Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR

“RESEP NO. 7 DAN RESEP NO. 8”

DOSEN PENGAMPU :
COKORDA ISTRI SRI ARISANTI, S.Farm., M.Si., Apt

KELOMPOK 1
GOLONGAN III
NI PANDE KADEK SINTA DEWI 2008551050
YAYANASRI 2008551051
NI PUTU RIKA NOVIYANTI 2008551052
PUTRI AYU PUSPITA SARI 2008551053
KADEK RATNA SARI DEWI 2008551054
I KADEK RIZKI RISWANA 2008551055
DEWI WULANDARI 2008551056
I NYOMAN MAHESA PRABA ADHYAKSA 2008551057
IDA AYU TRIONA MAHADEWI 2008551058
FLORENCYA 2008551059
MADE TRESIA PRAMASTA DIVA 2008551062
KADEK DESI LASMINIATI 2008551063

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
I. RESEP

II. RESEP STANDAR


-
III. KELENGKAPAN RESEP
1. Pada salinan resep tidak terdapat Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA).
2. Pada salinan resep tidak terdapat nomor resep.
3. Pada salinan resep tidak terdapat tanda tangan/paraf Apoteker
Pengelola Apotek (APA).
4. Pada salinan resep tidak terdapat cap apotek.

1
IV. PERMASALAHAN
1. Acidum oleum merupakan bahan asam lemah sedangkan amonia
liquida merupakan basa lemah, sehingga proses penyabunan
berlangsung lebih lama.
2. Ammonia liquida merupakan zat yang mudah menguap (Farmakope
Indonesia IV, hal. 94), serta proses penimbangan bahan dilakukan
secara manual yang menyebabkan waktu yang diperlukan lebih lama
sehingga dikhawatirkan bobot ammonia liquida berkurang dan tidak
sesuai dengan resep.
3. Sediaan diminta setengahnya.

V. PENGATASAN
1. Untuk mempercepat proses penyabunan, dapat dilakukan dengan
menggojok secara kuat campuran oleum sesame yang telah ditambahi
dengan acidum oleinicum dengan ammonia dalam botol (Ilmu
Meracik Obat, hal. 75).
2. Penimbangan ammonia liquida dilakukan dengan menggunakan botol
timbang atau penimbangan diganti dengan mengukur volume
ammonia liquida dengan mempertimbangkan bobot jenisnya agar
volume tersebut memiliki massa yang diinginkan.
3. Dikonversikan bahan – bahan yang diperlukan.
VI. PEMERIAN BAHAN
1. Acid Oleinic (Acidum Oleicum)
Pemerian : Cairan kental; kekuningan sampai coklat
muda; bau dan rasa khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; mudah larut
dalam etanol (95%) P; larut dalam
kloroform P, dalam eter P, dalam eter
minyak tanah P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh,
terlindung dari cahaya.
Khasiat : Zat tambahan
Bobot per ml : 0,889gram sampai 0,895 gram

2
(Farmakope Indonesia III, hal 56)
2. Oleum Sesami (Minyak Wijen)
Pemerian : Cairan; kuning pucat;bau lemah;rasa tawar;
tidak membeku pada suhu 0’ C
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) P ;mudah
larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan
dalam eter minyak tanah P.
Bobot Jenis : 0,916-0,921 g/mL
(Farmakope Indonesia III, hal 459-460)
3. Ammonia
Pemerian : Cairan; jernih, tidak berwarna; berbau khas,
menusuk kuat
Bobot Jenis : bobot jenis 0,892 sampai 0,901
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat pada suhu
kurang dari 25’ C.
Khasiat : Zat tambahan
(Farmakope Indonesia III, hal 86)

VII. CARA KERJA

Timbangan disetarakan terlebih dahulu

Acidum olecium 0,5 gram ditimbang di atas gelas arloji yang sudah ditara;
39,5 gram oleum sesame di atas beaker glass; dan 10 gram amonia liquida
dengan botol timbang yang sudah ditara

Oleum sesame yang sudah ditambahkan acidum oleicum digojok sekuat-


kuatnya sampai homogen

Hasil campuran yang sudah homogen dimasukkan ke dalam botol berwarna


bermulut kecil, kemudian diberi etiket berwarna biru dan label "kocok dahulu"

VIII. PENIMBANGAN

3
1. PERHITUNGAN
Pada resep dituliskan keterangan d.i.d (da in dimidio) yang
artinya berikan setengahnya, sehingga dibuat setengah dari jumlah

sediaan pada resep. Diperoleh bobot total .

a. Acidum Oleicum

Bobot :

Volume :

b. Oleum Sesami

Bobot :

Volume :

c. Amonia Liquida

Bobot :

Volume :

2. TABEL PENIMBANGAN
No. Nama Bahan Penimbangan Volume Paraf
1 Acidum Oleicum 0,5 gram 0,6 ml

2 Oleum Sesami 39,5 gram 43 ml

3 Ammonia Liquida 10 gram 10,5 ml

4
IX. PEMBAHASAN
Pada resep nomor 7, jenis resep yang dilayani adalah berupa
salinan resep. Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek yang
memuat semua keterangan yang termuat pada resep asli yaitu:
1. Nama dan alamat apotek.
2. Nama dan nomor SIK Apoteker Pengelola Apotek.
3. Tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek.
4. Tanda “det” = “detur” untuk obat yang sudah diserahkan, atau tanda
“nedet” = “ne detur” untuk obat yang belum diserahkan.
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan (Syamsuni, 2005).
Dalam salinan resep pada resep 7 ini diminta untuk membuat
sediaan linimentum. Linimentum adalah sediaan cair atau kental.
mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai sifat rubefacient
melemaskan otot atau menghangatkan yang digunakan sebagai obat luar
(Anief, 2008). Terdapat dua jenis linimentum yaitu linimentum dengan
pembawa alkohol yang digunakan sebagai rubefacient dan linimentum
berlemak yang digunakan untuk menghangatkan dengan cara mengurut
atau memijit (Ansel, 2005). Linimentum yang diminta pada salinan resep
ini termasuk jenis linimentum berlemak karena menggunakan pelarut
berupa oleum sesame/minyak wijen. Pada resep ini, sediaan yang diminta
adalah berupa obat luar, sehingga tidak diperlukan adanya perhitungan
dosis. Adapun indikasi dari resep ini adalah sebagai obat gosok untuk
menghangatkan badan.
Ditinjau dari kelengkapan resep, ditemukan bahwa pada salinan
resep pada resep 7 ini tidak terdapat SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker),
tidak terdapat nomor salinan resep, tidak terdapat paraf Apoteker
Pengelola Apotek (APA), dan tidak terdapat cap apotek. Dalam resep ini
juga ditemukan adanya permasalahan yaitu Acidum oleum merupakan
asam lemah, sedangkan Ammonia liquida merupakan basa lemah,
sehingga proses penyabunan akan berlangsung lebih lama. Untuk
mempercepat proses penyabunan, dapat dilakukan dengan menggojok

5
secara kuat campuran Oleum sesame yang telah ditambahi dengan Acidum
olenicum dengan Ammonia dalam botol (Ilmu Meracik Obat, halaman
75). Permasalahan lain yang ditemui dalam resep ini adalah Ammonium
liquida merupakan zat yang mudah menguap (Farmakope Indonesia IV,
halaman 94), serta proses penimbangan bahan dilakukan secara manual
yang menyebabkan waktu yang diperlukan menjadi lebih lama sehingga
dikhawatirkan bobot Ammonia liquida berkurang dan tidak sesuai dengan
jumlah yang tertera pada resep. Untuk mengatasi hal tersebut
penimbangan Ammonia liquida dilakukan dengan menggunakan botol
timbang atau penimbangan diganti dengan mengukur volume Ammonia
liquida dengan mempertimbangkan bobot jenisnya agar volume tersebut
memiliki massa yang diinginkan. Selain itu, dalam resep ini terdapat
penandaan d.i.d (da in dimidio) yang berarti sediaan yang diminta adalah
setengahnya, maka dari itu perlu dilakukan konversi bahan-bahan yang
diperlukan pada bagian perhitungan bahan.
Sediaan yang diminta kemudian diracik sesuai dengan perhitungan
dan penimbangan bahan dengan dikerjakan sesuai cara kerja yang telah
tercantum pada sub topik cara kerja. Sediaan dalam resep ini juga
dibuatkan etiket dan label, etiket yang digunakan yaitu etiket berwarna
biru yang dimana etiket berwarna biru adalah untuk obat luar (Anief,
2006). Label yang diberikan pada resep ini adalah “Kocok Dahulu”.
Setelah obat siap maka obat dapat diserahkan kepada pasien dengan
disertakan KIE.
X. KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI
Pelaksanaan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada pasien
merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
menjalankan pelayanan kepada pasien. Tuntutan KIE ini telah diatur
secara khusus melalui Kepmenkes Nomor 1027/Menkes/SK/ IX/20041,
yang menyatakan pelayanan di apotek selain pelayanan resep juga meliputi
promosi dan edukasi serta pelayanan residensial (home-care). Dalam
upaya melaksanakan tanggung jawab KIE dengan benar, seorang apoteker

6
yang bekerja di apotek dituntut untuk selalu hadir pada jam buka apotek
agar dapat memberikan layanan KIE secara optimal (Hartayu, dkk., 2013).
Pada resep ini apoteker harus memberikan informasi bahwa obat gosok
ammonia berfungsi sebagai penghangat badan yang digunakan sebagai
obat luar dengan cara diurut atau dipijat dan sebelum digunakan dikocok
terlebih dahulu. Obat ini tidak boleh diberikan pada luka terbuka karena
dapat menyebabkan iritasi pada luka tersebut. Untuk penyimpanan, obat
gosok amoniak disimpan di tempat sejuk..
XI. PENANDAAN
A. ETIKET

APOTEK FARMASI UDAYANA


Bukit Jimbaran, Bali
Telp. (0361) 7831630
APA : PUTRI AYU PUSPITA SARI
SIPA : 2008551053
SIA : GOLONGAN III

No. 7 Tgl. 16 Maret 2021

Purnama Sari (20 Tahun)


Obat Gosok Amoniak
OBAT LUAR
TIDAK UNTUK LUKA TERBUKA

B. LABELING
KOCOK DAHULU

7
XII. COPY RESEP

8
I. RESEP

II. RESEP STANDAR

(Farmakope Nederland V, hal 256)

9
III. KELENGKAPAN RESEP
1. Pada salinan resep tidak terdapat nomor SIPA (Surat Izin Praktek
Apoteker).
2. Salinan resep tidak mencantumkan nomor resep.
3. Tidak terdapat tanda tangan/paraf APA (Apoteker Pengelola Apotek).
4. Tidak terdapat cap apotek.
5. Tidak terdapat tempat pembuatan salinan resep.
IV. PERMASALAHAN
1. Seng oksida merupakan zat yang kurang larut atau tidak larut dalam
dasar salep.
2. Pada resep terdapat jumlah bahan dasar salep yang lebih sedikit
dibandingkan serbuk padatnya dan bersifat semisolid, yaitu vaselin
flavum
3. Pada resep standar, sediaan yang dibuat adalah 100 gram. Sedangkan
pada salinan resep di atas, diminta membuat sebanyak 20 gram dan
diberikan setengahnya.
4. Vaselin Flavum bersifat semisolid.
V. PENGATASAN
1. Seng oksida dibuat serbuk terlebih dahulu dengan pengayak No. 100.
Setelah itu, serbuk dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep
atau dengan salah satu bahan dasar salep. Bila perlu, bahan dasar salep
dilelehkan terlebih dahulu (Ilmu Meracik Obat hal 59).
2. Karena jumlah bahan dasar salep (lemak) lebih sedikit dibandingkan
dengan serbuk padatnya, agar homogen bahan dasar salep (lemak)
dilelehkan terlebih dahulu di penangas air (Ilmu Meracik Obat hal 68).
3. Dikonversi bahan yang diperlukan.
4. Ditimbang dengan cawan porselen.

10
VI. PEMERIAN BAHAN
1. Zinci Oxydum (sengoksida)
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa.
Lambat laut menyerap karbondioksida dari
udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol (95 %) P, larut dalam asam mineral
encer dan dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Antiseptikum lokal
(Farmakope Indonesia III, hal 636-637)
2. Vaselinum Flavum (vaselin kuning)
Pemerian : Massa lunak, lengket, kuning muda sampai
kuning, sifat ini tetap setelah zat dileburkan
dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk,
berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan,
tidak berbau, dan hampir tidak berasa.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol (95
%) P, larut dalam kloroform P, dalam eter
P, dan dalam eter minyak tanah P, larutan
kadang-kadang beropalesensi lemah.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zat tambahan.
(Farmakope Indonesia III, hal 633)
3. Amylum Tritici (pati gandum, pati terigu)
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan
dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zat tambahan.
(Farmakope Indonesia IV, hal 109)

VII. CARA KERJA

11
Timbangan disetarakan terlebih dahulu.

Zink oksida diayak dahulu dengan pegayak nomor 100, kemudian


ditimbang sebanyak 2,5 gram, Amylum Tritici sebanyak 2,5 gram, dan Vaselin
Flavum sebanyak 5 gram di atas cawan porselen.

Setengah dari bobot Vaselin Flavum dilebur pada suhu 60˚C pada cawan
porselen di atas penangas air, kemudian sediaan diaduk dengan batang pengaduk
hingga meleleh atau mencair.

Zink oksida dimasukkan ke dalam mortir, selanjutnya ditambahkan Amylum


Tritici sebanyak 2,5 gram kemudian digerus hingga homogen (campuran A).

Mortir dipanaskan; dimasukkan Vaselin Flavum dan ditambahkan campuran A


dalam mortir sedikit demi sedikit kemudian ditambahkan Vaselin Flavum yang
tidak dilelehkan kedalam mortir dan digerus hingga homogen.

Campuran dimasukkan ke dalam pot salep dan diberi etiket berwarna biru dan
labeling ³ Tidak Boleh Untuk Luka Terbuka´

VIII. PENIMBANGAN
1. PERHITUNGAN
Pada resep dituliskan keterangan d.i.d (da in dimidio) yang artinya
berikan setengahnya, sehingga dibuat setengah dari jumlah sediaan pada

resep. Diperoleh bobot total . Oleh karena itu,

dengan rumus “berat bahan dalam resep standar/jumlah total berat bahan
dalam resep standar x 10 gram” diperoleh:

- Zinc Oksida =

- Amylum Tritici =

12
- Vaselin Flavum =

2. TABEL PENIMBANGAN
No Nama Bahan Penimbangan Paraf
1. Zinc Oksida 2,5 gram

2. Amylum Tritici 2,5 gram

3. Vaselin Flavum 5 gram

IX. PEMBAHASAN
Pada resep nomor 8 ini, terdapat dua buah sediaan yang harus
disiapkan yaitu Unguenta Liniens dan Pasta Zinci. Namun dapat dilihat
pada resep bahwa untuk Unguenta Liniens telah terdapat tanda “det” yang
berarti sediaan tersebut telah diberikan, jadi sediaan yang diracik hanya
Pasta Zinci. Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau
lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal (Depkes RI,
2014). Untuk Pasta Zinci terdapat resep standar yang dapat dilihat dalam
Farmakope Nederland Edisi V halaman 256 yang membahas tentang Pasta
Zinol/Zink Pasta. Karena sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal,
maka tidak terdapat perhitungan dosis. Indikasi dari sediaan ini adalah
sebagai antiseptik lokal untuk digunakan sebagai astringen dan
perlindungan jaringan kulit kulit (Depkes RI, 1979; Ansel, 2005).
Terdapat beberapa kekurangan atau permasalahan administratif
dari resep diantaranya tidak ada nomor SIPA, nomor resep, tanda tangan
atau paraf serta nama apoteker, dan cap apotek. Sehingga harus diperbaiki
agar mengandung semua keterangan yang dimuat dalam resep asli dan
memuat pula hal – hal sebagai berikut:
a. Nama dan alamat apotek.
b. Nama dan nomor SIK Apoteker Pengelola Apotek.
c. Tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek.

13
d. Tanda “det” = “detur” untuk obat yang sudah diserahkan, atau tanda
“nedet” = “ne detur” untuk obat yang belum diserahkan.
e. Nomor resep dan tanggal pembuatan (Syamsuni, 2005).
Dalam resep standar terdapa Seng Oksida yang bersifat kurang
larut atau tidak larut dalam dasar salep, sehingga seng oksida harus diayak
terlebih dahulu dengan pengayak nomor 100. Kemudian serbuk dicampur
dengan masa salep sama berat atau dengan salah satu bahan dasar salep.
Dan bila diperlukan, lelehkan bahan dasar salep terlebih dahulu (Ilmu
Meracik Obat, hal 59). Dalam resep standar terdapat juga vaselin flavum
yang jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan serbuk padatnya
dan bersifat semisolid. Karena jumlah dasar salep (lemak) lebih sedikit
dibandingakan dengan serbuk padatnya, agar homogen bahan dasar salep
(lemak) harus dilelehkan terlebih dahulu di penangas air (Ilmu Meracik
Obat, 68). Dalam resep juga terdapat tanda d.i.d (da in dimidio) yang
berarti berikan setengahnya, sehingga ketika dalam resep diminta
sebanyak 20 gram maka sediaan yang dibuat adalah sebanyak 10 gram.
Namun dalam resep standar diperlukan bahan sediaan sebanyak 100 gram,
sehingga diperlukan perhitungan untuk mendapatkan sediaan sebanyak 10
gram. Sediaan tersebut kemudian diracik sesuai dengan cara kerja diatas
dan kemudian diberikan etiket berwarna biru. Etiket berwarna biru adalah
penanda bahwa sediaan tersebut diperuntukkan sebagai obat luar
(Syamsuni, 2006). Setelah obat siap kemudian akan disertai dengan KIE.
X. KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI)
Pelaksanaan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada pasien
merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seorang apoteker dalam
menjalankan pelayanan kefarmasian kepada pasien. Dalam upaya
melaksanakan tanggung jawab KIE dengan benar, seorang apoteker yang
bekerja di sebuah apotek dituntut untuk selalu hadir pada jam buka apotek
agar dapat memberikan layanan KIE secara optimal. Pada resep ini
apoteker harus memberikan informasi bahwa obat pasta Zink Oksida
merupakan obat luar yang digunakan dengan cara dioleskan pada kulit.

14
Obat ini bekerja sebagai antiseptik lokal, digunakan untuk mengecilkan
jaringan kulit sehingga dapat melindungi jaringan kulit pasien. Obat ini
digunakan dua kali sehari setelah mandi. Diberikan edukasi pula kepada
pasien agar selalu menjaga kebersihan sehingga dapat terhindar dari
penyakit yang dapat menyerang kulit. Setelah selesai menggunakan obat
salep zink oksid ini, wadah obat ditutup kembali dengan baik kemudian
disimpan dan dijauhkan dari jangkauan anak kecil.
XI. PENANDAAN
A. ETIKET
APOTEK FARMASI UDAYANA
Bukit Jimbaran, Bali
Telp : 7446367
APA : Putri Ayu Puspita Sari
SIPA : 2008551053
SIA : Golongan III
No.8 Tanggal: 16 Maret 2021

Indraswari (20 tahun)


Dioleskan 2 x sehari pada kulit
Untuk Pemakaian Luar

B. LABELING
TIDAK BOLEH UNTUK LUKA TERBUKA

15
XII. COPY RESEP
APOTEK FARMASI UDAYANA
Bukit Jimbaran, Bali,
Telp.(0361) 7831630

APA : Putri Ayu Puspita Sari


SIPA : 2008551053
SIA : Golongan III
Jimbaran, 16 Maret 2021
SALINAN RESEP
Resep dari : dr. yuliana
Nomor resep :8
Tanggal resep : 11 Maret 2021
Resep untuk : Indraswari
Umur : 20 tahun
Alamat :-
Tanggal pembuatan : 11 Maret 2021

R/ Unguenta Liniens 40
s.u.e d.i.d
det

R/ Pasta Zinci 20
m.s.d.b.d.d.u.e. d.i.d

det.

PCC

Cap
Apote
kekEe
k Apoteker Pengelola Apotek

Putri Ayu Puspita Sari

16
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ansel, H. C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh
Ibrahim, F. Edisi IV. 605-619. Jakarta: UI Press.
Depkes RI. 1966. Formularium Indonesia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Halaman 17.
Depkes RI.1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Depkes, RI. 1968. FMS (Formularium Medicamentorum Selectum) ISFI. Edisi III.
Departemen Kesehatan R.I. Jatim. Surabaya.
Syamsuni, H.A.. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai