Anda di halaman 1dari 11

BAB IX

SUSPENSI KERING

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa memahami teori dasar Suspensi kering


2. Mahasiswa mampu menelaah, menghitung dan menyelesaikan resep
Suspensi Kering

B. MATERI

Menrut FI edisi III , Suspensi kering adalah sediaan yang mengandung


bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan
pembawa.secara terpisah, dimana saat penggunaan sediann ini harus direkonstitusi
dalam pelarut yang sesuai

Alasan pembuatan sediaan suspensi kering

1. Zat aktif agak sukar/sukar laruta dalam air


2. Zat aktif tidak stabil dalam air untuk jangka waktu yang lama, karena akan
terurai

Suspensi kering berbeda dengan sirup kering

1. Suspensi kering : bila zat aktifnya tidak larut dalam air dan tidak stabil
didalam air dalam jangka waktu yang lama
2. Sirup kering : bila zat aktifnya larut dalam air dan tidak stabil didalam air
dalam jangka waktu yang lama

Formula standar Sediaan dalam bentuk rekonstitusi ini banyak terdapat dibuku-buku
standar formulasi. Cara mengetahui formula standar tersebut adalah untuk suspensi
kering yang dibuat adalah sebagai berikut

1. Bentuk sediaan yang tertulis adalah “suspensi kering”


2. Bila dalam kemasan atau info obat terdapat tulisan “suspensi” maka
pastikan terdapat kata-kata “larutkan dalam air sebelum digunakan”
dibahagian cara penggunaan
3. Umumnya zat aktif adalah golongan antibiotika

Preformulasi suspensi kering

1. Zat aktif : syarat tidak larut / sukar larut / agak sukar larut dalam air
2. Zat pembentuk suspensi
a. Suspending agent
 Kegunaan :
Memodifikasi viskositas dan menstabilkan zat padat yang tidak larut
dalam medium pendispersi
 Syarat suspending agent
Harus mudah terdispersi dan mengembang dengan pengocokkan
sederhana saat direkonstitusikan contoh : Na CMC (0,1 – 1% b/v),
akasia, tragakant, avicel

b. Wetting agent
 Digunakan untuk zat aktif yang sifatnya Hidrofob (tidak suka air
sehingga sukar untuk dibasahi)
 Contoh : sorbitol (3-5% b/v) ; span 60 (0,1% b/v) . gliserin,
propilen glikol , PEG
c. Bahan pengikat
 Digunakan bila memformula suspensi kering dengan metoda
granulasi. Bahan ini digunakan untuk menyatukan semua serbuk
dalam formulasi agar membentuk suatu masa yang dapat dikepal
sehingga dapat diayak menjadi bentuk granul
 Contoh : polivinil pirolidon (PVP) → 0,5 – 5%
3. Zat tambahan
a. Pemanis
 Kegunaan : untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif dan meningkatkan
estetika sediaan
 Contoh : sukrosa (0,05 – 0,5% b/v), manitol, Na.Sakarin
Sukrosa selain sebagai pemanis, zat ini juga berperan untuk
meningkatkan viskositas dan pengencer padat
b. Pengawet
 Jenis pengawet yang digunakan sangat terbatas, karena banyak
pengawet yang kelarutannya rendah pada suhu kamar
 Umumnya menggunakan
o Na.benzoat
o Na Metil Hidroksi benzoat
 Jangan menggunakan golongan paraben untuk suspensi kering
c. Absorben
 Kegunaan : meyerap kelembapan sehingga granul mudah terdispersi
 Contoh : aerosil → sebagai glidant = 0,1 – 0,5% b/v
d. coringen odoris, coloris, saporis

METODA FORMULASI SUSPENSI KERING


1. Granulasi
 Keuntungan : Memperbaiki sifat alir dari sediaan, sehingga paling umum
digunakan dalam formulasi suspensi kering
 Preformulasi terdiri dari :
o Bahan Utama : Zat aktif, suspending agent, pengikat, wetting agent,
o Bahan tambahan : pemanis, pengawet, absorben
 Cara peracikkan
Zat aktif + wetting agent → gerus → + suspending agent → gerus → +
pengawet + pemanis + coringen → gerus homogen → + pengikat → gerus
homogen sampai terbentuk massa yang dapat di kepal → dibuat granul
dengan cara diayak dengan ayakan mesh no.14 → granul yang didapatkan
dikeringkan dalam oven suhu 60 OC selama 30 menit → ayak kembali dengan
ayakan mesh No.16 → + adsorben → aduk → + coringen odoris → aduk →
masukkan kedalam botol

2. Non Granulasi
 Mudah dalam formulasi namun jarang digunakan karena sifat sediaan kurang
baik
 Preformulasi terdiri dari :
o Bahan Utama : Zat aktif, suspending agent, wetting agent,
o Bahan tambahan : pemanis, pengawet
 Cara peracikkan
Zat aktif + wetting agent → gerus → + suspending agent → gerus → +
pengawet + pemanis + coringen → gerus homogen → timbang kemudian +
coringen odoris → aduk → masukkan kedalam botol lalu dikocok

CONTOH RESEP 1 (Dengan Granulasi)

R/ Amoksisilin 125 mg/5 mL


m.f. suspensi 60 mL

Penyelesaian resep
 Pola pikir untuk penentuan bentuk sediaan:
untuk menentukan apakah sediaan dibuat suspensi biasa atau suspensi
kering
 Amoksisilin adalah obat antibiotika → antibiotika tidak stabil dalam air
untuk penyimpanan yang lama → jadi diforumula menjadi sediaan
rekonstitusi
 Cari kelarutan amoksisilin dalam air → sukar larut dalam air → dibuat
sediaan suspensi
 Karena amoksisilin tidak larut dalam air + tidak stabil dalam air untuk
penyimpanan yang lama → suspensi kering
 Usul
1) Metoda pembuatan : granulasi
2) + suspending agent : Na.CMC (1% b/v)
3) + Wetting agent : Sorbitol (5% b/v)
4) + Pengikat : PVP (1%b/v)
5) + etanol : untuk melarutkan PVP
Cat : kelarutan PVP dalam etanol = 1:25 → 1 gram PVP larut dalam 25 mL
etanol 96%
6) + pemanis : Na Sakarin (0,1% b/v)
7) + Pengawet : Na.Benzoat (0,5% b/v)
8) + adsorben : aerosil (1% b/v)

 Penimbangan Bahan
125 𝑚𝑔
1) Amoksisilin= 5 𝑚𝐿
𝑥 60 𝑚𝐿 = 1500 𝑚𝑔 = 1,5 gram
1
2) Na.CMC = x 60 mL = 0,6 gram
100
5
3) sorbitol = 100 x 60 mL = 3 gram
1
4) PVP = 100 x 60 mL = 0,6 gram

5) Etanol untuk melarutkan PVP = 0,6 gram x 25 mL = 15 mL


0,1
6) Na sakarin = 100 x 60 mL = 0,06 gram
0,5
7) Na. benzoat = 100 x 60 mL = 0,3 gram

8) Air untuk rekonstitusi = 60 – (1,5 + 0,6 + 3+0,6+0,06+0,3)


= 60 - 6,06 = 53,94 mL
1
9) aerosil = 100 x 60 mL = 0,6 gram
 Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan
2) Timbangan ditara terlebih dahulu
3) Kalibrasi botol 60 mL, keringkan botol
4) Buat Massa Pengikat (M1)
PVP (0,6 gram) masukkan kedalam beaker glass, kemudian tambahkan
etanol (15 mL), aduk sampai PVP larut sempurna
Catt : tutup beaker agar etanol tidak menguap
5) Amoksisilin (1,5 gram) dimasukkan kedalam lumpang, kemudian masukkan
sorbitol (3 gram) gerus, masukkan NaCMC (0,6 gram) gerus, masukkan Na
sakarin (0,06 gram) dan Na benzoat (0,3 gram) gerus (M2)
6) Masukkan M1 kedalam M2 perlahan lahan sambil diaduk, sampai terbentuk
massa yang dapat dikepal
7) Massa kepal tersebut dibentuk granul dengan cara diayak dengan ayakan
mesh No.14, tampung granul yang terbentuk, kemudian keringkan didalam
oven suhu 60OC selama 30 menit. Kemudian setelah dingin ayak kembali
dengan ayakan No,16
8) Masukkan granul kedalam beaker glass, masukkan aerosil (0,6 gram), aduk
sampai tercampur sempurna
9) Masukkan campuran kedalam botol kering Tandai aturan pakai dan cara
penggunaan “larutkan sebelum digunakan”
10) Masukkan air rekonstitusi pada botol terpisah dan tandai “air untuk
merekonstitusi”
CONTOH RESEP 2 (Dengan NON Granulasi)

R/ Amoksisilin 125 mg/5 mL


m.f. suspensi 60 mL

 Usul
1) Metoda pembuatan : Non granulasi
2) + suspending agent : Na.CMC (1% b/v)
3) + Wetting agent : Sorbitol (5% b/v)
4) + pemanis : Na Sakarin (0,1% b/v)
5) + Pengawet : Na.Benzoat (0,5% b/v)
6) + adsorben : aerosil (1% b/v)

 Penimbangan Bahan
125 𝑚𝑔
1) Amoksisilin= 𝑥 60 𝑚𝐿 = 1500 𝑚𝑔
5 𝑚𝐿
1
2) Na.CMC = x 60 mL = 0,6 gram
100
5
3) sorbitol = x 60 mL = 3 gram
100
0,1
4) Na sakarin = x 60 mL = 0,06 gram
100
0,5
5) Na. benzoat = 100 x 60 mL = 0,3 gram

6) Air untuk rekonstitusi = 60 – (1,5 + 0,6 + 3+0,06+0,3)


= 54,54 mL
1
7) aerosil = x 60 mL = 0,6 gram
100

 Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan
2) Timbangan ditara terlebih dahulu
3) Kalibrasi botol 60 mL, keringkan botol
4) Amoksisilin (1,5 gram) dimasukkan kedalam lumpang, kemudian masukkan
sorbitol (3 gram) gerus, masukkan NaCMC (0,6 gram) gerus, masukkan Na
sakarin (0,06 gram) dan Na benzoat (0,3 gram) gerus
5) masukkan aerosil (0,6 gram), aduk sampai tercampur sempurna
6) Masukkan campuran kedalam botol kering Tandai aturan pakai dan cara
penggunaan “larutkan sebelum digunakan”
7) Masukkan air rekonstitusi pada botol terpisah dan tandai “air untuk
merekonstitusi”

CONTOH RESEP 3 (Dengan Granulasi dan Terdapat hitungan DM)

R/ Erysanbe Suspensi
m.f. suspensi 60 mL
s. tdd. 1 cth
pro : ani (10 tahun)

Penyelesaian resep
 Pola pikir untuk penentuan bentuk sediaan:
untuk menentukan apakah sediaan dibuat suspensi biasa atau suspensi kering
 Cari terlebih dahulu FO erysanbe suspensi di buku standar , dimaka
dikatakan mengandung eritromisin
 eritromisin adalah obat antibiotika → antibiotika tidak stabil dalam air
untuk penyimpanan yang lama → jadi diforumula menjadi sediaan
rekonstitusi
 Cari kelarutan eritromisin dalam air → sukar larut dalam air → dibuat
sediaan suspensi
 Karena eritromisin tidak larut dalam air + tidak stabil dalam air untuk
penyimpanan yang lama → suspensi kering
 FO
Tiap 5 mL suspensi mengandung eritromisin suksinat yang setara dengan
eritromisisn 200 mg

 Usul
1) Metoda pembuatan : granulasi
2) + suspending agent : Na.CMC (1% b/v)
3) + Wetting agent : Sorbitol (5% b/v)
4) + Pengikat : PVP (1%b/v)
5) + etanol : untuk melarutkan PVP
Cat : kelarutan PVP dalam etanol = 1:25 → 1 gram PVP larut dalam 25 mL
etanol 96%
6) + pemanis : Na Sakarin (0,1% b/v)
7) + Pengawet : Na.Benzoat (0,5% b/v)
8) + adsorben : aerosil (1% b/v)

 Penimbangan Bahan
200 𝑚𝑔
1) Eritrimosin = 5 𝑚𝐿
𝑥 60 𝑚𝐿 = 2400 𝑚𝑔 = 2,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
1
2) Na.CMC = 100 x 60 mL = 0,6 gram
5
3) sorbitol = x 60 mL = 3 gram
100
1
4) PVP = x 60 mL = 0,6 gram
100

5) Etanol untuk melarutkan PVP = 0,6 gram x 25 mL = 15 mL


0,1
6) Na sakarin = x 60 mL = 0,06 gram
100
0,5
7) Na. benzoat = 100 x 60 mL = 0,3 gram

8) Air untuk rekonstitusi = 60 – (2,4 + 0,6 + 3+0,6+0,06+0,3)


= 53,04 gram
1
9) aerosil = 100 x 60 mL = 0,6 gram
 Perhitungan Dosis Eritromisin (DM = 500 mg - 4 gram)
60 𝑚𝐿
Jumlah sendok = 5 𝑚𝐿
= 12 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑜𝑘 𝑡𝑒ℎ

10
DM 10 tahun 1xP = 20 𝑥 500 𝑚𝑔 = 250 𝑚𝑔

10
DM 10 tahun 1xH = 20 𝑥 4 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 2 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 2000 𝑚𝑔

perhitungan %TM
1𝑥1 𝑥 𝟐𝟒𝟎𝟎 𝒎𝒈∶12 𝑐𝑡ℎ
% TM 1xP = 𝑥 100 % = 40%
250 𝑚𝑔
3𝑥1 𝑥 𝟐𝟒𝟎𝟎 𝒎𝒈∶12 𝑐𝑡ℎ
% TM 1xH = 𝑥 100 % = 30 %
2000 𝑚𝑔

Dosis tidak melebihi DM, sehingga resep dapat di formula

 Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan
2) Timbangan ditara terlebih dahulu
3) Kalibrasi botol 60 mL, keringkan botol
4) Buat Massa Pengikat (M1)
PVP (0,6 gram) masukkan kedalam beaker glass, kemudian tambahkan
etanol (15 mL), aduk sampai PVP larut sempurna
Catt : tutup beaker agar etanol tidak menguap
5) eritromisin (2,4 gram) dimasukkan kedalam lumpang, kemudian masukkan
sorbitol (3 gram) gerus, masukkan NaCMC (0,6 gram) gerus, masukkan Na
sakarin (0,06 gram) dan Na benzoat (0,3 gram) gerus (M2)
6) Masukkan M1 kedalam M2 perlahan lahan sambil diaduk, sampai terbentuk
massa yang dapat dikepal
7) Massa kepal tersebut dibentuk granul dengan cara diayak dengan ayakan
mesh No.14, tampung granul yang terbentuk, kemudian keringkan didalam
oven suhu 60OC selama 30 menit. Kemudian setelah dingin ayak kembali
dengan ayakan No,16
8) Masukkan granul kedalam beaker glass, masukkan aerosil (0,6 gram), aduk
sampai tercampur sempurna
9) Masukkan granul kedalam botol kering Tandai aturan pakai dan cara
penggunaan “larutkan sebelum digunakan”

Anda mungkin juga menyukai