net/publication/323340928
CITATIONS READS
0 1,238
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Extraction and characterization of the galactomannan from seeds of Cajanus cajan and Mucuna pruriens View project
Optimization of Polymer-Lipid Nanoparticles Formulations for Cinnamon Extract Delivery View project
All content following this page was uploaded by Adeltrudis Danimayostu on 21 September 2018.
Optimasi Kadar Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa dan Superdisintegran
Crosscarmellose Sodium terhadap Daya Adhesi dan Laju Pelepasan Obat dalam Tablet
Vaginal Metronidazol
ABSTRAK
Pengobatan yang efektif di daerah genitalia wanita harus memiliki sistem penghantaran obat yang
sesuai dengan kondisi daerah vagina yang memiliki aktivitas self-cleansing. Penggunaan kombinasi polimer
mukoadhesif dan superdisintegaran crosscarmellose sodium diharapkan dapat membantu penghantaran
obat yang sesuai dengan kondisi vagina. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kombinasi
polimer HPMC dan superdisintegran crosscarmellose sodium untuk menghasilkan daya adhesi dan laju
pelepasan obat dalam tablet vaginal metronidazole yang optimum. Metode pembuatan tablet yang
digunakan yakni metode kempa langsung. Pada penelitian ini digunakan 3 formula yang mempunyai kadar
kombinasi yang berbeda yakni dengan perbandingan kadar kombinasi untuk formula I sebesar 30:1, formula
II sebesar 30:3 dan formula III sebesar 50:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk uji IPC dan
karakteristik fisik tablet seperti laju alir, homogenitas, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan,
kerapuhan, penetapan kadar dan waktu hancur memenuhi persyaratan penerimaan tablet. Pada uji laju
pelepasan obat dengan formula I memberikan pelepasan obat sebesar 0,1257 mg/menit setelah 4 jam jika
dibandingkan dengan formula 2 dan formula 3. Daya adhesif yang paling tinggi terdapat pada formula 3
dengan konsentrasi HPMC sebesar 50%. Namun, ketiga formula masih memiliki daya adhesif yang masih
diterima oleh persyaratan (minimal 3 jam di area vagina). Berdasarkan hasil tersebut kadar kombinasi
formula yang optimum terdapat pada formula I yang mempunyai laju pelepasan yang cepat dan daya adhesif
yang mampu menghambat pelepasan obat dalam waktu 4 jam.
Kata kunci: Crosscarmellose sodium, Daya adhesif, HPMC,Laju pelepasan obat, Tablet vaginal
ABSTRACT
Effective treatment of female genitalia should have a drug delivery systemaccording to the conditions of
the vagina that has a self-cleansing activity. The use of a combination of polymer mukoadhesif HPMC and
superdisintegaran crosscarmellose sodium are expected to help drug delivery that suitable to the conditions
of the vagina. The purpose of this study was to determine the optimum levels combinations of HPMC and
sodium crosscarmellose against power adhesion and drug release in metronidazole vaginal tablet. The tablet
was made by using directly clamp method. This research consisted of 3 formula with different levels of the
combination, they were 30: 1 in formula I, 30: 3 in formula II, and 50: 1 in formula III. The result showed that
IPC test and physical characteristics of tablets such as flow rate, homogeneity, uniformity of weight, size
uniformity, hardness, friability, disintegration time assay fulfiled the requirements of tablets. While the rate of
drug release test, formula 1 provideed drug release at 0.1257 mg/min after 4 hours when compared with
formula 2 and formula 3. The highest adhesion power was in formula 3 with HPMC concentration by 50%.
However, all formula have shown the adhesion capacity since they fulfiled the requirements (at least of 3
hours in vaginal area). It is concluded that optimum levels of the combination is in formula 1 that have a fast
release rate and the adhesion capacity that can inhibit the release of drug in 4 hours.
Keywords: Adhesion power, Drug release rate, HPMC, Sodium crosscarmellose, Vaginal tablet
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang,
65145
E-mail: oktaviaekapuspita@gmail.com
152
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
153
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
154
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
155
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
buffer sitrat pH 4,8 dan diinkubasi pada dengan kertas saring. Larutan beningan
suhu 37±1 °C. Pada interval waktu 15 dipipet 10 ml ke dalam labu ukur 50 ml,
menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, dan 4 jam, lalu diencerkan dalam buffer sitrat pH
tablet dikeluarkan dari cawan dan 4,8 sampai tanda batas dan dikocok
kelebihan air dibuang dengan selama 30 menit. Larutan dipipet
menggunakan kertas saring.Tablet yang sebanyak 7,5 ml dan dimasukkan
mengembang ditimbang kembali (Wt) dalam labu ukur 50 ml, lalu diencerkan
dan indeks pengembangan dihitung dalam buffer sitrat pH 4,8 sampai tanda
dengan menggunakan rumus berikut4: batas dan dikocok selama 30 menit.
Hasilnya kemudian disaring dengan
Indeks Pengembangan = (Wt-W0) kertas saring dan ditentukan kadarnya
W0 dengan spektroforometri UV/Vis dengan
panjang gelombang 319 nm.
156
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
Uji laju alir pada masing-masing formula memiliki konsentrasi obat dalam jumlah
memberikan hasil bahwa ketiga formula yang hampir sama. Formula I lebih
memiliki laju alir yang baik sesuai dengan memenuhi kriteria penerimaan
persyaratan. Dengan demikian dapat dikarenakan selisih kadarnya hampir
dipastikan bahwa ketiga formula bisa mendekati 100% jika dibandingkan
dicetak menjadi tablet tanpa formula 2 dan 3. Uji homogenitas ini juga
mempermasalahkan aliran dari massa mampu mempengaruhi efektifitas terapi.
serbuk selama proses pencetakan. Uji Bila jumlah obat pada tiap bagian sama
homogenitas massa serbuk dilakukan diharapkan tiap tablet dapat memberikan
untuk mengetahui apakah semua bahan efektifitas terapi yang sama.
pada proses pencampuran telah Setelah dilakukan uji IPC kemudian
tercampur dengan merata dalam massa dilakukan pencetakan tablet dengan
serbuk. Hasil uji menunjukkan bahwa mesin pencetak tablet single punch. Pada
ketiga formula memenuhi persyaratan saat pencetakan tablet terlebih dahulu
yaitu masing-masing formula homogen di dipersiapkan mesin pencetak tablet yang
bagian atas,tengah dan bawah sesuai digunakan sehingga mampu
dengan persyaratan yang telah menghasilkan tablet dengan kondisi yang
ditentukan dengan kadar obat dalam sama. Setelah tablet vaginal
rentang 90-110%. Hasil tersebut metronidazol terbentuk, masing-masing
menunjukkan bahwa ketiga formula formula dilakukan uji sediaan tebletyakni
157
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
uji organoleptis. Uji ini secara deskriptif terapi dapat dicapai secara maksimal.
melihat bentuk fisik tablet, meliputi bentuk Ketiga formula memiliki ukuran yang
tablet homogenitas warna dan tekstur sama karena dihasilkan dari mesin cetak
permukaan. Uji ini dilakukan untuk yang sama. Berdasarkan hasil uji
memperoleh tablet vaginal metronidazol keseragaman ukuran yang telah
yang sesuai dengan spesifikasi yang dilakukan didapatkan hasil bahwa
telah ditetapkan dan memberikan rasa masing-masing formula telah memenuhi
yang nyaman kepada pasien. Setelah persyaratan. Dari ketiga formula tersebut
dilakukan uji diperoleh hasil bahwa ketiga formula III mempunyai diameter yang
formula memiliki bentuk, warna dan paling mendekati diameter yang
tekstur permukaan yang sama yakni diinginkan untuk tablet dengan ukuran
berbentuk bulat, berwarna putih tanpa 500 mg.
bintik noda dan bertekstur halus tidak Uji kekerasan dilakukan dengan
kasar. tujuan untuk mengetahui ketahanan
Uji keseragaman bobot dilakukan tablet dalam melawan tekanan mekanik
dengan tujuan untuk mengetahui apakah seperti goncangan, kikisan dan terjadi
tablet vaginal metronidazol yang keretakan tablet selama pembungkusan,
dihasilkan memiliki bobot yang seragam. pengangkutan dan pemakaian. Faktor-
Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil faktor yang mempengaruhi kekerasan
bahwa ketiga formula memiliki rerata tablet adalah tekanan kompresi dan sifat
bobot yang berbeda. Perbedaan bobot bahan yang dikempa. Kekerasan ini
pada ketiga formula disebabkan karena dipakai sebagai ukuran dari tekanan
konsentrasi pengisi yang ditambahkan pengempaan. Semakin besar tekanan
pada tiap formula berbeda jumlahnya.7Uji yang diberikan saat penabletan akan
keseragaman bobot masing-masing meningkatkan kekerasan tablet.9
formula memenuhi persyaratan bobot Berdasarkan hasil uji kekerasan yang
yang ditentukan (<5% dari bobot awal) telah dilakukan diperoleh pada masing-
yakni antara 0,475 – 0,525 g. Uji masing formula memenuhi persyaratan
keseragaman bobot ini untuk melihat uji kekerasan tablet. Formula I memiliki
apakah tiap tablet yang dihasilkan dari kekerasan yang paling tinggi jika
mesin pencetak tablet dapat dibandingkan dengan formula 2 dan 3.
menghasilkan tablet dengan bobot yang Bila tablet terlalu keras maka akan
seragam. Hal ini diharapkan akan berpengaruh terhadap waktu hancurnya.
berpengaruh pada komposisi obat pada Hal ini dapat dapat mempengaruhi pula
tiap tabletnya, sehingga efektifitas terapi waktu disolusi obat.9 Formula I memiliki
dapat dicapai. kekerasan yang masih dapat diterima
Uji keseragaman ukuran dilakukan oleh persyaratan akan tetapi harus dilihat
dengan tujuan untuk mengetahui apakah pula mengenai waktu hancur dan disolusi
tablet vaginal metronidazol yang obat apakah dipengaruhi oleh kekerasan
dihasilkan memiliki ukuran yang dari formula I.
seragam. Apabila semua tablet Uji kerapuhan dilakukan dengan
mempunyai ukuran yang seragam akan tujuan untuk mengukur ketahanan
berpengaruh pada komposisi obat pada permukaan tablet terhadap gesekan
tiap tabletnya. Dengan demikian efek sewaktu pengemasan dan pengiriman.
158
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
Dari uji yang telah dilakukan diperoleh secara kuantitatif per satuan waktu.
hasil bahwa ketiga formula memiliki Berdasarkan uji laju pelepasan obat yang
persentase kerapuhan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
dipersyaratkan. Dari hasil tersebut masing-masing formula mengalami
menunjukkan bahwa formula I memiliki peningkatan pelepasan obat tiap satuan
persentase kerapuhan yang paling kecil waktu (Gambar 1). Formula I memiliki laju
jika dibandingkan formula II dan formula pelepasan obat yang lebih besar jika
III. Hal ini karena komposisi bahan dari dibandingkan dengan formula II dan
formula I dapat mengatasi masalah formula III. Formula III melepaskan lebih
kerapuhan tersebut, seperti halnya MCC sedikit obat daripada formula I dan
yang bisa digunakan sebagai pegisi formula II. Hasil tersebut menunjukkan
sekaligus pengikat dalam konsentrasi 20- bahwa formula III yang memiliki
90%.10 konsentrasi tinggi polimer mukoadhesif
Faktor yang dapat mempengaruhi menghambat laju pelepasan obat
kerapuhan yakni kekerasan tablet dan dibandingkan formula I dan formula II.
karakteristik dari eksipien yang Fungsi superdisintegran sendiri dapat
digunakan. Semakin besar persentase dilihat dari ketiga formula bahwa
kerapuhan, maka semakin besar massa pemecahan tablet terjadi secara cepat
tablet yang hilang. Uji kerapuhan dan mampu melepaskan obat lebih dari
berhubungan dengan kehilangan bobot 50% dalam waktu kurang dari 30 menit.
akibat abrasi (pengikisan) yang terjadi Formula I lebih banyak melepaskan obat
pada permukaan tablet. Kerapuhan yang dalam 30 menit jika dibandingkan formula
tinggi akan mempengaruhi konsentrasi II dan formula III. Hal tersebut
obat yang masih terdapat pada tablet. mengindikasikan bahwa formula I mampu
Pada tablet dengan konsentrasi obat meningkatkan jumlah obat yang terlepas
yang kecil (tablet dengan bobot kecil), dari sediaan.
adanya kehilangan massa akibat rapuh Hasil laju pelepasan obat pada
akan mempengaruhi kadar obat yang masing-masing formula memiliki
masih terdapat dalam tablet.9 kenaikan profil laju pelepasan yang
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan signifikan, dilihat dari semakin
bahwa masing-masing formula meningkatnya kadar obat yang terlepas
memenuhi persyaratan kerapuhan yakni tiap satuan waktu (Gambar 1). Eksipien
sebesar 1%.8 Pada formula I yang superdisintegran mampu meningkatkan
memiliki kerapuhan paling kecil juga jumlah obat yang terlepas tiap waktunya,
memiliki nilai kekerasan yang paling sedangkan polimer mukoadhesif yang
tinggi. Hal ini dapat dihubungkan bahwa digunakan mampu berfungsi sebagai
semakin keras tablet kerapuhannya juga pembentuk ikatan antara obat dan area
semakin kecil. Bila tablet tidak keras vagina. Hal ini terbukti dalam ketiga
maka akan cenderung memiliki formula. Ketiga formula tidak terdispersi
kerapuhan pada saat proses secara langsung ke dalam cairan uji dan
pengemasan. 9 melekat pada dasar tabung uji yang
Uji laju pelepasan obat dilakukan diibaratkan sebagai area vagina.
untuk mengetahui seberapa banyak Pada uji laju pelepasan obat ini,
kadar obat yang terlepas dari sediaan penggunaan konsentrasi polimer HPMC
159
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
yang berbeda juga mempengaruhi profil laju pelepasan obat yang lebih besar.
laju pelepsan obat. Semakin tinggi Akan tetapi formula I lebih banyak jumlah
konsentrasi HPMC semakin kuat ikatan yang terlepas jika dibandingkan dengan
yang terbentuk dan semakin lama waktu formula II. Hal ini diperkirakan karena
kontak dengan mukosa daerah penggunaan superdisintegran dengan
vagina. Hal ini terlihat pada formula 3
6 konsentrasi yang berbeda. Crosscar
dengan konsentrasi HPMC sebesar 50% mellose sodium memecah tablet dengan
menghambat pelepasan obat dari proses swelling membentuk lapisan gel
sediaan dengan jumlah obat yang tipis. Bila konsentrasinya lebih besar
terlepas dari sediaan per satuan waktu maka lapisan gel yang terbentuk juga
lebih kecil jika dibandingkan dengan lebih tebal. Oleh karena itu, bisa
formula I dan formula II. Pada formula I menghambat pelepasan obat dengan
dan formula II yang menggunakan adanya lapisan gel tersebut.
konsentrasi HPMC sebesar 30% memiliki
160
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
pada menit ke-15 hingga menit ke-120, Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat
kemudian mengalami penurunan pada bahwa formula III yang memiliki indeks
menit ke-240. Hal tersebut menunjukkan pengembangan tablet yang paling besar
bahwa pada menit ke-60 dan ke-120 mengakibatkan terhambatnya pelepasan
merupakan pengembangan yang paling obat dari sediaan, sehingga jumlah obat
maksimal dari ketiga tablet. Akan tetapi yang terlepas dari sediaan lebih sedikit
kenaikan tersebut tidak konstan terjadi jika dibandingkan dengan formula I dan
selama beberapa waktu. Hal ini bisa formula II. Sementara itu formula I yang
diakibatkan oleh beberapa hal yaknipada memiliki indeks pengembangan paling
saat diletakkan pada oven untuk kecil mampu melepaskan obat dalam
pengoptimalan suhu wadah tidak tertutup jumlah yang banyak. Dengan demikian,
sehingga cairan dari wadah bisa dapat ditarik hubungan bahwa
terpenetrasi keluar dan tablet menjadi pengembangan tablet mempengaruhi laju
mengering. Selain itu, wadah percobaan pelepasan obat.
yang tidak sama sehingga mengakibatkan
proses pengembangan tidak maksimal.
Indeks Pengembangan
161
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
162
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
163
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
164
Majalah Kesehatan FKUB Volume 3, Nomer 3, September 2016
165