Anda di halaman 1dari 27

PERCOBAAN 2

RESEP 9

1. JUDUL PRAKTIKUM
Membuat sediaan potio dengan resep standart dari Codein HCL

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu membaca resep standar
Mampu membaca resep untuk sediaan potio
Meningkatkan keterampilan dalam membuat sediaan larutan

3. DASAR TEORI
Potio adalah obat minum dengan penggunaan secara oral yang berupa
sirup, larutan suspensi atau emulsi
Amonium Chlorida
Mempunyai nama lain Amonium Klorida, Salmiak, Sal
Ammoniacum, dan Chloretum Ammonicum. Berkhasiat sebagai
ekspektoran. Pemerian serbuk putih, atau hablur putih, tidak berbau,
rasa asin dan dingin, higroskopik.
Succus Liq
Mempunyai nama lain sari akar manis, Glycyrrhizae Succus, dan
Tanaman asal Glycyrrizha glabra varietas glanduliferi. Berkhasiat
sebagai obat batuk,. Pemerian batang berbentuk silinder/ bongkah
besar, licin agak mengkilap warna hitam, cokelat tua, atau serbuk
berwarna cokelat, bau khas lemah, rasa manis khas.
Oleum Anisi
Mempunyai nama lain minyak adas manis. Berkhasiat sebagai zat
tambahan. Adas manis adalah minyak atsiri diperoleh dengan
penyulingan uap buah Pampinella arisum e. yang masak.
Codein HCL
Mempunyai nama lain Kodein HCL, berkhasiat sebagai obat batuk
(antitusiv).Larut dalam 20 bagian air dan dalam lebih kurang 90
bagian etanol (90%) P. Pemerian serbuk hablur putih atau hablur putih
jarum, tidak berwarna.
4. RESEP

Banjarmasin,..

R/ Mixtura resolvens 100


Adde pro cth II
Codein HCL 20 mg
m.f potio
s. 3 dd cth 1
Pro: Muhammad (10 th)

5. SKRINING RESEP
a. Kelengkapan Resep:
1. Tidak ada paraf dokter
2. Tidak ada alamat pasien

Mixtura Resolvens (FOI / 113)


R/ Amonium Chlorida 8
Succus liq 8
Ol. Anisi 3 tetes
Aqua ad 300 ml
Kelarutan
1. Ammonium chlorida = mudah larut dalam air 1 : 10 = 2,650 / 1 x
10 = 26,5 ml
2. Succus liq = larut dengan air panas 10 kalinya = 10 x 2,650 = 26,5
ml
3. Codein HCL = 1 :20 = 0,8 / 1 x 20 = 16 ml
b. Penggolongan Obat dan Indikasi Obat:

Nama obat PO Indikasi obat


Codein HCL DO Antitusiva
Amonium Chlorida DW Ekspektoran
Succus liq DW Obat batuk
Ol. Anisi DW Zat tambahan

c. Obat tak Tercampurkan dan Interaksi Obat: -


d. Perhitungan Dosis Maksimal :

100
Jumlah/cth = 5 = 20 cth

- Codein HCL (0,06/ 0,03) FI III hal 964


0,2
Kandungan/ cth= 20 = 0,01

10 0,1
1x= 20 x 0,06 = 0,03 % 1x = 0,03 x 100 % = 33,3

10 3 x 0,01
1 hari = 20 x 0,03 = 0,15 % 1 hari = 0,15 x 100 % = 20 %

Amonium Chlorida ( -/10) FI III hal 960

2,650
Kandungan/ cth= 20 = 0,132

10 3 x 0,132
1 hari = 20 x 10 = 5 % 1 hari = 5 x 100 % = 7,95

%
6. PENIM BANGAN

No Nama Obat Jumlah yang ditimbang Keterangan


1 Codein HCL 0,2 g 20 mg
2 = 10 mg
x 20 mg = 200 mg
2 Amonium Chlorida 2, 670 ~ 2,650 g 8
300 x 100 =

2,670 g
3 Succus lis 2,670 ~ 2,650 g 8
300 x 100 =

2,670 g
4 0l. Anisi 1 tetes 3
300 x 100 = 1

tetes
5 Aqua Ad 100 ml

7. CARA KERJA

Masukkan Succus liq,


Timbang :
dalam mortir, gerus halus
Codein HCL 20 mg
tambahkan air aa gerus ad
Amm. Chlorida 2,650 mg
larut. Tambahakan air
Succus. Liq 2,650 mg
panas 26,5 ml . gerus ad
larut
Larutkan Amonium Chlorida
Larutkan Codein dengan air
kedalam air 26,5 ml.
16 ml didalam baker glass,
Tambahkan kedalam
aduk ad larut. Masukkan
campuran diatas gerus.
kedalam botol
Masukkan kedalam botol
Tambahkan Ol. Anisi 1 Tambahkan aqua
tetes ad 100 ml
8. ETIKET DAN COPY RESEP

Kemas, Beri etiket putih


signa 3 x sehari 1 cth, dan
label kocok dahulu + label
NI
APOTEK AKFAR ISFI
JL. FLAMBOYAN III No. 7B Banjarmasin
Apoteker : Ratih Pratiwi Sari S.Farm, MSc, Apt
SIK : 503/6371/XI.13/DISKES
SIA : 503/2299-II/SIA.P.APA/DINKES

Resep Dokter : Tanggal :


Dibuat Tanggal : No :
Untuk :
R/

Banjarmasin,
PCC

9. PEMBAHASAN

10. KESIMPULAN
11. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta
Syamsuni, 2007. Ilmu Resep. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
PERCOBAAN 2
RESEP 10

1. JUDUL PRAKTIKUM
Membuat sediaan kapsul dengan zat berkhasiat Chloral Hydtate dan
Phenacetin

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu membaca resep untuk sediaan kapsul
Mampu membuat obat dalam sediaan kapsul

3. DASAR TEORI
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang
kapsul keras dan lunak
Chloral hydrate
Mempunyai nama lain kloral hidrat, hydras chlorali dan 2,2,2,-
trichloretana 1,1 diol. Berkhasiat sebagai hipnotika dan sedativa.
Pemerian hablur transparan, tidak meleleh basah, tidak berwarna, bau
tajam dan khas, rasa kaostik, dan agak pahit. Melebur pada suhu lebih
kurang 550 dan perlahan-lahan menguap.
Phenacetin
Mempunyai nama lain phenacetinum, berkhasiat sebagai analgetik
dan antipiretik.
Lactosa
Mempunyai nama lain saccharum lactis. Berkhasiat sebagai zat
tambahan. Pemerian serbuk hablur , putih, tidak berbau, rasa agak
manis.

4. RESEP

Banjarmasin, .

R/ Chloral hydate 0,100


Phenacetin 0.250
Sach. lactis qs
m.f. pulv da in cap dtd no VI
S. 0-0-1 an
Pro : Rusaliansyah(15th)

5. SKRINING RESEP
a. Kelengkapan Resep
1. Tidak ada paraf dokter
2. Tidak ada alamat pasien
b. Penggolongan Obat dan Indikasi Obat:
Nama obat PO Indikasi Obat
Chloral hydrate DG Sedative dan hipnotika
Phenacetin DG Analgetik dan antipiretik
SL DW Zat tambahan

c. Obat tak Tercampurkan dan Interaksi Obat : Chloral hydrate dan


phenacetin akan meleleh = basah
Solusi : disekat dengan menggunakan SL (buku penuntun praktek
resep hal 169)
d. Perhitungan Dosis Maksimal ; -
Chloral Hydrate (2/6) FI III hal 962
15 0,100
1 x = 20 x 2 = 1,5 %1 x = 1,5 x 100 % = 6,66 %

15 0,100
1 hari = 20 x 2 = 4,5 %1 hari = 4,5 x 100 % = 2,22 %

Phenacetin (0,5/1,5) FI III hal 980


15 0,250
1 x = 20 x 0,5 = 0,375 %1x= 0,375 x 100 % =

66,66%
15 0,250
! hari = 20 x 1,5 = 1,125 % 1 hari= 1,125 x 100 % = 22,22 %

6. PENIMBANGAN

No Nama Obat Jumlah yang ditimbang Keterangan


1 Chloral Hydrat 0,600 0,100 x 6 = 0,600
2 Phenacetin 1, 5 g 0,250 x 6 = 1,5
3 SL 0,900 g (0,5 x 6) (0,600
= 1,5) = 3- 2,1 =
0,900
7. CARA KERJA

Timbang : Gerus Chloral hydrate bagi menjadi 6


Chloral hydrate sisihkan.
(0,6), phenacetin
(1,5), sl (0,9)

Gerus sl bagi menjadi 6 Gerus phenacetin bagi


sisihkan menjadi 6, sisihkan.

Masukkan chloral hydrate, Kemas, beri etiket putih


sl,dan phenacetin sesuai signa 1 x sehari 1 kapsul
urutan kedalam cangkang malam sebelum tidur, dan
kapsul ad 6 kapsul. label NI.
8. ETIKET DAN COPY RESEP
9. PEMBAHASAN

10. KESIMPULAN

11. DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan RI 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta
Syamsuni, 2007. Ilmu Resep. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
PERCOBAAN 2
RESEP 11
1. JUDUL PRAKTIKUM
Membuat sediaan potio dengan resep standar OBH ditambah syr. Thyme
dan ctm

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami cara membaca dan membuat resep potio
Dapat menghitung perhitungan dosis

3. DASAR TEORI
Potio adalah obat minum dengan penggunaan secara oral yang berupa
sirup, larutan suspensi atau emulsi
CTM
Mempunyai nama lain chlorpheniramini maleas,
Klorfeniraminaton maleat. Berkhasiat sebagai ant histamin. Pemerian
serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit.
Glycirrhizae succus
Mempunyai nama lain suqqus liquis, sari akar manis, ekstrak akar
manis, kayu manis cina, liqquiritae suqqus. Berkhasiat sebagai
antitusiva dan zat tambahan. Pemerian batang berbentuk silender atau
bongkah besar licin, agak mengkilat, hitam coklat atau serbuk
berwarna coklat, bau lemah khas, rasa manis khas.
Ammonii chloridum
Mempunyai nama lain ammonium klorida, salmiak, NH4CL.
Berkhasiat ekspektoran. Pemerian cairan jernih, coklat, berbau mirip
herbatimi, jika tercampur dengan air tetap jernih.

4. RESEP
Banjarmasin, ..

R/ OBH rp
Sir Thymi aa 50
CTM 0,02
M.f potio
S. mane et vesp II Cth
Pro : Elmi (10th)

5. SKRINING RESEP
a. Kelengkapan Resep:
1. Tidak ada paraf dokter
2. Tidak ada alamat pasien
Resep standart Potio nigra (Formas hal 251)
R / Glychrrhizae succus 10 gr
Amonii chloridum 6 gr
Ammoniae anisi spiritus 6gr
aquadest ad 300ml
Resep Ammoniae anisi spiritus
R / Oleum anisi 4 gr
Acthanolum 90% 76 gr
Ammonium liquidum 20 gr

b. Penggolongan Obat dan Indikasi Obat:

Nama obat PO IO

Glycirrhizae succus DW Anti tussiva

Amonii chloridum DW ekspektoran

Ammoniae anisi spiritus DW Zat tambahan

Syr thymi DW Zat tambahan


CTM DG Anti histamin

c. Obat tak Tercampurkan dan Interaksi Obat: -


d. Perhitungan Dosis Maksimal :-
- CTM (-/40mg) FI III hal 963
100.,0, 2 100.0, 2
cth = 2 x 5 ml = 10 = 10.002 cth = 10 cth

0,02 gr
kandungan/ cth = = 10 cth = 0,002 gr = 2 mg/cth

10 2 x 2 mg x 2
1 hari = 20 x 40 mg = 20 %1 hari = 20 mg x 100 % = 40

%
- Amonii Chloridum (-/10g ) FI III hal 960
100.,0,2 100.0,2
cth = 2 x 5 ml = 10 = 10.002 cth = 10 cth

1
kandungan/ cth = = 10 = 0,1 gr =

10 2 x 0,1 x 2
1 hari = 20 x 10 g = 5 %1 hari = 2 x 100 %

=8%

6. PENIMBANGAN

N Nama obat Jumlah Keterangan


o yang
ditimbang

1 Syr Thymi 50 3 10
100 x 100 = 3 + ( 3 x 100 )=

3 +0,3 = 3,3

2 CTM 20
4 = 5 tablet

3 Glychirrizae 1,67 0,1 0


3 00 x 50 = 1,67 g ~ 1,650
Succus

4 Ammoniae 1g 6
3 00 x 50 = 1 gr
Anisi

5 Ammonii 1g 6
300 x 50 = 1 gr
Chloridum

6 Aquadest Ad 100 gr

Penimbangan untuk membuat Amoniae Anisi Spiritus

N Nama obat Jumlah Keterangan


o yang
ditimbang

1 Oleum anisi 0,04 4g


100 g x 1 g= 0,04

2 Acthinolum 0,76 76 g
100 g x 1 = 0,76

3 Amonimu 0,2 20 g
100 g x 1 = 0,2
liquidum
7. CARA KERJA

Timbang : Masukkan syr. Thymi


syr. Thyme 50 kedalam botol, masukkan
ctm ( ) , suqqus kedalam mortir + air
glycerrhizae succus(1,67), panas 10x berat
ammonium chloridum (1), succus(16,5ml), gerus ad
ammoniae (1) larut masukkan kedalam
botol.
Masukkan ctm kedalam
Masukkan amonium chlorida
mortir gerus ad homogen
larutkan dalam air 1 : 10
larutkan dengan air 1 : 4
masukkan dalam botol.
masukkan dalam botol
Tambahkan aquadest ad
Masukkan sasa dalam botol
100,02 g 100,05gr.

8. ETIKET DAN COPY RESEP


APOTEK AKFAR ISFI
JL. FLAMBOYAN III No. 7B Banjarmasin
Apoteker : Ratih Pratiwi Sari S.Farm, MSc, Apt
SIK : 503/6371/XI.13/DISKES
SIA : 503/2299-II/SIA.P.APA/DINKES

Resep Dokter : Tanggal :


Dibuat Tanggal : No :
Untuk :
R/

Banjarmasin,.
PCC

9. PEMBAHASAN

10. KESIMPULAN
11. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta
Syamsuni, 2007. Ilmu Resep. Jakarta : Buku Kedokteran EG
PERCOBAAN 2
RESEP 12
1. JUDUL PRAKTIKUM
Membuat sediaan potio dengan zat aktif sanprima tab, pehaclor tab, PGS
dan Syr simplex.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu membaca dan membuat sediaan potio.
Dapat menghitung DM
Mengerti dan memahami cara pembuatan potio

3. DASAR TEORI
Potio adalah obat minum dengan penggunaan secara oral yang berupa
sirup, larutan suspensi atau emulsi.
PGS
Mempunyai nama lain Pulvis Gummosus berfungsi sebagai
Suspending Agent. Pemerian serbuk putih hampir tidak berbau, rasa
tawar seperti lendir.
Syr simplex
Mempunyai nama lain Syr gula. Berkhasiat Corrigent Saporis.
Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, rasa manis.
Sanprima tab
Merupakan obat yang mengandung 2 macam bahan obat yaitu :
- Trimetoprim mempunyai nama lain Trimethoprimum. Berkhasiat anti
bakteri. Pemerian serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat pahit.
Kelarutan sangat sukar larut dalam air.
- Sulfametoksazol mempunyai nama lain Sulfamethoxsazolum.
Berkhasiat anti bakteri. Pemerian serbuk hablur, putih sampai hampir
putih, praktis tidak berbau, rasa pahit, kelarutan praktis tidak larut
dalam air.
CTM
Mempunyai nama lain chlorpheniramini maleas,
Klorfeniraminaton maleat. Berkhasiat sebagai ant histamin. Pemerian
serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit.

4. RESEP

Banjarmasin, ..

R/ Sanprima tab No. V


Pehaclor tab No. VI
PGS q.s
Syr Simplex 15
Aqua ad 100
m.f la potio
s.tdd 5ml
Pro : Tuti ( 5 tahun )

5. SKRINING RESEP
a. Kelengkapan Resep:
1. Tidak ada paraf dokter
2. Tidak ada alamat pasien

b. Penggolongan Obat dan Indikasi Obat:

Nama obat PO IO

Sanprima tab DG Antibakteri

Pehaclor DG Antihistamin

PGS DW Suspending agent

Syr Simplex DW Zat tambahan

c. Obat tak Tercampurkan :


Tab sanprima sukar larut dalam air.
Pemecahan : Usul + PGS 2% untuk melarutkan sanprima, 2% karena
sanprima merupakan obat keras.
d. Interaksi Obat:
e. Perhitungan Dosis Maksimal :
Kadar Syr Simplex
15
= 100 x 100 % = 15%

< 16,67 % BJ= 1


CTM (-/40mg) FI III hal 153
cth = 100/5ml = 20 cth
Kand/cth = 24 mg/ 20 cth = 1,2 mg
5
1 h = 5+ 12 x 40 = 11,76
3 x 1,2
%1h= 11,76 x 100 % = 30,6 %

6. PENIMBANGAN

N Nama obat Jumlah Keterangan


o yang
ditimbang

1 Sanprima tab 5 tab

2 Pehaclor 6 tab

3 PGS 2g ( 2/100 x 100 g = 2 g )

4 Air untuk 14 ml 7x berat pga = 7 x 2 g = 14 ml


PGS

5 Syr simplex 15 g

6 Aquadest Ad 100

7. CARA KERJA
Ambil sanprima tab sebanyak 5 Buat mucilago dengan
tab dan Pehachlor 6 tab, gerus ad melarutkan PGS ( 2g )
halus dengan air 14 ml dalam
mortir, gerus ad
mucilago

tambahkan
tambahkan pehaclor, gerus ad homogen
sanprima, gerus
ad homogen
Tambahkan syr simplex,
Tambahkan aquasetgerus
ad ad larut,
encerkan
100dengan
g sedikit air masukkan
ke botol

Kemas dan beri etiket


putih. S 3x sehari 5 ml +
Label NI + Kocok Dahulu

8. ETIKET DAN COPY RESEP


9. PEMBAHASAN
Pada praktikum pertama resep 4 kali ini membuat suspensi dengan zat
berkhasiat Paracetamol yang berfungsi sebagai antipiretik dan analgetik, PGS
(Pulvis Gumosus) yang befungsi untuk mendispersikan bahan aktif yang tidak
larut dalam pembawanya, meningkatkan viskositas dan mempengaruhi
stabilitas fisik suspensi, serta Syr. Simplex yang berfungsi sebagai zat
tambahan (pemanis).
Pada pengerjaan suspensi ini, dimulai dengan mengkalibrasi botol
berukuran 100 ml sebanyak 60 ml, setelah itu timbang bahan, untuk membuat
Paracetamol 1,44 g, kita harus menggerus 3 tablet Paaracetamol 500 mg
dalam mortir kecil, kemudian timbang beratnya dan hitung berapa gram
Paracetamol yang diperlukan, sisa Paracetamol di bungkus dengan kertas
perkamen. Masukkan PGS dan air kedalam mortir besar gerus ad terbentuk
mucilago, kemdian tambahkan paracetamol gerus ad homogen, masukkan syr
simplex, gerus masukkan kedalam botol tambahkan air ad 60 ml.
Beri etiket putih signa bila perlu( bila nyeri atau panas) 1 sendok teh,
maxsimal 3 x sehari
10. KESIMPULAN
Pasien menderita panas atau nyeri
Untuk pembuatan suspensi paracetamol , diperlukan PGS (Pulvis
Gumosus) agar paracetamol dapat larut kedalam campuran suspense
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai