LB
Industri farmasi terus mengalami perkembangan secara cepat, di mana
proses produksi obat menjadi lebih kompleks sehingga memungkinkan tingkat
produksi yang lebih tinggi dengan bentuk sediaan yang makin beragam (Dewantisari,
dkk., 2020, hal 64-65). Salah satu bentuk sediaan yang digunakan adalah emulsi.
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok
(Hisprastin Y & Nuwarda RF, 2016, hal 133). Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah
satu cairannya terdispersi dalam cairan yang .lain, dalam bentuk tetesan kecil
(Depkes RI, 1995, hal 7).
Zat aktif yang akan digunakan pada praktikum kali ini adalah vitamin B 6.
Vitamin B6 adalah unsur pokok koenzim untuk metabolisme asam amino, glikogen, asam
lemak, dekarboksilasi, transaminasi, transsulfurasi, dan metabolisme lemak (Batubara MS,
dkk., 2018, hal 2). Vitamin B6 (piridoksin) diperlukan dalam beberapa proses metabolisme.
Tubuh membutuhkan vitamin B6 untuk reaksi lebih dari 100 enzim, perkembangan otak
selama masa kehamilan, serta fungsi kekebalan tubuh (Maritha V, 2019, hal 33).
Vitamin B6 akan dibuat dalam sediaan emulsi tipe w/o. Hal ini dikarenakan
vitamin B6 dapat larut dalam air akan terlindungi fase minyak. Keuntungan
dibuatnya vitamin B6 dalam bentuk emulsi yaitu sediaan cair akan lebih mudah
untuk ditelan terutama pada pasie pediatric dan geriatric. Selain itu, obat yang
diberikan dalam bentuk yang sudah terlarut (dalam fase lemak) akan lebih mudah
diserap oleh lambung dan usus sehingga dapat meningkatkan ketersediaan obat
dalam darah. Hal inilah yang melatabelakangi praktikum pada kali ini.
Struktur kimia
Kesimpulan : Vitamin B6 merupakan serbuk hablur putih atau hampir putih yang
mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dan tidak larut dalam eter.
Vitamin B6 tidak tercampur dengan larutan basa, garam besi, zat pengoksidasi dan
relatif stabil di udara tetapi secara perlahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : asam (Martindale, 1982, hal 1815)
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Emulsi
Cara sterilisasi sediaan: -
Kemasan : Dalam wadah gelap
Span 80
Tween 80
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, sejuk dan kering
Kemasan:
(Rowe RC, et al.,2009, hal 551)
Asam benzoat
Fungsi Pengawet antimikroba; agen terapi (Rowe RC, et al.,2009, hal 61)
Pemerian Kristal atau bubuk terang, tak berwarna atau putih, tak berasa, tak
berbau, sedikit bau khas (Rowe RC, et al.,2009, hal 61)
Kelarutan Bebas larut dalam minyak, larut 1:2.3 dalam aseton; 1:2.2 dalam
etanol; 1:300 dalam air (Rowe RC, et al.,2009, hal 62)
Persentase yang 0.1-0.2% (Rowe RC, et al.,2009, hal 61)
digunakan
Stabilitas Stabil selama 8 minggu bila disimpan dalam botol polivinil klorida pada
suhu kamar (Rowe RC, et al.,2009, hal 62)
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Inkompatibilitas Mengalami reaksi khas dari asam organic. Aktivitas pengawet dapat dikurangi
dengan interaksi kaolin (Rowe RC,
et al.,2009, hal 62)
Alasan pemilihan Sebagai pengawet dengan pH 2.5-4.5
eksepien:
Cara sterilisas i: Autoklaf atau filtrasi (Rowe RC, et al.,2009, hal 62)
Sorbitol
Propilen glikol
Coconut oil
Fungsi Emollient; dasar salep (Rowe RC, et al., 2009, hal 184)
Pemerian Gumpalan putih hingga kuning muda atau bening, dengan ciri
khas dan rasa kelapa ringan (Rowe RC, et al., 2009, hal 184)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam aie, bebas larrut dalam diklorometana dan
minyak bumi ringan; larut dalam eter, karbon disulfit, dan kloroform
(Rowe RC, et al., 2009, hal 184)
Persentase yang -
digunakan
Stabilitas Tetap dapat dimakan dengan rasa dan bau yang ringan. Saat terpapar
udara, minyak dengan mudah teroksidasi dan tengik, menimbulkan bau
Panas
tidak sedap dan rasa asam yang kuat (Rowe RC, et al., 2009, hal
Hidrolisis/oksidasi
184)
Cahaya
Inkompatibilitas Bereaksi dengan zat pengoksidasi, asam dan basa. Polietilen mudah
meresap ke minyak kelapa (Rowe RC, et al., 2009, hal 184)
Alasann pemilihan Sebagai fase minyak
eksepien:
Cara sterilisasi: -
Aquadest
Inkompatibilitas Dalam formulasi sediaan, air dapat bereaksi dengan obat dan bahan
tambahan lainnya terurai atau terhidrolisis .air juga dapat bereaksi
dengan logam alkali, kalsium dioxid dan magnesium oxid (Rowe RC, et
al., 2009, hal 337)
Alasann pemilihan Sebagai pelarut (Rowe RC, et al., 2009, hal 337)
eksepien:
Cara sterilisasi: H2O2 0,1% (Depkes RI, 1979, hal 97)
Orange flavour
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Sunset yellow
V. Perhitungan
1. HLB
0.2
2. Penimbangan bahan Vitamin B 6 : ×60 mL=0.12 gram=120mg
100
20
sorbitol: × 60 mL=12ml
100
15
propilen glikol : × 60 mL=9 ml
100
Dicampurkan larutan vitamin B6 sedikit demi sedikit ke dalam tween 80, digerus hingga
seluruhnya tercampur (campuran 1) (fase air)
Dimasukkan span 80 dan minyak kelapa murni sedikit demi sedikit, digerus hingga seluruhnya
tercampur (campuran 2) (fase minyak)
Dimasukkan campuran 2 ke dalam campuran 1 sedikit demi sedikit, digerus hingga tercampur
(campuran 3) (fase minyak)
Dimasukkan fase air (propilen glikol, sorbitol, aquadest) kedalam fase minyak dan digerus
hingga tercampur seluruhnya
DAPUS
Batubara MS, dkk., 2018, PENGUKURAN KADAR PIRIDOKSIN (VITAMIN B6) DALAM DARAH PADA ANAK
PENDERITA DEFISIT PERHATIAN DAN GANGGUAN HIPERAKTIVITAS (ADHD), 2(1), Klorofil, 2.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Dirjen POM
Departemen Kesehatan RI, 97., 723.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Dirjen POM
Departemen Kesehatan RI, 7., 981., 1086.
Dewantisari D, Musfirah I, 2020, Strategi Peningkatan Objektivitas Hasil Uji Inspeksi Visual Sediaan
Injeksi: Review, 5(2), Majalah Farmasetika, 64-65
Hispatin Y & Nuwarda RF, 2006, REVIEW: PERBEDAAN EMULSI DAN MIKROEMULSI PADA MINYAK
NABATI, 16(1), Farmaka, 133.
Husni P, dkk., 2019, FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN LEMURU
(Sardinella lemuru), 11(2), As-Syifaa Jurna Farmasi, 139.
Reynolds JEF, 1982, Martindale The Extra Pharmacopoeia 28 th edition, The Pharmaceutical Press. 723.
Rowe RC, et al., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients Edisi VI, Pharmaceutical
Press, 184., 193-194., 337., 550-551., 592-593., 675-677., 679-680.
Shah K, dkk., 2014, Formulation and evaluation of supension: Mefenamic acid produgs,
27(4), Journal of Pharmacy and Sciences, 919.
Sweetman SC, 2009, Martindale The Complete Drug Reference 36 th edition, Pharmaceutical Press. 680.
Tahir KA, dkk., 2017, PENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM
ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.), 5(2), JF FIK UINAM, 68.
Yulianto AN, dkk., 2019, FORMULASI EMULSI MINYAK IKAN GURAMI (Osphronemus gourami L.) SEBAGAI
SUPLEMEN MAKANAN, 1(2), Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 41