Pehaclor DG Antihistamin
0,024
Kandungan /cth = 20 = 0,0012 = 1,2 /
5
1 hari = 5+12 40 = 11,76
3 1,2
% 1 hari = 11,76
100 % = 30,6 %
2.5 Penimbangan
No. Nama Obat Jumlah yang Keterangan
ditimbang
1 Sanprima tab 5 tab
2 Pehaclor 6 tab
3 PGS 2g 2
100 = 2
100
4 Syr. Simplex 15 g
5 Aqua ad 100
3.1 Pembahasan
Pada resep ini yang dilakukan adalah membuat sediaan suspensi
dengan bahan obat Sanprima tab, Pehachlor tab, PGS dan Syr. Simplex.
Sanprima tablet merupakan obat yang mengandung 2 macam bahan
obat yaitu Trimetoprim dan Sulfametoksazol. Trimetoprim mempunyai
nama lain Trimethoprimum. Berkhasiat sebagai anti bakteri. Pemerian
berupa serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat pahit dengan kelarutan sangat
sukar larut dalam air. Sulfametoksazol mempunyai nama lain yaitu
Sulfamethoxsazolum. Berkhasiat sebagai anti bakteri. Dengan pemerian
serbuk hablur putih, putih sampai hampir putih, praktis tidak berbau, rasa
pahit. Kelarutan praktis tidak larut dalam air.
Pehachlor merupakan nama dagang dari CTM. Dimana CTM
merupakan nama lain dari Chlorpheniramini maleas dan Klorfeniraminaton
maleat yang berkhasiat sebagai antihistamin. Pemerian berupa serbuk
hablur, putih; tidak berbau, rasa pahit. Dengan kelarutan mudah larut dalam
air; larut dalam etanol dan kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam
benzena.
PGS mempunyai nama lain Pulvis Gummosis berfungsi sebagai
Suspending Agent. Pemerian berupa serbuk putih hampir tidak berbau, rasa
tawar seperti lendir.
Syrup Simplex mempunyai nama lain syr gula. Berkhasiat sebagai
corrigen saporis atau untuk memperbaiki rasa obat. Pemerian cairan jernih,
tidak berwarna, rasa manis.
Pada resep ini terdapat bahan obat yang sukar larut dengan air, yaitu
Sanprima tab sehingga perlu ditambahkan Pulvis Gummosis (PGS) sebagai
suspending agent. Jumlah PGS yang digunakan adalah sebanyak 2% dari
volume.
Pertama yang dilakukan pada resep ini adalah memasukkan Sanprima
tab, Pehachlor dan PGS kedalam mortir, gerus ad homogen. Setelahnya
tambahkan aqua sebanyak 14 ml (7 x bobot PGS), gerus ad homogen.
Setelah homogen tambahkan Syr. Simplex, gerus ad larut, encerkan sedikit
dengan air, masukkan kedalam botol. Lalu tambahkan aqua ad 100 gr.
Terakhir kemas dan beri etiket putih dan label kocok dahulu serta signa 3 x
sehari 5 ml.
Pada resep ini terdapat Dosis Maksimal (DM) yaitu pada CTM
sehingga perlu perhitungan dosis maksimal dengan menggunakan rumus
young.
3.2 Pemberian Informasi Obat (PIO)
Pada resep ini khasiat sediaan adalah untuk mengobati infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Didalam sediaan mengandung zat aktif
Trimetoprim dan Sulfametoksazol, obat ini berkhasiat sebagai antibiotik
yang penggunaannya harus dihabiskan, karena jika tidak dihabiskan dapat
menyebabkan resistensi obat. Untuk aturan minumnya 3 x sehari 5 ml,
sebaiknya diminum dengan air yang banyak dan diminum sekitar 1 jam
sesudah makan. Untuk sediaan ini perlu diperhatikan waktu meminumnya,
yaitu diminum tiap 8 jam sekali.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual, muntah, ruam kulit,
diare, demam, gatal; serta nyeri otot dan sendi. Pemakaian harus
dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit
tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul,
karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan :
Bahan obat yang digunakan adalah Sanprima tab, Pehachlor tab, PGS
dan Syr. Simplex.
Sanprima tab sukar larut dalam air sehingga perlu penambahan PGS
sebanyak 2% dari volume.
Pasien mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Obat diminum 3 x sehari 5 ml, setiap 8 jam.
Sebaiknya diminum sesudah makan dan dengan minum air yang
bannyak..
Terdapat Dosis Maksimal (DM) yaitu pada CTM sehingga perlu
perhitungan dosis maksimal.
4.2 Saran
Nama dokter tidak dituliskan, seharusnya ditulis.
SIP dokter tidak dituliskan, seharusnya ditulis.
Alamat pasien tidak dituliskan, seharusnya dituliskan.
Untuk penyimpanan obat, sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup
baik dan pada tempat yang kering serta terlindung dari cahaya.
Baca aturan pakai, jika sakit berlanjut hubungi dokter.
Hati-hati menggunakan obat selain obat pada resep tersebut, jika ingin
mengkonsumsi obat lain harap konsultasikan terlebih dahulu kepada
dokter atau apoteker.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI, Jakarta.
Anonim, 2007. Ilmu Resep Jilid I. Depkes RI, Jakarta.