Anda di halaman 1dari 26

FARMASETIKA DASAR

KELOMPOK 1
ANGGOTA:
MALAHAYATI 202114081
ROIHANAH ROHMAH 202114089
RIZKA WIDYA HARAHAP 202114108
RENI MELINDA 202114041

Dosen Pengampu : Dr. apt Gabena Indrayani Delimunthe S.Si., M.Si.


SEDIAAN CREAM
( CREMOR )
PENGERTIAN CREAM
( CREMOR )
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi,
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai.
Menurut Formularium Nasional
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental,
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar.
STABILITAS CREAM
( CREMOR )
Krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh
perubahan suhu dan komposisi, misalnya adanya penambahan
salah satu fase secara berlebihan. Pengenceran krim hanya dapat
dilakukan jika sesuai dengan pengenceran yang cocok yang
harus dilakukan dengan teknik aseptis. Krim yang sudah
diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan.  
Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan
sifat krim yang dikendaki. Sebagai bahan pengemulsi krim,
dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba, setasiun,
setilalkohol, stearilalkohol, golongan sorbitan, polisorbat, PEG,
dan sabun.  
Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya adalah
metilparaben (nipagin) 0,12 – 0,18% dan propilparaben
(nipasol) 0,02 – 0,05%.
METODE PEMBUATAN CREAM
( CREMOR )
A. Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan
dan proses emulsifikasi komponen tidak bercampur
dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-
sama di penangas air pada suhu 70-75 °C
B. Semua larutan berair yang tahan panas, komponen
yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama
dengan komponen lemak.
C. Larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan
ke dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara
konstan, temperatur dipertahankan selama 5-10 menit
untuk mencegah kristalisasi dari lilin/lemak.
D. Campuran perlahan-lahan didinginkan dengan
pengadukan yang terus-menerus sampai campuran
mengental.
E. Bila larutan berair tidak sama temperaturnya
dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan
menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara
fase lemak dengan fase cair.
TIPE CREAM ( CREMOR )

1. Minyak dalam air (m/a atau o/w)


2. Air dalam minyak (a/m atau w/o)
FORMULA DASAR CREAM
( CREMOR )
1. Fase minyak,
Adalah bahan obat yg larut dalam
minyak, bersifat asam.
Contoh: asam stearat, paraffin liq, adeps
lanae, cera, vaselin, cetil alkohol, stearil
alkohol.
2. Fase air,
Adalah bahan obat yg larut dlm air,
bersifat basa.
Contoh: Na tetraborat, TEA, gliserin,
PEG, propilenglikol, Na lauril sulfat,
tween, span.
KOMPONEN CREAM ( CREMOR )
1. Zat aktif
Antibiotik, Fungisida ,Anti inflamasi, antihistamin,
antiseptik, analgetik, adstringen, keratolitik
2. Basis krim
 Fungsi : sebagai pembawa zat berkhasiat
 Basis hidrokarbon, basis absorbsi, basis yang tercampur
dengan air, basis yg larut dalam air
3. Emulgator
 Fungsi : mestabilkan emulsi krim.
 Ex: Trietanolamin, Na lauril sulfat
4. Humectan
 Fungsi : Meminimalkan hilangnya air dari sediaan,
meningkatkan kelembaban kulit shg penetrasi zat berkhasiat
akan lebih mudah
 Ex : propilen glikol, sorbitol, gliserol (kons 5-20%)
5. Pengawet
 Fungsi : mencegah kontaminasi dan kerusakan oleh jamur dan
bakteri
 Ex : asam benzoat, nipagin (0,12-0,18%), nipasol (0,02-
0,05%)
6. Antioksidan
 Fungsi : Untuk mencegah ketengikan pd sediaan krim akibat
tjdnya reaksi oksidasi (autooksidasi) pada fase minyak.
 Ex: Na metabisulfit, vit E
7. Peningkat penetrasi
 Fungsi : meningkatkan penetrasi zat berkhsiat kedalam lap
epidermis kulit
 Ex : DMSO (dimetil sulfur oksida)
8. Pengompleks
 Fungsi : Mengikat logam yg terdpat dlm sediaan selama
proses pembuatan, selama proses penyimpanan obat,
terutama karena wadah yg kurang baik.
 Ex : EDTA
9. Pendapar
 Fungsi : Untuk mempertahankan pH sediaan
 Ex: NaH2PO4
BASIS CREAM ( CREMOR )

1. BASIS HIDROKARBON (BERSIFAT LEMAK)


 Tidak terabsorpsi melalui kulit,
 Sedikit atau tidak mengandung air sama sekali, tidak tercampur
dgn air. Daya absorpsi air dari lingkungan rendah 5-10%.
Keuntungan: dapat digunakan untuk zat aktif yg mudah
terhidrolisis.
 Bersifat emolient,
 Dapat melekat pada permukaan kulit dalam waktu yg lama.
 Basis ini dapat meningkatkan hidratasi kulit, krn basis ini akan
membentuk suatu lapisan waterproof yg akan menghambat
hilangnya air dari sel sel kullit (bersifat emollient / moisturizer)
 Contoh: vaselin alba, vaselin flava, paraffin cair.
2. BASIS ABSORBSI (BASIS SERAP)
 Bersifat hidrofil, shg dapat mengabsorbsi air.
 Merupakan campuran antara sterol sterol binatang dengan
senyawa hidrokarbon yg memiliki gugus polar spt hidroksil,
karboksil.
 Membentuk emulsi tipe air dalam minyak
 Contoh: lanolin
3. BASIS YG LARUT DALAM AIR
 Larut dalam air, mudah dicuci, tdk berminyak, bebas lipid,
tdk mengiritasi.
 Ex: PEG/carbowax.
3. BASIS YG DAPAT DICUCI DENGAN AIR
 Basis ini paling banyak digunakan sebagai basis krim
 Larut dlm air, terabsorbsi baik oleh kulit.
 Membentuk emulsi tipe m/a (vanishing cream)
 Fase minyak (fase internal) :
campuran petrolatum dgn alkohol BM tinggi (cetyl/steryl
alkohol)
 Asam stearat,ex trietanolamin stearat, akan menghasilkan emulsi
dalam bentuk sabun
 Fase air (fase eksternal):
 Bahan pengawet, humectan, pendapar, emulgator
METODA PEMBUATAN CREAM ( CREMOR )

1. Metoda fusion (pelelahan)


 Bahan yg larut dalam fasa minyak dipanaskan pada suhu
60-700C, bahan yg larut dalam air dipanaskan pada suhu
yang sama. Kemudian kedua fasa dicampur, aduk/gerus
cepat sampai terbentuk masa krim
2. Metoda Triturasi
 Zat aktif ditambah zat pembantu dicampur dengan sedikit
basis, setelah itu baru dilanjutkan dengan penambahan
sisa basis.
 Dapat juga digunakan pelarut organik untuk melarutkan
zat aktif yang tidak larut, kemudian baru dicampur
dengan basis yg digunakan.
 Metoda ini paling sering digunakan, terutama dalam skala
industri
EVALUASI CREAM ( CREMOR )

1. Organoleptis
 Penampilan, homogenitas, dan pH
2. Evaluasi kimia
 Penetuan kadar zat aktif
 Uji stabilitas kimia sediaan
3. Evaluasi mikrobiologi
 Uji potensi antibiotik
 Uji sterilitas
INSTABILITAS CREAM ( CREMOR )

1. CRACKING
Pemisahan fase terdispersi

2. CREAMING
Terbentuknya emulsi yg terkonsentrasi, shg membentuk
krim pada permukaan emulsi

3. FLOKULASI/AGREGASI
Berkumpulnya partikel2 membentuk suatu gumpalan

4. COALESCENCE
Bersatunya aglomerat membentuk globul yg lbh besar
RESEP CREAM KOSMETIKA

Cold cream (tipe a/m)

R/ Cera flava 2,5 (minyak)


Cetaseum 5 (minyak)
Adeps lanae 5 (minyak)
Ol sesami 25 (minyak)
aq rosarum 12,5 (air)
mf cream
s.u.e
Vanishing cream (tipe m/a)

R/ asam stearat 18
kalium karbonat 1
gliserin 5
parfum qs
aq dest ad 76 ml
mf cream
s.u.e
Cleansing cream Sun cream (tipe a/m)
(tipe m/a)
R/ chinin sulfat 1
R/ asam stearat 145
HCl dil qs
TEA 15
adeps lanae 30
cera alba 1
Paraffin liq 250 adeps lanae 15
nipagin qs aq rosae 5
aq dest 550 mf cream
mf cream s.u.e
s.u.e
Bahasa latin :

s.u.e signa usum Sikna usum Tandai untuk


externum eksternum pemakaian luar
Bahasa latin :
KEUNTUNGAN SEDIAAN
CREAM
( CREAMOR )
1. Mudah di cuci dan dihilangkan dari kulit
2. Tidak lengket
3. Pelepasan zat berkhasiat dari krim ke
permukaan kulit lebih cepat
4. Absorpsi obat ke dalam lapisan kulit lebih
cepat
5. Krim dapat memelihara kelembapan kulit
6. KrimKmudah dipakai, sehingga dispersi obat
di permukaan kulit lebih baik
KEKURANGAN SEDIAAN
CREAM
( CREAMOR )

1. Susah dalam pembuatannya, karena harus


dalam kondisi panas.
2. Emulsi mudah pecah akibat komposisi
formula yang tdk tepat
3. Mudah kering dan mudah rusak, terutama
tipe a/m karena terganggunya sistem
pencampuran akibat perubahan suhu dan
perubahan komposisi (penambahan salah
satu fase secara berlebihan)
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai