Anda di halaman 1dari 17

ILMU RESEP KELAS II

SEMESTER II

Syrup (Sirupi)
Pengertian
Syrupi adalah sediaan cair berupa larutan yang
mengandung sakarosa. Kadar sakarosa I22O11
tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
Pembuatan sirup :
• Buat cairan untuk sirup
• Panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut.
• Tambahkan air mendidih secukupnya hingga
diperoleh bobot yang dikehendaki
• Tuang busa yang terjadi dan serkai.
Pengertian
Untuk sirup, dimana gulanya akan dilarutkan dapat
dibuat dari :
• Aqua destilata : untuk sirupus simplex.
Hasil-hasil penarikan dari bahan dasar :
Maserat misalnya sirupus rhei
Perkolat misalnya sirupus cinnamomi
Colatura misalnya sirupus senae
Sari buah misalnya rubi idae
Larutan atau campuran larutan bahan obat misalnya
: methdilazina hydrochloridi rupus, sirup-sirup
dengan nama patent misalnya yang mengandung
campuran vitamin.
Keterangan
• Pembuatan sirup dari simplisia yang mengadung glikosida
antrakinon ditambahkan Na2CO3 sejumlah 10% bobot
simplisia.
• Pertama kali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup
simplisia untuk persediaan ditambahkan parabean 0,25%
b/v atau pengawet lain yang cocok.
• Gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66%
sakarosa, bila lebih tinggi terjadi pengkristalan, tetapi bila
lebih rendah dari 62% sirup akan membusuk.
 Sirup kira-kira 1,3
• Penyimpanan dapat terjadi inversi dari sakarosa (pecah
menjadi glukosa dan sukrosa) dan pada sirup yang bereaksi
asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
• Pemanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan akan
menyebabkan terjadinya gula invert adalah gula yang
terjadi karena penguraian sakarosa yang memutar bidang
polarisasi kekiri.
Keterangan
• Invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih
encer sehingga mudah berjamur berwarna tua
(terbentuk karamel), tetapi mencegah terjadinya
oksidasi dari bahan kadang-kadang gula invert
dikehendaki adanya misalnya dalam pembuatan
sirupus eti ferrosi.
• Hal ini disebabkan karena sirup merupakan media
yang mereduksi, mencegah bentuknya ferro
menjadi bentuk ferri.
• Gula invert disini dipercepat pembuatannya dengan
memanaskan larutan gula dengan asam sitrat.
• Pada sirup yang mengandung sakarosa 62% atau
lebih, sirup tidak dapat ditumbuhi jamur, meskipun
jamur tidak mati.
Keterangan
• Kadar sakarosa turun karena inversi, maka jamur dapat
tumbuh. Bila dalam resep, sirup diencerkan dengan air
dapat pula ditumbuhi jamur.
• Untuk mencegah sirup tidak membusuk, dapat
ditambahkan obat pengawet misalnya nipagin.
• Gula cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah
menguap maka sakarosa dilarutan dengan pemanasan
lemah dan dalam botol yang tertutup, seperti pada
pembuatan thymi sirupus dan thymi compositus sirupus,
aurantii corticis sirupus. Untuk namomi sirupus sakarosa
dilarutkan tanpa pemanasan.
• Maksud menyerkai pada sirup adalah untuk memperoleh
sirup yang jernih.
 Ada beberapa cara menjernihkan sirup :
• Menambahkan kocokan zat putih telur dalam
penyimpanan, supaya awet (tidak berjamur)
Sebaiknya sirup disimpan dengan cara
• Sirup yang sudah dingin, disimpan dalam wadah yang
kering. Tetapi pada pendinginan ada kemungkinan
terjadinya cemaran sehingga terjadi juga penjamuran.
• Mengisikan sirup panas-panas kedalam botol panas
(karena sterilisasi) sampai penuh sekali sehingga ketika
disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi sebagian
gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam lelehan
parafin solidum yang menyebabkan sirup terlindung dari
pengotoran udara luar.
• Sterilisasi sirup, FI III juga menuliskan tentang
penambahan metil paraben 25% atau pengawet lain yang
cocok.
• Dari ketiga cara memasukkan sirup kedalam botol ini
yang terbaik adalah cara ketiga.
Kegunaan Sirup
Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan
karena dapat berfungsi sebagai :
1. Obat, misalnya chlorfeniramini maleatis sirupus.
2. Origensia saporis, misalnya sirupus simplex.
3. Origensia odoris, misalnya sirupus aurantii
4. Origensia coloris, misalnya sirupus rheodos,
sirupus rubi idaei
5. Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan
pembawa sirup karena konsentrasi gula yang
tinggi mencegah pertumbuhan bakteri.
• Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan
ditempat sejuk
Penetapan kadar sakarosa
• Timbang seksama + 25 gram sirup dalam labu
terukut 100 ml, tambahkan 50 ml air dan sedikit
larutan aluminium hidroksida p. Tambahkan larutan
timbal (II) sub asetat p tetes demi tetes hingga tetes
terakhir tidak menimbulkan kekeruhan.
• Tambahkan air secukupnya hingga 100,0 ml saring,
10 ml filtrat pertama. Masukkan + 45,0 ml filtrat
kedalam labu tentukur 50 ml, tambahkan campuran
79 bagian volume asam klorida p dan 21 bagian vol.
Air secukupnya hingga 50,0 ml. Panaskan labu
dalam tangas air pada suhu antara 68oC dan 70oC
selama 10 menit, dinginkan dengan cepat sehingga
suhu lebih kurang 20oC.
Penetapan kadar sakarosa
• Jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan
tidak lebih dari 100 mg arang penyerap.
• Ukur rotasi optik larutan yang belum di inversi
dan sesudah inversi menggunakan tabung 22,0 cm
pada suhu pengukur yang sama antara 10 oC dan
25 oC. Hitung kadar dalam %. C12H22O11 dengan
rumus :
C =300 x (α1- α2)/(144-0,5t)
• C = kadar sacharosa dalam %
• α1= rotasi optik larutan yang belum diinversi
• α2= rotasi optik larutan yang sudah diinversi
• t = suhu pengukuran
Contoh-contoh sediaan sirup
1. Ferrosi iodidi sirupus
• Cara pembuatan : 20 bagian ferrum pulveratum
dengan 60 bagian air, tambahkan 41 bagian
iodium sedikit demi sedikit sambil digerus.
Setelah warna coklat hilang, maka larutan
disaring, dimasukkan kedalam larutan ½ bagian
acidum citricum dan 600 bagian sakarosa dalam
200 bagian air panas.
• Untuk mencegah terjadinya oksidasi dari ferro
iodida maka ujung corong masuk kedalam larutan
sakarosa. Sisa serbuk besi pada kertas saring
dicuci dengan air sampai diperoleh 1000 bagian
sirup.
Contoh-contoh sediaan sirup
• Guna acidum citricum adalah untuk mempercepat
inversi sakarosa, menjadi glukosa dan fruktosa
yang merupakan reduktor kuat yang berguna
untuk mencegah oksidasi ferro iodidum.
• Ferrro idodidum selalu dibuat baru.
Contoh-contoh sediaan sirup
2. Sirupus simplex = sirup gula
• Cara pembuatan : larutkan 65 bagian sakarosa
dalam larutan metil paraben 0,25% secukupnya
hingga diperoleh 100 bagian sirup.
• Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna
• Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat,
ditempat sejuk
Contoh-contoh sediaan sirup
3. Pranti sirupi = sirup jeruk manis
• Cara pembuatan : campur 10 bagian kulit buah
jeruk manis yang telah dipotong kecil-kecil
dengan 20 bagian larutan metil paraben 0,25%.
Biarkan dalam tempat tertutup selama 12 jam.
Pindahkan kedalam perkolator, perkolasi dengan
larutan metil paraben 0,25% secukupnya hingga
diperoleh 37 bagian perkolat. Tambahkan 63
bagian gula pada suhu kamar atau pada
pemanasan perlahan-lahan dalam tempat tertutup
hingga diperoleh 100 bagian sirup.
• Pemerian : cairan kental, jernih, warna coklat, bau
khas aromatik.
Contoh-contoh sediaan sirup
4. Sirupus thymi = sirup thymi
• Cara pembuatan : campurlah 15 bagian herba timi
dengan air secukupnya dan diamkan 12 jam
dalam bejana tertutup. Masukkan dalam
perkolator dan sari dengan air, perkolat dipanasi
sampai 90oC dan diserkai hingga diperoleh 36
bagian hasil perkolat. Masukkan dalam bejana
tertutup dan tambahkan 64 bagian gula
dipanaskan dengan pemanasan lemah hingga
diperoleh 100 bagian sirup.
• Pemerian : sirup warna coklat, bau dan rasa
seperti thymi.
Sirup-sirup yang tercantum dalam FI ed III
1. Chlorpheniramini maleatis sirupus
2. Cyproheptadini hydrochoridi sirupus
3. Piperazini citratis sirupus
4. Prometazini hydrocloridi sirupus
5. Methidilazini hydrocloridi sirupus
• Sirupus simplex yang dibuat dengan melarutkan 65
bagian sacharoza dalam larutn metil paraben
secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup.
• Dalam perdagangan dikenal “dry syrup” yaitu sirup
berbentuk kering yang harus ditambahkan sejumlah
pelarut tertentu atau aqua destilata, bila akan
digunakan. biasanya berisi zat yang tidak stabil
dalam suasana berair.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai