml
6 bulan – 1 tahun = 0,9 – 1,2 ml
● Volume kemasan terkecil yang di butuhkan
Bila dalam 0,6 ml mengandung 30 mg parasetamol, maka dosis pemakaian
menjadi :
⮚ Anak usia 0 – 3 bulan
Dosis sekali pemakaian 30 mg – 60 mg = 0,3 ml – 0,6 ml
1 hari = (0,3 ml – 0,6 ml) x 4 = 1,2 ml – 2,4 ml
3 hari = (1,2 ml – 2,4 ml) x 3 = 3,6 ml – 14,4 ml
⮚ Anak usia 3 – 6 bulan
Dosis sekali pemakaian 60 mg – 90 mg = 0,6 ml – 0,9 ml
1 hari = (0,6 ml – 0,9 ml) x 4 = 2,4 ml – 3,6 ml
3 hari = (2,4 ml – 3,6 ml) x 3 = 7,2 ml – 10,8 ml

⮚ Anak usia 6 – 12 bulan


Dosis sekali pemakaian 90 mg – 120 mg = 0,9 ml – 1,2 ml
1 hari = (0,9 ml – 1,2 ml) x 4 = 3,6 ml – 4,8 ml
3 hari = (3,6 ml – 4,8 ml) x 3 = 10,8 ml – 14,4 ml

Sehingga untuk kemasan terkecil pada sediaan drop adalah 15 ml dengan


30mg/0,6 ml.

9
Dosis untuk bayi (table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)
Usia Laki-laki Perempuan Rata- Dosis
(bulan) Bobot (kg) Panjang Bobot (kg) Panjang rata
10
bobot
mg/kg
(kg)
BB
0 3,1 48 3,0 48 3,05 30,5
1 4,2 52 3,8 52 4,00 40,0
2 5,2 56 4,8 56 5,00 50,0
3 5,9 59 5,4 57 5,65 56,5

D. Persyaratan bentuk sediaan


1. Pengertian sediaan sirup
a) Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi VI halaman 56 Sirup adalah
larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi. Larutan
sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup simpleks.
b) Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III halaman 31 Sirup adalah
sediaan cair berupa larutan yang menganduk sakarosa, kecuali dinyatakan lain
kadar sakarosa C12H22O11 tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari
66,0%.
c) Berdasarkan USP edisi 36 halaman 911 Sirup adalah larutan sukrosa dalam
air murni dengan komposisi sakarosa 250g ditimbang dengan air murni ad
1000 ml. Sirup dapat dibuat menggunakan air mendidih atau tanpa
pemanasan.

2. Pengertian sediaan drop ( FI III : 9-10 )


Guttae, obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi, atau suspensi
yang jika tidak dinyatakan lain, dimaksudkan untuk obat dalam atau luar yang
digunakan dengan meneteskan larutan menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan
dalam Farmakope Indonesia. Jika disebutkan guttae, obat tetes tanpa penjelasan lebih
lanjut, dimaksudkan adalah guttae, obat tetes untuk obat dalam.
3. Karakteristik sediaan larutan

10
● Larutan jernih/ transparan
● Berasa manis
● Mengandung satu atau lebih bahan obat
● Memiliki kekentalan tertentu
● Didapar pada pH tertentu, terutama untuk bahan yang stabilitasnya
dipengaruhi oleh pH
● Memiliki kekentalan tertentu (cukup)
● Bebas kontaminan mikroba
4. Persyaratan sediaan parasetamol (Farmakope indonesia edisi V1 Halaman 1362)
Larutan oral Parasetamol mengandung Parasetamol C8H9NO2 tidak kurang dari 90%
dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.
5. Persyaratan sediaan parasetamol (Farmakope indonesia edisi V Halaman999)
Larutan oral Parasetamol mengandung Parasetamol C8H9NO2 tidak kurang dari 90%
dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera padaetiket.
E. Spesifikasi Sediaan
Bentuk Sediaan Sirup
Kadar Bahan Aktif 125 mg / 5 ml
pH Sediaan 6,0 (rentang : 5,5 ± 0,5)
Viskositas 10-30 cps
Kemasan terkecil 100 ml
Warna Merah
Bau Strawberry
Rasa Manis Strawberry

Bentuk Sediaan Drop


Kadar Bahan Aktif 30 mg / 0,6 ml
pH Sediaan 6,0 (rentang : 5,5 ± 0,5)
Viskositas 10-30 cps
Kemasan terkecil 30 ml
Warna Ungu
Bau Anggur
Rasa Manis Anggur
Nilai pH yang baik untuk sirup adalah 4-7 sedangkan Nilai viskositas yang baik untuk
sirup adalah 1-3 dPas (Hidayati, Styawan, & Khotimah, 2020).
pH larutan paracetamol rentang pH antara 4,5 dan 6,5 (Kemenkes RI, 2020)

11
F. Skema

12
F. Macam-Macam Bahan Eksipien yang Dapat Digunakan
Fungsi Bahan Macam-Macam Bahan dan Alasannya
Karakteristiknya
PELARUT ● Aquadestilata ( FI III : 96) Aquadestilata
Bentuk :
Alasannya : Tidak
Cairan jernih, tidak berwarna tidak dipilihnya alcohol sebagai
berbau dan tidak berasa pelarut karena menimbang
● Alkohol (HPE ed 6 hal 18) adanya masalah safety dan
kehalalan. Selain itu,
Monografi: Alkohol adalah cairan meninjau dari konsumen
bening, tidak berwarna, bergerak, dan yang dituju adalah anak-
mudah menguap dengan sedikit bau anak
khas dan rasa terbakar.
Kelarutan :

Dapat bercampur dengan kloroform,


eter, gliserin, dan air (dengan kenaikan
suhu dan kontraksi volume).
Inkompaktibilitas :
dalam kondisi asam, larutan etanol
dapat bereaksi hebat dengan sejumlah
residu aldehid
KOSOLVEN ● Propilen Glikol (HPE ed 6 hal 592)
Pemerian : Alasannya : dengan
Cairan jernih, tidak berwarna, kental, menggunakan campuran
tidak berbau dengan rasa manis, kosolven dapat
sedikit pahit meningkatkan kelarutan
parasetamol yang bersifat
Kelarutan : dapat menarik air sehingga
Dapat larut dalam aseton, kloroform, dapat mengurangi
etanol 95%, gliserin dan air, dalam 1:6 konsentrasi air dalam
bagian eter 1:6, tidak lar ut dalam formulasi.
minyak mineral

Inkompaktibilitas :
Propilen Glikol tidak sesuai dengan
reagen pengoksidasi seperti kalium
permanganat

● PEG 400 ( FI VI hal 1409)

Pemerian :
Cairan kental jernih, tidak berwarna

13
atau praktis tidak berwarna; bau khas
lemah; agak higroskopik.

Kelarutan :
Larut dalam air, dalam etanol, dalam
aseton, dalam glikol lain dan dalam
hidrokarbon aromatik; praktis tidak
larut dalam eter dan dalam
hidrokarbon alifatik.

Inkompaktibilitas :
Kadar polietilen glikol cair dan padat
mungkin tidak cocok dengan beberapa
zat pewarna, Aktivitas antibakteri dari
antibiotik tertentu dapat berkurang
dengan polietilen glikol basa, terutama
dari penisilin dan bacitracin. Fungsi
pengawet paraben juga mungkin
terganggu karena mengikat dengan
polietilen glikol (HPE ed 6 hal 520)

● Glycerin (HPE ed 6 hal 283)


Pemerian :
Cairan jernih, tidak berbau, tidak
berwarna, higroskopis, rasa manis 0,6
kali dari sukrosa

Kelarutan :
Sedikit larut dalam aseton, larut dalam
etanol 95%, metanol, air, tidak larut
dalam benzena, kloroform, minyak,
larut 1:500 dengan eter, dan 1:11
dengan etil acetat

PENGAWET ● Natrium Benzoat (HPE ed 6 hal 627) Yang merupakan kombinasi


Pemerian : pengawet yang sesuai, dan
Granul putih atau kristalin, sedikit mudah larut dalam kosolven
higroskopis, tidak berbau, tidak yang digunakan karena
berwarna, tidak manis, dan asin dalam formulasi digunakan
pelarut propilenglikol
Kelarutan :
Padat : 20
Etanol 95% 1 : 75

14
Etanol 90% 1 : 50
Air 1 : 1,8

Inkompaktibilitas :
Tidak kompatibel dengan senyawa
kuaterner,gelatin,garam besi,garam
kalsium dan garam logam berat.
Aktivitas pengawet dapat dikurangi
dengan interaksi kaolin atau surfaktan
nonionik.
● Nipagin (Metil Paraben) ( HPE ed 6
hal 441)
Pemerian :
Kristal tidak berwarna, atau serbuk
kristali berwarna putih, tidak berbau
atau berbau lemah, rasa sedikit
membakar

Kelarutan :
Padat : 25
Etanol 1:2
Etanol 95% 1:3
Etanol 50% 1:5
Etanol 1:2
Glycerin 1 : 60
Minyak mineral = praktis tidak larut
Minyak kacang = 1 : 200
Propilenglikol = 1 : 5
Air = 1 : 400 , 1 : 50 ( 50°C )
1 : 30 ( 80°C)

● Nipasol (Propil Paraben) (HPE ed 6


hal 596)
Pemerian :
Berwarna putih, kristal putih, tidak
berbau dan tidak berasa

Kelarutan :
Padat : 20
Dalam
Aseton Sangat larut
Etanol 95% 1 : 1,1
Etanol 50% 1 : 5,6
Eter Sangat larut

15
Glycerin 1 : 250
Minyak Mineral 1 : 330
Minyak ikan 1 : 40
Air 1 : 250
Propilen Glikol 1 : 3,9

Inkompaktibilitas :
Aktivitas antimikroba berkurang
dengan adanya surfaktan nonionik,
berubah warna dengan adanya besi dan
mengalami hidrolisis oleh basa lemah
dan asam kuat.
PEWARNA ● Allura red ( Martindalle 36, 1469 )
Pemerian :
- Serbuk merah tua

Kelarutan :
larut dalam air

ADI
- : 7mg/KgBB

Ket. Lain :
berdasarkan FAO tidak karsinogen

● Amaranthus (Martindale 28 : 424)


Pemerian :

Serbuk coklat kemerahan

Kelarutan :
Larut dalam air 1 : 5, sangat sedikit
larut dalam alkohol

Inkompatibilitas : dengan cernimide


ADI :
730 mg/KgBB

 D & C Violet 02 (SCCP/0964/05)


sinonim : alizurol purple, solvent violet
13

Pemerian : Bubuk kristal ungu tua

16
Kelarutan :
(pada 22 °C setelah 24 jam)
Air : < 1g/100 ml
Etanol : < 1g/100 ml
DMSO : < 1g/100 ml
PEMANIS ● Asesulfam K (HPE ed 6 hal 3) Neohesperidin
dihydrochalcone adalah
Pemerian : Asesulfam kalium terjadi pemanis intens sintetis
sebagai tidak berwarna untuk berwarna agen sekitar 1500-1800 kali
putih, tidak berbau, bubuk kristal lebih manis dari sukrosa dan
dengan rasa sangat manis. 20 kali lebih manis dari
sakarin. Sedangkan sakarin
Kelarutan : sekitar 300-600 kali dan
Pada 200C : Larut dalam ethanol (1 asesulfam K 180–200 kali
dalam 1000), Ethanol (50%) (1 dalam lipat dari
10), Ethanol (15%) (1 dalam 4.5), Air Sukrosa
(1 dalam 6.7 pada 00C) (1 dalam 3.7
pada 200C) (1 dalam 0.77 pada
1000C )

Kompaktibilitas : -

 Sorbitol ( HPE ed 6 hal 679)


Pemerian : serbuk tidak berbau, putih
atau hampir tidak berwarna, kristal,
bubuk higroskopis.
Kelarutan :
Larut dalam 1:25 ethanol(95%), 1:0,5
dalam air.
Inkompaktibilitas :
Sorbitol akan membentuk kelat yang
larut dalam air dengan divalen dan
ion logam trivalen dalam kondisi asam
dan basa kuat.
Penambahan polietilen glikol cair ke
dalam larutan sorbitol, dengan
agitasi yang kuat, menghasilkan gel
yang larut dalam air lilin dengan
titik leleh 35-408C. Larutan sorbitol
juga bereaksi dengan besi
oksida menjadi berubah warna.
Sorbitol meningkatkan laju degradasi
penisilin dalam keadaan netral
dan larutan berair.

17
● Neohesperiddalam dihydrochalcone
(HPE ed 6 hal 458)

Pemerian : Neohesperiddalam
dihydrochalcone muncul sebagai
bubuk putih atau putih kekundalamgan
dengan rasa sangat manis.

Kelarutan :
Tidak larut dalam Diklorometana
Praktis, Bebas larut dalam Dimetil
sulfoksida, larut dalam Metanol, Larut
dalam air (1 dalam 2000 pada 220C)
dan (1 dalam 1,54 pada 800 C)

Kompaktibilitas : -
● Sakarin (HPE ed 6 hal 605)

Pemerian : Sakarin terjadi sebagai


kristal putih tidak berbau atau kristal
putih bubuk, memiliki rasa yang sangat
manis.

Kelarutan : Kelarutan Mudah larut


dengan larutan amonia encer, alkali
larutan hidroksida, atau larutan alkali
karbonat (dengan evolusi karbon
dioksida).

Kompaktibilitas : Sakarin dapat


bereaksi dengan molekul besar,
menghasilkan endapan sedang
dibentuk. Tidak mengalami
pencoklatan Maillard.

BAHAN ● Natrium Fosfat Monobasi c


DAPAR (NaH2PO4) (HPE ed 6 hal 659)
Pemerian :
Natrium fosfat monobasa mengandung
satu atau dua molekul air

18
Hidrasi atau anhidrat. Bentuk
terhidrasi dari natrium fosfat
monobasic sebagai Kristal, sedikit
berubah warna.

Kelarutan :
Larut bebas
dalam aair praktis, tidak larut dalam
etanol (95%)

Inkompaktibilitas :
Bahan alkali dan karbonat, dan tidak
bisa diberikan secara bersamaan
dengan aluminium, kalsium, atau
garam magnesium karena dapat
mengganggu absorpsi dari saluran
gastrointestinal.

● Natrium Fosfat Dibasic (Na2HPO4)


(HPE ed 6 hal 660)
Pemerian :
Dihidrat Bubuk putih, Kristal putih,
atau hamper putih, tidak berbau,
heptahidrat Kristal tak berwarna atau
garam berlapis, berkembang di udara
Kering yang hangat.

Kelarutan :
Sangat larut dalam air, terlebih lagi di
air panas atau mendidih, praktis tidak
larut dalam etanol.

Inkompaktibilitas :
asetat, pirogallol, resorsinol dan
kalsium glukonat dan interaksi antara
siprofloksasin.
BAHAN Grape Essence Rasa buah yang disukai oleh
PERASA anak-anak

G. Karakteristik Dapar Fosfat


a. Na2HPO4
- Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin, dalam udara
kering merapuh

19
- Kelarutan : air 1,5 sukar larut dalam etanol 95%

- Inkompaktibilitas : garam alkaloid, antipirin, kloralhidrat, ion asetat,


ciprofloxacin, kalsium glukonat dan resolcinol
- ADI : untuk sediaan oral maksimal penggunaan adalah 100 mmol
phosphat perhari
(HPE ed 6 hal 656)
b. NaH2PO4
- Pemerian: hablur tidak berwarna, granul

- Kelarutan: dalam air 1:1, Gliserol 1:2, Alkohol 1:30, Praktis tidak larut
dalam eter.
- Inkompaktibilitas : bahan alkali dengan karbonat, phospat sulfat. Larutan
terdekomposisi dengan pemanasan
- ADI: mencapai 100 mmol phospat per hari
(HPE ed 6 hal 659)

Dapar fosfat pKa pada suhu 25˚ C (HPE ed 6 hal 656)


pKa1=2,15 H 3 PO 4 → NaH 2 PO 4
pKa2=7,20 H 3 PO 4−¿ → Na H PO ¿
2 4

pKa3=12,38 H 3 PO 42−¿→ Na PO ¿
3 4

H. Perhitungan Dapar
● PH Sediaan yang digunakan = 6,0 (± 5,5 – 6,5)
● Fosfat memiliki 3 Pka (25˚ C)
pKa1=2,15 H 3 PO 4 → NaH 2 PO 4
pKa2=7,20 H 3 PO 4−¿ → Na H PO ¿
2 4

pKa3=12,38 H 3 PO 42−¿→ Na PO ¿ 3 4

Pka yang digunakan adalah 7,20 (paling dekat dengan 6,0), dengan NaH2PO4
sebagai asam dan Na2HPO4 sebagai garamnya.

pH= pKa+log ( [garam]


[asam] )
[Na 2 H PO 4 ]
6=7,20+log (
[ NaH 2 PO 4 ] )
[ Na 2 H PO 4 ]
−1,20=log (
[NaH 2 PO 4 ] )
20
Na 2 H PO 4
0,063=
NaH 2 PO4
0,063 Na2 H PO 4=NaH 2 PO 4

✔ Kapasitas dapar / buffer β=0,02


pKa = 7,20 → ka = 10−7,20 = 6,31 x 10-8
pH = 6,0 → [H3O+] = 10−6,0 = 1 x 10-6
✔ Pers. Van Slyke
β=2,3 C Ka .¿ ¿
( 6,31 x 10−8 ) x (1 x 10−6 )
0,02=2,3C 2
( ( 6,31 x 10−8 ) +(1 x 10−6 ))
0,02 = 2,3 C (0,0558)
0,02 = 0,128 C
C = 0,156 M

C = [garam] + [asam]
0,156 = 0,063 NaH 2 PO 4 + Na 2 H PO 4
0,156 = 1,063 NaH 2 PO 4
NaH 2 PO 4 [ Asam ] =0,150 M
[garam] = 0,156 – 0,150 M
= 0,0060 M
g ×1000
- M [garam] =
BM × Vol

g ×1000
0,0060 =
310,14 ×100 ml
g = 186,08 mg
g ×1000
- M [Asam] =
BM × Vol

g ×1000
0,0060 =
156,01×100 ml
g = 93,61 mg

a. Perhitungan Dapar Untuk Sirup


21
● Untuk NaH2PO4.2H2O dalam 100 ml
massa 1000
NaH 2 PO 4= x
MR V
gram 1000
0,150 M = x
156,01 100 ml
0,150 M x 156,01 x 100 ml
Massa ¿
1000
Massa = 2,3405 g ~ 2340,15 mg NaH2PO4.2H2O
● Untuk Na2HPO4.2H2O
massa 1000
Na2 H PO 4= x
MR V
gram 1000
0,0060 M = x
177,98 100 ml
(0,0060 M ) x 177,98 x 100 ml
Massa ¿
1000
Massa = 0,1068 g ~ 106,79 mg Na2HPO4.2H2O

b. Perhitungan Dapar untuk Drop


● NaH2PO4 . 2H2O dalam 15 ml
Massa 1000
NaH2PO4 = x
Mr V
Massa 1000
0,150 M = x
156,01 15 ml
0,150 x 156,01 x 15 ml
Massa =
1000
Massa = 0,3510 g
● Na2HPO4 . 2H2O dalam 15 ml
Massa 1000
Na2HPO4 = x
Mr V
Massa 1000
0,0060 M = x
177,98 15 ml
( 0,0060 ) x 177,98 x 15 ml
Massa =
1000
Massa = 0,0160g

22
BAB III
FORMULASI

1. FORMULA SIRUP PARASETAMOL ( FORMULA 1 )


Nama Bahan Fungsi Kadar % Digunakan Jumlah 100
(g)
Parasetamol Bahan aktif 125 mg/5 ml 2.5 g
(2,5%)
Propilen glikol Kosolven 10 – 15 % 25 % 20,76
Gliserin Kosolven < 50 % 20 % 26,199
PEG 400 Kosolven 15 – 25 % 15 % 16,8
Sorbitol Pemanis 20 - 35 % 20 % 29,8
Sakarin-Na Pemanis 0,04 – 0,25 % 0,2 % 0,258
Na-Benzoat Pengawet 0,02 – 0,5 % 0,2 % 0,3
Na2HPO4.2H2O Dapar phospat 0,16 % 0,1068 g
NaH2PO4.2H2O Dapar phospat 2,34 % 2,3405 g
Strawberry Essence Perasa q.s q.s
Pewarna Merah Pewarna q.s q.s
Aquadest Pelarut ad 100 ml 19,6 % 19,6 ml

A. Penimbangan bahan :
1. Parasetamol
125 mg
x 100 ml = 2500 mg = 2,5 g
5 ml
2. Propilen glikol
20 g
x 100 ml = 20 ml x 1,038 = 20,76 g
100 ml
3. Gliserin
20 g
x 100 ml = 20 ml x 1,2620 = 26,199 g
100 ml
4. PEG 400
15 g
x 100 ml = 15 ml x 1,120 = 16,8 g
100 ml
5. Sorbitol

23
20 g
x 100 ml = 20 ml x 1,49 = 29.8 g
100 ml
6. Na-Benzoat
0,2 g
x 100 ml = 0,2 ml x 1,5 = 0,3 g
100 ml
7. Sakarin-Na
0,2 g
x 100 ml = 0,2 ml x 0,86 = 0,258 g
100 ml
8. Perhitungan Aquadest
100% - 80,4 % = 19,6 %
19,6/100 x 100 ml = 19,6 ml

B. Perhitungan pelarut :
a. Propilen glikol
20 ml
x 1 g = 2.22 g
9 ml
b. PEG 400
15 ml
x 1 g = 2.14 g
7 ml
c. Gliserin
20 ml
x 1 g = 0,5 g
40 ml
Total parasetamol yang dapat dilarutkan dalam kosolven 4.86 g
Jadi, parasetamol 2,5 g dapat terlarut pada kosolven.

C. Konstanta Dielektrik
Kontanta dielektrik parasetamol :
= (( %propilen glikol x konst. Dielektrik propilen glikol)+( %PEG 400 x konst.
Dielektrik PEG 400)+ ( %aquadest x konst. Dielektrik aquadest)+ ( %gliserin x konst.
Dielektrik gliserin)) / 100
( 20 % X 32,1 ) + ( 15 % X 12,5 ) + ( 1 9,6 % X 80 )+(20 % X 46)
=
100
= 33,18 %
D. Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)
1. Propilen glikol

24
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 25 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 195 – 400 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 400 – 691,25 mg

20 g
Propilen glikol = x 100 ml = 20 ml x 1,038 = 20,76 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (5 ml-10ml) = 20 ml – 40 ml
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 20,76 g = 4,152 g – 8,304 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (10 ml – 20 ml) = 40 ml – 80 ml
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 20,76 g = 8,304 g – 16,608 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.
2. Gliserin
g
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 1,0 – 1,5 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 (7,8 – 16 g ) – (11,7 - 24 g)
6 – 12 tahun 16 – 27,65 (16 – 27,65 g) – (24 – 41,25 g)

20 g
Gliserin = x 100 ml = 20 ml x 1,2620 = 25,24 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 25,24 g = 5,048 g – 10,096 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 25,24 g = 10,096 g – 20,192 g
100 ml
Kesimpulan : masuk dalam rentang ADI, sehingga bisa digunakan.

3. PEG 400

25
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : ≤ 10 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 78 – 160 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 160 – 276,5 mg
15 g
PEG 400 = x 100 ml = 15 ml x 1,120 = 16,8 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 16,8 g = 3,36 g – 6,72 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 16,8 g = 6,72 g – 13,44 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.

4. Sorbitol
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 10 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 78 – 160 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 160 – 276,5 mg
20 g
Sorbitol = x 100 ml = 20 ml x 1,49 = 29,8 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 29,8 g = 5,96 g – 11,92 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 29,8 g = 11,92 g – 23,84 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.
5. Na-Benzoat
mg
ADI : 5 BB
Umur Berat Badan ( kg ) kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 39 – 80 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 80 – 138,25 mg

26
0,2 g
Na-Benzoat = x 100 ml = 0,2 ml x 1,5 = 0,3 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 0,3 g = 0,06 g – 0,12 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 0,3 g = 0,12 g – 0,24 g
100 ml
Kesimpulan : kurang dari ADI, sehingga dapat digunakan.

6. Sakarin –Na
mg
ADI : 2,5 BB
Umur Berat Badan ( kg ) kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 19,5 - 40 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 40 – 68,75 mg
0,2 g
Na-Benzoat = x 100 ml = 0,2 ml x 0,86 = 0,172 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 0,172 g = 0,0344 g – 0,0688 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 0,172 g = 0,0688 g – 0,1376 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.

CARA PERACIKAN
1. Dikalibrasi beakerglass 100 ml, beri label
2. Ditimbang paracetamol sebanyak 2,5 g ; propilenglikol sebanyak 20,76 g ; PEG 400
sebanyak 16,8 g; gliserin sebanyak 26,199 g; Na Benzoat sebanyak 0,3 g; sorbitol
sebanyak 29,8 g, NAHPO4 sebanyak 2,3405 g, NA2HPO4 sebanyak 0,1068 g dan
sakarin Na sebanyak 0,258 g

27
3. Dicampurkan propilenglikol, gliserin dan PEG 400 di dalam beakerglass, aduk pelan-
pelan ad homogen ( campuran 1 )
4. Dicampurkan paracetamol sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam campuran 1,
kemudian ditambahkan Na-benzoat dan aduk ad homogen.
5. Dilarutkan dapar fosfat dalam aquadest ad larut dan dimasukkan ke dalam campuran 2
sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen.
6. Dilarutkan sakarin na dengan aqua kalida ad terlarut di beaker glass, lalu ditambahkan
kedalam campuran ad homogen
7. Lalu ditambahkan sorbitol dalam campuran aduk ad homogen.
8. Ditambahkan perasa strawberry dan pewarna merah sebanyak 3 dan 2 tetes ( atau
dilarutkan dulu dalam air ), aduk ad homogen.
9. Ditambahkan aquadest ad garis tanda, masukkan ke dalam botol dan tutup dengan
rapat.

BAGAN ALIR
Dikalibrasi beakerglass 100 ml, beri label

Ditimbang paracetamol sebanyak 2,5 g ; propilenglikol sebanyak 20,76 g ; PEG 400


sebanyak 16,8 g; gliserin sebanyak 26,199 g; Na Benzoat sebanyak 0,3 g; sorbitol
sebanyak 29,8 g, NAHPO4 sebanyak 2,3405 g, NA2HPO4 sebanyak 0,1068 g dan
sakarin Na sebanyak 0,258 g

Dicampurkan propilenglikol, gliserin dan PEG 400 di dalam beakerglass, aduk pelan-
pelan ad homogen ( campuran 1 )

Dicampurkan paracetamol sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam campuran 1,


kemudian ditambahkan Na-benzoat dan aduk ad homogen.

Dilarutkan dapar fosfat dalam aquadest ad larut dan dimasukkan ke dalam campuran 2
sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen.

Dilarutkan sakarin na dengan aqua kalida ad terlarut di beaker glass, lalu ditambahkan
kedalam campuran ad homogen

28
Lalu ditambahkan sorbitol dalam campuran aduk ad homogen.

Ditambahkan perasa strawberry dan pewarna merah sebanyak 3 dan 2 tetes ( atau
dilarutkan dulu dalam air ), aduk ad homogen.

Ditambahkan aquadest ad garis tanda, masukkan ke dalam botol dan tutup dengan
rapat.

29
2. FORMULA SIRUP PARASETAMOL ( FORMULA 2 )
Nama Bahan Fungsi Kadar % Digunakan Dalam 100
ml
Parasetamol Bahan aktif 125 mg/5 ml 2,5 g
2,5 %
Propilen glikol Kosolven 10 – 25 % 20 % 20,76 g
PEG 400 Kosolven 15 – 25 % 25 % 28 g
Sorbitol Pemanis 20 - 25 % 20 % 29,8 g
Sakarin-Na Pemanis 0,04 – 0,25 % 0,1 % 0,086 g
Nipagin Pengawet 0,015 – 0,2 % 0,1 % 0,1352 g
Nipasol Pengawet 0,01 – 0,02 % 0,02 % 0,0258 g
Na2HPO4.2H2O Dapar phospat 0,16 % 0,1068 g
NaH2PO4.2H2O Dapar phospat 2,34 % 2,3405 g
Strawberry Essence Perasa q.s q.s
Pewarna Merah Pewarna q.s q.s
Aquadest Pelarut Ad 100 ml 16,25 % 16,25 ml

A. Penimbangan bahan :
1. Parasetamol
125 mg
x 100 ml = 2500 mg = 2,500 g
5 ml
g
2. Propilen glikol (BJ = 1,038 )
ml
20 g
x 100 ml = 20 ml x 1,038 = 20,76 g
100 ml
g
3. PEG 400 (BJ = 1,120 )
ml
25 g
x 100 ml = 25 ml x 1,120 = 28 g
100 ml
g
4. Sorbitol (BJ = 1,49 )
ml
20 g
x 100 ml = 20 ml x 1,49 = 29,8 g
100 ml
g
5. Sakarin-Na (BJ = 0,86 )
ml
0,1 g
x 100 ml = 0,1 ml x 0,86 = 0,086 g
100 ml

30
g
6. Nipagin (methyl paraben) (BJ = 1,352 )
ml
0,1 g
x 100 ml = 0,1 ml x 1,352 = 0,1352 g
100 ml
g
7. Nipasol (propyl paraben) (BJ = 1,288 )
ml
0,02 g
x 100 ml = 0,02 ml x 1,288 = 0,0258 g
100 ml
8. Perhitungan Aquadest
100 % - 83,75 % = 16,25 %
16,25/100 x 100 ml = 16,25 ml

B. Perhitungan pelarut :
a. Propilen glikol (paracetamol larut dalam 1 : 9 propilen glikol)
20 ml
x 1 g = 2,20 g
9 ml
b. PEG 400 (paracetamol larut dalam 1 : 7 PEG 400)
25 ml
x 1 g = 3,57 g
7 ml
Total parasetamol yang dapat dilarutkan dalam kosolven 5,77 g
Jadi, parasetamol 2,5 g dapat terlarut pada kosolven.

C. Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)


1. Propilen glikol
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 25 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 195 – 400 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 400 – 691,25 mg
20 g
Propilen glikol = x 100 ml = 20 ml x 1,038 = 20,76 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
c. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 20,76 g = 4,1520 g – 8,304 g
100 ml
d. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 20,76 g = 8,304 g – 16,608 g
100 ml

31
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.

2. PEG 400
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : ≤ 10 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 78 – 160 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 160 – 276,5 mg
25 g
PEG 400 = x 100 ml = 25 ml x 1,120 = 28 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
c. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 28 g = 5,60 g – 11,20 g
100 ml
d. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 28 g = 11,20 g - 22,40 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.
3. Sorbitol
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 10 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 78 – 160 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 160 – 276,5 mg
20 g
Sorbitol = x 100 ml = 20 ml x 1,49 = 29,8 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
c. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 29,8 g = 5,96 g – 11,92 g
100 ml
d. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 29,8 g = 11,92 g – 23,84 g
100 ml

32
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.
4. Sakarin –Na
mg
ADI : 2,5 BB
Umur Berat Badan ( kg ) kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 19,5 - 40 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 40 – 68,75 mg
0,1 g
Sakarin-Na = x 100 ml = 0,1 ml x 0,86 = 0,086 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 0,086 g = 0,0172 g – 0,0344 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1x sehari = x 0,086 g = 0,0344 g – 0,0688 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.

5. Nipagin
mg
ADI : 10 BB
Umur Berat Badan ( kg ) kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 78 – 160 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 160 – 276,5 mg
0,1 g
Nipagin = x 100 ml = 0,1 ml x 1,352 = 0,1352 g
100 ml
Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 0,1352 g = 0,0270 g – 0,0541 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 0,1352 g = 0,0541 g – 0,1082 g
100 ml
Kesimpulan : kurang dari ADI, sehingga dapat digunakan.
6. Nipasol
mg
ADI : 10 BB
Umur Berat Badan ( kg ) kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 78 – 160 mg

33
6 – 12 tahun 16 – 27,65 160 – 276,5 mg
0,02 g
Nipasol = x 100 ml = 0,02 ml x 1,288 = 0,0258 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 0,0258 g = 0,0052 g - 0,0103 g
60 ml
b. 6 - 12 tahun
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 0,0258 g = 0,0103 g – 0.0206 g
60 ml
Kesimpulan : kurang dari ADI, sehingga dapat digunakan.

CARA PERACIKAN
1. Dikalibrasi beakerglass 100 ml, beri label
2. Ditimbang paracetamol sebanyak 2,5 g ; propilenglikol sebanyak 20,76 g ; PEG 400
sebanyak 28 g; Nipagin sebanyak 0,1352 g; Nipasol sebanyak 0,0258 g, sorbitol
sebanyak 29,8 g, NAH2PO4 sebanyak 2,3405 g, NA2HPO4 sebanyak 0,1068 g dan
sakarin Na sebanyak 0,089 g
3. Dicampurkan propilenglikol dan PEG 400 di dalam beaker glass, aduk pelan-pelan ad
homogen ( campuran 1 )
4. Dicampurkan paracetamol sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam campuran 1,
kemudian ditambahkan Nipagin dan nipasol dan aduk ad homogen.
5. Dilarutkan dapar fosfat dalam aquadest ad larut dan dimasukkan ke dalam campuran 2
sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen.
6. Dilarutkan sakarin na dengan aqua kalida ad terlarut di beaker glass, lalu ditambahkan
kedalam campuran ad homogen
7. Lalu ditambahkan sorbitol dalam campuran aduk ad homogen.
8. Ditambahkan perasa strawberry dan pewarna merah sebanyak 3 dan 2 tetes ( atau
dilarutkan dulu dalam air ), aduk ad homogen.
9. Ditambahkan aquadest ad garis tanda, masukkan ke dalam botol dan tutup dengan
rapat.

34
BAGAN ALIR
Dikalibrasi beakerglass 100 ml, beri label

Ditimbang paracetamol sebanyak 2,5 g ; propilenglikol sebanyak 20,76 g ; PEG 400


sebanyak 28 g; Nipagin sebanyak 0,1352 g; Nipasol sebanyak 0,0258 g, sorbitol
sebanyak 29,8 g, NAH2PO4 sebanyak 2,3405 g, NA2HPO4 sebanyak 0,1068 g dan
sakarin Na sebanyak 0,089 g

Dicampurkan propilenglikol dan PEG 400 di dalam beaker glass, aduk pelan-pelan ad
homogen ( campuran 1 )

Dicampurkan paracetamol sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam campuran 1,


kemudian ditambahkan Nipagin dan nipasol dan aduk ad homogen.

Dilarutkan dapar fosfat dalam aquadest ad larut dan dimasukkan ke dalam campuran 2
sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen.

Dilarutkan sakarin na dengan aqua kalida ad terlarut di beaker glass, lalu ditambahkan
kedalam campuran ad homogen Lalu ditambahkan sorbitol dalam campuran aduk ad
homogen.

Ditambahkan perasa strawberry dan pewarna merah sebanyak 3 dan 2 tetes ( atau
dilarutkan dulu dalam air ), aduk ad homogen.
35
Ditambahkan aquadest ad garis tanda, masukkan ke dalam botol dan tutup dengan
rapat.

36
3. FORMULA SIRUP PARASETAMOL ( FORMULA 3 )

Nama Bahan Fungsi Kadar % Digunakan Dalam


100 ml
Parasetamol Bahan aktif 125 mg / 5 ml 2,5 g
(2,5%)
Propilenglikol Pelarut 10 % - 25 % 25 % 25,95 g
PEG 400 Pelarut 15 % – 25 % 15 % 17,10 g
Gliserin Pelarut <50 % 40 % 50,48 g
Sakarin Na Pemanis 0,04 % - 0,25 % 0,1 % 0,0860 g
Na Benzoat Pengawet 0,02 % - 0,5% 0,2 % 0,3 g
Na2HPO4. 2H2O Dapar (garam) 2,3 % 0,1068 g
NaH2PO4. 2H2O Dapar (asam) 0,16 % 2,3405 g
Strawberry Essense Perasa q.s
Pewarna Merah Pewarna q.s
Ad 100 ml
Aquadest Pelarut 14,47% 14,47 ml

A. Penimbangan bahan :
1. Parasetamol
0,125 g
x 100 ml = 2,5 g
5 ml
2. Propilen glikol
g
BJ : 1,038 ( HPE hal 592 )
ml
25 g
x 100 ml = 25 ml x 1,038 = 25,95 g
100 ml
3. Gliserin
g
BJ : 1,2620 ( 25°C) (HPE hal 283)
ml
40 g
x 100 ml = 40 ml x 1,2620 = 50,48 g
100 ml
4. PEG 400
g
BJ : 1,120 (HPE hal 518)
ml
15 g
x 100 ml = 15 ml x 1,120 = 16,8 g
100 ml
5. Na-Benzoat

37
g
BJ : 1,5 (HPE hal 627 )
ml
0,2 g
x 100 ml = 0,2 ml x 1,5 = 0,3 g
100 ml
6. Sakarin-Na
g
BJ : 0,86 (HPE hal 602 )
ml
0,1 g
x 100 ml = 0,1 ml x 0,86 = 0,086 g
100 ml
7. Aquadest = 100%-85,26%=14,74%
14,74/100 x 100 ml = 14,47 ml

B. Perhitungan pelarut :
a. Propilen glikol
25 ml
x 1 g = 2,78 g
9 ml
b. PEG 400
15 ml
x 1 g = 2,14 g
7 ml
c. Gliserin
40 ml
x1g=1g
40 ml
Total parasetamol yang dapat dilarutkan dalam kosolven 5,92 g
Jadi, parasetamol 2,5 g dapat terlarut pada kosolven.

C. Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)


1. Propilen glikol

mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 25 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 195 – 400 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 400 – 691,25 mg
25 g
Propilen glikol = x 100 ml = 25 ml x 1,038 = 25,95 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (5 ml -10 ml)= 20 ml-40 ml

38
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 25,95 g = 5,19 g – 10,38 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (10 ml-20 ml) = 40 ml-80 ml
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 25,95 g = 10,38 g – 20,76 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.
2. Gliserin

mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 1,0 – 1,5 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 (7,8 – 16 g ) – (11,7 - 24 g)
6 – 12 tahun 16 – 27,65 (16 – 27,65 g) – (24 – 41,25 g)

40 g
Gliserin = x 100 ml = 40 ml x 1,2620 = 50,48 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (5 ml-10ml) = 20 ml – 40 ml
20 ml−40 ml
1x sehari = x 50,48 g = 10,096 g – 20,192 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (10 ml – 20 ml) = 40 ml – 80 ml
40 ml−80 ml
1x sehari = x 50,48 g = 20,192 g- 40,384 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.

3. PEG 400

mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : ≤ 10 BB
kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 78 – 160 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 160 – 276,5 mg
15 g
PEG 400 = x 100 ml = 15 ml x 1,120 = 16,8 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :

39
a. 1 – 6 tahun
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (5 ml-10ml) = 20 ml – 40 ml
20 ml−40 ml
1 x sehari = x 16,8 g = 3,36 g – 6,72 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (10 ml – 20 ml) = 40 ml – 80 ml
40 ml−80 ml
1x sehari = x 16,8 g = 6,72 g - 13,44 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.
4. Na-Benzoat

mg
ADI : 5 BB
Umur Berat Badan ( kg ) kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 39 – 80 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 80 – 138,25 mg
0,2 g
Na-Benzoat = x 100 ml = 0,2 ml x 1,5 = 0,3 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (5 ml-10ml) = 20 ml – 40 ml
20 ml−40 ml
1x sehari = x 0,3 g = 0,06 g – 0,12 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (10 ml – 20 ml) = 40 ml – 80 ml
40 ml−80 ml
1x sehari = x 0,3 g = 0,12 g – 0,24 g
100 ml
Kesimpulan : kurang dari ADI, sehingga dapat digunakan.
5. Sakarin –Na

mg
ADI : 2,5 BB
Umur Berat Badan ( kg ) kg
1 – 6 tahun 7,8 – 16 19,5 - 40 mg
6 – 12 tahun 16 – 27,65 40 – 68,75 mg
0,1 g
Na-Benzoat = x 100 ml = 0,1 ml x 0,86 = 0,086 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 1 – 6 tahun

40
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (5 ml-10ml) = 20 ml – 40 ml
20 ml−40 ml
1x sehari = x 0,086 g = 0,0172 g – 0,0344 g
100 ml
b. 6 - 12 tahun
Pemakaian gliserin sehari = 4 x (10 ml – 20 ml) = 40 ml – 80 ml
40 ml−80 ml
1 x sehari = x 0,086 g = 0,0344 g – 0,0688 g
100 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.

CARA PERACIKAN
1. Dikalibrasi beakerglass 100 ml, beri label
2. Ditimbang paracetamol sebanyak 2,5 g ; propilenglikol sebanyak 25,95 g ; PEG 400
sebanyak 17,10 g; Na Benzoat sebanyak 0,3 g, NAH2PO4 sebanyak 2,3405 g,
NA2HPO4 sebanyak 0,1068 g dan sakarin Na sebanyak 0,0860 g
3. Dicampurkan propilengliko, gliserin, dan PEG 400 di dalam beaker glass, aduk pelan-
pelan ad homogen ( campuran 1 )
4. Dicampurkan paracetamol sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam campuran 1,
kemudian ditambahkan Na Benzoat dan aduk ad homogen.
5. Dilarutkan dapar fosfat dalam aquadest ad larut dan dimasukkan ke dalam campuran 2
sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen.
6. Dilarutkan sakarin na dengan aqua kalida ad terlarut di beaker glass, lalu ditambahkan
kedalam campuran ad homogen
7. Ditambahkan perasa strawberry dan pewarna merah sebanyak 3 dan 2 tetes ( atau
dilarutkan dulu dalam air ), aduk ad homogen.
8. Ditambahkan aquadest ad garis tanda, masukkan ke dalam botol dan tutup dengan
rapat.

41
BAGAN ALIR

Dikalibrasi beakerglass 100 ml, beri label

Ditimbang paracetamol sebanyak 2,5 g ; propilenglikol sebanyak 25,95 g ; PEG 400


sebanyak 17,10 g; Na Benzoat sebanyak 0,3 g, NAH2PO4 sebanyak 2,3405 g,
NA2HPO4 sebanyak 0,1068 g dan sakarin Na sebanyak 0,0860 g

Dicampurkan propilengliko, gliserin, dan PEG 400 di dalam beaker glass, aduk pelan-
pelan ad homogen ( campuran 1 )

Dicampurkan paracetamol sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam campuran 1,


kemudian ditambahkan Na Benzoat dan aduk ad homogen.

Dilarutkan dapar fosfat dalam aquadest ad larut dan dimasukkan ke dalam campuran 2
sedikit demi sedikit sambil diaduk ad homogen.

Dilarutkan sakarin na dengan aqua kalida ad terlarut di beaker glass, lalu ditambahkan
kedalam campuran ad homogen

Ditambahkan perasa strawberry dan pewarna merah sebanyak 3 dan 2 tetes ( atau
dilarutkan dulu dalam air ), aduk ad homogen.

42
Ditambahkan aquadest ad garis tanda, masukkan ke dalam botol dan tutup dengan
rapat.

43
FORMULASI DROP

1. FORMULA DROP PARASETAMOL ( FORMULA 1 )


Nama Bahan Fungsi Kadar % Digunakan Jumlah dalam
15 ml( g )
Parasetamol Bahan aktif 30 mg/0,6 ml 0,75
(5%)
Propilen glikol Kosolven 10 – 25 % 25 % 3,8925
PEG 400 Kosolven 15 – 25 % 25 % 4,2
Sorbitol Pemanis 10 – 35 % 20 % 4,47
Sakarin-Na Pemanis 0,04 – 0,25 % 0,1 % 0,0129
Na-Benzoat Pengawet 0,02 – 0,5 % 0,15 % 0,0338
Na2HPO4.2H2O Dapar (garam) 0,16 % 0,0160
NaH2PO4.2H2O Dapar (asam) 2,34 % 0,3510
Grape Essence Perasa q.s q.s
Pewarna Ungu Pewarna q.s q.s
Aquadest Pelarut ad 15 ml 22,25% 3,34 ml

A. Penimbangan bahan :
1. Parasetamol
0 , 03 g
x 15 ml = 0,75 g
0,6 ml
0,75g/15 ml x 100% = 5%
g
2. Propilen glikol (BJ : 1,038 HPE ed 6 hal 592)
ml
25 g
x 15 ml = 3,75 ml x 1,038 = 3,8925 g
100 ml
g
3. PEG 400 (BJ : 1,120 HPE ed 6 hal 518)
ml
25 g
x 15 ml = 3,75 ml x 1,120 = 4,2 g
100 ml
g
4. Sorbitol (BJ : 1,49 🡪HPE : 680)
ml
20 g
x 15 ml = 3 ml x 1,49 = 4,47 g
100 ml

44
g
5. Sakarin-Na (BJ : 0,86 HPE ed 6 hal 608)
ml
0,1 g
x 15 ml = 0,015 ml x 0,86 = 0,0129 g
100 ml
g
6. Na-Benzoat (BJ : 1,5 HPE ed 6 hal 627)
ml
0,15 g
x 15 ml = 0,0225 ml x1,5 = 0,0338 g
100 ml
7. Aquadest = 100%-77,75%= 22,25%
22,25/100 x 15 ml =3,34 ml

B. Perhitungan pelarut :
1. Propilen glikol  paracetamol larut dalam 1:9 propilen glikol
3,75 ml
x 1 g = 0,42 g
9 ml
2. PEG 400  paracetamol larut dalam 1:7 PEG 400
7,5 ml
x 1 g = 0,54 g
7 ml
Total parasetamol yang dapat dilarutkan dalam kosolven 0,96 g
Jadi, parasetamol 0,75 g dapat terlarut pada kosolven.

C. Konstanta Dielektrik
● konst. Dielektrik propilen glikol : 32
● konst. Dielektrik PEG 400 : 12,5
● konst. Dielektrik aquadest : 80,4
Konstanta dielektrik parasetamol :
= (( %propilen glikol x konst. Dielektrik propilen glikol)+( %PEG 400 x konst.
Dielektrik PEG 400)+ ( %aquadest x konst. Dielektrik aquadest)) / 100
( 25 % X 32 ) + ( 25 % X 12,5 ) + ( 8,44 % X 80,4 )
=
100
( 8+3,125+6,79 )
=
100
= 17,92 %
D. Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)
7. Propilen glikol (HPE : 592)

45
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 25 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 76,25 – 141,25
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 141,25 – 176,25
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 176,25 – 196,25
(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)
25 g
Propilen glikol = x 15 ml = 3,75 ml x 1,038 = 3,8925 g
100 ml

⮚ Perhitungan penggunaan dosis :


a. 0 – 3 bulan
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (0,6 ml – 1,2ml)= 2,4ml – 4,8 ml
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 3,8925 g = 0,6228 g – 1,2456 g
15 ml
b. 3 – 6 bulan
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (1,2 ml – 1,8 ml)= 4,8ml – 7,2 ml
4 ,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 3,8925 g = 1,2456 g – 1,8684 g
15 ml
c. 6 – 12 bulan
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (1,8 ml – 2,4 ml)= 7,2 ml – 9,6 ml
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 3,8925 g = 1,8684 g – 2,4912 g
15 ml
Kesimpulan : dibawah rentang ADI, sehingga dapat digunakan.

8. PEG 400 (HPE : 521)


mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 10 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 30,5 – 56,5
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 56,5 – 70,5
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 70,5 – 78,5

(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)


25 g
PEG 400 = x 15 ml = 3,75 ml x 1,120 = 4,2 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (0,6 ml – 1,2ml)= 2,4ml – 4,8 ml

46
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 4,2 g = 0,672 g – 1,344 g
15 ml

b. 3 – 6 bulan
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (1,2 ml – 1,8 ml)= 4,8ml – 7,2 ml
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 4,2 g = 1,344 g – 2,016 g
15 ml
c. 6 – 12 bulan
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (1,8 ml – 2,4 ml)= 7,2 ml – 9,6 ml
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 4,2 g = 2,016 g – 2,688 g
15 ml
Kesimpulan : diatas rentang ADI, sehingga masih bisa digunakan karena tidak
dikonsumsi terus-menerus.

9. Sorbitol (HPE:679)
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 10 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 30,5 – 56,5
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 56,5 – 70,5
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 70,5 – 78,5

(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)


20 g
Sorbitol = x 15 ml = 3 ml x 1,49 = 4,47 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (0,6 ml – 1,2ml)= 2,4ml – 4,8 ml
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 4,47 g = 0,7152 g – 1,4304 g
15 ml
b. 3 – 6 bulan
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (1,2 ml – 1,8 ml)= 4,8ml – 7,2 ml
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 4,47 g = 1,4304 g – 2,1456 g
15 ml
c. 6 – 12 bulan
Pemakaian propilen glikol sehari = 4 x (1,8 ml – 2,4 ml)= 7,2 ml – 9,6 ml
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 4,47 g = 2,1456 g – 2,8608 g
15 ml

47
Kesimpulan : diatas rentang ADI, sehingga masih bisa digunakan karena tidak
dikonsumsi terus-menerus.

10. Sakarin- Na (HPE:609) 2,5 mg/kg BB


mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 2,5 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 7,625 – 14,125
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 14,125– 17,625
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 17,625– 19,625

(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)


0,1 g
Sakarin-Na = x 15 ml = 0,015 ml x 0,86 = 0,0129 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 0,0129 g = 2,064 x10-3 g – 4,128 x10-3 g
15 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 0,0129 g = 4,128 x10-3 g – 6,192 x10-3 g
15 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 0,0129 g = 6,192 x10-3 g – 8,256 x10-3 g
15 ml
Kesimpulan : diatas rentang ADI, sehingga masih bisa digunakan karena tidak
dikonsumsi terus-menerus.

11. Na-Benzoat (HPE :628)


mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 5 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 15,25 – 28,25
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 28,25 – 35,25
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 35,25 – 39,25

(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)


0,15 g
Na-Benzoat = x 15 ml = 0,0225 ml x1,5 = 0,0338 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :

48
a. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 0,0338 g = 5,4 x10-3 g – 0,0108 g
15 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 0,0338 g = 0,0108 g – 0,0162 g
15 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 0,0338 g = 0,0162 g – 0,0216 g
15 ml
Kesimpulan : diatas rentang ADI, sehingga masih bisa digunakan karena tidak
dikonsumsi terus-menerus.

D. CARA PERACIKAN:
1. Disiapkan alat dan bahan dan dikalibrasi botol 15 ml
2. Ditimbang PEG 400 sebanyak 4,200 g dan propilen glikol sebanyak 3,8925 g,
dimasukkan kedalam beaker glass.
3. Ditambahkan parasetamol yang telah di timbang sebanyak 0,75 g sedikit demi
sedikit kedalam campuran no. 1, kemudian diaduk ad larut dan homogen
4. Dibuat dapar dengan menimbang Na2HPO4.2H2O sebanyak 0,0160 g dan
NaH2PO4.2H2O sebanyak 0,3510 g, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam
beaker glass lain.
5. Kemudian ditimbang Na-Benzoat sebanyak 0,0338 g, lalu dilarutkan dalam
campuran no. 4, diaduk ad homogen. lalu campuran dimasukkan kedalam beaker
glass yang berisi campuran no. 3
6. Ditimbang sakarin-Na sebanyak 0,0129 g lalu dilarutkan dengan aqua kalida ,
dicampurkan (sakarin-Na) kedalam sorbitol, diaduk ad homogen dan dimasukkan
dalam campuran no. 5
7. Sediaan diaduk ad homogen.
8. Ditambahkan perasa grape essence dan pewarna ungu secukupnya sampai
didapatkan spesifikasi yang diinginkan
9. Dimasukkan sediaan kedalam botol yang sudah dikalibrasi

49
10. Ditambahkan aquadest ad tanda kalibrasi.

E. Bagan Alir

Disiapkan alat dan bahan dan dikalibrasi botol 15 ml

Ditimbang PEG 400 sebanyak 4,200 g dan propilen glikol sebanyak 3,8925 g,
dimasukkan kedalam beaker glass.

Ditambahkan parasetamol yang telah di timbang sebanyak 0,75 g sedikit demi


sedikit kedalam campuran no. 1, kemudian diaduk ad larut dan homogen

Dibuat dapar dengan menimbang Na2HPO4.2H2O sebanyak 0,0160 g dan


NaH2PO4.2H2O sebanyak 0,3510 g, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam
beaker glass lain.

Kemudian ditimbang Na-Benzoat sebanyak 0,0338 g, lalu dilarutkan dalam


campuran no. 4, diaduk ad homogen. lalu campuran dimasukkan kedalam beaker
glass yang berisi campuran no. 3

50
Ditimbang sakarin-Na sebanyak 0,0129 g lalu dilarutkan dengan aqua kalida ,
dicampurkan (sakarin-Na) kedalam sorbitol, diaduk ad homogen dan dimasukkan
dalam campuran no. 5

Sediaan diaduk ad homogen.

Ditambahkan perasa grape essence dan pewarna ungu secukupnya sampai


didapatkan spesifikasi yang diinginkan

Dimasukkan sediaan kedalam botol yang sudah dikalibrasi

Ditambahkan aquadest ad tanda kalibrasi.

51
2. FORMULA DROP PARASETAMOL ( FORMULA 2 )
Nama Bahan Fungsi Kadar % Digunakan Jumlah (g)
dalam 15 ml
Parasetamol Bahan aktif 30 mg/0,6 ml 0,75
(5%)
Propilen glikol Kosolven 10 – 25 % 21 % 3,2697
Gliserin Kosolven < 50 % 23 % 4,3567
PEG 400 Kosolven 15 – 25 % 25 % 4,200
Sakarin-Na Pemanis 0,04 – 0,25 % 0,1 % 0,0129
Na-Benzoat Pengawet 0,02 – 0,5 % 0,1 % 0,0225
Na2HPO4.2H2O Dapar (garam) 0,16 % 0,0160
NaH2PO4.2H2O Dapar (asam) 2,34 % 0,3510
Grape Essence Perasa q.s q.s
Pewarna Ungu Pewarna q.s q.s
Aquadest Pelarut ad 15 ml 23,30% 3,495 ml

A. Penimbangan bahan :
1. Parasetamol
0,03 g
x 15 ml = 0,75 g
0,6 ml
g
2. Propilen glikol (BJ : 1,038 HPE : 592)
ml
21 g
x 15 ml = 3,15 ml x 1,038 = 3,2697 g
100 ml
g
3. Gliserin (BJ : 1,2628 HPE : 283)
ml
23 g
x 15 ml = 3,45 ml x 1,2628 = 4,3567 g
100 ml
g
4. PEG 400 (BJ : 1,120 HPE : 518)
ml
25 9
x 15 ml = 3,75 ml x 1,120 = 4,200 g
100 ml
g
5. Sakarin-Na (BJ : 0,86 HPE : 608)
ml
0,1 g
x 15ml = 0,015 ml x 0,86 = 0,0129 g
100 ml

52
g
6. Na-Benzoat (BJ : 1,5 HPE : 627)
ml
0,1 g
x 15 ml = 0,015 ml x 1,5 = 0,0225 g
100 ml
7. Aquadest 100%-76,7%= 23,3%
23,3/100 x 15 ml= 3,495 ml
B. Perhitungan pelarut :
1. Propilen glikol paracetamol larut dalam 1 : 9 propilen glikol
3,15 ml
x 1 g = 0,35 g
9 ml
2. PEG 400 paracetamol larut dalam 1 : 7 PEG 400
3,75 ml
x 1 g = 0,54 g
7 ml
3. Gliserin paracetamol larut dalam 1 : 40 Gliserin
3,45 ml
x 1 g = 0,09 g
40 ml
Total parasetamol yang dapat dilarutkan dalam kosolven 0,98g
Jadi, parasetamol 0,75 g dapat terlarut pada kosolven.

C. Konstanta Dielektrik
Kontanta dielektrik parasetamol :
= (( %propilen glikol x konst. Dielektrik propilen glikol)+( %PEG 400 x konst.
Dielektrik PEG 400)+ ( %aquadest x konst. Dielektrik aquadest)+ ( %gliserin x konst.
Dielektrik gliserin)) / 100
( 21% X 32,1 )+ ( 25 % X 12,5 ) + ( 13,23 % X 80 ) +(23 % X 46)
=
100
= 31,03 %

D. Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)


1. Propilen glikol
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 25 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 76,25 – 141,25
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 141,25 – 176,25
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 176,25 – 196,25

53
21 g
Propilen glikol = x 30 ml = 6,3 ml x 1,038 = 6,60 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 6,60 g = 0,528 g – 1,056 g
30 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 6,60 g = 1,056 g – 1,584 g
30 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 6,60 g = 1,584 g – 2,112 g
30 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena
pemakaian tidak secara terus menerus.
2. Gliserin
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 1,0 – 1,5 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 (3,05 – 5,65 kg ) – (4,58 – 8,48 kg)
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 (5,65 – 7,05 kg) – (8,48 – 10,58 kg)
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 (7,05 – 7,85 kg) – ( 10,58 – 11,78 kg)

23 g
Gliserin = x 30 ml = 6,9 ml x 1,2628 = 8,71 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 8,71 g = 0,6968 g – 1,3936 g
30 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 8,71 g = 1,3936 g – 2,0904g
30 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 8,71 g = 2,0904 g – 2,7872 g
30 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.

3. PEG 400

54
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : ≤ 10 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 30,5 – 56,5
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 56,5 – 70,5
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 70,5 – 78,5
25 g
PEG 400 = x 30 ml = 7,5 ml x 1,120 = 8,4 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
d. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
e. x sehari = x 8,4 g = 0,672 g – 1,344 g
30 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1x sehari = x 8,4 g = 1,344 g – 2,016 g
30 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 8,4g = 2,016 g – 2,688 g
30 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.
4. Sakarin- Na
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 10 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 30,5 – 56,5
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 56,5 – 70,5
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 70,5 – 78,5
0,1 g
Sakarin-Na = x 30 ml = 0,03 ml x 0,86 = 0,0258 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 0,0258 g = 2,064 x10-3 g – 4,128 x10-3 g
30 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 0,0258 g = 4,128 x10-3 g – 6,192 x10-3 g
30 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 0,0258g = 6,192 x10-3 g – 8,256 x10-3 g
30 ml
Kesimpulan : kurang dari ADI, sehingga dapat digunakan.

55
5. Na-Benzoat
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 5 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 15,25 – 28,25
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 28,25 – 35,25
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 35,25 – 39,25
0,1 g
Na-Benzoat = x 30 ml = 0,03 ml x 1,5 = 0,045 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 0,045 g = 3,6 x10-3 g – 7,2 x10-3 g
30 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 0,045 g = 7,2 x10-3 g – 0,0108 g
30 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 0,045 g = 0,0108 g – 0,0144 g
30 ml
Kesimpulan : kurang dari ADI, sehingga dapat digunakan.

E. Cara Peracikan
1. Disiapkan alat dan bahan dan dikalibrasi botol 15 ml
2. Ditimbang PEG 400 sebanyak 4,200 g dan propilen glikol sebanyak 3,2697 g,
dimasukkan kedalam beaker glass.
3. Ditambahkan parasetamol yang telah di timbang sebanyak 0,75 g sedikit demi
sedikit kedalam campuran no. 1, kemudian diaduk ad larut dan homogen
4. Dibuat dapar dengan menimbang Na2HPO4.2H2O sebanyak 0,0160 g dan
NaH2PO4.2H2O sebanyak 0,3510 g, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam
beaker glass lain.
5. Kemudian ditimbang Na-Benzoat sebanyak 0,0225 g, lalu dilarutkan dalam
campuran no. 4, diaduk ad homogen. lalu campuran dimasukkan kedalam beaker
glass yang berisi campuran no. 3
6. Ditimbang sakarin-Na sebanyak 0,0129 g lalu dilarutkan dengan aqua kalida , lalu
dicampurkan sakarin-Na kedalam sorbitol, diaduk ad homogen dan dimasukkan
dalam campuran no. 5
7. Sediaan diaduk ad homogen.

56
8. Ditambahkan perasa grape essence dan pewarna ungu secukupnya sampai
didapatkan spesifikasi yang diinginkan
9. Dimasukkan sediaan kedalam botol yang sudah dikalibrasi
10. Ditambahkan aquadest ad tanda kalibrasi

F. Bagan Alir
Disiapkan alat dan bahan dan dikalibrasi botol 15 ml

Ditimbang PEG 400 sebanyak 4,200 g dan propilen glikol sebanyak 3,2697 g,
dimasukkan kedalam beaker glass.

Ditambahkan parasetamol yang telah di timbang sebanyak 0,75 g sedikit demi


sedikit kedalam campuran no. 1, kemudian diaduk ad larut dan homogen

Dibuat dapar dengan menimbang Na2HPO4.2H2O sebanyak 0,0160 g dan


NaH2PO4.2H2O sebanyak 0,3510 g, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam
beaker glass lain.

Kemudian ditimbang Na-Benzoat sebanyak 0,0225 g, lalu dilarutkan dalam


campuran no. 4, diaduk ad homogen. lalu campuran dimasukkan kedalam beaker
glass yang berisi campuran no. 3

Ditimbang sakarin-Na sebanyak 0,0129 g lalu dilarutkan dengan aqua kalida , lalu
dicampurkan sakarin-Na kedalam sorbitol, diaduk ad homogen dan dimasukkan
dalam campuran no. 5. Kemudian Sediaan diaduk ad homogen.

57
Ditambahkan perasa grape essence dan pewarna ungu secukupnya sampai
didapatkan spesifikasi yang diinginkan

Dimasukkan sediaan kedalam botol yang sudah dikalibrasi

Ditambahkan aquadest ad tanda kalibrasi

58
3. FORMULA DROP PARASETAMOL ( FORMULA 3 )
Nama Bahan Fungsi Kadar % Digunakan Jumlah
(30 ml)
Parasetamol Bahan aktif 30 mg/0,6 ml 0,75
(5%)
Propilen glikol Kosolven 10 – 15 % 24 % 3,7368
Gliserin Kosolven < 50 % 10 % 1,8942
PEG 400 Kosolven 15 – 25 % 15 % 2,5200
Sorbitol Pemanis 20 - 35 % 20 % 4,4700
Na-Benzoat Pengawet 0,02 – 0,5 % 0,1 % 0,0225
Na2HPO4.2H2O Dapar phospat - 0,16 % 0,0160
-
NaH2PO4.2H2O Dapar phospat 2,34 % 0,3510
Anggur Essence Perasa q.s q.s
Pewarna Merah Pewarna q.s q.s
Aquadest Pelarut ad 15 ml 23,4% 3,51 ml

E. Penimbangan bahan :
1. Parasetamol
0,03 g
x 15 ml = 0,75 g
0,6 ml
g
2. Propilen glikol (BJ : 1,038 HPE : 592)
ml
24 g
x 15 ml = 3,6 ml x 1,038 = 3,7368 g
100 ml
g
3. Gliserin (BJ : 1,2628 HPE : 283)
ml
10 g
x 15 ml = 1,5 ml x 1,2628 = 1,8942 g
100 ml
g
4. PEG 400 (BJ : 1,120 HPE : 518)
ml
15 g
x 15 ml = 2,25 ml x 1,120 = 2,5200 g
100 ml
g
5. Sorbitol (BJ : 1,49 HPE : 608)
ml
20 g
x 15 ml = 3 ml x 1,49 = 4,4700 g
100 ml

59
g
6. Na-Benzoat (BJ : 1,5 HPE : 627)
ml
0,1 g
x 15 ml = 0,0150 ml x 1,5 = 0,0225 g
100 ml
7. Aquadest 100%-76,6%= 23,4%
23,4/100 x 15 ml = 3,51 ml

F. Perhitungan pelarut :
d. Propilen glikol : paracetamol larut dalam 1 : 9 propilen glikol
3,6 ml
x 1 g = 0,4 g
9 ml
e. PEG 400 : paracetamol larut dalam 1 : 7 PEG 400
2,25 ml
x 1 g = 0,3214 g
7 ml
f. Gliserin : paracetamol larut dalam 1 : 40 Gliserin
1,5 ml
x 1 g = 0,0375 g
40 ml
Total parasetamol yang dapat dilarutkan dalam kosolven 0,7589 g
Jadi, parasetamol 0,75 g dapat terlarut sempurna pada kosolven.

G. Konstanta Dielektrik
Kontanta dielektrik parasetamol :
= (( %propilen glikol x konst. Dielektrik propilen glikol)+( %PEG 400 x konst.
Dielektrik PEG 400)+ ( %aquadest x konst. Dielektrik aquadest)+ ( %gliserin x konst.
Dielektrik gliserin)) / 100
( 24 %x32,1 ) + ( 15 % x 12,5 ) + ( 1,91 % x 80 )+(10 % x 46)
=
100
= 15,707 %
H. Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)
1. Propilen glikol
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 25 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 76,25 – 141,25
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 141,25 – 176,25
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 176,25 – 196,25
(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)

60
24 g
Propilen glikol = x 15 ml = 3,6 ml x 1,038 = 3,7368 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
e. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
2 x sehari = x 3,7368 g = 0,5979 g – 1,1958 g
15 ml
f. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
2 x sehari = x 3,7368 g = 1,1958 g -1,7937 g
15 ml
g. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 3,7368 g = 1,7937 g – 2,3916 g
15 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena
pemakaian tidak secara terus menerus.

2. Gliserin
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 1,0 – 1,5 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 (3,05 – 5,65 kg ) – (4,58 – 8,48 kg)
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 (5,65 – 7,05 kg) – (8,48 – 10,58 kg)
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 (7,05 – 7,85 kg) – ( 10,58 – 11,78 kg)
(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)
10 g
Gliserin = x 15 ml = 1,5 ml x 1,2628 = 1,8942 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 1,8942 g = 0,3031 g – 0,6061 g
15 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 1,8942 g = 0,6061 g – 0,9092 g
15 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 1,8942 g = 0,9092 g – 1,2123 g
15 ml
Kesimpulan : kurang dari ADI, sehingga dapat digunakan.
3. PEG 400

61
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : ≤ 10 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 30,5 – 56,5
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 56,5 – 70,5
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 70,5 – 78,5
(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)
15 g
PEG 400 = x 30 ml = 4,5 ml x 1,120 = 5,04 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
1x sehari = x 5,04 g = 0,4032 g – 0,8064 g
30 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1x sehari = x 5,04 g = 0,8064 g – 1,2096 g
30 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 5,04 g = 1,2096 g – 1,6128 g
30 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.

4. Sorbitol
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 10 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 30,5 – 56,5
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 56,5 – 70,5
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 70,5 – 78,5
(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)
20 g
Sorbitol = x 15 ml = 3 ml x 1,49 = 4,4700 g
100 ml
Perhitungan penggunaan dosis :
d. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
2 x sehari = x 4,4700 g = 0,7152 g – 1,4304 g
15 ml
e. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
2 x sehari = x 4,4700 g = 1,4304 g – 2,1456 g
15 ml

62
f. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 4,4700 g = 2,1456 g – 2,8608 g
15 ml
Kesimpulan : melebihi ADI, namun masih dapat digunakan karena pemakaian
tidak secara terus menerus.
5. Na-Benzoat
mg
Umur Berat Badan ( kg ) ADI : 5 BB
kg
0 – 3 bulan 3,05 – 5,65 15,25 – 28,25
3 – 6 bulan 5,65 – 7,05 28,25 – 35,25
6 – 12 bulan 7,05 – 7,85 35,25 – 39,25
(table berat badan ISO Vol.45 hal: 642, tahun 2010)
0,1 g
Na-Benzoat = x 15 ml = 0,0150 ml x 1,5 = 0,0225 g
100 ml
⮚ Perhitungan penggunaan dosis :
a. 0 – 3 bulan
2,4 ml−4,8 ml
1 x sehari = x 0,0225g = 3,6 x10-3 g – 7,2 x10-3 g
15 ml
b. 3 – 6 bulan
4,8 ml−7,2 ml
1 x sehari = x 0,0225g = 7,2 x10-3 g – 0,0108 g
15 ml
c. 6 – 12 bulan
7,2ml−9,6 ml
1 x sehari = x 0,0225g = 0,0108 g – 0,0144 g
15 ml
Kesimpulan : kurang dari ADI, sehingga dapat digunakan.
I. Cara Peracikan
1. Disiapkan alat dan bahan dan dikalibrasi botol 100 ml
2. Ditimbang PEG 400 sebanyak 2,5200 g dan propilen glikol sebanyak 3,7368 g,
dimasukkan kedalam beaker glass.
3. Ditambahkan parasetamol yang telah di timbang sebanyak 0,75 g sedikit demi
sedikit kedalam campuran no. 1, kemudian diaduk ad larut dan homogen
4. Dibuat dapar dengan menimbang Na2HPO4.2H2O sebanyak 0,0160 g dan
NaH2PO4.2H2O sebanyak 0,3510 g, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam
beaker glass lain.

63
5. Kemudian ditimbang Natrium Benzoat sebanyak 0,0225 g, lalu dilarutkan dalam
campuran no. 4, diaduk ad homogen. lalu campuran dimasukkan kedalam beaker
glass yang berisi campuran no. 3
6. Ditimbang sorbitol sebanyak 4,4700 g dan dimasukkan dalam campuran no. 5,
diaduk ad homogen
7. Sediaan diaduk ad homogen.
8. Ditambahkan perasa Anggur essence dan pewarna Anggur secukupnya sampai
didapatkan spesifikasi yang diinginkan
9. Dimasukkan sediaan kedalam botol yang sudah dikalibrasi
10. Ditambahkan aquadest ad tanda kalibrasi

J. Bagan Alir
Disiapkan alat dan bahan dan dikalibrasi botol 100 ml

Ditimbang PEG 400 sebanyak 2,5200 g dan propilen glikol sebanyak 3,7368 g, dimasukkan
kedalam beaker glass.

Ditambahkan parasetamol yang telah di timbang sebanyak 0,75 g sedikit demi sedikit
kedalam campuran no. 1, kemudian diaduk ad larut dan homogen

Dibuat dapar dengan menimbang Na2HPO4.2H2O sebanyak 0,0160 g dan NaH2PO4.2H2O


sebanyak 0,3510 g, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam beaker glass lain.

Kemudian ditimbang Natrium Benzoat sebanyak 0,0225 g, lalu dilarutkan dalam campuran
no. 4, diaduk ad homogen. lalu campuran dimasukkan kedalam beaker glass yang berisi
campuran no. 3

Ditimbang sorbitol sebanyak 4,4700 g dan dimasukkan dalam campuran no. 5, diaduk ad
homogen.

64
Ditambahkan perasa Anggur essence dan pewarna Anggur secukupnya sampai didapatkan
spesifikasi yang diinginkan

Dimasukkan sediaan kedalam botol yang sudah dikalibrasi

Ditambahkan aquadest ad tanda kalibrasi

PERHITUNGAN MASA KEDALUARSA

Perhitungan Expired Date

Paracetamol pada pH 6,0 : t½ = 21.8 tahun

Dengan menggunakan rumus

Log K = ( 2,303 / t½ ) x log co/ct


Log K = 2,303 / 21.8 x log 1½
Log K = 0.0318

Sehingga diperoleh nilai T90 sebesar :

Log K = ( 2,303 / t90 ) x log co/ct


0.0318 = 2.303 / t90 x log 1/0.9
= 2.303 x 0.0458 / t90
0.0318 = 0.1055/t90

T90 = 3.31 tahun atau 3 tahun 3 bulan

Maka, masa kadaluarsa dari obat paracetamol yakni 3 tahun 3 bulan dari tanggal
pembuatan sediaan tersebut.

65
Menurut USP 795 Pharmaceutical Compounding-Nonsterile Preparation
(Remington, 1901)

BUD by Type of Formulation a

For Nonaqueous Formulations—The BUD is not later than the time remaining
until the earliest expiration date of any API or 6 months, whichever is earlier.

For Water-Containing Oral Formulations—The BUD is not later than 14


days when stored at controlled cold temperatures.

For Water-Containing Topical/Dermal and Mucosal Liquid and Semisolid


Formulations—The BUD is not later than 30 days.

Untuk formulasi berair atau sediaan cair tanggal sebelum digunakan tidak
lebih dari waktu yang tersisa sampai tanggal kadaluwarsa paling awal dari bahan

66
aktif obat atau 6 bulan, maupun yang lebih awal. Untuk formulasi oral yang
mengandung air, tanggal sebelum digunakan tidak lebih dari 14 hari. Untuk
formulasi cairak topikal/ dermal dan cairan mukosa dan formulasi semipadat,
tanggal sebelum digunakan tidak lebih dari 30 hari

BAB IV
RANCANGAN EVALUASI SEDIAAN

A. Uji Organoleptik
Definisi : Uji organoleptik merupakan penilaian mutu produk berdasarkan
panca indera manusia melalui syaraf sensorik seperti sifat kenampakan (bentuk,
ukuran, warna), tekstur yaitu yang dinilai dari indra peraba (halus, kasar, lembut). Uji
organoleptik banyak digunakan untuk menilai mutu suatu produk terutama produk
hasil pertanian dan makanan. (Wijayanti & Lukitasari, 2016)
Fungsi : Mengetahui sifat mutu produk meliputi warna, aroma, rasa, dan
tekstur.
Alat : Organ tubuh atau panca indra
Prosedur :
1. Rasa dinilai menggunakan indra perasa lidah
2. Warna dinilai menggunakan indra penglihatan mata
3. Aroma dinilai menggunakan indra penciuman hidungTekstur dinilai
menggunakan indra peraba kulit dan indra pendengaran telinga

B. UJI pH
Definisi : Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu pengukuran yang paling
banyak digunakan di laboratorium. Pengukuran pH banyak diterapkan di berbagai
bidang, diantaranya industri, kesehatan, pengolahan limbah, bioteknologi dan di
dalam pengendalian berbagai proses industry sehingga, pengukuran pH yang

67
digunakan untuk tujuan tersebut harus valid, terutama untuk produk yang terkait
dengan kesehatan manusia, seperti obat-obatan, makanan, minuman dan pembuangan
limbah industry (Nuryatini, Sujarwo and Hindayani, 2018)
Alat : Ph Meter

Prosedur :
1) Dibersihkan electrode yang digunakan dengan aquadest.
2) Disiapkan larutan buffer standar dengan pH yang sesuai atau mendekati pH
sediaan yang akan digunakan untuk kalibrasi dan sampel suspensi.
3) Dimasukkan electrode ke dalam larutan standar buffer.
4) Diatur posisi pH meter dalam keadaan on.
5) Dicatat pH yang terbaca pada alat dan dihitung selisih pH standar teoritis dan
pH yang terbaca pada alat (selisih digunakan sebagai faktor koreksi untuk
pembacaan pH selanjutnya).
6) Dibersihkan elektroda yang digunakan dengan aquadest.
7) Diukur pH sampel larutan (sirup dan drop)
8) Dicatat pH yang terbaca dan direplikasi sebanyak tiga kali.

Syarat : Sediaan larutan oral (sirup dan drop) parasetamol memiliki pH antara 3,8 –
6,1 (FI VI Hal 1362).

C. Uji Berat Jenis


Definisi : Kecuali dinyatakan lain, bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot
zat pada suhu 25 derajat C dengan bobot air pada volume dan suhu yang sama
(Annisa,2018).

68
Fungsi : Untuk mengetahui berat jenis larutan (sirup dan drop) parasetamol.

Alat : Piknometer

Sumber : https://blogkimia.com
Prosedur:
1. Disiapkan sampel larutan (sirup dan drop)
2. Dibersihkan piknometer dan dikeringkan. (sebelum timbang dikasih es
batu)
3. Ditimbang piknometer kosong dengan neraca analitik
dan dicatat beserta volume yang tertera pada piknometer.

4. Diisi piknometer dengan sampel larutan (sirup dan drop) sampai garis
tanda.
5. Diesuaikan suhu yang tertera pada piknometer dengan suhu sediaan.
(Suhu)
6. Ditimbang piknometer yang berisi sampel larutan (sirup dan drop)
7. Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
8. Dihitung berat jenis masing-masing replikasi dengan
rumus : (m2 - m1)/V, dimana, m2 = berat piknometer
berisi sampel larutan (sirup dan drop); m1 = berat
piknometer kosong; dan V = volume yang tertera pada
piknometer.

BJ: 1,3 g /ml

9. Dihitung rata-rata berat jenisnya. Rumus:


(W2-W1/Volume)
W2: Bobot larutan uji
W1: bobot kosong

69
Vol: Tertera pada pikno
D. Uji Viskositas
Denifisi : syarat viskositas sirup 0,37-3,9 dpa’s (Sekar, 2020)
Fungsi : uji viskositas dilakukan untuk mengetahui tingkat kekentalan sirup.
(Hidayati, Styawan, & Khotimah, 2020)
Alat : Viskometer Brookfield

Prosedur:
1. Sediaan dimasukkan ke dalam gelas piala sampai mencapai volume 200ml
2. Spindel diturunkan hingga batas spindel tercelup kedalam formulasi
3. Alat dinyalakan dengan menekan tombol on
4. Kecepatan spindel diatur berturut turut pada 2,4,10,20 rpm, lalu dibalik
20,10,4,2 rpm
5. Baca skala dimana jarum merah yang bergerak telah stabil
6. Nilai viskositas dalam centipoise(cps) diperoleh dari hasil perkalian skala baca
dengan factor koreksi khusus untuk masing masing kecepatan spindel

E. Uji Volume Terpindahkan


Syarat Uji Volume Terpindahkan
Uji berikut dirancang sebagai jaminan bahwa cairan oral yang dikemas dengan volume
yang tertera pada etiket tidak lebih dari 250 mL, yang tersedia dalam bentuk sediaan
cair atau sediaan cair yang dikonstitusi dari bentuk padat dengan penambahan bahan
pembawa tertentu dengan volume yang ditentukan, jika dipindahkan dari wadah asli,
akan memberikan volume terpindahkan sediaan seperti tertera pada etiket.Uji ini tidak
ditujukan untuk sediaan wadah dosis tunggal, Volume rata-rata cairan yang diperoleh
dari 10 wadah tidak kurang dari 100%, dan tidak ada satu wadahpun volumenya
kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket. (FI VI hal 1221)

Alat : - Gelas Ukur

70
Prosedur Volume Terpindahkan :

1. Dituang perlahan-lahan isi sediaan dari wadah setelah dikocok ke dalam


gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah
dikalibrasi, secara hati-hati untuk menghindarkan pembentukan gelembung
udara pada waktu penuangan.
2. Didiamkan selama tidak lebih dari 30 menit, dosis tunggal 5 menit

3. Jika telah bebas dari gelembung udara, diukur volume dari tiap campuran.
4. Diulang sebanyak 3 kali.

BAB V
PEMBAHASAN

71
BAB VI
KESIMPULAN

72
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal penelitian Formulasi dan Uji Sifat Fisis Sirup Ekstrak Etanol Daun Sukun
( Artocarpus altilis ) (Parkinson ex F.A.Zorn) Fosberg hal:440

Rowe, Raymond C., Paul Sheskey, and Marian Quinn. Handbook of


pharmaceuticalexcipients.
Libros Digitales-Pharmaceutical Press, 2009.

Martindale.Thirty-Sixth Edition
Herdiana.(2013).Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Tablet
Merk “X”Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik.Journal
Of Chemical Information and Modeling,53(9),1689-1699.
Heramuda, G. I.., & Wuryandari, W. (2019). Mutu Fisik Sirup Ekstrak Daun Rambutan
(Nephelium lappacceum L.). Doctoral Dissertation,Akademi Farmasi Putera
Indonesia Malang, 1-10.
Hidayati, H.., & Kustriyani, A. (2020). Paracetamol, Migraine, and Medication Overuse
Headache (Moh). JPHV (Journal of Pain, Vertigo and Headache), 1(2), 42-47.
https://doi.org/10.21776/ub.jphv.2020.001.02.5
Remington, J. P. (1901). The united states pharmacopeia of 1900. Journal of the
American Medical Association, XXXVI(11), 729–731.
https://doi.org/10.1001/jama.1901.52470110031002h
Wijayanti, N. S., & Lukitasari, M. (2016). Analisis kandungan formalin dan uji organoleptik
ikan asin yang beredar di Pasar Besar Madiun. Florea: Jurnal Biologi Dan
Pembelajarannya, 3(1), 59–64.
Emidar Khusnu, D. A. (2021). PENENTUAN KADAR PARASETAMOL, AMONIUM
KLORIDA, dan BATAS KETIDAKMURNIAN 4-AMINOFENOL DALAM OBAT
SIRUP FLU DAN BATUK. 1(1), 30–34.
Sekar, A. P. R. D. (2020). FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN SIRUP ]
EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) FORMULATION AND
PHYSICAL STABILITY TEST OF SYRUP SIRIH GREEN LEAF (Piper betle
Linn)ETHANOL EXTRACT KARYA TULIS ILMIAH. 35–46. Retrieved from
http://librepo.stikesnas.ac.id/428/
Muhammad, E. P., Murni, A. W., Sulastri, D., & Miro, S. (2016). Hubungan Derajat
Keasaman Cairan Lambung dengan derajat Dispepsia pada Pasien Dispepsia

73
Fungsional. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2).
Farmakope Indonesia III
Farmakope Indonesia VI
Fauzan Zein Muttaqin, Anne Yuliantini, Astri Fitriawati, A. A. (2016). PENETAPAN KADAR
SENYAWA METAMPIRON DAN DIAZEPAM DALAM SEDIAAN KOMBINASI OBAT
MENGGUNAKAN METODE KLT VIDEO DENSITOMETRI. 13(02), 1–5.
Sekar, A. P. R. D. (2020). FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN SIRUP
EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) FORMULATION AND
PHYSICAL STABILITY TEST OF SYRUP SIRIH GREEN LEAF (Piper betle
Linn)ETHANOL EXTRACT KARYA TULIS ILMIAH. 35–46. Retrieved from
http://librepo.stikesnas.ac.id/428/
Farmakope VI indonsia
Hidayati, N., Styawan, A. A., & Khotimah, A. K. (2020). Formulasi dan Uji Sifat Fisis Sirup
Ekstrak Etanol Daun Sukun ( Artocarpus altilis ) (Parkinson ex F.A.Zorn) Fosberg.
University Research Colloquium, 438–444.
Sekar, A. P. R. D. (2020). FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN SIRUP
EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) FORMULATION AND
PHYSICAL STABILITY TEST OF SYRUP SIRIH GREEN LEAF (Piper betle
Linn)ETHANOL EXTRACT KARYA TULIS ILMIAH. 35–46. Retrieved from
http://librepo.stikesnas.ac.id/428/
Annisa, R. (2018) ‘Pengujian Mutu Beberapa Sediaan Parasetamol Drops Yang Beredar Di
Salah Satu Instalasi Farmasi Rumah Sakit Di Kota Medan’, Analisis Kesadahan Total
dan Alkalinitas pada Air Bersih Sumur Bor dengan Metode Titrimetri di PT Sucofindo
Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2, pp. 44–48.
Remington, J. P. (1901). The united states pharmacopeia of 1900. Journal of the American
Medical Association, XXXVI(11), 729–731.
https://doi.org/10.1001/jama.1901.52470110031002h
Wijayanti, N. S., & Lukitasari, M. (2016). Analisis kandungan formalin dan uji organoleptik
ikan asin yang beredar di Pasar Besar Madiun. Florea: Jurnal Biologi Dan
Pembelajarannya, 3(1), 59–64.
Farmakope Indonesia VI
Nuryatini, N., Sujarwo, S. and Hindayani, A. (2018) ‘PENENTUAN NILAI SERTIFIKAT
BAHAN ACUAN LARUTAN BUFER BORAKS UNTUK PENGUKURAN DERAJAT
KEASAMAN (pH)’, Jurnal Standardisasi, 18(1), p. 35. doi: 10.31153/js.v18i1.695.

74
Iii, B. A. B., & Bahan, A. A. D. A. N. (2008). Bab iii bahan dan cara kerja. 20, 54–60.

LAMPIRAN

A. Kemasan Drop

75
76
77
Kemasan sirup

78
79
Petunjuk Praktikum

h
Farmasetika Sediaan Likuida

NAMA PERUSAHAAN : PT. Tri-Squad Labs

DOKUMEN NO. DOKUMEN: TANGGAL PENYUSUNAN


SPESIFIKASI PRODUK 02/RnD/16/10/2021 DOKUMEN: 14 Oktober
2021
NAMA PRODUK GRAPESIMOL PARACETAMOL DROP
BENTUK SEDIAAN drop
KADAR BAHAN AKTIF 30mg / 0,6ml
pH 6,0 (3,8-6,1)
VISKOSITAS 10-30 cps
WARNA Ungu
BAU anggur
RASA anggur
KEMASAN 30 ml
EXPIRED DATE 16 Januari 2024

Tanggal Dokumen Disetujui

73
Bagian Research and Development Supervisor,

Tasripah Risma A.H

74
LITERATUR

74
75
76

Anda mungkin juga menyukai