Anda di halaman 1dari 22

FORMULASI SEDIAAN LIKUID DAN PEMBUATAN

(SIRUP BROMHEKSIN)
Kelompok 2 – FA 1

ANGGOTA KELOMPOK

Aprilia Candra Dewi (202FF05002) Mutiara Anisa (202FF05020)


Desy Verawati (202FF05004) Novia Norlyta Anggraini (202FF05024)
Dodi Nugraha (202FF05045) Rahmi (202FF05028)
Elsya Nurul Mauludiyah (202FF05007) Reni Carlina (202FF05030)
Erina Puspitasari (202FF05008) Rina Fajriana (202FF05032)
Herry Rizky Ananda (202FF05012) Sinta Novita Mannassai (202FF05047)
Intan Puspita (202FF05015) Siti Mutaafifah (202FF05036)
Maudy Amira (202FF05018) Ulva Ladayya (202FF05041)

PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2021
Pengertian

Larutan oral adalah sedian cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau
campuran konsolven- air.

Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain


kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup. Larutan sukrosa
hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup
simpleks. Pengunaan istilah sirup juga digunakan untuk
bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental
dan pemanis, termasuk suspensi oral.
FI Edisi VI, Hal : 55 - 56
MONOGRAFI

FI Edisi VI, Hal : 325- 326


SIRUP BROMHEXIN ??
Kelarutan Bromhexin sangat sukar larut dalam air → pada formulasi
terdapat kosolven berupa gliserin + air.
 Keuntungan:  Kekurangan:
1) Merupakan campuran homogen 1) Voluminous
2) Dosis dapat diubah-ubah dalam 2) Ada obat yang tidak stabil dalam sediaan
pemberian sirup
SIRUP
3) Dapat diberikan dalam larutan encer, 3) Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan
sedangkan kapsul dan tablet perlu diencerkan baunya dalam sediaan sirup
BROMHEXIN ??
4) Kerja awal obat lebih cepat, karena obat
cepat diabsorpsi
5) Dapat menutupi bau, rasa yang tidak enak,
dan cocok digunakan untuk pasien yang sulit
menelan obat tablet/kapsul Syamsuni, 2012: 89-90
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
sediaan sirup

 Proses pembuatan:  Proses penyimpanan:


1) pH (Optimum pH 3,3 -3,7) 1) Suhu (optimum 25-30 oC)
2) Sifat kelarutan 2) Kelembaban
3) Formulasi 3) Intensitas cahaya
4) Ukuran partikel 4) Kemasan/ wadah yang digunakan
FORMULASI UMUM
1. ZAT AKTIF
Zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup.
2. PELARUT
Pelarut adalah cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai zat pebawa.
Contoh pelarut adalah air, gliserol, propilenglikol, etanol, dll.
3. PEMANIS
Pemanis merupakan zat tambahan dalam suatu sirup, pemanis ditambahkan untuk memberikan
rasa manis pada sirup. Karena sirup identik dengan rasa manis. Contoh dari pemanis alami :
sukrosa, pemanis buatan: sorbitol aspartame.
4. ZAT PENSTABIL
Zat penstabil dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan stabil. Contoh dari zat
penstabil adalah antioksidan, pendapar, pengkompleks, dll.
5.    PENGAWET
Pengawet digunakan untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Adanya
mikroorganisme di dalam sediaan akan mempengaruhi stabilitas sediaan / potensi zat
aktif. Contoh pengawet adalah sodium benzoat, metil paraben dan propil paraben.
(Agoes, 2012).
Lanjutan FORMULASI UMUM
6.    PERASA
Penambahan perasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan jika sediaan sirup yang akan di
berikan pada pasien kurang enak atau terlalu pahit. Perasa dan pewarna harus sesuai.

7.  PEWARNA
Pewarna adalah zat tambahan untuk sediaan sirup atau biasa disebut corigen coloris. Pewarna
ditambahkan jika diperlukan. Penambahan pewarna biasanya agar sediaan menjadi lebih
menarik dan tidak berwarna pucat.
Contoh pewarna adalah sunset yellow dan tartrazine yang akan memberikan warna kuning.
Warna sirup harus menyesuaikan dengan perasa yang ditambahkan.

8. ANTICAPLOCKING
Untuk  mencegah  kristalisasi  gula  pada  daerah  leher  botol  (cap  locking),  maka  umumnya digunakan 
alkohol  polyhydric  seperti  sorbitol,  gliserol,  atau  propilenglikol.  Yang  paling  umumdigunakan  adalah 
sorbitol (Niazi, 2009. hal 204)
FORMULASI

Niazi, S. K., & Niazi, S. K. (2009). Pharmaceutical Manufacturing Formulations. Informa Healthcare [Imprint]
FORMULASI
No Formula Fungsi 1 Botol (60 mL) Skala industri
(%) 100.000 botol (kg)
1 Bromhexin HCl Zat Aktif 0,048 2,88
2 Glycerin Pelarut (kosolven) 12 720
3 Sodium Benzoat Pengawet 0,144 8,64
4 All Fruit Flavor Perasa 0,02 1,2
5 Asam tartarat Antioksidan, alkalizing agent 0,204 12,24
6 Sorbitol 70% Pemanis, anticaplocking 27 1620
7 Sodium CMC Peningkat viskositas 0,12 7,2
8 Purified Water Pelarut ad. 60 mL ad. 6000 L

Niazi, S. K., & Niazi, S. K. (2009). Pharmaceutical Manufacturing Formulations. Informa Healthcare [Imprint]
Alat yang digunakan

Manufacturing Vessel
Bottle capping machine

Bottle washing
PROSEDUR KERJA
Aquadest (25 oC) 9,18 L Gliserin 360 kg dimasukan
dimasukin kedalam bejana kedalam bejana dan Ditambahkan bromheksin HCl
diaduk selama 3 menit 2,88 kg kedalam bejana, aduk
selama 30 menit dengan
Tambahkan asam tartarat kecepatan tinggi
sebanyak 12,24 kg dan aduk
selama 20 menit dengan
kecepatan tinggi
aquades (70 oC) 144 L
Didiinginkan hingga 25 oC Ditambahkan gliserin 360 kg
ditambahkan ke wadah stainless
hingga 30 oC sambil diaduk kedalam bejana dan aduk
steel dan campurkan untuk
dengan kecepatan lambat. CMC sampai halus agar tidak
membuat mucilage, aduk selama
menggumpal
15 menit. Jangan sampai ada udara
yang terjebak saat pengadukan
Aquadest (25 oC) 15,552 L
Pindahkan mucilago ke bejana, Tambahkan Sorbitol 1620 kg ke ditambahkan dalam wadah
dan campurkan dengan dalam bejana. Lalu aduk dengan stainless terpisah dan larutkan
kecepatan lambat selama 20 kecepatan rendah selama 5 menit sodium benzoat menggunakan
menit alat pengaduk hingga
diperoleh larutan bening
Lanjutan Prosedur pembuatan

Larutan dipindahkan ke bejana dan Tambahkan fruit flavour 1,2 kg ke


dicampur dengan kecepatan dalam bejana dan diaduk dengan
rendah selama 3 menit kecepatan rendah selama 3 menit

ad. volume menjadi 6000 L dengan Catat pH larutan (batas: 3,3-3,7).


aquadest (25 oC) dan diaduk selama Sesuaikan pH menggunakan 10%
15 - 20 menit dengan kecepatan larutan NaOH, jika diperlukan
tinggi

(Niazi, S. K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation. Liquid


Product. Hal.203)
EVALUASI SEDIAAN SIRUP

 Evaluasi fisik (Official-FI VI, 2020):  Evaluasi kimia (FI VI, 2020):
1) Uji bobot jenis (1,3 g/mL) 1) Uji pH (pH 3,3 – 3,7)
2) Uji viskositas (1,811 cps) 2) Identifikasi zat aktif
3) Volume terpindahkan (tidak < 95%) 3) Penetapan kadar zat aktif dalam
4) Kejernihan larutan sediaan (tidak kurang dari 98,5% dan tidak
lebih dari 101,5%)
 Evaluasi fisik (Non official-Fickri, 2018: 19):
1) Uji organoleptik  Evaluasi biologi (FI VI, 2020):
1) Uji efektivitas pengawet
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2012. Teknologi Farmasi Likuida Dan Semi Solida. ITB Press Bandung.
Departemen Kesehatan RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta. Hal : 55-56,
325-326
Fickri, D. Z., 2018, Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi dengan Bahan
Aktif Chloramfeniramin maleat (CTM), Artikel Penelitian, Vo. 1, No. 1, ISSN: 2654-
8364.
Niazi, K. Sarfaraz. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation.
Liquid Products. Volume III. 6th Edition. Informa Healthcare USA, Inc. : New York.
Syamsuni, 2012, Ilmu Resep, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 89-90.
Departemen Kesehatan RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta.
Hal : 55-56
Departemen Kesehatan RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta.
Hal : 325-326
Niazi, K. Sarfaraz. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation. Liquid Products. Volume III. 6th Edition.
Informa Healthcare USA, Inc. : New York.
Syamsuni, 2012, Ilmu Resep, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 89-90.
Fickri, D. Z., 2018, Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi dengan Bahan Aktif Chloramfeniramin maleat (CTM), Artikel Penelitian, Vo. 1, No. 1, ISSN: 2654-8364.
Moderator : Herry rizky Ananda (202FF05012)
Presenter : Herry rizky Ananda (202FF05012)
Sinta Novita Mannassai (202FF05047)
Notulen dan edit PPT : Rahmi (202FF05028)
Pertanyaan

1. Penanya : Pricella Fadhila Choirunnisa (202FF05088) (Kelas FA2 Kelompok 3)


Pada pembuatan sirup, pengendapan sering kali terjadi, akibatnya sirup menjadi cair di
bagian atas namun di bagian bawahnya tetap kental, masalah ini dapat di atasi dengan cara
apa?

Penjawab : Mariyatul Mahdaniyah (202FF05078) (Kelas FA2 Kelompok 2)


Dapat diatasi dengan cara penambahan bahan penstabil yang berfungsi mempertahankan
kestabilan agar partikel padatannya tetap terdispersi merata keseluruhan bagian medium
pendispersi dan tidak terjadi penggabungan partikel padatan yang ada sehingga tidak
mudah mengendap. Selain itu bahan penstabil berfungsi untuk meningkatkan viskositas,
memperbaiki warna, cita rasa, dan konsistensi sirup. Sifat setiap zat penstabil untuk dapat
menstabilkan berbeda-beda, tergantung keadaan bahan yang akan di stabilkan
2. Penanya : Bella Dwi Aprillia (202FF05089) ( (Kelas FA2 Kelompok 3)
Di dalam pembuatan sediaan sirup ada penambahan bahan pengawet, nah
kriteria bahan pengawet yg bagaimana untuk digunakan dalam pembuatan
sediaan sirup?
 
Penjawab : Indah Gusti Rahayu (202FF05080) (Kelas FA 2 Kelompok 2)
Kriteria bahan pengawet yang digunakan dalam pembuatan sediaan sirup
1. Pengawet harus efektif terhadap mikroorganisme spektrum luas.
2. Pengawet harus stabil secara fisik, kimia, dan mikroorganisme selama
waktu produk tersebut.
3. Pengawet harus tidak toksik, larutan dengan memadai, dapat bercampur
dengan komponen-komponen formulasi lain, dapat diterima dilihat rasa
dan bau pada konsentrasi-konsentrasi yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai