Anda di halaman 1dari 44

PEMBUATAN

SIRUP CTM
Manajemen Industri
Nama Anggota Kelompok 2
Aulia Rizky Maharani Siswandi            202220471011089 
Habibah Alifatus Syaidah                       202220471011090 
Aulia Amanda                                         202220471011091 
Arvil Rohmaturrizqi                                 202220471011092 
Aziz Muhammad Fachrudin                    202220471011093 
Farah Kamila Salsabila                         202220471011094
Ega Achmad Setyo Nugroho                202220471011095
Virta Cholifatun Nisa                            202220471011096
Devi Indah Permana                         202220471011097
Nadia Puji Lestari                                 202220471011098
Fitriazhahrah Sumari                            202220471011099
Dayang Rashya Salwa Afelia             202220471011100
Nida Anisah                                          202220471011101
 
Pendahuluan

● Rute pemberian secara oral adalah rute yang paling banyak diterima
dari aspek kepatuhan pasien.
● Rute pemberian secara oral memiliki banyak kelebihan seperti
kenyamanan, murah dan mudah dalam pemberian sehingga dapat
meningkakan kepatuhan pasien.
● Sirup merupakan salah satu bentuk sediaan obat yang mudah
digunakan.
● Sirup lebih cepat diabsorbsi dalam saluran cerna, sehingga obat cepat
diabsorbsi dan semakin cepat pula tercapainya efek terapetik
Rumusan Masalah
1 2 3

Bagaimana studi praformulasi


dan pemilihan metode apa Bagaimana formulasi sediaan Bagaimana studi pustaka
yang cocok untuk pembuatan sirup CTM ? formulasi sediaan sirup CTM ?
sirup CTM ?

4 5

Bagaimana spesifikasi sediaan Bagaimana evaluasi sediaan sirup


sirup CTM ? CTM ?
Tujuan

1. Untuk menjelaskan studi praformulasi dan pemilihan metode yang cocok untuk pembuatan
sirup CTM
2. Untuk mengetahui formulasi sediaan sirup CTM
3. Untuk mengetahui seperti apa studi pustaka formulasi sirup CTM
4. Untuk mengetahui spesifikasi sirup CTM
5. Untuk mengetahui evaluasi sediaan sirup CTM
Manfaat

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas berikut ini manfaat pembuatan
laporan ini sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami cara pembuatan sirup CTM yang benar.
2. Mahasiswa dapat mengevaluasi sirup sesuai dengan standart operating procedure yang
sesuai.
Definisi Sediaan Sirup
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan
sebagai Sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup
atau Sirup Simpleks. Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk
sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi
oral (FI VI, 2020).

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi
(sirup simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam
sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain. Sirup terdiri dari dari zat aktif, pelarut,
pemanis, zat penstabil, pengawet, pengental, pewarna, pewangi, perasa, dan pengisotonis.
(Depkes RI, 1979).
KOMPOSISI SIRUP
Bahan atau Zat aktif merupakan zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan
BAHAN AKTIF
sirup.

Pelarut merupakan cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut
sebagai zat pebawa. Contoh pelarut adalah air, gliserol, propilenglikol, etanol, eter.

Pemanismerupakan zat tambahan dalam suatu sirup, pemanis ditambahkan untuk


memberikan rasa manis pada sirup.

Penstabil dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan stabil contoh dari
zat penstabil adalah antioksidan, pendapar, pengkompleks.

BAHAN TAMBAHAN Pengawet ditambahkan pada sediaan sirup bertujuan agar sirup tahan lama dan
bisa di pakai berulang- ulang.

Pewarna adalah zat tambahan untuk sediaan sirup atau biasa disebut corigen
coloris.

Perasa, Penambahan perasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan jika sediaan
sirup yang akan di berikan pada pasien kurang enak atau terlalu pahit.
Study Bahan Aktif (CTM) (FI V, 699; Pubchem; Medscape, Drugbank)
Nama Kimia : Chlorpheniramine Maleat
Nama Lain : Piridina maleat
Rumus Molekul : C16H19C1N2 .C4H404
Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau. Larutan
mempunyai pH antara 4 dan 5.
BM : 390,87
Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan
dalam kloroform; sukar larut dalam eter dan
dalam benzen
Titik lebur : Antara 130° dan 135°
Stabilitas : Disimpan pada suhu 25 ° C
Inkompatibilitas : Disimpan pada suhu 25 ° C
Farmakodinamik CTM
Dalam reaksi alergi, berinteraksi dengan alergen dan menghubungkan
antibodi IgE pada sel mast dan basofil. Setelah kompleks sel-antibodi-antigen
terbentuk, serangkaian peristiwa kompleks terjadi yang pada akhirnya
mengarah pada degranulasi sel dan pelepasan histamin (dan mediator kimia
lainnya) dari sel mast atau basofil. Setelah dilepaskan, histamin dapat
bereaksi dengan jaringan lokal atau luas melalui reseptor histamin. Histamin,
yang bekerja pada reseptor H1, menghasilkan pruritis, vasodilatasi, hipotensi,
pembilasan, sakit kepala, takikardia, dan bronkokonstriksi. Histamin juga
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan mempotensiasi nyeri.
Farmakologi CTM

Chlorpheniramine maleate adalah turunan alkylamine sintetis yang


digunakan dalam reaksi alergi, demam, rinitis, urtikaria, dan asma,
antihistamin. Chlorpheniramine maleate sebagai antagonis reseptor histamin
H1 kompetitif, dan menunjukkan efek antikolinergik serta sedatif ringan.
Farmakokinetik CTM

Waktu paruh : 10-13 jam (anak-anak); 14-24 jam (Dewasa)


Durasi : 24 jam
Metabolisme : Hati (CYP2D6)
Ekskresi : Urin
Vd : 4-7 L/kg (anak-anak); 6-12 L/kg
EKSIPIEN
Propilen Glikol Sukrosa Asam Sitrat
Sinonim : propane-1,2- Sinonim : a-D- Sinonim : Acidum citricum
diol, metil etilen glikol, dan metil glucopyranosyl-b-D- monohydricum; E330; 2-
glikol fructofuranoside; refined sugar; hydroxypropane-1,2,3-
Rumus Molekul : C3H8O2 saccharose; saccharum; sugar. tricarboxylic acid monohydrate.
Berat Molekul : 76,09. Rumus Molekul : C12H22O11 Rumus Molekul : C6H8O7H2O
Pemerian : cairan bening, tidak Berat Molekul : 342.30 Berat Molekul : 210.14
memiliki warna, kental, praktis tidak Pemerian : kristal tidak Pemerian :
berbau, memiliki rasa manis, sedikit berwarna, seperti kristal massa Kelarutan :
tajam menyerupai gliserin. atau blok, atau sebagai bubuk
Kelarutan : Dapat bercampur kristal putih; tidak berbau dan
dengan air, dengan aseton, dengan memiliki rasa manis.
kloroform, larut dalam eter dan
dalam
beberapa minyak esensial, tidak
dapat bercampur dengan minyak
lemak.
EKSIPIEN
Natrium Sitrat Aquadest
Sinonim : Sodium sitrat Sinonim : air murni, air suling
Rumus Molekul : C6H5Na3O72H2O Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 294.10 Berat Molekul : 18.02
Pemerian : Tidak bebau, tidak Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,
berwarna, bubuk kristal putih dengan rasa tidak berbau.
garam yang dingin.
Kelarutan : Larut 1 dalam 1,5 air, 1
dalam 0,6 air mendidih; praktis tidak larut
dalam etanol (95%).
Target Product Profile
No. KEY ATTRIBUTES TARGET PROFILE PRODUCT

1. Target terapi Gejala bersin dan hidung tersumbat akibat pilek

2. Target konsumen Dewasa dan anak >12 tahun, anak 2-6 tahun, dan anak 6-12 tahun

3. Kategori Flu

4. Rute admnistrasi Oral

5. Efikasi Aktivitas dekongestan dan antihistamin

6. Interaksi Penggunaan bersamaan dengan obat-obat tersebut dapat berdampak


serius (gunakan alternatif). Daftar obat: Amitriptilin, amoxapine,
apalutamide, clomipramine, cocaine, desipramine, desvenlafaxine,
doxapram, doxepin, duloxetine, eluxadoline, idelalisib, imipramine,
isocarboxazid, isoflurane, levomilnacipran, lofepramine, maprotiline,
methoxyflurane, milnacipran, nortriptyline, ozanimod, protryptyline,
sevoflurane, sodium oxybate, tranylcypromine, trazodone, trimipramine,
venlafaxine, voxelotor
Target Product Profile
No. KEY ATTRIBUTES TARGET PROFILE PRODUCT
7. Kekuatan Sediaan Chlorpheniramine Maleate 1 mg dalam 5 ml sediaan

8. Frekuensi penggunaan Dewasa dan anak-anak lebih dari 12 tahun : 2 sendok


takar (10 ml), 3 kali sehari Anak-anak 6-12 tahun : 1
sendok takar (5 ml), 3 kali sehari Anak-anak 2-6 tahun : ½
sendok takar (2,5 ml), 3 kali sehari
9. Kemasan Kemasan botol : Plastik Polypropylene (PP) Tutup
kemasan botol : child-resistant closures Harus dapat
menjaga stabilitas (mencegah hidrolisis, oksidasi,
photodegradation, dan pertumbuhan mikroba) paling sedikit
24 bulan pada suhu penyimpanan 25°C/60% RH dan 28
hari setelah kemasan dibuka.
SPESIFIKASI SEDIAAN
Spesifikasi Bahan Aktif
Spesifikasi Bahan Aktif
Spesifikasi Produk
Spesifikasi Kemasan
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, kemasan berbahan dasar plastik dipilih
karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel, berbobot ringan, tidak mudah
pecah, bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka
warna, dapat diproduksi secara massal, harga relatif murah dan terdapat berbagai jenis
pilihan bahan dasar plastik. Polypropylene (PP) adalah salah satu jenis plastik yang
memiliki ketahanan kimia yang baik dan sifat penghalang gas yang tinggi, sehingga banyak
digunakan pada beragam produk farmasi likuid. Selain itu, plastik jenis ini biasanya
transparan tetapi tidak jernih atau berawan, keras tetapi fleksibel, kuat, tahan terhadap
bahan kimia, panas dan minyak. Polypropylene biasanya didaur-ulang, dan simbol daur
ulangnya adalah nomor "5": . Adapun untuk penutup wadah botol (closure), child-resistant
closures dipilih untuk mengurangi risiko anak mudah membuka botol dan menelan obat
yang berdampak menimbulkan keracunan (WHO, 2002; Campbell and Vallejo, 2014).
Spesifikasi Kemasan
Design Kemasan dan Brosur
Design Kemasan dan Brosur
FORMULASI SEDIAAN

Rancangan Formula

Perhitungan Dosis
4
3
Cara Peracikan

2 Perhitungan Bahan

Literatur Formula
PERHITUNGAN
Dosis Dalam Literatur
DOSIS

Pengobatan untuk alergi:


● Dewasa : sehari 3-4x 1 tablet (12-16 mg)
Untuk anak usia 6-12 tahun ● Anak (6-10 tahun) : sehari 3-4x ½ tablet (6-8 mg)
You can simply impress your audience and add a
unique
● zing and appeal
Pemakaian to your
sekali : 1Presentations.
sendok takar =Easy
5 mlto (ISO vol. 51 halaman 73)
change colors, photos and Text. Get a modern
● Pemakaian
PowerPoint sehari
Presentation that: is1beautifully
sendok takar x 3-4 = (1 - 2
designed.

sendok takar 15 -20 ml)


Jadi dosis pakai yang terpilih adalah 2 mg/5 ml karena lebih
akseptabel dan efektif jika ditujukan untuk pasien anak-anak.

Konsumen yang Dituju


Literatur Formula Sediaan
Formula Baku (Handbook of Pharmaceutical Manufacturing : 214)
Rancangan Formula Sirup CTM
No. Nama Bahan Fungsi % Rentang Dipakai Jumlah (ml)
Pemakaian (%)

1. CTM (chlorpheniramine Bahan aktif - 2 mg/5ml 24


maleate)

2. Propilen glikol Pengawet 15-30 30 18

3. Sukrosa Pemanis 50-67 60 36

4. Asam sitrat Buffer dan 0,1-2 2 1,2


antioksidan

5. Natrium sitrat Pendapar 0,3-2 2 1,2

6. Essensial jeruk Perasa 0,3-2 1 0,6

7. Sunset yellow Pewarna - qs qs

8. Aquadest Pelarut ad 100% ad 60 ad 60


PERHITUNGAN BAHAN DALAM ! BOTOL
1. CTM : 2 mg5 ml x 60 ml = 24 mg
2. Propilen Glikol : 30 g100 ml x 60 ml = 18 g
3. Sukrosa : 60 g100 ml x 60 ml = 36 g
4. Asam Sitrat : 2 g100 ml x 60 ml = 1,2 g
5. Natrium Sitrat : 2 g100 ml x 60 ml = 1,2 g
6. Esensial Jeruk : 1 g100 ml x 60ml = 0,6 g
7. Sunset Yellow : qs
8. Aquadest : ad 60 ml
Bagan Alir
Peracikan

4
Cara Peracikan
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Timbang CTM sebanyak 24 mg menggunakan neraca analitik.
3. Ukur aquadest 20 ml, lalu CTM dilarutkan dengan aquadest, aduk ad larut.
4. Timbang Sukrosa 36 gram dan dilarutkan dalam air panas 15 ml, aduk ad larut → larutan I
5. Timbang Propilen glikol sebanyak 18 gram, campur propilen glikol pada sukrosa yang sudah dilarutkan, aduk ad
homogen → larutan II
6. Timbang Natrium sitrat sebanyak 1,2 gram dan dilarutkan dalam air, aduk ad larut.
7. Timbang Asam sitrat sebanyak 1.2 gram dan dilarutkan dalam air. Campur larutan asam sitrat dengan Natrium sitrat
yang sudah dilarutkan (6), aduk ad homogen → larutan III
8. Tambahkan larutan I pada larutan II, aduk ad homogen.
9. Tambahkan larutan nomer (8) pada campuran buffer larutan III, aduk ad homogen.
10. Timbang essensial jeruk sebanyak 600 mg. Tambahkan esseensial jeruk pada larutan homogen dengan buffer, aduk
ad homogen
11. Teteskan pewarna sunset yellow sebanyak 6 tetes pada larutan yang sudah homogen rasa jeruk, aduk ad homogen.
12. Tambahkan aquadest ad 60 ml. Masukkan ke dalam botol kaca 60 ml dan beri etiket / label.
EVALUASI SEDIAAN

UJI
UJI UJI KEJERNIHAN
ORGANOL PENETAP
EPTIS AN pH

UJI UJI UJI VOLUME


BOBOT VISKOSITAS TERPINDAHKAN
JENIS
UJI ORGANOLEPTIS
Prosedur :
a. Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas , ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat
jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
b. Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi.
c. Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk, misalnya
ada bau busuk yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.
d. Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis, asin, asam, pahit, dan gurih. Serta sensasi lain seperti
pedas, astringent (sepat), dll.

Hasil pengamatan :
Pada hasil pengamatan yang dilakukan selama satu minggu, didapatkan hasill :
e. Warna : kuning
f. Rasa : jeruk
g. Bau : aroma jeruk
h. Bentuk : cair
UJI PENETAPAN pH
Prosedur:
pH meter
Lakukan kalibrasi alat pH-meter dengan larutan penyangga sesuai instruksi kerja alat setiap
kali akan melakukan pengukuran.Untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi, kondisikan
contoh uji sampai suhu kamar.Keringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda
dengan air suling.Bilas elektroda dengan contoh uji. Celupkan elektroda ke dalam contoh uji
sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap.Catat hasil pembacaan skala atau
angka pada tampilan dari pH meter. Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dan
pH universal.

Hasil pengamatan:
Setelah satu minggu disimpan dihasilkan pH sirup 4,5 pada pH universal dan 4,57 pada alat
pHmeter. Berdasarkan literatur CTM stabil pada pH 4-5 (FI III. 1979) hal ini menunjukkan
hasil sirup CTM sesuai dengan spesifikasi sediaan.
UJI KEJERNIHAN
Prosedur:
Uji ini di lakukan secara visual oleh praktikan, dengan mengamati sediaan. Hasil uji sediaan sirup seharusnya
jernih, dan tidak mengandung pengotor di dalamnya.

Hasil pengamatan:
Pada uji kejernihan bermula jernih menjadi keruh setelah satu minggu pengamatan. Hal tersebut terjadi karena
kurangnya zat pengawet yang digunakan pada sediaan sirup. Pada formula ini digunakan satu jenis pengawet
yaitu Propilen glikol sehingga kurang mampu untuk menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba, seharusnya
dikombinasikan dengan Metil paraben (Nipagin) karena nipagin berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III
dapat mempertahankan sediaan lebih tahan lama dan tidak ditumbuhi mikroba atau jamur pada konsentrasi
tertentu sesuai kebutuhan.
Uji Bobot Jenis
Prosedur :

1. Gunakan piknometer yang bersih dan kering


2. Timbang piknometer kosong
3. lalu isi dengan air suling atur suhu ±20°C, bagian luar piknometer
dilap sampai kering dan ditimbang
4. Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan
yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama pada saat
pengukuran air suling ±20°C, dan timbang
5. Hitung bobot jenis cairan

m2 = berat piknometer berisi sampel suspensi;


m1 = berat piknometer kosong;
V = volume yang tertera pada piknometer
Uji Viskositas
1. Menyiapkan viskometer (viskometer ostwald)
2. Lalu dipasangkan pompa pada viskositer
3. Dimasukan larutan uji kedalam viskometer yang telah disiapkan
4. pompa cairan yang telah masuk kedalam viskometer secara tegak lurus sampai tanda
batas atas
5. Kemudian dihidupkan stopwatch, diamati aliran cairan sampai menuju garis batas
bawah pipa, kemudian diamati waktu yang diperoleh untuk cairan dari batas atas
sampai batas bawah.
6. Selanjutnya dihitung menggunakan rumus
Uji Volume
Terpindahkan
1. Botol 60 ml yang sebelumnya telah di kalibrasi
2. Sedian sirup yang telah jadi kemudiaan dimasukan
ke dalam 60 ml sampai batas kalibrasi
3. Tuang kembali sirup dalam gelas ukur untuk
mengetahui volume terpindahkannya serta
ketepatan dalam melakukan kalibrasi
CRITICAL QUALITY ATTRIBUTE
    Apakah ini  
PARAMETER TARGET Kritikal (CQA) ? JUSTIFIKASI
(Ya/Tidak)
Physical Warna Larutan jernih, Ya Perubahan warna menjadi indikator
attributes bening agak ketidakstabilan produk yang
kekuningan berpengaruh terhadap keamanan dan
efikasi produk. Evaluasi terhadap
produk akan rutin dilakukan selama
proses pengembangan
produk
Aroma Tidak menyengat Tidak Aroma dapat mempengaruhi
kenyamanan pasien. Zat aktif dan
eksipien produk ini tidak memiliki bau
yang menyengat. Selama proses
manufakturing produk tidak
menggunakan pelarut
organik.
Rasa Tidak pahit Tidak Rasa dapat mempengaruhi kenyamanan
pasien, terutama anak-anak.
Produk mengandung basis sirup
simpleks serta pemanis tambahan lain
yang dapat menutupi rasa
zat aktif yang pahit.
CRITICAL QUALITY ATTRIBUTE
Chemical Identifikasi Positif mengandung Ya Identifikasi terhadap zat aktif
Attributes Pseudoefedrin HCl dan termasuk CQA, namun dapat
Chlorpheniramine dikendalikan melalui sistem
Maleate manajemen kualitas dan akan
dimonitoring.
Kriteria Bakteri : Koloni tidak Ya Pertumbuhan mikroba pada
efektivitas kurang dari 1,0 log produk dapat mempengaruhi
antimikroba reduksi dari jumlah mutu produk. Produk
hitungan awal pada mengandung dua pengawet yang
hari ke 14, dan tidak dapat bekerja secara sinergis dalam
mencegah pertumbuhan mikroba
meningkat sampai hari
digunakan yakni child- resistant
ke-28 closures, dimana di desain agar tidak
  mudah dibuka oleh anak- anak tetapi
Kapang dan khamir : mudah dibuka oleh orang dewasa.
Koloni tidak meningkat Dengan demikian produk dapat
dari jumlah hitungan dipastikan terhindar
awal sampai hari ke-14 dari kebocoran.
dan 28
CRITICAL QUALITY ATTRIBUTE
Batas mikroba Total aerobic Ya Pertumbuhan mikroba
microbial count pada produk dapat
(cfu/g or mempengaruhi keamanan
cfu/mL) : 102 dan efikasi produk.
Total combined Produk mengandung dua
yeasts/molds pengawet yang dapat bekerja
count (cfu/g or secara sinergis dalam
cfu/mL) : 101 mencegah pertumbuhan
Specified mikroba.
microorganism :
Absence of
Escherichia coli
(1 g or 1 mL)
Daftar Pustaka
Anonim, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2018, The United States Pharmacopeia, USP 41/ The National Formulary, NF 36, MD: U.S. Pharmacopeial Convention.

Campbell, G, A., Vallejo, E. 2014. Primary Packaging Considerations in Developing Medicines for Children: Oral Liquid and Powder for
Constitution. Pharmaceutics, Drug Delivery and Pharmaceutical Technology. Wiley Library.
Chaudhary, S., 2016, Quality by Design (QbD) Model for "Liquid Oral Solution", National Institute of Pharmaceutical Education and
Research.
 
Food and Drug Administration, 2009, Zutripro (Hydrocodone Bitartrate, Chlorpheniramine Maleate and Pseudoephedrine Hydrochloride)
Oral Solution, Center For Drug Evaluation And Research.
 
ICH, 2006, Impurities In New Drug Substances Q3a (R2), International Conference On Harmonisation Of Technical Requirements For
Registration Of Pharmaceuticals For Human Use.
 
Medscape, 2018. Medscape Reference, Aplikasi Medscape.
 
Rowe, R.C., Paul, J.S., and Marian E.Q., Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation, London.
 
World Health Organization, 2002. Annex 9 : Guidelines on packaging for pharmaceutical products. WHO Technical Report Series.
Daftar Pustaka
Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia edisi VI. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Fickri, D. Z. (2018) ‘Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika Artikel Penelitian’, Journal of Pharmaceutical Care Anwar
Medika, 1(1), pp. 16–24.

Niazi, S. K. (2016) Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Liquid Products, Second Edition: VOLUME THREE,
Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations: Liquid Products, Second Edition: Volume Three. doi:
10.3109/9781420081244.

Rowe, R., Sheskey, P. and Quinn, M. (2009) ‘Handbook of pharmaceutical excipients’. Available at:
http://repositorio.ub.edu.ar/handle/123456789/5143 (Accessed: 16 August 2021).
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai