Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323340928

Optimasi Kadar Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa dan


Superdisintegran Crosscarmellose Sodium terhadap Daya Adhesi dan Laju
Pelepasan Obat dalam Tablet Vaginal Metron...

Article · September 2016


DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.003.03.6

CITATIONS READS

0 1,238

3 authors, including:

Oktavia Puspita Adeltrudis Danimayostu


Brawijaya University Universitas Gadjah Mada
8 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    7 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Extraction and characterization of the galactomannan from seeds of Cajanus cajan and Mucuna pruriens View project

Optimization of Polymer-Lipid Nanoparticles Formulations for Cinnamon Extract Delivery View project

All content following this page was uploaded by Adeltrudis Danimayostu on 21 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

Optimasi Kadar Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa dan Superdisintegran
Crosscarmellose Sodium terhadap Daya Adhesi dan Laju Pelepasan Obat dalam Tablet
Vaginal Metronidazol

Anugrah Elfa Yudita*, Oktavia Eka Puspita*, Adeltrudis Adelsa Danimayostu *

ABSTRAK

Pengobatan yang efektif di daerah genitalia wanita harus memiliki sistem penghantaran obat yang
sesuai dengan kondisi daerah vagina yang memiliki aktivitas self-cleansing. Penggunaan kombinasi polimer
mukoadhesif dan superdisintegaran crosscarmellose sodium diharapkan dapat membantu penghantaran
obat yang sesuai dengan kondisi vagina. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kombinasi
polimer HPMC dan superdisintegran crosscarmellose sodium untuk menghasilkan daya adhesi dan laju
pelepasan obat dalam tablet vaginal metronidazole yang optimum. Metode pembuatan tablet yang
digunakan yakni metode kempa langsung. Pada penelitian ini digunakan 3 formula yang mempunyai kadar
kombinasi yang berbeda yakni dengan perbandingan kadar kombinasi untuk formula I sebesar 30:1, formula
II sebesar 30:3 dan formula III sebesar 50:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk uji IPC dan
karakteristik fisik tablet seperti laju alir, homogenitas, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan,
kerapuhan, penetapan kadar dan waktu hancur memenuhi persyaratan penerimaan tablet. Pada uji laju
pelepasan obat dengan formula I memberikan pelepasan obat sebesar 0,1257 mg/menit setelah 4 jam jika
dibandingkan dengan formula 2 dan formula 3. Daya adhesif yang paling tinggi terdapat pada formula 3
dengan konsentrasi HPMC sebesar 50%. Namun, ketiga formula masih memiliki daya adhesif yang masih
diterima oleh persyaratan (minimal 3 jam di area vagina). Berdasarkan hasil tersebut kadar kombinasi
formula yang optimum terdapat pada formula I yang mempunyai laju pelepasan yang cepat dan daya adhesif
yang mampu menghambat pelepasan obat dalam waktu 4 jam.

Kata kunci: Crosscarmellose sodium, Daya adhesif, HPMC,Laju pelepasan obat, Tablet vaginal

Optimization Levels Combination of Polymer Hydroxy Propyl Methyl Cellulose and


Superdisintegran Sodium Crosscarmellose against Adhesion Power and Rate of Drug
Release in Metronidazole Vaginal Tablets

ABSTRACT
Effective treatment of female genitalia should have a drug delivery systemaccording to the conditions of
the vagina that has a self-cleansing activity. The use of a combination of polymer mukoadhesif HPMC and
superdisintegaran crosscarmellose sodium are expected to help drug delivery that suitable to the conditions
of the vagina. The purpose of this study was to determine the optimum levels combinations of HPMC and
sodium crosscarmellose against power adhesion and drug release in metronidazole vaginal tablet. The tablet
was made by using directly clamp method. This research consisted of 3 formula with different levels of the
combination, they were 30: 1 in formula I, 30: 3 in formula II, and 50: 1 in formula III. The result showed that
IPC test and physical characteristics of tablets such as flow rate, homogeneity, uniformity of weight, size
uniformity, hardness, friability, disintegration time assay fulfiled the requirements of tablets. While the rate of
drug release test, formula 1 provideed drug release at 0.1257 mg/min after 4 hours when compared with
formula 2 and formula 3. The highest adhesion power was in formula 3 with HPMC concentration by 50%.
However, all formula have shown the adhesion capacity since they fulfiled the requirements (at least of 3
hours in vaginal area). It is concluded that optimum levels of the combination is in formula 1 that have a fast
release rate and the adhesion capacity that can inhibit the release of drug in 4 hours.

Keywords: Adhesion power, Drug release rate, HPMC, Sodium crosscarmellose, Vaginal tablet

* Program Studi Farmasi - FKUB


Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang,
65145
E-mail: oktaviaekapuspita@gmail.com

152
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

PENDAHULUAN ditambahkan eksipien lain untuk


membantu proses pemecahan obat
Infeksi di daerah vagina biasanya dalam sediaan. Dalam tablet vaginal,
terjadi akibat bakteri dan jamur. Infeksi pelepasan obat yang baik dapat
ini biasanya disebut dengan vaginitis ditunjang dari bahan yang mampu
yang meliputi infeksi bakteri, mengembang dan membantu
vulvovaginal candidiasis dan disintegrasi tablet sehingga obat segera
trichomoniasis. Vaginitis merupakan terlepas. Eksipien yang memiliki sifat
pembengkakan di daerah vulva vagina tersebut yakni disintegran. Disintegran
yang biasa diderita oleh sebagian besar merupakan bahan atau campuran
wanita.1 Pengobatan yang efektif di bahan yang ditambahkan dalam
daerah genitalia wanita harus memiliki formulasi, untuk membantu proses
sistem penghantaran obat yang sesuai pemecahan tablet menjadi partikel kecil
dengan kondisi daerah vagina yang sehingga membantu disolusi obat.5
memiliki aktivitas self-cleansing. Bentuk Polimer HPMC memilki rantai
sediaan vaginal yang memberikan efek panjang dan bersifat nonionik. Dalam
lokal tanpa masalah stabilitas dan fungsinya sebagai polimer
aplikasi, akan sangat diterima oleh mukoadhesif, polimer ini berikatan
pasien sehingga dapat meminimalkan dengan hidrogen mukus yang ada di
efek samping dan meningkatkan vagina. Bagian yang berperan dalam
kepatuhan pasien. Tablet vaginal pengikatan ini adalah gugus hidroksil
merupakan salah satu bentuk sediaan yang bertanggung jawab untuk proses
yang bisa memberikan terapi yang adhesi. Semakin tinggi konsentrasi
efektif di daerah vaginal.2 HPMC semakin kuat ikatan yang
Zat mukoadhesif pada pembuatan terbentuk dan semakin lama waktu
tablet vaginal dapat memberikan solusi kontak dengan mukosa daerah vagina.
dalam mempertahankan manfaat pada Akan tetapi dengan daya adhesi yang
efek lokal. Prinsip penghantaran obat tinggi dapat menurunkan jumlah obat
dengan sistem mukoadhesif adalah yang dilepaskan ke target organ.6Oleh
memperpanjang waktu tinggal obat karena itu membutuhkan eksipien lain
pada organ tubuh yang mempunyai untuk membantu proses pelepasan
lapisan mukosa, sehingga konsentrasi obat tersebut. Bahan yang dapat
obat terpenetrasi lebih banyak dan digunakan yakni superdisintegran
diharapkan akan terjadi aliran obat yang crosscarmellose sodium yang
tinggi melalui jaringan tersebut.3 mempunyai mekanisme swelling
Beberapa tahun belakangan ini, polimer melalui proses wicking, yakni
mukoadhesif yang digunakan untuk membantu pemecahan tablet dengan
eksipien dalam tablet vaginal sedang menghancurkan ikatan interpartikular
berkembang pesat.4 ketika kontak dengan air sehingga
Tablet vaginal memerlukan menghasilkan lapisan gel yang
pemecahan obat secara cepat untuk minimal.5 Hal ini dapat membantu laju
memberikan kenyamanan pada saat pelepasan obat dari tablet vaginal yang
aplikasi. Oleh karena itu perlu menggunakan mukoadhesif HPMC.

153
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

Penggunaan kedua bahan diharapkan Tabel 1. Desain formula tablet vaginal


dapat mempercepat proses metronidazol
pemecahan obat tanpa didahului oleh
aksi self-cleansing dari vaginal dan
membantu proses swelling obat tapi
mempunyai daya adhesi yang optimal
serta dapat meningkatkan laju
pelepasan obat.1
Metode yang digunakan dalam
membuat tablet adalah metode kempa
langsung. Metode ini memiliki Uji Laju Alir Massa Serbuk
beberapa keuntungan diantaranya Uji ini dilakukan dengan
lebih ekonomis karena validasi proses menggunakan corong, pertama yang
lebih sedikit, dalam prosesnya tidak dilakukan yakni menyiapkan 100 g
memerlukan kondisi lembab dan serbuk sampel dimasukkan ke dalam
pemanasan, lebih singkat dalam beaker glass. Kemudian masukkan
prosesnya, disosiasi partikelnya sangat serbuk dengan hati-hati, tekan dengan
baik, lebih stabil, dan ukuran perlahan bagian bawah corong
partikelnya merata serta memiliki sehingga serbuk masuk ke dalam
waktu hancur dan disolusi yang lebih corong. Setelah serbuk dimasukkan,
baik karena tidak melewati proses biarkan selama minimal 30 detik
granul, tetapi langsung menjadi sebelum memulai tes untuk
partikel.7 menghindari kemungkinan
Penelitian ini diharapkan mampu pembentukan flokulat. Lepaskan
menghasilkan tablet vaginal dengan tekanan pada bawah corong, biarkan
daya adhesi yang optimal dan dapat serbuk mengalir selama 10 detik. Waktu
meningkatkan laju pelepasan obat. diamati dengan stopwatch dari mulai
dibukanya lubang corong hingga
BAHAN DAN METODE seluruh massa serbuk mengalir
melewati lubang bawah corong.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam Uji Homogenitas Massa Serbuk
penelitian ini adalah metronidazol, Uji ini dilakukan dengan
HPMC, magnesiumstearat, talk, cab-o- menggunakan pipet mikromeritik yang
sil, crosscarmellose sodium, dan dimasukkan ke bagian atas, tengah dan
microcrystalin cellulose. Alat yang bawah massa serbuk selama proses
digunakan dalam penelitian ini adalah pencampuran. Sejumlah gram bahan
alat pencetak tablet rotary, timbangan yang setara dengan 50 mg obat diambil
analitik, spektrofotometer UV-VIS, alat dilarutkan dalam 100 ml buffer sitrat pH
uji sifat alir, alat uji waktu hancur, alat uji 4,8 sampai tanda batas dan dikocok
kekerasan tablet, alat uji disolusi,alat uji selama 30 menit. Didiamkan beberapa
mukoadhesive, stopwatch, kaca arloji, saat, sehingga bagian yang tidak larut
termometer, kuas, jangka sorong, mengendap dan disaring dengan kertas
mortir, stamper, dan gelas ukur. saring. Larutan beningan dipipet 10 ml

154
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

ke dalam labu ukur 50 ml, lalu Uji Kerapuhan Tablet


diencerkan dalam buffer sitrat pH 4,8 Uji kerapuhan tablet vaginal
sampai tanda batas dan dikocok metronidazol dilakukan dengan 10
selama 30 menit. Larutan dipipet tablet dari masing-masing formula
sebanyak 7,5 ml dan dimasukkan ditimbang dengan seksama (Wo).
dalam labu ukur 50 ml, lalu diencerkan Sebelum ditimbang, dibersihkan
dalam buffer sitrat pH 4,8 sampai tanda permukaan tablet dari serbuk atau
batas dan dikocok selama 30 menit. kotoran yang menempel. Setelah itu
Hasilnya kemudian disaring dengan tablet dimasukkan ke dalam friabilator
kertas saring dan ditentukan kadarnya dan menjalankan alat (25 rpm sebanyak
dengan spektroforometri UV/Vis dengan 100 kali putaran selama 4 menit).
panjang gelombang 319 nm. Kemudian, tablet dikeluarkan dan
dibersihkan dari serbuk pada
Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan secara % Friabilitas= (Wo – Wt)x 100 %
deskriptif dengan cara mengidentifikasi Wo
sediaan. Kemudian diamati secara permukaan tablet.
visual, meliputi bentuk tablet, Selanjutnya ditimbang kembali (Wt).
homogenitas warna, tekstur permukaan Dihitung persentase kehilangan bobot
cacat atau tidak, dan penampilan fisik sebelum dan sesudah perlakuan (%
bebas dari bintik-bintik atau tidak. friabilitas).8

Uji Keseragaman Bobot Uji Laju Pelepasan Obat


Uji keseragaman bobot tablet Uji laju pelepasan obat dilakukan
vaginal metronidazol dilakukan dengan de ngan meto de ke ran jang .
cara menimbang 20 tablet, lalu hitung Medium disolusi terdiri dari 650 mL
bobot rata-rata tiap tablet. buffer sitrat (pH 4,8). Pelepasan
dilakukan pada suhu 37±0.1 oC,
Uji Keseragaman Ukuran dengan kecepatan rotasi 25 rpm.
Uji keseragaman ukuran tablet Sebanyak 10ml sampel diambil dengan
vaginal metronidazol dilakukan dengan interval waktu yang telah ditentukan
cara mengukur diameter pada 20 tablet (tiap jam antara 30, 60, 90, 120, 180,
dengan menggunakanhardness tester. 240 menit) dan volume diganti dengan
Hasil pengukuran dicatat dan kemudian medium yang segar. Kemudian sampel
dihitung rata-ratanya. disaring melalui kertas saring
Whatmanno. 40 dan dianalisis dengan
Uji Kekerasan Tablet spektrofotometer UV/Vis pada panjang
Uji kekerasan tablet vaginal gelombang 319 nm.
metronidazol dilakukan dengan 10
tablet dari masing-masing formula Uji Pengembangan Tablet
diukur kekerasannya dengan alat Uji pengembangan tablet vaginal
hardness tester. metronidazol dilakukan dengan 3 tablet
vaginal masing-masing ditimbang (W0)
dan ditempatkan secara terpisah pada

155
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

buffer sitrat pH 4,8 dan diinkubasi pada dengan kertas saring. Larutan beningan
suhu 37±1 °C. Pada interval waktu 15 dipipet 10 ml ke dalam labu ukur 50 ml,
menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, dan 4 jam, lalu diencerkan dalam buffer sitrat pH
tablet dikeluarkan dari cawan dan 4,8 sampai tanda batas dan dikocok
kelebihan air dibuang dengan selama 30 menit. Larutan dipipet
menggunakan kertas saring.Tablet yang sebanyak 7,5 ml dan dimasukkan
mengembang ditimbang kembali (Wt) dalam labu ukur 50 ml, lalu diencerkan
dan indeks pengembangan dihitung dalam buffer sitrat pH 4,8 sampai tanda
dengan menggunakan rumus berikut4: batas dan dikocok selama 30 menit.
Hasilnya kemudian disaring dengan
Indeks Pengembangan = (Wt-W0) kertas saring dan ditentukan kadarnya
W0 dengan spektroforometri UV/Vis dengan
panjang gelombang 319 nm.

Uji in vitro Mukoadhesif Uji Waktu Hancur


Daya mukoadhesif tablet diukur Uji waktu hancur dilakukan dengan
dengan menggunakan alat uji cara memasukkan 1 tablet pada
mukoadhesif. Metode ini menggunakan masing-masing tabung dari keranjang.
model membran mukosa. Mukosa Tanpa menggunakan cakram pada tiap
membran dibilas dengan buffer sitrat pH tabung, lalu alat dijalankan. Gunakan
4,8. Kemudian diletakkan pada platform air bersuhu 37±2oC sebagai media.
dan dijepit dengan penjepit platform. Lalu Angkat keranjang dan amati semua
tablet dipasang pada timbangan yang tablet.
sudah ditera. Sebanyak 0,1 ml larutan
buffer sitrat dilewatkan pada membran HASIL PENELITIAN
mukusa dengan syringe plastik. Tablet
dan mukosa dibiarkan mengalami kontak Pada penelitian ini dilakukan
selama 15 menit, kemudian timbangan pembuatan tablet vaginal metronidazol
diberi bobot. Penambahan dihentikan dengan penambahan eksipien muko-
setelah terjadi pemutusan kontak antara adhesif HPMC dan superdisintegran
tablet dengan mukosa. crosscarmellose sodium. HPMC
digunakan sebagai agen mukoadhesif
Uji Penetapan Kadar Metronidazol yang bertujuan memberikan daya
Uji ini dilakukan dengan adhesif yang tinggi pada sediaan
menggunakan 10 tablet vaginal sehingga mampu berikatan dengan
metronidazol yang dihancurkan hingga mukus. Crosscarmellose sodium
menjadi massa serbuk. Sejumlah gram berfungsi sebagai superdisintegran
bahan yang setara dengan 50 mg obat yang diharapkan dapat memecah
diambil dilarutkan dalam 100 ml buffer sediaan secara cepat sehingga mampu
sitrat pH 4,8 sampai tanda batas dan meningkatkan pelepasan obat pada
dikocok selama 30 menit. Didiamkan menit-menit pertama penggunaan.
beberapa saat, sehingga bagian yang Penambahan kedua eksipien ini
tidak larut mengendap dan disaring bertujuan untuk meningkatkan laju
pelepasan obat dari sediaan dengan

156
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

tetap mempertahankan daya adhesif Pada Tabel 2 berikut ini disajikan


obat. hasil uji yang diperoleh.

Tabel 2. Hasil uji tablet vaginal metronidazol

Uji laju alir pada masing-masing formula memiliki konsentrasi obat dalam jumlah
memberikan hasil bahwa ketiga formula yang hampir sama. Formula I lebih
memiliki laju alir yang baik sesuai dengan memenuhi kriteria penerimaan
persyaratan. Dengan demikian dapat dikarenakan selisih kadarnya hampir
dipastikan bahwa ketiga formula bisa mendekati 100% jika dibandingkan
dicetak menjadi tablet tanpa formula 2 dan 3. Uji homogenitas ini juga
mempermasalahkan aliran dari massa mampu mempengaruhi efektifitas terapi.
serbuk selama proses pencetakan. Uji Bila jumlah obat pada tiap bagian sama
homogenitas massa serbuk dilakukan diharapkan tiap tablet dapat memberikan
untuk mengetahui apakah semua bahan efektifitas terapi yang sama.
pada proses pencampuran telah Setelah dilakukan uji IPC kemudian
tercampur dengan merata dalam massa dilakukan pencetakan tablet dengan
serbuk. Hasil uji menunjukkan bahwa mesin pencetak tablet single punch. Pada
ketiga formula memenuhi persyaratan saat pencetakan tablet terlebih dahulu
yaitu masing-masing formula homogen di dipersiapkan mesin pencetak tablet yang
bagian atas,tengah dan bawah sesuai digunakan sehingga mampu
dengan persyaratan yang telah menghasilkan tablet dengan kondisi yang
ditentukan dengan kadar obat dalam sama. Setelah tablet vaginal
rentang 90-110%. Hasil tersebut metronidazol terbentuk, masing-masing
menunjukkan bahwa ketiga formula formula dilakukan uji sediaan tebletyakni

157
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

uji organoleptis. Uji ini secara deskriptif terapi dapat dicapai secara maksimal.
melihat bentuk fisik tablet, meliputi bentuk Ketiga formula memiliki ukuran yang
tablet homogenitas warna dan tekstur sama karena dihasilkan dari mesin cetak
permukaan. Uji ini dilakukan untuk yang sama. Berdasarkan hasil uji
memperoleh tablet vaginal metronidazol keseragaman ukuran yang telah
yang sesuai dengan spesifikasi yang dilakukan didapatkan hasil bahwa
telah ditetapkan dan memberikan rasa masing-masing formula telah memenuhi
yang nyaman kepada pasien. Setelah persyaratan. Dari ketiga formula tersebut
dilakukan uji diperoleh hasil bahwa ketiga formula III mempunyai diameter yang
formula memiliki bentuk, warna dan paling mendekati diameter yang
tekstur permukaan yang sama yakni diinginkan untuk tablet dengan ukuran
berbentuk bulat, berwarna putih tanpa 500 mg.
bintik noda dan bertekstur halus tidak Uji kekerasan dilakukan dengan
kasar. tujuan untuk mengetahui ketahanan
Uji keseragaman bobot dilakukan tablet dalam melawan tekanan mekanik
dengan tujuan untuk mengetahui apakah seperti goncangan, kikisan dan terjadi
tablet vaginal metronidazol yang keretakan tablet selama pembungkusan,
dihasilkan memiliki bobot yang seragam. pengangkutan dan pemakaian. Faktor-
Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil faktor yang mempengaruhi kekerasan
bahwa ketiga formula memiliki rerata tablet adalah tekanan kompresi dan sifat
bobot yang berbeda. Perbedaan bobot bahan yang dikempa. Kekerasan ini
pada ketiga formula disebabkan karena dipakai sebagai ukuran dari tekanan
konsentrasi pengisi yang ditambahkan pengempaan. Semakin besar tekanan
pada tiap formula berbeda jumlahnya.7Uji yang diberikan saat penabletan akan
keseragaman bobot masing-masing meningkatkan kekerasan tablet.9
formula memenuhi persyaratan bobot Berdasarkan hasil uji kekerasan yang
yang ditentukan (<5% dari bobot awal) telah dilakukan diperoleh pada masing-
yakni antara 0,475 – 0,525 g. Uji masing formula memenuhi persyaratan
keseragaman bobot ini untuk melihat uji kekerasan tablet. Formula I memiliki
apakah tiap tablet yang dihasilkan dari kekerasan yang paling tinggi jika
mesin pencetak tablet dapat dibandingkan dengan formula 2 dan 3.
menghasilkan tablet dengan bobot yang Bila tablet terlalu keras maka akan
seragam. Hal ini diharapkan akan berpengaruh terhadap waktu hancurnya.
berpengaruh pada komposisi obat pada Hal ini dapat dapat mempengaruhi pula
tiap tabletnya, sehingga efektifitas terapi waktu disolusi obat.9 Formula I memiliki
dapat dicapai. kekerasan yang masih dapat diterima
Uji keseragaman ukuran dilakukan oleh persyaratan akan tetapi harus dilihat
dengan tujuan untuk mengetahui apakah pula mengenai waktu hancur dan disolusi
tablet vaginal metronidazol yang obat apakah dipengaruhi oleh kekerasan
dihasilkan memiliki ukuran yang dari formula I.
seragam. Apabila semua tablet Uji kerapuhan dilakukan dengan
mempunyai ukuran yang seragam akan tujuan untuk mengukur ketahanan
berpengaruh pada komposisi obat pada permukaan tablet terhadap gesekan
tiap tabletnya. Dengan demikian efek sewaktu pengemasan dan pengiriman.

158
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

Dari uji yang telah dilakukan diperoleh secara kuantitatif per satuan waktu.
hasil bahwa ketiga formula memiliki Berdasarkan uji laju pelepasan obat yang
persentase kerapuhan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
dipersyaratkan. Dari hasil tersebut masing-masing formula mengalami
menunjukkan bahwa formula I memiliki peningkatan pelepasan obat tiap satuan
persentase kerapuhan yang paling kecil waktu (Gambar 1). Formula I memiliki laju
jika dibandingkan formula II dan formula pelepasan obat yang lebih besar jika
III. Hal ini karena komposisi bahan dari dibandingkan dengan formula II dan
formula I dapat mengatasi masalah formula III. Formula III melepaskan lebih
kerapuhan tersebut, seperti halnya MCC sedikit obat daripada formula I dan
yang bisa digunakan sebagai pegisi formula II. Hasil tersebut menunjukkan
sekaligus pengikat dalam konsentrasi 20- bahwa formula III yang memiliki
90%.10 konsentrasi tinggi polimer mukoadhesif
Faktor yang dapat mempengaruhi menghambat laju pelepasan obat
kerapuhan yakni kekerasan tablet dan dibandingkan formula I dan formula II.
karakteristik dari eksipien yang Fungsi superdisintegran sendiri dapat
digunakan. Semakin besar persentase dilihat dari ketiga formula bahwa
kerapuhan, maka semakin besar massa pemecahan tablet terjadi secara cepat
tablet yang hilang. Uji kerapuhan dan mampu melepaskan obat lebih dari
berhubungan dengan kehilangan bobot 50% dalam waktu kurang dari 30 menit.
akibat abrasi (pengikisan) yang terjadi Formula I lebih banyak melepaskan obat
pada permukaan tablet. Kerapuhan yang dalam 30 menit jika dibandingkan formula
tinggi akan mempengaruhi konsentrasi II dan formula III. Hal tersebut
obat yang masih terdapat pada tablet. mengindikasikan bahwa formula I mampu
Pada tablet dengan konsentrasi obat meningkatkan jumlah obat yang terlepas
yang kecil (tablet dengan bobot kecil), dari sediaan.
adanya kehilangan massa akibat rapuh Hasil laju pelepasan obat pada
akan mempengaruhi kadar obat yang masing-masing formula memiliki
masih terdapat dalam tablet.9 kenaikan profil laju pelepasan yang
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan signifikan, dilihat dari semakin
bahwa masing-masing formula meningkatnya kadar obat yang terlepas
memenuhi persyaratan kerapuhan yakni tiap satuan waktu (Gambar 1). Eksipien
sebesar 1%.8 Pada formula I yang superdisintegran mampu meningkatkan
memiliki kerapuhan paling kecil juga jumlah obat yang terlepas tiap waktunya,
memiliki nilai kekerasan yang paling sedangkan polimer mukoadhesif yang
tinggi. Hal ini dapat dihubungkan bahwa digunakan mampu berfungsi sebagai
semakin keras tablet kerapuhannya juga pembentuk ikatan antara obat dan area
semakin kecil. Bila tablet tidak keras vagina. Hal ini terbukti dalam ketiga
maka akan cenderung memiliki formula. Ketiga formula tidak terdispersi
kerapuhan pada saat proses secara langsung ke dalam cairan uji dan
pengemasan. 9 melekat pada dasar tabung uji yang
Uji laju pelepasan obat dilakukan diibaratkan sebagai area vagina.
untuk mengetahui seberapa banyak Pada uji laju pelepasan obat ini,
kadar obat yang terlepas dari sediaan penggunaan konsentrasi polimer HPMC

159
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

yang berbeda juga mempengaruhi profil laju pelepasan obat yang lebih besar.
laju pelepsan obat. Semakin tinggi Akan tetapi formula I lebih banyak jumlah
konsentrasi HPMC semakin kuat ikatan yang terlepas jika dibandingkan dengan
yang terbentuk dan semakin lama waktu formula II. Hal ini diperkirakan karena
kontak dengan mukosa daerah penggunaan superdisintegran dengan
vagina. Hal ini terlihat pada formula 3
6 konsentrasi yang berbeda. Crosscar
dengan konsentrasi HPMC sebesar 50% mellose sodium memecah tablet dengan
menghambat pelepasan obat dari proses swelling membentuk lapisan gel
sediaan dengan jumlah obat yang tipis. Bila konsentrasinya lebih besar
terlepas dari sediaan per satuan waktu maka lapisan gel yang terbentuk juga
lebih kecil jika dibandingkan dengan lebih tebal. Oleh karena itu, bisa
formula I dan formula II. Pada formula I menghambat pelepasan obat dengan
dan formula II yang menggunakan adanya lapisan gel tersebut.
konsentrasi HPMC sebesar 30% memiliki

Gambar 1. Jumlah obat yang terlepas per satuan waktu

Uji pengembangan dilakukan untuk tidak berbanding lurus dengan waktu.


mengetahui seberapa banyak tablet bisa Formula III memiliki indeks pengembang-
mengembang dari sediaan. Hal ini juga an paling besar daripada formula I dan
berkaitan dengan bahan mukoadhesif formula II (Tabel 2). Hasil tersebut
yang digunakan yakni HPMC. Uji ini menunjukkan bahwa formula III yang
dilakukan untuk mengetahui besarnya memiliki konsentrasi tinggi polimer
peregangan dalam polimer HPMC setelah mukoadhesif mampu berfungsi dengan
terbasahi oleh buffer sitrat dan untuk baik sebagai polimer yang mampu
penetrasi polimer ke dalam jaringan mengembangkan tablet dengan maksimal
sehingga memungkinkan untuk untuk membantu proses pengikatan obat
membentuk ikatan hidrogen dengan di daerah vagina dan membantu proses
mukosa vagina. Hasil uji yang dilakukan pelepasan obat. Pada Gambar 2.
menunjukkan bahwa ketiga formula menunjukkan bahwa indeks pengem-
memiliki indeks pengembangan yang bangan tablet mengalami kenaikan mulai

160
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

pada menit ke-15 hingga menit ke-120, Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat
kemudian mengalami penurunan pada bahwa formula III yang memiliki indeks
menit ke-240. Hal tersebut menunjukkan pengembangan tablet yang paling besar
bahwa pada menit ke-60 dan ke-120 mengakibatkan terhambatnya pelepasan
merupakan pengembangan yang paling obat dari sediaan, sehingga jumlah obat
maksimal dari ketiga tablet. Akan tetapi yang terlepas dari sediaan lebih sedikit
kenaikan tersebut tidak konstan terjadi jika dibandingkan dengan formula I dan
selama beberapa waktu. Hal ini bisa formula II. Sementara itu formula I yang
diakibatkan oleh beberapa hal yaknipada memiliki indeks pengembangan paling
saat diletakkan pada oven untuk kecil mampu melepaskan obat dalam
pengoptimalan suhu wadah tidak tertutup jumlah yang banyak. Dengan demikian,
sehingga cairan dari wadah bisa dapat ditarik hubungan bahwa
terpenetrasi keluar dan tablet menjadi pengembangan tablet mempengaruhi laju
mengering. Selain itu, wadah percobaan pelepasan obat.
yang tidak sama sehingga mengakibatkan
proses pengembangan tidak maksimal.

Indeks Pengembangan

Gambar 2. Uji pengembangan tablet

Uji kemampuan mukoadhesif antara tablet dengan usus. Hal ini


dilakukan dengan tujuan untuk disebabkan karena adanya interaksi
mengetahui seberapa kuat tablet bisa berupa ikatan hidrogen antara polimer
terikat dalam mukosa vagina. Alat yang HPMC dan usus kelinci.11 Dari hasil uji
digunakan yakni tensile strenght. yang dilakukan diperoleh hasil bahwa
Mukosa usus digunakan sebagai formula III memiliki daya adhesive yang
pengganti mukosa vagina yang direndam paling tinggi diantara ketiga formula. Hal
pada larutan NaCl 0,9% untuk tetap ini sesuai dengan asumsi bahwa
menjaga kondisi usus agar tetap terjaga. semakin tinggi konsentrasi polimer yang
Dalam pengujian ini dapat terlihat daya terkandung dalam formula daya adhesif
adhesif tablet vaginal dengan adanya juga semakin meningkat.
gaya berupa beban yang melepas ikatan

161
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

Daya adhesive yang tinggi pada ditentukan bisa mengakibatkan


formula III menyebabkan laju pelepasan kegagalan terapi dan akan berbahaya
obat berjalan dengan lambat. Hal ini bagi pasien.
dikarenakan polimer HPMC mempunyai Daya hancur penting untuk tablet
mekanisme pengikatan ke dalam yang mengandung bahan obat yang
mukosa vagina dengan metode tidak dimaksudkan untuk diabsorpsi.
pembentukan lapisan gel. Dalam proses Dalam hal ini daya hancur tablet
pembentukan gel, cairan berpenetrasi ke memungkinkan partikel obat menjadi
dalam tablet dan matriks HPMC hidrofilik lebih luas untuk bekerja secara lokal
hidrat, yang menyebabkan terjadinya dalam tubuh. Waktu hancur dapat
hidrasi dan peregangan rantai sehingga dipengaruhi oleh bahan penghancur/
matriks tersebut dapat mengembang dan disintegran (jenis dan jumlahnya) dan
berubah bentuk seperti lapisan gel kental banyaknya pengikat yang digunakan
sehingga bisa membentuk ikatan dengan dalam formulasi tablet, karena
lapisan mukosa, akan tetapi justru disintegran merupakan bahan yang akan
menghambat proses pelepasan obat.6 menyebabkan tablet pecah dan hancur
Sementara formula I dan formula II dalam air atau cairan lambung.9 Tablet
dengan konsentrasi polimer sebesar 30 yang memiliki waktu hancur yang sesuai
% memiliki daya adhesif lebih rendah dengan persyaratan yang telah
karena pengikatan yang terbentuk ditetapkan dapat memberikan efek terapi
jugatidak sekuat formula III yang memiliki yang cepat. Waktu yang diperbolehkan
konsentrasi 50%. Hal ini juga berakibat untuk menghancurkan tablet vaginal
pada pelepasan obat yang tidak adalah tidak lebih dari 30 menit.
terhambat, sehingga jumlah obat yang Dari uji yang telah dilakukan
terlepas per satuan waktu lebih besar didapatkan hasil bahwa ketiga formula
jika dibandingkan formula III. Uji memenuhi kriteria penerimaan waktu
penetapan kadar dilakukan dengan hancur tablet vaginal yakni <30 menit.
tujuan untuk mengetahuikadar obat Hasil tersebut menunjukkan bahwa
metronidazol dalam tablet vaginal formula II memiliki waktu hancur yang
apakah sesuai dengan dosis yang paling cepat daripada formula I dan
diinginkan. Setelah dilakukan uji formula III karena memiliki konsentrasi
penetapan kadar ketiga formula superdisintegran yang paling besar yakni
memenuhi persyaratan penerimaan 3%. Waktu hancur sediaan tablet sangat
yakni dengan kadar obat sesuai dengan berpengaruh dalam fase biofarmasi
rentang sebesar 90-110% yang berarti obat. Supaya obat sepenuhnya
bahwa obat pada ketiga formula telah diabsorpsi, maka tablet harus hancur ke
tersebar secara merata dan telah dalam cairan tubuh untuk dilarutkan. 9
memenuhi dosis yang telah ditentukan
untuk mencapai efek terapi. Penetapan PEMBAHASAN
kadar obat dalam sebuah tablet
mempengaruhi keberhasilan dari Berdasarkan uji yang telah dilakukan
efektifitas terapi yang digunakan oleh meliputi uji IPC dan uji sediaan tablet
pasien. Bila obat tidak sesuai dengan vaginal metronidazol diperoleh hasil
yang tertera pada dosis yang telah bahwa kombinasi kadar HPMC dan

162
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

crosscarmellose sodium dalam tablet dalam formula I tablet vaginal


vaginal metronidazol mempengaruhi metronidazol. Dengan konsentrasi
daya adhesif dan proses pelepasan obat HPMC sebesar 30% dan crosscar-
dari sediaan. Aplikasi sediaan vagina mellose sodium sebesar 1% mampu
harus mampu bertahan lebih dari 3 jam memecah obat secara cepat, sehingga
untuk melihat keefektifan dari polimer laju pelepasan obat dalam kurun waktu
mukoadhesif dan juga melihat profil 30 menit pada saat awal pemberian
pelepasan obat.12 Tablet vaginal dapat terjadi secara cepat dan obat tetap
metronidazol dengan kombinasi polimer mempunyai laju pelepasan yang tetap
dan superdisintegran ini ternyata mampu pada kurun waktu 3 jam berikutnya.
memberikan profil peningkatan laju Akan tetapi perlu ditinjau lebih jauh
pelepasan tiap satuan waktunya. Bila apakah dengan penggunaan tablet
laju pelepasannya meningkat maka vaginal dalam 4 jam yang dapat melepas
dapat diasumsikan bahwa obat yang obat sebesar 91,11 mg bisa
terpenetrasi ke dalam vagina juga mengefektifkan dan mengoptimalkan
banyak, sehingga infeksi jamur maupun terapi. Karena biasanya sediaan tablet
bakteri dapat segera teratasi. Selain itu, vaginal yang telah dipasarkan
daya adhesif tablet juga tinggi. Hal ini mempunyai durasi terapi 1 kali sehari.14
berarti obat mampu bertahan dalam Selain itu, perlu dilakukan lebih lanjut
vagina selama lebih dari 3 jam. Akan pula apakah dengan dosis 100 mg per
tetapi untuk dosis dan durasi terapi yang tablet dapat lebih efektif jika
diberikan perlu penelitian lebih lanjut dibandingkan dengan sediaan tablet
untuk mengetahui efektivitas sediaan. vaginal konvensional lain yang telah
Hal tersebut di atas didukung dari beredar di pasaran.
beberapa penelitian yakni dalam sebuah Daya pengembangan pada tablet
penelitian diketahui bahwa tanpa vaginal mempengaruhi proses difusi obat
penggunaan superdisintegran, obat akan dari tablet ke sistem dan daya adhesif.
semakin lama terlepas dari sediaan dan Bila tablet tidak mempunyai daya
memiliki daya adhesif yang tinggi. pengembangan yang baik maka proses
Dengan nilai penggunaan HPMC pelepasan obat dan daya adhesif ke
sebesar 30%, pelepasan 80% obat dalam sistem juga akan terganggu.
terjadi dalam waktu >500 menit. Semakin tebal lapisan gel yang terbentuk
Sementara untuk konsentrasi HPMC karena proses pengembangan juga
sebesar 50%, pelepasan 80%obat terjadi menghambat proses pelepasan obat,
dalam >700 menit.13 Dengan demikian namun memperkuat ikatan yang
profil pelepasan obat dengan metode terbentuk. HPMC memiliki campuran dari
kombinasi polimer dan superdisintegran alkil hidroksialkil selulosa eter yang
pada penelitian ini sangat membantu laju terdiri dari gugus metoksi dan
pelepasan obat pada saat awal hidroksipropil. Substitusi dari gugus-
pemberian obat dengan memecah gugus tersebut yang menyebabkan
sediaan secara cepat, namun tetap perbedaan sifat fisika kimia seperti laju
memiliki daya adhesif yang tinggi dengan dan lamanya proses hidrasi,
tetap berada dalam daerah vagina biodegradasi, aktivitas permukaan dan
selama 4 jam. Hal ini dapat terlihat sifat kekenyalannya. Bahan obat dan

163
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

bahan tambahan lainnya secara disintegrasi sehingga pelepasan obat


kesatuan diikat oleh HPMC dan dapat meningkat. Penggunaan
kemudian dicetak menjadi bentuk effervescent sebagai bahan pembantu
sediaan. Dalam proses pengembangan, pengembangan tablet hanya mampu
cairan berpenetrasi ke dalam tablet dan melepaskan obat kurang dari 60%
matriks HPMC hidrofilik hidrat, yang selama 60 menit.17 Sementara dalam
menyebabkan terjadinya hidrasi dan penelitian ini, penambahan
peregangan rantai sehingga matriks superdisintegran mampu meningkatkan
tersebut dapat mengembang dan jumlah obat yang terlepas obat dari
berubah bentuk seperti lapisan gel sediaan dengan jumlah obat yang
kental. Lapisan gel tersebut akan terlepas sebesar lebih dari 70 mg dalam
mengontrol proses difusi air ke dalam 60 menit.
sistem dan proses difusi obat keluar dari
sistem. Pada periode yang lama, lapisan KESIMPULAN
tersebut akan pecah dan larut sehingga
air dapat berpenetrasi lebih dalam ke Komposisi formula yang optimum
matriks, berubah manjadi lapisan gel untuk tablet vaginal metronidazole
yang baru. Proses ini berlangsung terus- adalah 30 % polimer HPMC dan 1%
menerus hingga seluruh matriks hidrofilik superdisintegran crosscarmellose
larut. Matriks bentuk gel ini secara efektif sodium, dengan laju pelepasan obat
dapat menjerat bahan aktif dan sebesar 0,1257 mg/menit dalam waktu 4
memperlambat pelepasannya, yang jam dan mengalami peningkatan sejak
dapat terjadi dengan proses difusi awal waktu uji serta menghasilkan daya
melalui lapisan gel dan atau erosi adhesif yang tetap mampu memper-
matriks gelitu sendiri.15 tahankan pelepasan obat selama 4 jam.
Desain formulasi tablet vaginal harus
bertujuan untuk memberikan erosi tablet DAFTAR PUSTAKA
dalam cairan vagina, sehingga bisa
meningkatkan efektivitasnya. Selain itu 1. Ambikar RB and Doekar GS. Design
sediaan untuk rute vagina harus tetap and In-vitro Evaluation of
mampu menjaga pH normal vagina.16 Benzydamine Hydrochloride Rapidly
Kenyamanan bagi pasien ketika penggu- Dispersible Gel Forming Tablets for
naan tablet vaginal amat diperhatikan. Vaginal Delivery. Universal Journal
Tablet vaginal harus segera dapat of Pharmacy. 2014; 03(01):79-85.
berikatan dengan mukus sehingga tidak 2. Pandey KH. Formulation and In-vitro
terjadi aksi self-cleansing dari area Evaluation of Antibiotic Effervescent
vagina pada tablet vaginal itu sendiri. Hal Bioadhesive Vaginal Tablet.
tersebut otomatis mempengaruhi Karnakata: Department of
efektifitas terapi dari tablet vaginal.1 Pharmaceutics, The Oxford College
Sediaan tablet vaginal haruslah cepat of Pharmacy. 2012.
terdisintegrasi untuk menghindari hal 3. Phanindra B, et al. Recent Advances
tersebut. Penambahan superdisintegran in Mucoadhesive/Bioadhesive Drug
terbukti telah memberikan efek yang Delivery System : A Review. Int J
diharapkan dengan mempercepat waktu Pharm Med & Bio Sc. 2013; 2(1).

164
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016

4. Geeta PM and Patel AP. A Novel Matrix Model Drug Formulation.


Effervescent Bioadhesive Vaginal Pharm Technol. 1999;23(3):90-106.
Tablet of Ketoconazole : Formulation 14. Swarbick J, et al. Encyclopedia of
and In-vitro Evaluation. International Pharmaceutical Technology. Vol 1.
Journal of PharmTech Research. 3rd Edition. New York: Marcel Dekker
2010; 2(1):656-667. Inc. 2007.
5. Priyanka Sand Sethi V. A Review 15. Jones D. Pharmaceutical
Article On: Superdisintegran. Int J Application of polymers for Drug
Drug Res Tech. 2013; 3(4). Delivery. Vol 15. Rapra. 2004.
6. Akbari J, et al. Development and 16. Lieberman, et al. 1989.
Evaluation of Mucoadhesive Pharmaceutical Dosage Form:
Chlorhexidine Tablet Tablet. Vol 1. New York: Marcel
Formulations.Tropical Journal of Dekker, Inc.
Pharmaceutical Research. 2010; 17. Patel DB, et al. Formulation and
9(4):321-327. Development of Mucoadhesive
7. Lachman L. The Theory & Practice Tablet of Diltiazem Hydrocloride.
of Industrial Pharmacy. English: Lea International Journal of Pharma and
& Febiger. 1986. Bio Sciences. 2010; 1(2).
8. The United States Pharmacopeial
Convention. 2007. United States
Pharmacopoeia XXX.
9. Banne Y, et al. Uji Kekerasan,
Keregasan, dan Waktu Hancur
Beberapa Tablet Ranitidin. Manado:
Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Kemenkes. 2012.
10. Rowe, et al. Handbook of
Pharmaceutical Excipients.6th
Edition. London: Royal
Pharmaceutical Society of Great
Britain. 2009.
11. El-Kamel, Amal Hasan, et al.
Biodhesive Controlled Release
Metronidazole Vaginal Tablets. Acta
Pharm. 2002; 52:171-179.
12. Karaskulu H, Yesim, et al. Efficacy of
a New Ketoconazole Bioadhesive
Vaginal Tablet on Candida albicans.
IL FARMACO. 2004; 59:163–167.
13. Sheskey PJ and Hendren J. The
Effects of Roll Compaction
Equipment Variables, Granulation
Technique, and HPMC Polymer
Level on A Controlled-Release

165

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai