Anda di halaman 1dari 121

IRMJ(.

OGl'fOSI KLS XI
ICKE
JIARTOl'fO,S.Si.,Apt.,M.M
iLARMEDIA
Gl4
14

IEJURUAK FAR!USl
IELI
:18-AGUSTU&-2015
r28 ' ", _ .... f.

• o4 , ...
""'-
..... . ~ :;:; - .
.... . . ~· ' 1 ,. . .... ..

' ,, \' '< .• !"' /


·.. • \ :·
i
I

ma

or~voats 1
nN sn1r.t ~ws f
N\f'lf)i\flSnd~3d :>illWt! I
Fa

Disusun Be
KHUSUS DIPI

PENULIS:
1. RICKE
2. INDRI
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
3. HJ. K
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak 4. GITA A
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu , dipidana dengan pidana penjara 5. M. YA
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000 ,00
(lima miliar rupiah) .

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan , memamerkan , mengedarkan, atau


menjual kepada umum ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak
terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000 .000 ,00
(lima ratus juta rupiah).
Farmakouno i
~xi
Disusun Berdasarkan Spektrum Kurikulum SMK Farmasi 2013
KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

PENULIS: •
1. RICKE SUHARTONO, S.Si., Apt., M.M. (PENABUR)
2. INDRI ASTUTI HANDAYANI, S.Si., Apt. (IKIFA)
3. HJ. KIKI WIDYASTUTI (DITKESAD)
rbanyak 4. GITA PUSPITANINGSIH, S.Si., Apt. (CANDRANAYA)
penjara 5. M. YAHYA, S.Si., Apt. (LPK)
.000,00

3n, atau
1tau hak
penjara
Diterbitkan:
.000,00
Pilar Utama Mandiri
Divisi Buku Pendidikan
Perpustakaan Nasional Rl: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Ricke Suhartono, S.Si., Apt., M.M., dkk.
Farmakognosi Kelas XI/Ricke Suhartono, S.Si., Apt., M.M., dkk.;
xii+114 hlm.; 175 mm x 250 mm.
ISBN: 978-602-7671-22-5 (Jil.2)
1. Judul I. Ricke Suhartono, S.Si., Apt., M.M., dkk.
II. lndri Astuti Handayani, S.Si., Apt.

Judul:
Farmakognosi Kelas XI

Penulis
Ricke Suhartono, S.Si., Apt., M.M. (PENABUR)
lndri Astuti Handayani, S.Si., Apt. (IKIFA)
Hj. Kiki Widyastuti (DITKESAD)
Gita Puspitaningsih, S.Si., Apt. (CANDRANAYA)
M. Yahya, S. Si., Apt. (LPK)

Editor:
Ns. Tuti Asrianti Utami , S. E., S. Kep.

Desain Cover & lsi:


Pilar Kreatif partner for publishing services
Anwar Musadad

Pada d
Pendidikan
Cetakan I; April 2012 upaya mas
Cetakan II; April 2013 kesehatan
Cetakan Ill; April 2014 dari Forum
mengemba ~
kejuruan fa
satu-satunyG
kaya dan
PILAR UTAMA MANDIRI, April 2014
Buku
Divisi Buku Pendidikan
Jl. Nusa lndah Blok 0 No. 10 Cipinang lndah- Cipinang Muara guru da
Jakarta Timur 13420 tenaga
Telp. (021) 8569259 Fax. (021) 8569259
diharapka
rekan-re
dapat me
keilmuan
pendidi
dapat me
SAMBUTAN

Pada dasarnya, Kementrian Kesehatan, terutama kami dari Pusat


Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, menyambut positif setiap
upaya masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan tenaga
kesehatan maupun sumber daya manusia. Demikian pula dengan upaya
dari Forum Komunikasi SMK Farmasi se-DKI Jakarta yang telah berhasil
mengembangkan buku teks untuk guru dan siswa sekolah menengah
kejuruan farmasi. Buku tersebut tentunya bukan sumber pembelajaran
satu-satunya namun dengan buku tersebut sumber pembelajaran bertambah
kaya dan komprehensif.
Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi para
guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran secara optimal agar
tenaga yang dihasilkan sesuai dengan peran, fungsi, dan kompetensi yang
diharapkan. Di sisi lain buku ini juga diharapkan menambah kreatifitas
rekan-rekan penulis yang berkecimpung dalam bidang pendidikan untuk
dapat menyusun buku-buku yang dapat dipakai menambah referensi
keilmuan khususnya di bidang farmasi, serta kreatifitas pengelola
pendidikan dalam menghantarkan perserta didik menjadi lulusan yang
dapat memenuhi pasar kerja.

Farmakognosi Kelas XI
Akhirnya, disampaikan penghargaan yang tinggi bagi para penulis yang
telah dengan tekun dan penuh pengabdian menyusun hingga diterbitkannya
buku ini. Semoga buku ini memberikan andil memajukan bidang farmasi
khususnya dan pembangunan kesehatan pada umumnya .

. Dachlan, MHA.

Sejarah
Buku
saat itu be
untuk sisw
oleh Keme
(Pusdikna~
dapat dipE
Berk
untuk me
berhasil rr
mengkoor
waktu +/ ·
Jakarta Y
SMFChan
akhirnya
seluruh s
Dal
revisi ya1
~ ulis yang
>itkannya
l farmasi

SAMBUTAN

Sejarah
Buku ini mulai disusun karena SMF (Sekolah Menengah Farmasi)
saat itu belum mempunyai suatu buku cetak yang berstandar nasional
untuk siswa farmasi yang pada kenyataannya diujikan secara nasional
oleh Kementrian Kesehatan. Kemudian Pusat Pendidik Tenaga Kesehatan
(Pusdiknakes) menyarankan untuk segera membuat buku terse but agar •
dapat dipergunakan sebagai buku pegangan untuk seluruh siswa SMF.
Berkaitan dengan hal tersebut maka seluruh SMF DKI berinisiatif
untuk membuat buku cetak ini. SMF Negeri (Depkes) dalam hal ini
berhasil mengumpulkan guru-guru yang sejenis di bidangnya dan sekaligus
mengkoordinir rapat-rapat penyusun buku tersebut dan dalam kurun
waktu +/- 3 tahun dengan biaya dari masing-masing SMF se propinsi DKI
Jakarta yaitu SMF Depkes, SMF Ditkesad, SMF IKIFA, SMF Tunas Bangsa,
SMF Chandra Naya, SMF LPK, SMF BPK Penabur, dan SMF Caraka Nusantara,
akhirnya buku ini dapat selesai dengan baik dan dapat dipergunakan oleh
seluruh siswa SMF.
Dalam perjalanannya buku cetak ini telah dilakukan berkali-kali
revisi yang diprakarsai oleh SMF Jaw a Timur (Malang) , SMF Tunas Bangsa,
dan SMF Ditkesad. Tentunya disesuaikan dengan kurikulum yang relevan
di masanya saat itu.
Pada akhirnya setelah berubah nomenklatur SMF menjadi SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) FARMASI serta materi-materi ajar yang yang
harus disesuaikan kembali, maka kembali Forkom SMK Farmasi se-DKI
Jakarta melakukan revisi buku cetak tersebut sesuai kurikulum dengan
menggunakan Spektrum Terbaru Tahun 2008.
Pendidikan pada tingkat menengah kejuruan merupakan pendidikan
yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk
dapat bekerja dalam bidang tertentu, dapat beradaptasi di lingkungan
• • l' ,.J: ;&.. t.~
kerja, dan pada akhirnya dapat mengembangkan diri di kemudian hari.
Peningkatan mutu pembelajaran di SMK dengan pengembangan
kurikulum berbasis Spektrum Terbaru tahun 2008 merupakan perangkat
kurikulum yang muatannya mendorong peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari dengan mengembangkan prinsip-prinsip pembelajaran,
yakni Learning by doing dan Individualized learning.
Pada akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini tidak luput dari
kekurangan , karenanya kritik dan saran dari rekan guru, akademisi sangat
kami harapkan bagi perbaikan edisi berikutnya. Kami mengucapkan Puji syu
terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu rahmat dan hi
proses pembuatan hingga penerbitan buku ini. Semoga penerbitan buku pada waktunyc
ini akan memberikan kontribusi yang positip dalam rangka mencerdaskan kurikulum 20G
kehidupan bangsa.
Buku aja
guru maupun
Farmakognos
memanfaatka
Leonov Rianto, S.Si., M. Farm., Apt.
Buku aja
Ketua Forum Komunikasi SMK Farmasi se-DKI Jakarta
didik dalam n
diharapkan d
buku-buku fa
informasi la1
SMK Farmasi IKIFA Kepala Sekolah: Leonov Rianto, S.Si., M. Farm., Apt. tersebut dihl
SMK Farmasi BPK Penabur Kepala Sekolah : R.Y. Bambang Purwono, S.Pd.
SMK Farmasi Caraka Nusantara Kepala Sekolah : Drs. Hendra Nanto, Apt. secara meny
SMK Farmasi DITKESAD Kepala Sekolah: Riboed Soemargo , S.Si. , Apt., Mayor CKM
SMK Farmasi Bhumi Husada Kepala Sekolah : Drs .Soeatmadji , Apt.
Kami h«
SMK Farmasi Candra Naya Kepala Sekolah: Rosalina Hutahean, S.Farm., Apt. guru di sekol
SMK Farmasi LPK Kepala Sekolah: Meri Refrita, S.E. dalam upaya
SMK Farmasi Rawasari Kepala Sekolah: Dra. Susilowati, Apt.
m yang relevan

: menjadi SMK
i ajar yang yang
Farmasi se-DKI
ikulum dengan

kan pendidikan
KATA PENGANTAR
ta didik untuk
i di lingkungan
temudian hari.
1engembangan
kan perangkat
engembangkan
ihadapi dalam
pembelajaran,

iak luput dari


idemisi sangat
mengucapkan Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
an membantu rahmat dan hidayahNya buku ajar Farmakognosi ini dapat selesai tepat
nerbitan buku pada waktunya. Buku ajar Farmakognosi ini disusun berdasarkan spektrum
nencerdaskan kurikulum 2008 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Buku ajar Farmakognosi ini merupakan salah satu dari buku pegangan
guru maupun peserta didik kelas XI, yang berisi 6 Bab Dasar-dasar
Farmakognosi, sehingga diharapkan guru dan peserta didik dapat
. Farm., Apt. memanfaatkan buku ini dan sebagai sumber pembelajaran .

e-DKI Jakarta Buku ajar ini juga sudah dilengkapi evaluasi untuk membantu peserta
didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik juga
diharapkan dapat memanfaatkan sumber belajar lain seperti membaca
buku-buku farmakognosi lainnya dari internet maupun mendengarkan
informasi langsung dari guru yang bersangkutan. Berbagai kegiatan
Farm., Apt.
i.Pd. tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan belajar peserta didik
secara menyeluruh.
\pt., Mayor CKM
Kami harapkan buku ini dapat bermanfaat bagi peserta didik dan
m., Apt. guru di sekolah menengah kejuruan farmasi di Jakarta dan di daerah lain
dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, selanjutnya
dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang farmasi
khususnya dan di bidang kesehatan umumnya.
Untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami mengharapkan
saran perbaikan dari semua pembaca.

Jakarta, April 2012

MGMP Farmakognosi Propinsi DKI Jakarta

Sambutan Kep

Susunan MGMP Farmakognosi Propinsi DKI Jakarta Sambutan Ketl


Ricke Suhartono, S.Si., Apt., M.M. (PENABUR) Ketua Kata Penganta
lndri Astuti Handayani, S.Si., Apt. (IKIFA) Sekretaris
Daftar lsi
Hj. Kiki Widyastuti (DITKESAD) Anggota
Gita Puspitaningsih, S.Si., Apt. (CANDRANAYA) Anggota BAB I : FLC
M. Yahya, S.Si., Apt. (LPK) Anggota
BAB II
BABIII
BABIV
BAB V : OL
BAB VI :Of
A.
B.
c.
D.
E.
DAFTAR PU
oidang farmasi

mengharapkan

DAFTAR lSI

1rta , April 2012

nsi DKI Jakarta

Sambutan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan v


Sambutan Ketua Forum Komunikasi SMK Farmasi se-DKI Jakarta vii
Kata Pengantar ix
Daftar lsi xi
BAB I : FLOS 1
BAB II : FRUCTUS 9
BAB Ill : SEMEN 27
BAB IV : AMYLUM 37
BAB V : OLEUM 43
BAB VI : OBAT TRADISIONAL DAN FITOFARMAKA 65
A. Pengertian 66
B. Membuat Sediaan Galenika 69
C. Membuat Sediaan Ekstrak dan Tingtur 77
D. Membuat Sediaan Obat Tradisional 88
E. Membuat Sediaan Fitofarmaka 109
DAFTAR PUSTAKA 113
BIB I
FLOS

Bunga (flos) adalah modifikasi daun yang berubah fungsi menjadi alat
reproduksi pada tumbuhan. (Wijaya, 2007)
Bunga (flos) adalah organ penting bagi tumbuhan karena di dalamnya
terdapat alat perkembangbiakan. (Saktiyono, 2008)

1. CARTHAMI FLOS
2. CARYOPHYLLI FLOS
3. HIBISCI SABDARIFFAE FLOS
4. JASMINI FLOS
5. MESSUAE FLOS
6. PYRETHRI FLOS
7. WOODFORDIAE FLOS

Nama lain
Nama tanam
Nama lain Kembang Pulu, Kesumba
Keluarga
Nama tanaman asal Carthamus tinctorius (L.) Zat berkhasi
Keluarga Asteraceae
Zat berkhasiat utama/isi Zat warna merah kartamin, zat warna kuning
saflawer, lendir, minyak lemak
Penggunaan Laksativa Penggunaan

Pemerian Bau agak aromatis, rasa pahit


Pemerian
Bagian yang digunakan Bunga dari bunga majemuk
Bagian yang
Waktu panen Untuk tujuan produksi zat warna, panen
dilakukan sebelum bunga yang telah Sediaan
sepenuhnya mekar menjadi layu dan ini terjadi Persyarata
pada hari kedua atau ketiga. Keterlambatan
waktu panen atau karena hujan selama masa
Waktu
berbunga akan menyebabkan berkurangnya
zat warna yang dapat dipanen
Jenis dan perbedaan Ada dua varietas:
1. Daun dengan duri disebut varietas
Typicus tujuan produksi minyak
2. Daun dengan sedikit duri/jarang disebut
varietas lnermis terutama untuk tujuan
produksi zat warna
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
2. CARYOPHYLLI FLOS

Nama lain Cengkeh


Nama tanaman asal Eugenja caryophytlus (Spreng)
Keluarga Myrtaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung Egenol.
Zat serupa damar, tidak berasa, hablurnya
tt warna kuning berupa jarum yang disebut kariofilin, tanin
ak dan gom
Penggunaan Stimulansia, obat mulas, anti emetika,
anestesi lokal gigi
it
Pemerian Bau aromatik kuat, rasa pedas
Bagian yang digunakan Kuncup bunga yang belum mekar
warna, panen
1 yang telah Sediaan Oleum Caryophylli (FI),
u dan ini terjadi Persyaratan kadar Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 15 %
<eterlambatan v/b.
tn selama masa
berkurangnya Waktu panen Tanaman yang sudah berumur 6 tahun dapat
~n
mulai dipetik kuncup bunganya. Kuncup-
kuncup ini mula-mula berwarna putih,
kemudian hijau dan akhirnya merah. Kuncup
~but varietas bunganya harus dipetik sewaktu warnanya
minyak berubah dari hijau menjadi merah. Kemudian
diasapi, lalu dijemur dan dipisahkan dari
jarang disebut
tangkainya.
a untuk tujuan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Zat berkhasiat
3. HIBISCI SABDARIFFAE FLOS

Penggunaan

Pemerian
Bagian yang di
Penyimpanan

Nama lain Bunga Rosela


Nama tanaman asal Hibiscus sabdariffa (L)
Keluarga Malvaceae
Zat berkhasiat utama/isi Vitamin A, B1, B2, C, D, asam amino, pectin,
anti oksidan (gossypetin, antosianin dan
hibiscin), betakaroten
Penggunaan Diuretik, anti hipertensi, anthelmintika,
antitussiva, mengurangi kekentalan darah,
obat kanker
Nama lain
Pemerian Kelopak bunga berwarna merah
Nama tanama
Bagian yang digunakan Kelopak bunga
Keluarga
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Zat berkhasic

4. JASMINI FLOS Penggunaan


Pemerian

Bagian yang

Nama lain Bunga Melati


Penyim
Nama tanaman asal Jasminum sambac (L) W.Ait.
Keluarga Oleaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyakatsiri, asamformat, asambenzoat, asam
asetat ester metil antranil, seskuiterpen,
seskuiterpen-alkohol.
Penggunaan Korigen odoris, antipiretika, laktifuga
Daunnya untuk obat bisul.
Pemerian Bau harum lemah, tidak berasa
Bagian yang digunakan Bunga
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

5. MESSUAE FLOS

tmino, pectin,
1tosianin dan

1thelmintika,
1talan darah,

Nama lain Bunga Nagasari


ah
Nama tanaman asal Messua terrae (L)
Keluarga Clusiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Lemak, protein, asam organik, seperti asam
palmitat, asam linoleat, asam stearat
Penggunaan Antidiare, aromatikum, ekspektoransia.
Pemerian Tidak berbau, rasa sepat, warna coklat
sampai coklat kehitaman
Bagian yang digunakan Perdagangan bunga yang masih kuncup dikenal
dengan nama Sari kurung atau Cangkok
kurung. Bunga yang sudah mekar dikenal
dengan nama Sari mekar atau Cangkok
mekar. Benang sari dikenal dengan nama
Sari murni atau Sari naga atau Podi sari.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
6. PYRETHRI FLOS

Nama lain Bunga Piretri/Bunga Krisan Nama lain

Nama tanaman asal Chrysanthemum cinerariaefolium Nama tan


(Visiani)
Keluarga Asteraceae Keluarga
Zat berkhasiat utama/isi 1. Piretrin I (=Piretrolon+Asam monok- Zat berkh ~
hrisantemat)
Pengguna<
2. Piretrin II (=Piretrolon+Asam dikhrisan-
Pemerian
temat)
Bagian ya
3. Piretrolon Dan Sinerin II
Penyimp
4. MinyakAtsiri yang mengandung Parafin,
Piretrosin & Khrisantemin
Persyaratan kadar Jumlah kadar Piretrin dihitung dengan
menjumlahkan kadar Piretrin I dan Kadar 1.
Piretrin II tidak kurang dari 0,5%
2.
Penggunaan lnsektisida
3.
Pemerian Bau khas, dapat menyebabkan bersin,
rasa mula-mula getir dan pahit kemudian 4.
menimbulkan rasa tebal 5.
Bagian yang digunakan Bunga cawan
Waktu panen Bunga dipetik sebelum mekar. Bunga yang
belum mekar mempunyai kadar Piretrin 2x
lebih tinggi dari bunga yang setengah mekar,
dan yang telah mekar.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
7. WOODFORDIAE FLOS

Nama lain Bunga Sidawayah


·iae{olium Nama tanaman asal Woodfordia fructiosa (L.) atau
Woodfordia floribunda (Salisbury)
Keluarga Lythraceae
am monok-
Zat berkhasiat utama/isi Tan in
Penggunaan Astringensia
n dikhrisan-
Pemerian Bau lemah, rasa kelat dan pahit
Bagian yang digunakan Bunga
ung Parafin, Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

ng dengan Latihan Soal


dan Kadar
% 1. Sebutkan nama tanaman asal dari Cengkeh!
2. Sebutkan khasiat penggunaan dari Jasmini Flos!
3. Sebutkan isi zat berkhasiat dari Bunga Krisan!
an bersin,
: kemudian 4. Sebutkan nama lain dari Messuae Flos!
5. Sebutkan nama familia dari Bunga Sidawayah!

lunga yang
Piretrin 2x
gah mekar,
BABII

1. AMOMI FRUCTUS 12. ISORAE FRUCTUS


2. ANISI FRUCTUS 13. MELALEUCAE FRUCTUS
3. BRUCEAE FRUCTUS 14. MORINDAE CITRIFOLIAE
4. CAPSICI FRUCTUS FRUCTUS
5. CAPSICI FRUTESCENTIS FRUCTUS 15. PANDANUS CONIDEUS
6. COPTIC! FRUCTUS FRUCTUS
7. CORIANDRI FRUCTUS 16. PHALERIAE FRUCTUS
8. CUBEBAE FRUCTUS 17. PIPERIS ALBI FRUCTUS
9. CUMINI FRUCTUS 18. PIPERIS NIGRI FRUCTUS
10. FOENICULI FRUCTUS 19. RETROFRACTI FRUCTUS
11. GOSSYPIUM DEPURATUM 20. TAMARIND! PULPA FRUCTUS
Jenis - jenis

1. AMOMI FRUCTUS

Nama lain Kapulaga, Kapol, Cardamomi Fructus Penyimpan

Nama tanaman asal Amomum compactum (Solan. Ex. Maton)


disebut juga Amomum cardamomum,
Amomum kaputaga (Sprague & Burk)
Keluarga Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri 8% dengan isi utama Sineol
Penggunaan Bumbu masak, bahan pewangi, karminativa,
dibuat tingtur
Pemerian Bau khas aromatik, rasa agak pedas
Bagian yang digunakan Buah yang masak/hampir masak
Waktu panen Panenan buah dimulai tahun kedua dan
ketiga, tergantung pada kondisi pertumbuhan
rumpun dan ketinggian tempat. Umumnya
hasH yang agak berarti baru diperoleh pada
tahun ketiga. Buah sudah dapat dipanen bila
sisa perhiasan bunga yang terdapat pada
ujung karangan bunga sudah luruh/rontok,
karena seluruh buah dari karangan tersebut
:FRUCTUS sudah tua. Kemudian ibu gagang karangan
Bl FRUCTUS bunga dipotong dengan pisau tepat di bawah
buah paling bawah. Musim panen jatuh
GRIFRUCTUS
pada bulan menjelang dan selama musim
CTI FRUCTUS kemarau, yakni bulan Mei - September di
PULPA FRUCTUS Jawa Tengah. Bulan lainnya merupakan
panen kecil.
Jenis - jenis Kapulaga merah besar: kulit buah merah 2
em
Kapulaga merah kecil: kulit buah merah 1,2
em
Kapulaga putih: kulit buah putih (Kapulaga
kapur) 2 em.
Panenan buah yang pertama dilakukan 3
tahun setelah tanam.
Pemetikan buah dilakukan pada tiap 6 - 7
hari sekali.
ni Fructus Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
an. Ex. Maton)
:ardamomum 2. ANISI FRUCTUS
Je & Burk) '

tama Sineol
~i, karminativa
'

1k pedas
asak
un kedua dan Nama lain Buah Adas manis
;i pertumbuhan Nama tanaman asal Pimpinella anisum
>at. Umumnya
liperoleh pada Keluarga Apiaceae
:~.t dipanen bila Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung anetol
erdapat pada 80 - 90%, metilkavikol, anisketon ,
luruh I rontok asetaldehida, terdapat pula minyak lemak,
'
ngan tersebut zat putih telur, hidrat arang
Penggunaan Karminativa, amara, antitussiva,
ekspektoransia, diaforetika
Pemerian Bau khas, aromatik, rasa manis
Bagian yang digunakan Buah yang masak
Sediaan Oleum Anisi (FI), Obat Batuk Putih
Jenis - jenis Buah Adas manis Spanyol berukuran lebih
besar, warna abu-abu kecoklatan, ujung-
ujungnya agak meruncing.
Buah Adas manis Rusia berukuran lebih kecil, Nama lain
warna lebih tua dan bentuk lebih bundar.
Nama tana
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Keluarga

3. BRUCEAE FRUCTUS Zat berkha

Pengguna

Sediaan
Pemerian

Nama lain Tambara marica, Buah Makasar


Nama tanaman asal Brucea javanica (L) Merr, disebut juga
Brucea amarissima Lour Merr. dan Brucea
sumatrana (Roxb)
Keluarga Simarubaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak lemak, zat penyamak, glukosida
brukamarin burseral, brusealin
Penggunaan Obat disentri, hemostatika
Nama lai
Pemerian Bau agak asam, rasa sangat pahit
Nama tal
Bagian yang digunakan Buah yang telah masak dan kering
Keluarga
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Zat berk
ISS iVa,
4. CAPSICI FRUCTUS
an is

k Putih
=rukuran lebih
klatan, ujung-

ran lebih keci!


lebih bundar. ' Nama lain Cabe, Capsicum cayenne pepper, Lombok
Nama tanaman asal Capsicum annum (L)
Keluarga Solanaceae
Zat berkhasiat utama/isi Kapsisin, vitamin C, damar, zat warna
kapsantin dan karoten
Penggunaan Stomakikum, tingturnya sebagai obat
gosok
Sediaan Kayo Cabe ®
Pemerian Bau merangsang, rasa pedas
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

r 5. CAPSICI FRUTESCENTIS FRUCTUS


lisebut juga
dan Brucea

, glukosida

lit Nama lain Buah Cabe rawit


ing Nama tanaman asal Capsicum frutescens (L)
Keluarga Solanaceae
Zat berkhasiat utama/isi Kapsisin, vitamin C, damar, zat warna,
kapsantin dan karoten
Penggunaan Stimulan, stomakikum, karminativa, amara Keluarga
Pemerian Bau merangsang, rasa sangat pedas Zat berkhasiat
Bagian yang digunakan Buah yang masak
Persyaratan ka
Jenis - jenis 1. Cabe rawit atau cengek leutik buahnya
kecil, berdiri tegak pada tangkainya,
yang muda berwarna hijau, setelah Penggunaan
masak berubah menjadi merah Pemerian
2. Cengek domba atau cengek bodas,
buahnya lebih besar dari cengek leutik, Bagian yang di
yang muda berwarna putih seteleh tua
berubah menjadi jingga Penyimpanan

3. Ceplik, buahnya besar, yang muda


berwarna hijau setelah tua berubah
menjadi merah Varietas minimum Bird
pepper atau chilitepin
Varietas abberviatum cabe domba, lombok bundar, bell cayenne,
sweetpepper
Varietas longum long cayenne, green chili, cabe gede, lombok
abang. Yang dimaksud dengan lombok kering:
buah tua dan masak yang utuh dari tanaman
lombok merah Capsicum annum (L) varietas
longum L. (sendt) yang dikeringkan dan Nama lain
dibuang tangkainya/gagang buahnya Nama tanam
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik Keluarga
Zat berkhasia
6. COPTICI FRUCTUS
Penggunaan
Pemerian

Bagian yang
Waktu panen

Nama lain Buah Mungsi


Nama tanaman asal Carum copticum (Benth)
1a, amara Keluarga Apiaceae
jas Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang menganduog timol, karvon,
limonen
<buahnya Persyaratan kadar Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 1,6%
1gkainya, v/b
, setelah Penggunaan Karminativa, desinfektan
ah
Pemerian Bau dan rasa khas aromatik seperti timol,
< bodas, rasa agak pedas
~k leutik,
teleh tua Bagian yang digunakan Buah yang masak dan kering
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
rg muda
berubah 7. CORIANDRI FRUCTUS
1um Bird

ayenne,

, lombok
<kering:
anaman
varietas
:an dan Nama lain Ketumbar
ra Nama tanaman asal Codandrum sativum (L)
Keluarga Apiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung koriandrol,
terdapat pula minyak lemak
Penggunaan Karminativa, laktagoga, anti emetika
Pemerian Buah yang diremas berbau aromatik, rasa
khas lama -lama agak pedas
Bagian yang digunakan Buah yang masak dan kering
Waktu panen Tanaman dapat dipanen jika warna bijinya
berubah dari hijau menjadi coklat kuning,
pada umur 3 - 3,5 bulan dari waktu
tan am.
Panen dilakukan dengan cara memotong
tanaman atau mencabutnya. Tanaman diikat,
kemudian dijemur selama seminggu atau
lebih. Biji dilepaskan dari buahnya dan
dijemur lagi sampai kering.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

8. CUBEBAE FRUCTUS

Keluarga
Zat berkhasic

Penggunaan
Pemerian
Nama lain Buah Kemukus
Bagian yang
Nama tanaman asal Piper cubeba (L.)
Waktu pane
Keluarga Piperaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri, asam kubeba, kubebin, piperin,
minyak lemak
Penggunaan Obat radang selaput lendir saluran kemih
diuretika, karminativa, anti emetika
Pemerian Bau khas aromatik, rasa agak pedas dan
pahit
Bagian yang digunakan Buah yang telah tua tetapi belum masak
Pemalsuan Dengan buah-buah dari Piper crassipes,
Piper moWssimum, dan piper lainnya yang
bentuknya mirip dengan buah kemukus
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Nama sinon
Nama tanar
n cara memotong 9. CUMIN I FRUCTUS
va. Tanaman diikat,
na seminggu atau
iari buahnya dan
ng.
aik

Nama lain Buah Jinten putih


Nama tanaman asal Cuminum cyminum (L)
Keluarga Apiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung kuminal,
lemak
Penggunaan Stimulansia, karminativa, stomakikum
Pemerian Bau khas aromatik, rasa khas
Bagian yang digunakan Buah yang masak dan kering
Waktu panen Panenan dilakukan bila tanaman mulai
mengering, biji sudah tidak berwarna hijau
1, kubebin, piperin, tua lagi, dengan cara mencabut tanaman.
Setelah itu tanaman dijemur dan diirik,
jir saluran kemih dipukul - pukul dengan kayu agar bijinya
terlepas dari buahnya.
mti emetika
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
1 agak pedas dan

10. FOENICULI FRUCTUS


tpi belum masak
Piper crassipes,
)iper lainnya yang
buah kemukus
aik

Nama sinonim Buah Adas


Nama tanaman asal Foeniculum vulgare (Mill.)
Keluarga Apiaceae Bagian yang di

Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung anetol, fenkon


(rasa pahit), metal khavikol, anisaldehida,
minyak lemak Sediaan
Penggunaan Karminativa, obat gosok anak, ekspektoransia, Penyimpanan
amara
Pemerian Bau khas aromatik, rasa mirip kamfer
Bagian yang digunakan Buah yang masak
Sediaan Oleum Foeniculi (FI), Minyak Telon
Waktu panen Panenan dilakukan pada waktu buah hampir
masak, dilakukan dengan memotong batang
tanaman. Setelah itu dijemur dipanas
matahari selama 4 - 5 hari hingga kering,
batang dipukul-pukul hingga buah terlepas.
Kemudian ditampi untuk memisahkan
buahnya
Nama
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Keluarga
Zat berkhasi
11. GOSSYPIUM DEPURATUM Penggunaan
Pemerian

Nama lain Kapas Murni


Nama tanaman asal Spesies gossypium a.l Gossypium
hirsutum
Keluarga Malvaceae
Zat berkhasiat utama/isi Selulosa
Penggunaan Untuk alat kesehatan (pembalut)
Pemerian Hampir tidak berbau, praktis tidak berasa
Bagian yang digunakan Rambut-rambut biji yang telah dibebaskan
1etol, fenkon dari lemak-lemak dan kotoran-kotoran yang
lisaldehida, melekat kemudian diputihkan
Sediaan Kapas steril
pektoransia, Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

kamfer 12. ISORAE FRUCTUS

~lon

uah hampir
:ong batang
Jr dipanas
~ga kering,
1h terlepas.
~misahkan
Nama lain Buah Puteran, Kayu Ules
Nama tanaman asal Helie teres isora (L.)
Keluarga Sterculiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Alkaloida
Penggunaan Anti diare, emoliensia
Pemerian Tidak berbau, tidak berasa
Bagian yang digunakan Buah
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

13. MELALEUCAE FRUCTUS

•ssypium

Nama lain Buah Kayuputih I Merica Bolong


ak berasa Nama tanaman asal Melaleuca leucadendra (L.)
Keluarga Myrtaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri
Penggunaan Karminativa
Pemerian Bau khas, simplisia kering tidak berasa,
simplisia basah agak pedas
Bagian yang digunakan Buah berikut dasar bunganya
Waktu panen Setelah tanaman berumur 3 - 4 tahun untuk
tujuan panen buah, tanaman tidak dipangkas
tiap tahun, agar tanaman sempat berbunga
Nama lain
dan berbuah
Nama tanam
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Keluarga
14. MORINDAE CITRIFOLIAE FRUCTUS Zat berkhasi

Penggunaan

Pemerian
Bagian yan
Sediaan
Keterangan
Nama lain Mengkudu, Pace, Buah Noni
Nama tanaman asal Morinda citrifoHa
Keluarga Rubiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Morindin, morindon
Penggunaan Antidiabetika, antihipertensi, roboransia,
ekspektoransia Penyimpan
Pemerian Rasa dan bau tajam
Bagian yang digunakan Buah yang sudah masak
Sediaan Pacekap ® Kapsul
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
15. PANDANUS CONIDEUS FRUCTUS

~ tidak berasa
'
ya
- 4 tahun untuk
tidak dipangkas
mpat berbunga
Nama lain Papuan Red Fruit!Buah Merah
Nama tanaman asal Pandanus conideus
Keluarga Pandanaceae
Zat berkhasiat utama/isi Betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam
linoleat dan dekanoat.
Penggunaan Anti hipertensi, anti gout, anti kolesterol
obat kanker, tumor dan HIV
Pemerian Rasa seperti minyak
Bagian yang digunakan Buah
Sediaan Minyak Buah Merah
Keterangan Buah Merah tumbuh pada ketinggian 1.000
s.d. 3.000 meter di atas pemukaan laut,
bentuk buahnya seperti nangka dengan
panjang sampai 1,5 meter.
Buah merah dapat ditemukan di hutan-
hutan di seluruh Papua, namun terbanyak
, roboransia , di Jayawijaya.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Keluarga
16. PHALERIAE FRUCTUS
Zat berkhasia

Nama lain Buah Mahkota dewa, Phaleria papuana Penggunaan


Nama tanaman asal Phaleria macrocarpa
Keluarga Thymelacaceae Pemerian

Zat berkhasiat utama/isi Alkaloid, saponin, polifenol Bagian yang

Penggunaan Antihipertensi, anti gout, anti diabetes, Pan en


obat kanker, hemostatika dan antidota
Pemerian Rasa sangat pahit
Bagian yang digunakan Daging buah yang dikeringkan
Waktu panen Buah bentuknya bulat berdiameter 3 - 5
em permukaan licin, beralur, ketika muda
warnanya hijau dan merah setelah masak.
Daging buah berwarna putih, berserat dan
berai~ perbanyakan dengan cangkok dan
bijinya.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

17. PIPERIS ALB I FRUCTUS

Nama lain
Nama tanar
Keluarga
Zat berkha5

Nama sinonim Lada putih, Merica putih


Nama tanaman asal Piper nigrum (L)
Keluarga Piperaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri berisi felandren, kariofilen.
Alkaloida khavisin (berupa hablur putih
kekuningan, rasa amat pedas), Piperin (tidak
larut dalam air), mula-mula tidak berasa,
lama-lama pedas dan tajam, oleh alkali
diuraikan jadi piperidin dan asam piperat.
Piperidin (cairan atsiri larut dalam air dan
alkohol). Piperitina.
ia papuana Penggunaan Karminativa, diuretika, anti emetika,
antidota
Pemerian Bau aromatik, rasa pedas
Bagian yang digunakan Buah yang hampir masak
anti diabetes, Pan en Lada putih diperoleh dari buah-buah yang
an antidota hampir masak, direndam air dan dikupas
kulit luarnya kemudian dijemur kurang pedas
tetapi lebih aromatik dari lada hitam
an
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
jiameter 3 - 5
1r, ketika muda
setelah masak.
18. PIPERIS NIGRI FRUCTUS
l, berserat dan
n cangkok dan

Nama lain Lada Hitam, Merica Hitam


Nama tanaman asal Piper nigrum (L)
Keluarga Piperaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri berisi felandren,kariofilen.
Alkaloida khavisin (berupa hablur putih
kekuningan, rasa amat pedas), Piperin (tidak
larut dalam air), mula-mula tidak berasa,
lama-lama pedas dan tajam, oleh alkali
diuraikan jadi piperidin dan asam piperat.
Piperidin (cairan atsiri larut dalam air dan
alkohol). Pi periti na.
Persyaratan kadar Minyak atsiri tidak kurang dari 1 % v /b
Penggunaan Karminativa, iritasi lokal, diuretika, antidota
anti emetika,
Pemerian Bau khas aromatik, rasa pedas
Bagian yang digunakan Buah yang belum masak
Waktu panen Buah-buah dipetik selagi masih hijau, dijemur
atau dikeringkan di atas api sampai menjadi
hitam dan berkeriput. Pengeringan di atas
api dengan agak berbau asap, justru ini
yang banyak disukai.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Keluarg
19. RETROFRACTIFRUCTUS Zat berk

Penggun
Pemeria
Bagian y
Sediaan
Penyimp

Nama lain Cabe Jawa, Lada panjang, Cabe jamu


Nama tanaman asal Piper retrofractum (Vahl.)
Latiha
Keluarga Piperaceae
1. Set
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri, piperin, piperidin, damar
Penggunaan Stimulansia , karminativa, diaforetika, 2. Se
diuretika, antispasmodika 3. Je
Pemerian Bau khas aromatik, rasa pedas
4. Se
Bagian yang digunakan Buah majemuk yang telah tua tetapi belum
masak 5. Se
m, oleh alkali Keterangan Tanaman perlu dipangkas setinggi 1,5 meter
asam piperat. dari tanah agar dapat berbunga
dalam air dan Penyimpanan Dalam wadah tertutup .baik

ari 1 %v/b
20. TAMARIND! PULPA FRUCTUS
etika, antidota

as

hijau, dijemur
tmpai menjadi
ringan di atas
~p, justru ini
Nama lain Asam jawa, Pulpa Tamarindorum cruda
Nama tanaman asal Tamadndus indica (L.)
Keluarga Caesalpiniaceae
Zat berkhasiat utama/isi Asam-asam organik antara lain asam tartrat,
asam sitrat, asam malat
Penggunaan Pencahar lemah
Pemerian Bau man is asam, rasa asam agak man is
Bagian yang digunakan Daging buah
Sediaan Jamu Kunyit Asam
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

be jamu

Latihan Soal
in, damar 1. Sebutkan jenis minyak atsiri yang terkandung dalam Anisi Fructus!
Haforetika, 2. Sebutkan khasiat penggunaan Buah Mahkota Dewa!
3. Jelaskan perbedaan cara panen Lada Putih dan Lada Hitam!
4. Sebutkan tiga simplisia fructus dari familia Apiaceae!
etapi belum
5. Sebutkan nama tanaman asal dari Cabe dan Cabe rawit!
BIB Ill
SEMEN

1. ARECAE SEMEN 6. MYRISTICAE SEMEN


2. COFFEAE SEMEN 7. MYRISTICAE ARILLUS
3. COLAE SEMEN 8. NIGELLAE SATIVAE SEMEN
4. CUCURBITAE SEMEN 9. PARKIAE SEMEN
5. FOENIGRAECI SEMEN 10. STRYCHNI SEMEN
Zat berkhasiat
1. ARECAE SEMEN
Penggunaan
Pemerian
Bagian yang di
Penyimpanan

3. COLAE

Nama lain Biji Pinang, Jambe


Nama tanaman asal Areca catechu (L)
Keluarga Arecaceae
Zat berkhasiat utama/isi Alkaloid berupa arecolin, tanin,
Penggunaan Miotika, anthelmintika khususnya cacing
pita, astringensia
Nama lain
Pemerian Bau lemah, rasa kelat dan agak pahit
Nama tanama
Bagian yang digunakan Biji
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik Keluarga
Zat berkhasiat
2. COFFEAE SEMEN

Penggunaan

Pemerian

Nama lain Biji Kopi Bagian yang d

Nama tanaman asal Coffea arabica Linden ex de Wildem Sediaan


disebut juga Coffea canephora piere ex Penyimpanan
Froehner varietas Robusta dan beberapa
spesies Coffea lainnya
Keluarga Rubiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Kofein, asam kofeotanat, ksantin
Penggunaan Antidota, antipiretika, diuretika
Pemerian Bau aromatik khas, rasa pahit
Bagian yang digunakan Biji yang telah disangrai dari buah masak
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

3. COLAE SEMEN

n,
1snya cacing

k pahit Nama lain Biji Kola


Nama tanaman asal Beberapa species cola a.l : Cola nitida dan
Cola acuminata (Schott et. Endl.)
Keluarga Stercul iaceae
Zat berkhasiat utama/isi Kofeina, sebagian bebas dan sebagian terikat
dengan zat penyamak sebagai kolatin dan
kolatein, terdapat pula theobromina, zat
penyamak, kolalipase, kola-oksidase, zat
warna merah kola.
Penggunaan Minuman yang menyegarkan seperti halnya
dengan teh, kopi, guarana dan lain-lainnya
karena berisi kofeina
Pemerian Bau lemah, rasa pahit dan sepat
Bagian yang digunakan Keping biji dan inti biji
de Wildem Sediaan Colae Extractum (F. I)
•a piere ex Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
1 beberapa
4. CUCURBITAE SEMEN Zat berkhas

Penggunaa

Pemerian

Bagian yan
Waktu pan
Nama lain Biji Labu merah
Nama tanaman asal Cucurbita moschata (Duchesne)
Keluarga Cucurbitaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak lemak; zat yang aktif terhadap
pengobatan cacing pita, terdapat dalam
embrio dan selaput hijaunya.
Penggunaan Obat cacing pita, diberikan sebagai emulsa
segar
Pemerian Tidak berbau, rasa seperti minyak
Bagian yang digunakan Biji segar
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

5. FOENIGRAECI SEMEN

Nama lain Biji Klabet


Nama tanaman asal Trigonella foenumgraecum (L.)
Keluarga Papi l ionaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri, alkaloida trigonelin (alkaloida
tanpa khasiat), zat pahit, zat warn a
kuning.
Penggunaan Aromatika, emoliensia, diuretika,
laksativa
Pemerian Bau aromatik khas, rasa agak pahit, tidak
enak
Bagian yang digunakan Biji
Waktu panen Setelah berumur 3 - 4 bulan, tanaman
dapat dipanen. Panenan dapat dilakukan
;ne) setelah buah masak, tanaman dicabut,
dijemur sampai buahnya kering. Buah
yang kering ditumbuk untuk mengeluarkan
tif terhadap bijinya Setelah itu biji ditampi/diayak untuk
japat dalam memisahkan dari kotorannya yang masih
terbawa, kemudian dijemur hingga kering
)agai emulsa dan disimpan.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

6. MYRISTICAE SEMEN

Nama lain Pala, Nutmeg, Nux Moschata


Nama tanaman asal Myristica fragrans (Houtt)
Keluarga Myristicaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung miristin
(bersifat membius), kamfen, minyak
lemak terutama berupa gliserida dari asam
miristinat, asam oleat dan asam linoleat.
Penggunaan Aromatika, karminativa, stimulansia setempat Persyaratan k;
terhadap saluran pencernaan, miristin
berkhasiat membius, menyebabkan rasa Penggunaan
kantuk dan memperlambat pernafasan
Pemerian
Pemerian Bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak
pedas dan agak menimbulkan rasa tebal di
lidah Bagian yang c

Bagian yang digunakan Inti biji buah yang masak Penyimpanan

Waktu panen Setelah berumur 8- 9 tahun, terus menerus


berbunga dan berbuah sampai berumur
70 - 80 tahun. Agar pohon dapat berbuah
baik, maka secara okulasi, cabang bunga
jantan ditempelkan pada pohon betina.
Pemungutan buah dilakukan 3 x setahun,
daging buah dibuang, selubung biji diambil
hati-hati dipipihkan dan dijemur, biji juga
dijemur atau dikeringkan diatas api sampai
berbunyi. Apabila dikocok, dipecah, kulit
biji dibuang dan diolesi kapur
Sediaan Lelap® Kapsul Nama lain
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik Nama tana
Keluarga
7. MYRISTICAE ARILLUS Zat berkhas

Penggunaan
Pemerian
Bagian yang
Sediaan
Penyimpana

Nama lain Kembang pala, Macis


Nama tanaman asal Myristica fragrans (Houtt.)
Keluarga Myristicaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri terutama miristin, Kamfen,
eugenol, minyak lemak
msia setempat Persyaratan kadar Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 9 %
an, miristin v/b
~babkan rasa
Penggunaan Karminativa, aromatika
ernafasan
Pemerian Bau khas aromatik, rasa agak pedas dan
< pahit, agak
menimbulkan rasa tebal dilidah
rasa tebal di
Bagian yang digunakan Selubung biji buah yang masak
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

~rus menerus
>ai berumur 8. NIGELLAE SATIVAE SEMEN
pat berbuah
1bang bunga
han betina.
I x setahun,
: biji diambil
tur, biji juga
s api sampai
oecah, kulit

Nama lain Biji Jinten hitam pahit.


Nama tanaman asal Nigella sativa (L.)
Keluarga Ranunculaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri, minyak lemak, glukosida
beracun melantin.
Penggunaan Stimulansia, karminativa, diaforetika
Pemerian Bau khas aromatik, rasa pahit
Bagian yang digunakan Biji
Sediaan Hobat® Kapsul
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

1, Kamfen,
9. PARKIAE SEMEN Persyaratan
Penggunaan

Pemerian
Bagian yang
Sediaan
Penyimpana

Nama lain Biji Kedawung, Biglobosae Semen


Nama tanaman asal Parkia roxburghii (G.Don.) atau Parkia
biglobosa (Bentha) Latihan Soc
Keluarga Mimosaceae 1. Sebutk1
Zat berkhasiat utama/isi Glukosida, damar, tanin, sistin. mengk
Penggunaan Anti diare, astringensia 2. Sebutk
untuk <
Pemerian Bau khas, rasa khas, agak pahit
3.
Bagian yang digunakan Biji
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
4.

10. STRYCHNI SEMEN


5. Sebut
golon

Nama lain Biji Strihni


Nama tanaman asal Strychnos nux - vomica
Keluarga Loganiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Alkaloida terutama strichnina dan brusina,
terdapat pula minyak lemak, glukosida
logan in
Persyaratan kadar Kadar strichina tidak kurang dari 1,2 %
Penggunaan Amara, stimulansia, antidota (pada keracunan
obat tidur dari golongan barbiturat)
Pemerian Tidak berbau, rasa sangat pahit
Bagian yang digunakan Biji yang masak
Sediaan Strychni Nitras - F. I.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

1en
tau Parkia
Latihan Soal
1. Sebutkan nama simplisia Semen yang memberikan rasa segar setelah
mengkonsumsinya!
2. Sebutkan bentuk sediaan dari Cucurbitae Semen yang berkhasiat
untuk obat cacing pita!
t
3. Sebutkan zat berkhasiat yang bersifat membius yang terkandung
dalam Biji Pala!
4. Sebutkan bagian mana dari Myristicae Arillus yang digunakan untuk
pengobatan!
5. Sebutkan simplisia Semen yang berkhasiat sebagai antidotum
golongan!

dan brusina,
<, glukosida
BIB IV
AMYLUM

1. AMYLUM MANIHOT
2. AMYLUM MAYDIS
3. AMYLUM ORYZAE
4. AMYLUM SOLANI
5. AMYLUM TRITICI
Keluarga
1. AMYLUM MANIHOT
Zat berkha'
Penggunaa1
Pemerian

Bagian yan
Penyimpan

Nama lain Pati Singkong 3. AM


Nama tanaman asal Manihot utWssima (Pohl.)
Keluarga Euphorbiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Amilosa dan amilopektin
Penggunaan Bahan penolong untuk sediaan obat
Pemerian Serbuk halus kadang-kadang berupa gumpalan
kecil, warna putih tidak berbau, tidak
be rasa
Nama lain
Bagian yang digunakan Pati yang diperoleh dari umbi akar
Nama tan
Sediaan Acidi Salicylici Zinci Oxydi Lotio (Form.
Nas) Keluarga
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik Zat berkha
Pengguna
2. AMYLUM MAYDIS Pemerian

Bagian yan
Penyimpa

01
(

Nama lain Pati Jagung, Maizena, Corn starch


Nama tanaman asal lea mays (L.)
Keluarga Poaceae.
Zat berkhasiat utama/isi Amilosa, amilopektin
Penggunaan Bahan penolong untuk sediaan obat
Pemerian Serbuk halus warna putih, tidak berbau,
rasa lemah
Bagian yang digunakan Pati yang diperoleh dari biji yang masak
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

3. AMYLUM ORYZAE

<:. ••
obat
1pa gumpalan 1i....•
.
rbau, tidak

Nama lain Pati Beras


akar
Nama tanaman asal Oryza sativa (L.)
.otio (Form.
Keluarga Poaceae.
Zat berkhasiat utama/isi Amilosa, amilopektin
Penggunaan Bahan penolong untuk sediaan obat
Pemerian Serbuk sangat halus, warna putih, tidak
berasa dan tidak berbau
Bagian yang digunakan Pati yang diperoleh dari biji
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

:arch
Pemerian
4. AMY UM SOLANI

Bagian yang d
Sediaan

(
Nama lain Pati Kentang
Nama tanaman asal Solanum tuberosum (L.) Penyimpanan
Keluarga Solanaceae
Zat berkhasiat utama/isi Amilosa dan amilopektin
Latihan Soal
Penggunaan Bahan penolong untuk sediaan obat
1. Gambarl
Pemerian Serbuk halus, warna putih, tidak berbau mikrosko
Bagian yang digunakan Pati yang diperoleh dari umbi 2. Sebutka
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik 3. Sebutka
4. Sebutka
5. AMYLUM TRITICI tam bah
5. Sebutkar

Nama lain Pati Gandum, Pati Terigu


Nama tanaman asal Tritkum vulgare (Vill.)
Keluarga Poaceae
Zat berkhasiat utama/isi Amilosa dan amilopektin
Penggunaan Bahan penolong untuk sediaan obat.
Pemerian Serbuk sangat halus, warna putih, tidak
berbau, hampir tidak berasa putih, tidak
berbau, tidak berasa
Bagian yang digunakan Pati yang diperoleh dari buah
Sediaan Aluminii Hydroxydi Compressi (Form.
Nas):
Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta (Form .
Nas)
Resorcinoli Unguentum Compositum (Form.
Nas)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

Latihan Soal
aan obat
1. Gambarkan bentuk sel Amylum Manihot dari pengamatan
tidak berbau mikroskopis!
nbi 2. Sebutkan zat berkhasiat yang terkandung dalam amylum!
{
3. Sebutkan nama lain dan nama tanaman asal Amylum Maydis!
4. Sebutkan bagian dari Triticum vulgare yang digunakan sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan sediaan obat!
5. Sebutkan nama familia Amylum Oryzae dan Amylum Solani!

liaan obat.
BABV
OLEUM

1. OLEUMANISI 12. OLEUM FOENICULI


2. OLEUM AURANTII 13. OLEUM IECORIS ASELLI
3. OLEUM CACAO 14. OLEUM MAYDIS
4. OLEUM CAJUPUT! 15. OLEUM MENTHAE PIPERITAE
5. OLEUM CANANGA 16. OLEUM OLIVAE
6. OLEUM CARYOPHYLLI 17. OLEUM POGOSTEMONI
8. OLEUM CITRI 19. OLEUM ROSAE Penyimpan
9. OLEUM CITRONELLAE 20. OLEUM SESAMI
10. OLEUM COCOS 21 . OLEUM SHOREAE
11 . OLEUM EUCALYPTI

1. OLEUM ANISI

Nama lain
Nama tana
Nama lain Minyak Adasmanis, Anise Oil, Assentia Keluarga
Anisi
Zat berkhas
Nama tanaman asal Pimpinella anisum (L) atau verum (Hook. f)
Persyaratan
Keluarga Apiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Anetol,metilkhavikol (isomer dari anetol), Penggunaa
anisaldehida dan terpen
Pemerian
Penggunaan Obat batuk,perangsang peristaltik pada
mulas
Cara memp
Pemerian Cairan tidak berwarna atau kuning
pucat,membias cahaya dengan kuat,bau
khas aromatik, rasa khas agak manis,jika
Pembuatan
sejuk menghablur
Sed ian 1. Benzocaini Opii Tinctura (Form.Nas)
2. Amonii Anisi Spirituosa (Form Nas)
3. Patio Alba (Form.Nas)
Cara memperoleh Minyak atsiri yang diperoleh dengan
penyulingan uap buah yang masak
;AE Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi
penuh, terlindung dari cahaya,jika
AMI menghablur sebelum digunakan harus
)REAE dipanaskan hingga mencair.

2. OLEUM AURANTII

Nama lain Minyak Jeruk manis


Nama tanaman asal Citrus sinensis (L.)
Oil, Assentia Keluarga Rutaceae
Zat berkhasiat utama/isi d-limonen, campuran sitral, sitronelal
erum (Hook. f) Persyaratan kadar Kadar aldehida tidak kurang dari 1,0% dan
tidak lebih dari 3,0%
~r dari anetol), Penggunaan Obat bronkhitis menahun, aromatika
Pemerian Cairan kuning muda atau coklat kekuningan,
!ristaltik pada bau khas aromatik, rasa khas
Cara memperoleh Minyak atsiri yang dikandung diperoleh
atau · kuning dengan pemerasan kulit buah terluar yang
ngan kuat, bau masak dan segar.
gak manis,jika
Pembuatan 1. Cara Sisilia: Kulit buah diperas dengan
tangan diantara bunga karang, minyak
(Form.Nas) yang menyerap dalam bunga karang
Form Nas) dikumpulkan
2. Cara Perancis: Kulit buah diguling-
gulingkan dalam tong berduri, minyak
~roleh dengan yang keluar dari luka-luka kulit buah
~ masak dikumpulkan
3. Cara Guinea: Kulit digaruk dengan Sediaan
sendok tajam, minyak yang terkumpul
pada sendok ditaruh dalam panci
4. Cara Kalifornia: Selurun buah diperas,
dipusingkan sehingga terpisah bagian Cara memper
padat, bagian air jeruk dan bagian
minyak
5. Cara lain yang tidak khusus: buah diparut
kulitnya atau kulit buahnya digiling
antara dua silinder Penyimpanan

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

3. OLEUM CACAO

Nama lain

Nama lain Lemak Coklat Nama tanam

Nama tanaman asal Theobroma cacao (L.)


Keluarga
Keluarga Sterculiaceae
Zat berkhasi<
Zat berkhasiat utama/isi Sebagian besar gliserida dari asam stearat,
asam palmitat, asam oleat dan asam laurat.
Terdapat pula sejumlah kecil gliserida dan
asam arakhidat, asam linoleat, asam formiat,
asam asetat dan asam butirat Persyaratan

Penggunaan Bahan tambahan dalam sediaan kosmetik,


dan supositoria Penggunaan

Pemerian Lemak padat, warna putih kekuningan,


bau khas aromatik, rasa khas lemah, agak
rapuh pada suhu 25°( menjadi lunak atau Pemerian
mencair
garuk dengan Sediaan 1. Aminophyllin Suppositoria (Form. Nas.)
ang terkumpul
2. Bibazae Suppositoria
lam panci
3. Bisacodyl Suppositoria
1 buah diperas,
~rpisah bagian Cara memperoleh Lemak yang diperoleh dengan pemerasan
1k dan bagian panas biji yang telah dihilangkan kulit
bijinya dan telah dipanggang, digiling dengan
penambahan natrium karbonat lalu diperas
IS: buah diparut
selagi masih panas
thnya digiling
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

4. OLEUM CAJUPUT!

Nama lain Minyak Kayuputih


Nama tanaman asal Melaleuca leucadendra (L.) dan Melaleuca
minor (Sm)
Keluarga Myrtaceae
Zat berkhasiat utama/ lsi Minyak atsiri yang mengandung sineol
asam stearat,
(kayuputol), terpinol bebas atau sebagai
n asam laurat.
ester dengan asam cuka, asam mentega,
gliserida dan
asam valerat
asam formiat,
t Persyaratan kadar Kadar sineol tidak kurang dari 50 % dan
tidak lebih dari 65 %
tan kosmetik,
Penggunaan Sebagai obat gosok pada sakit encok dan
rasa nyeri lainnya, kadang - kadang untuk
kekuningan,
obat batuk
; lemah, agak
di lunak atau Pemerian Cairan tidak berwarna, berwarna kuning
atau hijau, bau khas aromatik, rasa pahit
Sedian 1. Balsamum Rubrum (Form. Nas) 6.
2. Methyl is Salicylatis Linimentum (Form.
Nas)
3. Thymoli Solutio Aromaticae (Form.
Nas)
Cara memperoleh Minyak atsiri yang dikandung diperoleh
dengan penyulingan uap daun dan ranting
atau penyulingan air
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Nama lain
5. OLEUM CANANGA Nama tanam .
Keluarga
Zat berkhasio
Penggunaan

Pemerian

Nama lain Minyak Kenanga


Nama tanaman asal Canangium odoratum (Hook & Thoms) Sed ian
Keluarga Anonaceae
Zat berkhasiat utama/isi Alkohol dengan ester (metil-benzoat, linalool, Cara mempe
terpineol)
Penggunaan Zat tambahan - parfum
Penyimpanan
Pemerian Minyak cair warna kuning muda, bau khas,
sangat harum
Cara memperoleh Dengan penyulingan uap bunga yang segar
dan belum mekar
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Nas) 6. OLEUM CARYOPHYLI
~ntum (Form.

icae (Form.

1g diperoleh
1dan ranting

Nama lain Minyak Cengkeh, Clove Oil


Nama tanaman asal Eugenia caryophyllata (Sreng)
Keluarga Myrtaceae
Zat berkhasiat utama/isi Egenol, asetilegenol, kariofilen
Penggunaan Obat sakit gigi, obat mulas, kadang untuk
obat batuk
Pemerian Minyak cair, yang baru disuling, tidak
berwarna atau kuning pucat, jika disimpan
atau kena udara warna berubah makin tua
dan makin kental, bau dan rasa seperti
cengkeh
1 & Thoms) Sed ian Oleum Ricini Aromaticum (Form.Nas),
Balsamum Rubrum (Form. Nas)
nzoat, linalool, Cara memperoleh Dengan penyulingan air atau penyulingan
uap dari kuncup bunga yang telah
dikeringkan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
Jda, bau khas,
terlindung dari cahaya

1ga yang segar


7. OLEUM CINNAMOMI 8.

Nama lain
Nama lain Minyak Kayumanis, Oleum Ciaoi
Nama tanama
Nama tanaman asal Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga
Keluarga Lauraceae
Zat berkhasiat
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung sinamilaldehida,
egenol, felandren Persyaratan k

Persyaratan kadar Kadar aldehida jumlah dihitung sebagai


Penggunaan
sinamilaldehida 60,0%- 75,0%
Penggunaan Obat gosok, obat mulas, pengawet sediaan
Pemerian
syrup
Pemerian Cairan warna kuning atau merah kecoklatan,
bau dan rasa khas
Cara mempero
Sed ian G? Oleum lecoris Emulsum (Form. Nas)
G? Balsamum Rubrum (Form. Nas.) Penyimpanan
G? Oleum Ricini Aromaticum (Form. Nas.)
Cara memperoleh Minyak atsiri tersebut diperoleh dengan
penyulingan air atau penyulingan uap kulit
9.
batang dan kulit cabang
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi
penuh, terlindung dari cahaya, di tempat
sejuk
8. OLEUM CITRI

Nama lain Minyak Jeruk, Lemon oil


.iaoi
Nama tanaman asal Citrus lemon (L.)
:BI)
Keluarga Rutaceae
Zat berkhasiat utama/isi Sitral, d-limonen dan felandren
sinamilaldehida,
Persyaratan kadar Kadar aldehida jumlah dihitung sebagai
sitral tidak kurang dari 3,5%
1itung sebagai
Penggunaan Obat batuk, perangsang peristaltik pad a
,,Q%
mulas, bahan pewangi
1gawet sediaan
Pemerian Cairan warna kuning pucat atau kuning
kehijauan, bau khas aromatik, rasa pedas
rah kecoklatan, dan agak pahit
Cara memperoleh Dengan cara pemerasan peri karp segar yang
[Form. Nas) masak atau hampir masak
n. Nas.) Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
11 (Form. Nas.)
1eroleh dengan
9. OLEUM CITRONELLAE
lingan uap kulit

> rapat, terisi


aya, di tempat

Nama lain Minyak Sereh


Nama tanaman asal Cymbopogon nardus (Rendle), Cymbopogon
winterianus (Jowitt) atau varietas dan
hibrida dari kedua spesies tersebut
Keluarga Poaceae Pemerian
Zat berkhasiat utama/isi Geraniol dan sitronelal, terdapat pula
metilheptanon, terpen-terpen, terpenalkohol Sed ian
dan asam-asam organik. Cara mempe
Persyaratan kadar Kadar eugenol 85,0%- 90,0%
Penggunaan Aromatika dan penghalau serangga karena
mengandung metilheptanon Cara Pembu
Pemerian Cairan warna kuning pucat sampai kuning 1.
tua, bau khas enak menga
%)yang
Cara memperoleh Minyak atsiri yang diperoleh dengan
Minyak
penyulingan uap dari daun
yang p
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi dikoco
penuh, terlindung dari cahaya

10. OLEUM COCOS 2. Oleum


suling b
telah di
asam le
teruta
Penyimpanar

Nama lain Minyak Kelapa, Coconut Oil


Nama tanaman asal Cocos nudfera
Keluarga Palmae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak lemak gliserida dari asam laurat,
asam miristinat, asam kaprilat, asam oleat,
asam palmitat, asam kaprat, asam stearat,
asam kaproat
Penggunaan Untuk bahan dasar membuat salep, shampoo,
Nama lain
sabun yang dapat dipakai untuk mencuci
Nama tanam
varietas dan dengan air taut atau air yang kadar kalsiumnya
rsebut tinggi
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning
pucat, bau khas tidak tengik
~rdapat pula
terpenalkohol Sed ian Oleum Cocos Purum (FI)
Cara memperoleh Minyak kelapa yang diperoleh dengan
% pemerasan panas endosperm yang
dikeringkan,
rangga karena
Cara Pembuatan:
iampai kuning 1. Oleum Cocos: Kopra (daging buah kelapa yang telah dikeringkan,
mengandung minyak lemak 60- 65% dan air tidak boleh lebih dari 8
%) yang telah dipanaskan, diperas dengan tekanan 600- 800 kg/cm 2 •
oleh dengan
Minyak yang keluar didiamkan beberapa lama agar kotoran-kotoran
yang padat dapat mengendap. Kemudian dimurnikan dengan cara
rapat, terisi dikocok dengan larutan kaustik soda encer dan dipanaskan dengan
ra air panas, diputihkan dengan norit, disaring, dihilangkan baunya
dalam hampa tinggi dengan uap air yang sangat panas
2. Oleum Cocos Purum : Oleum Cocos yang dimurnikan dengan cara
suling bertingkat, diperoleh dari endosperma Cocos nucifera yang
telah dikeringkan terdiri dari campuran trigliserida yang mengandung
asam lemak jenuh dengan rantai atom karbon pendek dan sedang
terutama asam oktanoat dan asam dekanoat
Penyimpanan Ol. Cocos Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya, ditempat sejuk

11. OLEUM EUCALYPTI

ri asam laurat,
1lat, asam oleat,
t , asam stearat,

: salep, shampoo, Nama lain Minyak Ekaliptus


untuk mencuci
Nama tanaman asal Eucalyptus globullus (Labill)
Keluarga Myrtaceae
Zat berkhasiat utama/isi Ekaliptol (= sineol) terdapat pula pinem dan
terpen-terpen
Penggunaan Germisida, antitussiva, antiseptika saluran
pernafasan
Pemerian Bau dan rasa khas aromatik
Sedian Methylis Salicylatis Linimentum (Form.
Nas)
Cara memperoleh Minyak atsiri yang diperoleh dengan
Nama lain
penyulingan uap daun - daun yang segar
Nama hewan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat .
Keluarga
12. OLEUM FOENICULI Zat berkhasi

Penggunaan
Nama lain Minyak Adas
Nama tanaman asal Foeniculum vulgare (Mill.)
Pemerian
Keluarga Apiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Anetol, zat pahit fenkhon Sediaan
Penggunaan Obat gosok bayi, obat mulas untuk anak-
anak, karminativa lemah, terbanyak dipakai
sebagai bahan pewangi Aqua Foeniculi (F. I.
Ed.l)
Cara mempl
Pemerian Bau dan rasa khas
Cara memperoleh Minyak atsiri yang diperoleh dengan
penyulingan uap buah-buah yang masak .
Penyimpana
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
13. OLEUM IECORIS ASELLI
1ula pinem dan

eptika saluran

~ntum (Form.

·oleh dengan
Nama lain Minyak lkan, Oleum Morrhuae. Cod Liver Oil.
n yang segar
Nama hewan asal Gadus caltadas
t.
Keluarga Gadidae
Zat berkhasiat utama/isi Vitamin A dan D, gliserida tripalmitat dan
tristearat, kolesterol, gliserida dan asam-
asam tidak jenuh disebut asam morrhuat,
berupa campuran berbagai asam-asam yaitu:
asam yakoleat, asam terapiat, asam aselat,
asam gadinat, yodium, basa-basa aselin dan
morrhuin. Unsur- unsur: Cl, Br, 5, P dan Fe
sebagai senyawa organik.
Penggunaan 5umber vitamin A tidak kurang dari 600 5.1
tiap gram dan sumber vitamin D tidak kurang
dari 80 5.1 tiap gram. Bahan dasar salep.
Pemerian Cairan warna kuning pucat,bau khas agak
amis, tidak tengik, rasa khas
Sediaan 1. Olei lecoris Emulsum (Form.nas)
las untuk anak- 2. Olei lecoris Unguentum (Form.nas)
~rbanyak dipakai
3 Olei lecoris Unguentum Compositum
Ja Foeniculi (F. I. (F. N)
Cara memperoleh Minyak lemak yang diperoleh dari hati segar
yang tersimpan baik, dimurnikan dengan
eroleh dengan penyaringan pada suhu oo C
h yang masak . Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
Penyimpanan
k. terlindung dari cahaya.
14. OLEUM MAYDIS Zat berkhasia
Persyaratan k

Penggunaan

Pemerian

Nama lain Minyak Jagung Sediaan


Nama tanaman asal Zea mays (L.)
Keluarga Poaceae
Zat berkhasiat utama/isi Gliserida Cara mempe
Penggunaan Zat tambahan, pengganti minyak lemak bagi
pasien yang tinggi kadar kolesterolnya
Pemerian Cairan warna kuning muda sampai kuning Penyimpanan
emas, bau dan rasa lemah khas
Cara memperoleh Minyak lemak diperoleh dari em brio, kemudian
dimurnikan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
terlindung dari cahaya.

15. OLEUM MENTHAE PIPERITAE

Nama lain
Nama tanam1
Keluarga
Zat berkhasic:
Nama lain Minyak Permen, Peppermint Oil.
Nama tanaman asal Mentha piperita (L.)
Keluarga Lamiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Menthol, metilasetat
Persyaratan kadar Kadar ester dihitung sebagai metil asetat
tak kurang dari 4% dan tidak lebih dari 9 %,
kadar mental bebas tidak kurang dari 45%
Penggunaan Karminativa, stimulansia, sebagai obat
mulas
Pemerian Cairan tidak berwarna, kuning pucat atau
kuning kehijauan, bau aromatik, rasa pedas
kemudian dingin
Sediaan 1. Aqua Menthae Piperitae (FI) l
2. Balsamum Album (Form. Nas)
3. Zinci Chloridi Gargarisma (Form. Nas)
Cara memperoleh Minyak atsiri yang diperoleh dengan
linyak lemak bagi penyulingan air dari pucuk berbunga yang
olesterolnya segar, jika perlu dimurnikan

a sampai kuning Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,


1 khas terlindung dari cahaya.

embrio, kemudian
16. OLEUM OLIVAE
1at, terisi penuh ,

Nama lain Minyak Zaitun, Olive Oil, Sweet Oil


Nama tanaman asal Olea europea (L.)
Keluarga Oleaceae
Zat berkhasiat utama/isi Trigliserida dari asam oleat dan asam
int Oil. palmitat, gliserida asam linoleat, bagian
yang tak tersabunkan berupa fitosterol dan
hidrokarbon skualen
Penggunaan Bahan makanan, pencahar lemah
Pemerian Cairan kuning pucat atau kuning kehijauan,
bau lemah tidak tengik, rasa khas warna
hijau oleh adanya klorofil. Pada suhu rendah
sebagian atau seluruhnya membeku
Cara memperoleh Minyak lemak yang diperoleh dengan
pemerasan dingin biji masak, jika perlu
dimurnikan
Keterangan:
Mutu minyak terbaik diperoleh dari buah yang tua tetapi belum masak Nama lain
benar dan terus diperas supaya menghasilkan Virgin oil. Untuk makanan
Nama tanam
yang cukup dibuat dari buah yang masak. Mutu yang rendah diperoleh
dari buah - buah yang mengalami fermentasi karena ditumpuk-tumpuk, Keluarga
dipakai untuk membuat sabun plester, salep dan sediaan lainnya. Zat berkhasia
Jenis dan perbedaan:
Varietas longifolia Diperkebunan di ltalia dan Perancis Penggunaan
selatan. Pemerian
Varietas latifolia Diperkebunan di Spanyol (Buah lebih besar,
tetapi kadar minyak lebih sedikit)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Cara memper
Pemalsuan Dengan minyak biji kapas, minyak kacang,
minyak jagung, minyak babi, dan minyak
biji teh. Jarang dipalsukan dengan minyak Penyimpanan
kelapa, minyak wijen, atau minyak ikan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, 18. OLEU
terlindung dari cahaya.

'Jlt~
.
'-
. .'·'
....
..
~-
:. - -..... l
.
. ..
.......... .
· ~f • • ...

--·· J··-~ .
<...

'
Nama lain
Nama tanama
~mah
17. OLEUM POGOSTEMONI
ing kehijauan,
;a khas warna
la suhu rendah
~mbeku

·oleh dengan
:1k, jika perlu

i belum masak Nama lain Minyak Nilam


lntuk makanan Nama tanaman asal Pogostemon cablin (Blnco. Benth)
1dah diperoleh
mpuk-tumpuk, Keluarga Lamiaceae
lainnya. Zat berkhasiat utama/isi Seskui terpen-terpen (40-45%), sinamilaldehida,
egenol dan azulen

dan Perancis Penggunaan Zat tambahan, bahan pewangi.


Pemerian Cairan warna kekuningan, kehijauan sampai
Jah lebih besar, coklat, bau khas sangat harum dan sukar
edikit) hilang
Cara memperoleh Minyak atsiri yang diperoleh dengan
penyulingan uap daun dan batang yang
11inyak kacang, telah diperas
bi, dan minyak
dengan minyak Penyimpanan . Dalam wadah tertutup rapat.
1 minyak ikan

1t, terisi penuh, 18. OLEUM RICINI

Nama lain Minyak Jarak, Castor Oil


Nama tanaman asal Ricinus communis
Keluarga Euphorbiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Gliserida dari asam risinoleat, gliserida
asam oleat, asam linoleat, asam-asam jenuh Sediaan
lainnya Cara mem
Penggunaan Pencahar (hati-hati pada wanita yang sedang
hamil atau sedang haid). Jangan dicampur Penyimpal
dengan obat cacing yang dapat larut dalam
minyak, hair tonic.
Pemerian Cairan kental, jernih, warna kuning pucat
manis kemudian agak pedas, umumnya
memualkan
Sediaan Oleum Ricini Aromaticum (Form. Nas)
Cara memperoleh Minyak lemak yang diperoleh dengan
pemerasan dingin biji yang telah dikupas
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh

19. OLEUM ROSAE


Nama ta
Keluarga
Zat berk

Pengguna

Nama lain Minyak Mawar, Rose Oil


Pemeria
Nama tanaman asal Rosa gaWca (L.), Rosa damascena (Niler),
Rosa alba (L. ), Rosa centifolia (L.) dan
varietas Rosa lainnya Sediaan

Keluarga Rosaceae
Cara me1
Zat berkhasiat utama/isi Geraniol, paraffin, nerol, egenol
Penggunaan Aromatika Keteran~
Pemerian Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning,
bau aromatik seperti bunga mawar, rasa
khas. Pada suhu 25 kental, jika didinginkan
perlahan-lahan berubah menjadi massa
hablur, jika dipanaskan mudah melebur
gliserida
sam jenuh Sediaan Kummerfeldi Lotio (Form. Nas)
Cara memperoleh Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan
~ngsedang uap bunga segar
dicampur Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
1rut dalam

20. OLEUM SESAMI


ing pucat
umumnya

1. Nas)
~h dengan
,h dikupas
2risi penuh

Nama lain Minyak Wijen, Sesame Oil


Nama tanaman asal Sesamum indicum (L.)
Keluarga Pedaliaceae
Zat berkhasiat utama/isi Gliserida dari asam oleat, gliserida asam
linoleat, asam palmitat, asam stearat, asam
miristinat
Penggunaan Sebagai obat luar untuk emolien, bahan
tambahan untuk pembuatan plester, sabun,
salep, linimenta
Pemerian Cairan warna kuning pucat, bau lemah, rasa
c:ena (Niler), tawar, pad a suhu oo C tidak membeku
,ua (L.) dan
Sediaan Ammoniae Linimentum, Gammexani
Cremor
Cara memperoleh Minyak lemak dikandung diperoleh dari
nol pemerasan biji
Keterangan Mengandung senyawa sesamolin yang dengan
~arna kuning, asam menjadi sesamol yang berwarna merah
mawar, rasa kersen dan ini merupakan ciri khusus minyak
a didinginkan
wijen. Sesamolin bersifat antioksidan Latihan Soal
sehingga minyak wijen bersifat amat stabil
1. S.ebutka
(a wet)
2. Sebutka
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
. 3. Sebutka
21. OLEUM SHOREAE 4. Sebutka ~

5. Sebutka

Nama lain Minyak Tengkawang, Borneo Talk


Nama tanaman asal Shorea stenoptera (Burok)
Keluarga Dipterocarpaceae
Zat berkhasiat utama/isi Gliserida oleodistearat, oleo dipalmitat dan
tristearat, asam lemak bebas
Penggunaan Bahan dasar kosmetika dan suppositoria
Pemerian Massa padat lebih keras dari lemak coklat.
Warna putih kekuningan atau putih kehijauan,
bau lemah dan mirip lemak coklat. Bidang
patahan berbutir-butir dan diliputi jarum
- jarum asam stearat, rapuh pada suhu
kamar.
Cara memperoleh Minyak lemak yang dikandung diperoleh
dengan pemerasan panas keping biji yang
kering atau segar.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
antioksidan Latihan Soal
at amat stabil
1. S.ebutkan cara memperoleh Oleum lecoris Aselli!
2. Sebutkan kandungan zat berkhasiat dalam Oleum Caryophylli!
. 3. . Sebutkan khasiat penggunaan Oleum Citronellae!
4. Sebutkan nama tanaman asal simplisia Oleum Rosae!
5. Sebutkan tiga macam sediaan dari Oleum Menthae piperitae!

ralk

ipalmitat dan

Jppositoria
emak coklat.
tih kehijauan,
:>klat. Bidang
iliputi jarum
h pada suhu

ng diperoleh
•ing biji yang
BIB VI
OBAT TRADISIONAL
DAN FITOFARMAKA

t:" o.:-;r~"~ ~ • - • r '"" : ~ -<:,. ..., - ~ "' I

~ 1. J...:J,!_ . ,. " _. . _ , - .1 ' • _

Mendeskripsikan obat tradisional dan


fitofarmaka
Membuat sediaan ekstraklgalenika
Membuat obat tradisional dan Membuat sediaan ekstrak dan tinctura
fitofarmaka dari campuran bahan obat
Membuat sediaan obat tradisional
Melakukan pembuatan sediaan
fitofarmaka
.. ''"'~·-•. ,r
' •i-4"';'~ ~ •, ~ z· •}' r~.:..__:~·~~~-~-'

Memahami pengertian Obat Tradisional, Jamu, Obat Herbal Terstandar,


Fitofarmaka
Memahami pengertian dan pembuatan sediaan Galenika
Memahami pengertian dan pembuatan Ekstrak dan Tinctura
Membuat sediaan Pillulae sesuai Fl edisi Ill
Membuat sediaan lnfusa sesuai Fl edisi II
Memahami definisi dan cara pembuatan Aqua Aromatica, Olea Pinguia, Olea
Volatilia dan Syrupi
Memahami alur dalam skema pembuatan sediaan Fitofarmaka
Pengertian • Stilisasi
proses YJ
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan jamu
tumbuhan, bahan hewan,bahan mineral, sediaan galenik atau campuran
dari bahan-bahan tersebut, secara turun temurun telah digunakan untuk 2. Obat
pengobatan berdasarkan pengalaman. Medici
Karena keunggulannya, obat-obatan berbasis tanaman (herbal) Adalah
diterima sebagai obat alternatif, bahkan secara resmi dianjurkan praktisi dan khasiatn
di dunia kesehatan. Pada pertengahan bulan Juli 2000, Menteri Kesehatan telah di stan
Rl mengeluarkan imbauan agar dokter menggunakan obat asli Indonesia
berupa obat tradisional yang terbuat dari racikan beberapa tanaman obat.
Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mempunyai
tanggung jawab dalam peredaran obat tradisional di masyarakat.
Obat Tradisional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu
Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka. Filosofi Logo:

• Bentuk
1. Jamu (Empirical Based Herbal Medicine) untuk
adalah obat yang diolah secara tradisional, baik dalam bentuk • Warn a
serbuk, seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bagian tanaman. daya al~
Umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep peninggalan leluhur yang
diracik dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, • Stilisasi
proses ~
sekitar 5-10 macam bahkan lebih. Jamu yang telah digunakan secara
toksisita
turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan
tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk ObatHe
pengobatan suatu penyakit. Beberapa contoh diantaranya yaitu Jamu yang dapat b
Beras Kencur, Jamu Kunyit Asem (PT Sido Muncul), Jamu Habis Bersalin umumnya tel
Nyonya Meneer. penelitian pr;
pembuatan e
yang higienis
sudah distano
Pembuatann
Filosofi Logo: sehingga leb
dan dikenal n
• Bentuk lingkaran melambangkan sebuah proses, juga sebuah tanda Soho lndustri
untuk menyatakan aman Prima Abadi)
• Warna hijau dan kuning merupakan perwujudan kekayaan sumber
daya alam Indonesia (keanekaragaman hayati)
• Stilisasi jari-jari daun (tiga pasang) melambangkan serangkaian
proses yang sederhana yang merupakan visualisasi proses pembuatan
berupa bahan jamu
ttau campuran
~unakan untuk 2. Obat Herbal Terstandar/OHT (Scientific Based Herbal
Medicine)
1man (herbal) Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan
jurkan praktisi dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya
teri Kesehatan telah di standarisasi.
asli Indonesia
tanaman obat.
A) mempunyai
yarakat.
1 macam yaitu
Filosofi Logo:
• Bentuk lingkaran melambangkan sebuah proses, juga sebuah tanda
untuk menyatakan aman
dalam bentuk • Warna hijau dan kuning merupakan perwujudan kekayaan sumber
~gian tanaman. daya alam Indonesia (keanekaragaman hayati)
n leluhur yang
• Stilisasi jari-jari daun (tiga pasang) melambangkan serangkaian
cukup banyak,
proses pembuatan ekstrak tumbuhan obat (uji laboratorium, uji
!Unakan secara
toksisitas, dan uji praklinis)
ungkin ratusan
langsung untuk Obat Herbal Terstandar dibuat dari ekstrak atau penyarian bahan alami
1ya yaitu Jamu yang dapat berupa tanaman obat, hewan maupun mineral. Jenis ini pada
1 Habis Bersalin umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-
penelitian praklinis seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standar
pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional
yang higienis, serta uji toksisitas akut dan kronis. Obat-obatan herbal ini
sudah distandardisasi sesuai dengan peraturan pembuatan obat-obatan.
Pembuatannya disesuaikan dengan pembuatan obat secara modern
sehingga lebih higienis. Obat-obatan herbal ini sudah banyak beredar
dan dikenal masyarakat. Beberapa contoh OHT diantaranya Diapet (PT
~a sebuah tanda Soho lndustri Farmasi), Fitolac (PT Kimia Farma), Kiranti Sehat (PT Ultra
Prima Abadi).
~kayaan sumber
3. Fitofarmaka (Clinical Based-Herbal Medicine) sediaan -
Fitofarmaka berasal dari bahasa Yunani: phyto yang berarti tanaman aromatik
dan pharmakon yang berarti obat. Sete
Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan keduduk
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik, uji teknologi farmasi, diperluk
dan uji klinik. Tanpa a
galenik, ·
Yang dimaksud uji praklinik meliputi uji khasiat dan uji toksisitas. tablet, a
Uji teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat Antipirin
secara seksama sampai dapat dibuat produk jadi yang terstandarisasi. yaitu kin
Uji klinik dilakukan terhadap manusia. sedangk
Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alami baru dap
yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya diteban
telah distandardisasi serta ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan
uji klinis pada manusia. Produk-produk fitofarmaka memiliki ciri berupa B.
gambar berbentuk seperti ranting dalam lingkaran berwarna hijau.
Beberapa contoh Fitofarmaka diantaranya yaitu Stimuno (PT Dexa Medica), 1. Pe
Tensigard (PT Phapros). IstU
Galenos
tumbuha
llmu Gal
lim
sediaan
Filosofi Logo:
(tumbuh
• Bentuk lingkaran melambangkan sebuah proses, juga sebuah tanda
Se
untuk menyatakan aman
tumbuh-
• Warna hijau dan kuning merupakan perwujudan kekayaan sumber terdapat
daya alam Indonesia (keanekaragaman hayati) keadaan
dan zat
• Stilisasi jari-jari daun (yang kemudian membentuk bintang)
melambangkan serangkaian proses yang cukup kompleks dalam
pembuatan fitofarmaka (uji laboratorium, uji toksisitas, uji praklinis,
uji klinis)
Sebelum OHT dan Fitofarmaka dikenal, simplisia merupakan bahan
utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat, umumnya •
diramu atau diracik sendiri oleh tabib yang memeriksa si penderita.
Dengan cara tersebut Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari Materia
Medika. Simplisia di apotek kemudian terdesak oleh perkembangan •
galenika, sehingga persediaan simplisia di apotek digantikan dengan
sediaan - sediaan galenika yaitu, tingtur, ekstrak, anggur, infusa, air
·arti tanaman aromatika, minyak lemak, minyak atsiri, dan sirup.
Setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya
m keamanan kedudukan simplisia di apotek-apotek. Hal ini bukan berarti simplisia tidak
1logi farmasi, diperlukan lagi, hanya tempatnya bergeser ke pabrik - pabrik farmasi,
Tanpa adanya simplisia, di apotek tidak akan terdapat sediaan-sediaan
galenik, ataupun zat zat kimia murni dengan segala bentuknya (serbuk,
Jji toksisitas. tablet, ampul dll), misalnya injeksi Kinin antipirin. Pembuatan Kinin
m berkhasiat Antipirin tidak memerlukan simplisia , tetapi cukup dua zat kimia murni
·standarisasi. yaitu kinina dan antipirin, dimana antipirin diperoleh secara sintetis,
sedangkan kinina hanya dapat diperoleh dari Kulit Kina. Kulit Kina sendiri
bahan alami baru dapat diperoleh setelah ada kepastian bahwa tanaman yang akan
~mbuatannya ditebang benar- benar jenis Cinchona yang dikehendaki
.mpai dengan
<i ciri berupa Membuat Sediaan Galenika
Narna hijau.
)exa Medica), 1. Pendahuluan
lstilah Galenika diambil dari nama seorang tabib Yunani yaitu Claudius
Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan dan hewan, sehingga timbullah ilmu obat-obatan yang disebut
llmu Galenika.
llmu Galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan
sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam
(tumbuhan dan hewan).
sebuah tanda
Sediaan .Galenika adalah sediaan yang dibuat dari bahan baku
tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan cara disari. Zat-zat yang disari
1yaan sumber terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam
keadaan kering. Cairan penyari masuk dalam sel-sel dari bahan-bahan
tuk bintang) dan zat yang tersari larut dalam cairan penyari, setelah itu larutan yang
1pleks dalam mengandung zat tersari dipisahkan dari simplisia yang disari. Penyarian
, uji praklinis, akan lebih cepat terjadi bila bahan dasar dalam keadaan halus.
Secara umum dan singkat pembuatan sediaan galenika sebagai
Jpakan bahan berikut:
>at, umumnya • Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia
si penderita. atau bahan obat nabati
n dari Materia
~rkembangan
• Dari simplisia tersebut, obat-obat/bahan obat yang terdapat di
tikan dengan dalamnya diambil dan diolah dalam bentuk sediaan/preparat
Tujuan dibuatnya sediaan galenika: lstHah e
dari bahan asa
a. Untuk memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari
penarik yang d
bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat
atau Faeces. 0
b. Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai Solution I Perko
c. Agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabH dalam Umumny·
penyimpanan yang lama zat berkhasia
berkhasiat ters
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenika: minyak atsiri ,
a. Derajat kehalusan pati, zat lendi
mempunyai d
Derajat kehalusan ini harus disesuaikan dengan mudah atau tidaknya
kelarutan ini d
obat yang terkandung tersebut disari. Semakin sukar disari, simplisia
harus dibuat semakin halus dan sebaliknya. Tujuan ut
pengobatan se
b. Konsentrasi/Kepekatan
lebih mudah d'
Beberapa obat yang terkandung atau aktif dalam sediaan tersebut dan tujuan p
harus jelas konsentrasinya agar kita tidak mengalami kesulitan terdapat dala
dalam pembuatan. dan cairan-ca
c. Suhu dan lamanya waktu sediaan galeni

Harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tidak, Suhu penari
mudah tersari atau tidak. penarikan un
d. Bahan penyari dan cara menyari Maserasi
Cara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya Digerasi
serap bahan penyari ke dalam simplisia
lnfundas
Bentuk-bentuk sediaan galenika: Memasal
a. HasH Penarikan/Extraction: Extracta, Tinctura, Decocta, lnfusa
Dalam bE
b. HasH Penyulingan/Pemerasan: AquaAromatika, Olea VolatHia, Olea perlu diolah te
Pinguia lemak) seper1
c. Syrup zat pahitnya ~
Supaya
2. Penarikan/Extractio/Extraction bersama-samc
isi simplisia y
Extractio adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari bahan
asalnya (yang umumnya zat berkhasiat) supaya dapat ditarik dalam a. Memaka
keadaan (khasiatnya) tidak berubah. mudah l
dalam c
lstilah extractio hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat
dari bahan asal dengan menggunakan cairan penarik/pelarut. Cairan
1 simplisia dari
penarik yang dipergunakan disebut Menstrum. Ampasnya disebut Marc
atau Faeces. Cairan yang dipisahkan disebut Macerate Liquid/Colatura/
dipakai Solution I Perko lat.
t stabil dalam Umumnya extraction dikerjakan untuk simplisia yang mengandung
zat berkhasiat atau zat-zat lain untuk keperluan tertentu. Zat-zat
berkhasiat tersebut antara lain alkaloida, glukosida, damar, olea, resina,
iaan galenika: minyak atsiri, lemak. Di samping itu terdapat juga jenis-jenis gula, zat
pati, zat lendir, albumin, protein, pectin, selulosa yang pada umumnya
mempunyai daya larut dalam cairan pelarut tertentu dimana sifat-sifat
1 atau tidaknya
kelarutan ini dimanfaatkan dalam extraction.
jisari, simplisia
Tujuan utama extraction adalah untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat
pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak bermanfaat, supaya
lebih mudah digunakan daripada simplisia asal. Begitu juga penyimpanan
~diaan tersebut dan tujuan pengobatannya terjamin sebab pada umumnya simplisia
.lami kesulitan terdapat dalam keadaan tercampur yang memerlukan cara-cara penarikan
dan cairan-cairan penarik tertentu yang nantinya akan menghasilkan
sediaan galenik sesuai dengan pengolahannya.

Jap atau tidak, Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil penarikan. Suhu
penarikan untuk:
Maserasi : 15 ° C - 25 ° C
obat dan daya Digerasi : 35 °C- 45 °(
lnfundasi : 90 ° C - 98 ° C
Memasak : suhu mendidih
::acta, lnfusa
Dalam beberapa hal sebelum sediaan yang dimaksud dibuat, simplisia
~ Volatilia, Olea perlu diolah terlebih dahulu. Misalnya mengawa-lemakkan (menghilangkan
lemak) seperti Strychni Semen, Secale Cornutum atau menghilangkan
zat pahitnya seperti Lichen islandicus.
Supaya zat-zat yang tidak berguna/merusak tidak ikut tertarik
bersama-sama dengan zat-zat berkhasiat, perlu cara untuk menghilangkan
isi simplisia yang tidak berguna tersebut dengan:
-zat dari bahan
c ditarik dalam a. Memakai bahan pelarut yang tepat dimana bahan berkhasiatnya
mudah larut sedangkan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut
dalam cairan penyari tersebut.
b. Menarik/merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat Umum n
terbanyak larutnya. pengecl
c. Menggunakan jarak waktu menarik yang tertentu dimana bahan dll. Ket
berkhasiat dari simplisia lebih banyak larutnya, sedangkan bahan dimana
yang tidak berguna sedikit atau tidak larut. jamur ;
simplisi
d. Memurnikan/membersihkan memakai cara-cara tertentu baik secara pada pe
ilmu alam maupun ilmu kimia.
b. Etanol
Jadi kesimpulan dalam extractio ini adalah memilih salah satu Etanol t
cara penarikan yang tepat dengan cairan yang pantas dan memisahkan yang ba
ampas dengan hasil penarikan yang akan menghasilkan sebuah preparat untuk j
galenika yang dikehendaki. enzim-
Simplisia yang dipergunakan umumnya sudah dikeringkan, kadang- pertum
kadang juga yang segar. Untuk kemudahan simplisia yang kering ini sebagai
dilembabkan terlebih dahulu/dimasere dalam batas waktu tertentu. air-etar
Simplisia ini ditentukan derajat halusnya untuk memperbesar atau Campu
memperluas permukaannya sehingga menyebabkan proses difusi dari air sen~
zat-zat berkhasiat lebih cepat daripada melalui dinding-dinding sel yang c. Gliseri
utuh (proses osmose)
Teruta
Cairan-cairan Penarik menstn
tan in.
Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus
oksida
diperhitungkan betul-betul dengan memperhatikan beberapa faktor,
Karen a
antara lain:
ekstrak
a. Kelarutan zat-zat dalam menstrum
d. Eter
b. Tidak menyebabkan nantinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak
San gat
atau akibat-akibat yang tidak dikehendaki (perubahan warna,
pembu
pengendapan, hidrolisa)
disimpc
c. Harga yang murah
e. Solvent
d. Jenis preparat yang akan dibuat
Cara in
Macam-macam cairan penyari: Pelaru
diperg
a. Air menga
Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada tersebL
suhu kamar adalah pelarut yang lebih baik untuk bermacam -macam Cornut
zat misalnya garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-
tumbuhan, zat warna dan garam-garam mineral.
1an berkhasiat Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan
pengecualian misalnya pada condurangin, Ca hid rat, garam glauber,
dll. Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik
dimana bahan
dimana zat-zat tersebut merupakan makanan yang baik untuk
langkan bahan
jamur atau bakteri dan dapat menyebabkan mengembangnya
s\mp\\s\a sedem\k\an rupa seh\ngga a\<.an mewyut\t\<.an penar\Kan
1tu baik secara pad a perkolasi.
b. Etanol
lih salah satu Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu. Umumnya pelarut
n memisahkan yang baik untuk alkaloida, glikosida, damar, minyak atsiri tetapi bukan
·buah preparat untuk jenis-jenis gom, gula dan albumin. Etanol juga menyebabkan
enzim-enzim tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi
1gkan , kadang- pertumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri. Sehingga di samping
ang kering ini sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet. Campuran
aktu tertentu. air-etanol sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet.
perbesar atau Campuran air-etanol I hidroalkoholic menstrum lebih baik daripada
ses difusi dari air sendiri.
i nding sel yang c. Gliserin
Terutama dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan
menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung zat penyamak/
tanin. Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin dan hasH
unakan harus
oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin.
berapa faktor,
Karena cairan ini tidak atsiri, tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-
ekstrak kering.
d. Eter
tersebut rusak
Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk
1bahan warna,
pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya
disimpan lama.
e. Solvent Hexane
Cara ini adalah salah satu hasH dari penyulingan minyak tanah kasar.
Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya
dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang
mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan sebelum simplisia
yang luas, pada tersebut dibuat sediaan galenika, misalnya Strychni Semen, Secale
macam-macam Cornutum.
asam tu mbuh-
f. Aseton Hal-hal l
Tidak dipergunakan untuk sediaan galenika obat dalam. Pelarut yang 1. Mer
baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar. Baunya
2. Mel
kurang enak dan sukar hilang dari sediaan . Dipakai mi~alnya pada
pembuatan Capsicum Oleoresin (N.F XI) 3. Jen

g. Kloroform
4. Car
ma:
Tidak dipergunakan untuk sediaan obat dalam, karena efek
5. Per
farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk alkaloida basa,
ditE
damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
1) Perko las
Cara-cara Penarikan
Simplisi
a. Maserasi cairan penya ~
Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam didapat perk
simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada diperoleh ba
suhunya 15 ° C - 25 ° C. Maserasi juga merupakan proses pendahuluan sempurna. Pe
untuk pembuatan secara perkolasi. yang berkhasi
b. Digerasi 2) Perkolas
Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam simplisia
Reperko
dengan cairan penyari pad a suhu 35 ° C - 45 ° C. Car a ini sekarang
beberapa pen
sudah jarang dilakukan karena di samping membutuhkan alat-alat
beberapa por
tertentu juga pada suhu tersebut beberapa simplisia menjadi
simplisia diba
rusak. dari tiap per
c. Perkolasi dipergunakan
Adalah cara penarikan, memakai alat yang disebut perkolator, yang perkolator yar
simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zat-zatnya
Cara kerjanyc
terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar
sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Pertama
pertama, ken
Cara-cara perkolasi: perkolatnya o
1) Perkolasi biasa tertentu, mis
yang pertama
2) Perkolasi bertingkat/ reperkolasi /fractional percolation dan perkolat s
3) Perkolasi dengan tekanan/pressure percolation Simplisia
4) Perkolasi persambungan/continous extraction/memakai alat dimasukkan ke
soxhlet perkolat-perk
200 cc, 200 c
Hal-hal yang harus mendapat perhatian pada perkolasi adalah:
n. Pelarut yang 1. Mempersiapkan simplisianya: derajat halusnya
jamar. Baunya 2. Melembabkan dengan cairan penyari: maserasi I
misalnya pada
3. Jenis perkolator yang dipergunakan dan mempersiapkannya
4. Cara memasukkannya ke dalam perkolator dan lamanya di
maserasi dalam perkolator: maserasi II
karena efek 5. Pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu yang
lkaloida basa, ditetapkan

1) Perkolasi Biasa
Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnya direndam dengan
cairan penyari, masukkan kedalam perkolator dan diperkolasi sampai
tra merendam didapat perkolat tertentu. Untuk pembuatan tingtur disari sampai
asa yaitu pada diperoleh bagian tertentu, untuk ekstrak cair disari sampai tersari
s pendahuluan sempurna. Perkolasi umumnya digunakan untuk pengambilan sari zat-zat
yang berkhasiat keras.

2) Perkolasi Bertingkat/Reperkolasi
ndam simplisia Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai
a ini sekarang beberapa perkolator. Dengan sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam
hkan alat-alat beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap perkolator. Biasanya
>lisia menjadi simplisia dibagi dalam tiga bagian dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat
dari tiap perkolator diambil dalam jumlah yang sudah ditetapkan dan
dipergunakan sebagai cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada
rkolator, yang perkolator yang kedua dan ketiga.
.na zat-zatnya Cara kerjanya:
raturan keluar
:an. Pertama simplisia dilembabkan, dan dimasukkan kedalam perkolator
pertama, kemudian ditarik seperti cara memperkoler biasa, tetapi
perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian dan jumlah volume
tertentu, misalnya: 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc. Bagian
yang pertama perkolat A (200 cc) adalah sebagian sediaan yang diminta
rcolation dan perkolat selanjutnya disebut susulan pertama.
1 Simplisia kedua dilembabkan dengan perkolatA (susulan pertama), dan
lmemakai alat dimasukkan kedalam perkolator kedua, kemudian ditarik. Akan diperoleh
perkolat-perkolat dalam jumlah dan volume tertentu, misalnya 300 cc,
200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, bagian pertama perkolat (300
cc) adalah sebagian dari sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya
disebut susulan kedua.
Simplisia pada perkolator ketiga diolah seperti pada perkolator
kedua, dengan menggunakan perkolat B (susulan kedua) sebanyak 200
cc dan seterusnya sampai nantinya sebanyak 500 cc,.
Di sini terlihat bahwa perkolat A bagian pertama, lebih kecil
volumenya dari perkolat B bagian pertama, tetapi sebaliknya perkolat
A bagian-bagian berikutnya lebih besar volumenya dari perkolat-
perkolat B.
Hasilnya ialah :
perkolat A pertama 200 cc }
perkolat B pertama 300 cc jumlah 1000 cc
perkolat C 500 cc

Keuntungan utama pada reperkolasi ialah preparat yang terdapat Pasir bersih yang
telah dicuci da
dalam bentuk pekat dan penghematan menstrum. Tetapi reperkolasi ini dikeringkan

tidak dapat dipergunakan untuk ekstraksi sampai habis. Secara resmi


reperkolasi dipergunakan hanya untuk pembuatan ekstrak-ekstrak cair
yang simplisianya mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan atau
rusak oleh pemanasan.

3) Perkolasi Dengan Tekanan


Digunakan jika simplisia mempunyai derajat halus yang sangat kecil
sehingga cara perkolasi biasa tidak dapat dilakukan. Untuk itu perlu
ditambah alat penghisap supaya perkolat dapat turun ke bawah. Alat
tersebut dinamakan diacolator.

C Meml
1. Ekstn
Adalal
simplisia na
cahaya mat
serbuk.
Cairan
dan air
: selanjutnya
-
.......-;---·
=-
- "'"·
=!:tf------7 Wadah berisi cairan
penarik
a perkolator - - -
ebanyak 200 .£- . -=--·=--

, lebih kecil
nya perkolat
1ri perkolat-

Alat untuk mengokohkan


Berdirinya perkolator

·ang terdapat
eperkolasi ini
Secara resmi Kapastak
berlemak
<-ekstrak cair
k tahan atau

Wadah dari penampung


- - Berisi perkolat
- --=-- -
~- -

1g sangat kecil
-::::::..- -
1tuk itu perlu
~ bawah. Alat
Gambar Alat Perkol ator

C Membuat Sediaan Ekstrak dan Tingtur


1. Ekstrak (Extracta)
Adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh
cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi
serbuk.
Cairan penyari yang dipakai adalah air, eter dan campuran etanol
dan air
Cara Pembuatan: Contoh-con

Penyarian a. Ekstra
Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi Cara pemb
atau penyeduhan dengan air mendidih campuran e
Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara sama sehing
maserasi atau perkolasi. sebagai be
Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi. encer dan 2
1 tetes H2SO
Maserasi kalium tetr
Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada tingtur, suling atau dengan per
uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 oc talk, saring,
hingga konsistensi yang dikehendaki. yang terter
berkadar 1, 3
Perkolasi Penyimpana
Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada tinctura. Setelah bentuk serbt
perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam biarkan cairan menetes, Gerus 1 bagi~
tuangi massa dengan cairan penyari hingga jika 500 mg perkolat yang pada suhu ti
keluar terakhir diuapkan tidak meninggalkan sisa. Perkolat disuling atau laktosa hing!
diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 oc hingga
konsistensi yang dikehendaki b. Ekstra
Pada pembuatan ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, Cara pembu
perkolat selanjutnya diuapkan hingga 0,2 bagian cam pur dengan perkolat yang dibuat
pertama. persediaan d
Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol dapat juga dilakukan Gerus 1 bagi~
dengan cara reperkolasi tanpa menggunakan panas. suhu tidak le
Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air hangatkan segera pada hingga tepat
suhu kurang lebih 90 °(, enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada tekanan
c. Ekstra
rendah dengan suhu tidak lebih dari 50 oc hingga bobotnya sama dengan
bobot simplisia yang digunakan. Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, Cara pembu
serkai, uapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 oc diuapkan hin
hingga konsentrasi yang dikehendaki.
d. Ekst
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Cara pemb
Untuk ekstrak kering dan kental perkolat disuling atau diuapkan • Cam
dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 oc hingga konsistensi bagian
yang dikehendaki.
Contoh-contoh Ekstrak:

a. Ekstrak Belladon (Belladonnae Extractum)


;i, perkolasi Cara pembuatan: perkolasi 100 bagian serbuk belladon ( 1~0 ) dengan
campuran etanol encer dan larutan dalam air asam asetat 2% v /v volume
lengan cara sama sehingga alkaloida tersari sempurna yang diperiksa dengan cara
sebagai berikut: Kocak kuat-kuat campuran 3 ml eter, 5 tetes amonia
i. encer dan 2 ml perkolat. Uapkan 2 ml lapisan eter, larutkan sisa dalam
1 tetes H2S04 encer, kemudian tambahkan 5 tetes air dan 1 tetes larutan
kalium tetraiodida hidrargyrat (II) tidak terjadi kekeruhan. Suling etanol
suling atau dengan perkolat, biarkan di tempat sejuk selama 24 jam. Tambahkan
h dari 50 ac talk, saring, cuci sisa dengan 100 bagian air. Uapkan filtrat menu rut cara
yang tertera pada extracta hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak ini
berkadar 1,3% alkaloida.
Penyimpanan: Ekstrak belladon dapat disimpan dalam persediaan dalam
1ra. Setelah bentuk serbuk kering yang dibuat sebagai berikut:
:m menetes, Gerus 1 bagian ekstrak dengan 2 bagian pati beras atau laktosa, keringkan
~rkolat yang pada suhu tidak lebih dari 30 ac, tambahkan sejumlah pati beras atau
jisuling atau laktosa hingga tepat 3 bagian. Sisa dalam wadah berisi zat pengering.
50 ac hingga
b. Ekstrak Hiosiami (Hyosyami Extractum)
:1 dipisahkan, Cara pembuatan: sama dengan cara pembuatan Belladonae Extractum
gan perkolat yang dibuat dari serbuk hiosiamin. Ekstrak hiosiami kental disimpan dalam
persediaan dalam bentuk serbuk yang dibuat sebagai berikut:
ga dilakukan Gerus 1 bagian ekstrak dengan 2 bagian pati atau laktosa keringkan pada
suhu tidak lebih dari 80 ac, tambahkan sejumlah pati atau laktosa kering
hingga tepat 3 bagian. Simpan dalam wadah berisi zat pengering.
segera pada
>ada tekanan c. Ekstrak Akar Manis (Giycyrrhizae Succus Extractum)
5ama dengan
lama 24 jam , Cara pembuatan: penyarian dilakukan dengan air mendidih kemudian
ih dari 50 ac diuapkan hingga kering.

d. Ekstrak Timi (Thymi Extractum)


·i cahaya.
Cara pembuatan:
tau diuapkan • Campurkan 500 bagian serbuk ( 18050 ) herba timi dengan campuran 125
~a konsistensi bagian air, 50 bagian gliserol dan 75 bagian etanol (90%). Biarkan
campuran selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan
ke dalam perkolator, perkolasi dengan campuran yang terdiri dari
1 bagian etanol (90%) dan 3 bagian air q.s. hingga diperoleh 175 h. Ekstra~
bagian cairan, simpan cairan ini sebagai perkolat I Cara pembu1
• Lanjutkan perkolasi dengan campuran etanol air seperti di atas, etanol45%. P
sehingga diperoleh 1. 500 bagian yang dinyatakan sebagai susulan I. penyarian se
Larutkan 30 bagian gliserol dalam 130 bagian susulan I yang mula- ekstrak kentc
mula keluar, campurkan larutan ini dengan 325 bagian serbuk ao5o) alkaloidanya
herba timi. Biarkan campuran selama 24 jam dalam sebuah bejana persyaratan
tertutup, pindahkan ke dalam sebuah perkolator, perkolasi dengan sa ring.
sisa susulan I. Pisahkan 325 bagian cairan mula-mula keluar yang
i. Ekstrak
dinyatakan sebagai hasil perkolasi II. Hasil perkolasi selanjutnya
Cara pembu ·
dinyatakan sebagai susulan II.
air mendidih
• Larutkan 20 bagian gliserol dalam 70 bagian susulan II yang mula- bagian air m
mula keluar, campurkan larutan ini dengan 175 bagian serbuk ( 18050 ) biarkan men1
herba timi. Biarkan campuran selam 24 jam dalam sebuah bejana kering.
tertutup, pindahkan ke dalam perkolator, perkolasi dengan sisa
susulan II q.s. hingga diperoleh campuran 500 bagian campuran j. Ekstrak
yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi Ill. Campur hasil perkolasi Carapembua
I, II dan Ill. tuangkan can
tempat sejuk
e. Ekstrak Strichni (Strychni Extractum)
)
Cara pembuatan: perkolasi serbuk biji strichni ( ~! yang telah dihilangkan k. Ekstrak
lemaknya dengan eter minyak tanah, dengan penyari etanol 70% v/v
sampai sisa penguapan dari 2 tetes perkolat terakhir dengan penambahan Cara pembua
2 tetes asam nitrat tidak berwarna merah. Uapkan perkolat menurut cara dengan air pa
yang tertera pada ekstrakta hingga diperoleh ekstrak kering. Tetapkan pisahkan cair
kadar strichnina dan jika perlu tambahkan laktosa hingga memenuhi pada suhu ku
persyaratan kadar. diperoleh mal

f. Ekstrak Pulepandak (Rauwolfiae Extractum) I.


Cara pembuatan: perkolasi 1.800 bagian serbuk ( 2~) akar pule pandak Cara pembu
dengan etanol 90% v /v hingga alkaloida tersari sempurna, suling etanol berlubang 3 n
pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 70°( hingga diperoleh volume air dal
ekstrak lembek. Tambahkan 50 bagian pati kering, lanjutkan penguapan ulang diaduk.
hingga diperoleh ekstrak kering. Tetapkan kadar alkaloidanya hingga serkaian di a
memenuhi syarat kadar. Ayak melalui pengayak no 12. dengan 150 b
etanol, uapka1
g. Ekstrak Kelembak (Rhei Extractum) volume etanol
Cara pembuatan: perkolasi serbuk ( 284 ) kelembak dengan campuran yang larutkan sisa d
terdiri dari etanol90% dan air volume sama, hingga perkolat terakhir hampir 15 bagian volu
tidak berwarna, uapkan perkolat hingga diperoleh ekstrak kering.
1eroleh 175 h. Ekstrak Stramonium (Stramonii Extractum)
Cara pembuatan: perkolasi 1000 g serbuk ( 284 ) herba stramonium dengan
rti di atas, etanol45%. Pisahkan 850 ml perkolat pertama, teruskan perkolasi hingga
ti susulan I. penyarian sempurna. Suling etanol dari perkolat sisa hingga menjadi
yang mula- ekstrak kental, larutkan ekstrak dalam perkolat pertama. Tetapkan kadar
;erbuk ( 18~0 ) alkaloidanya, jika· perlu tambahkan etanol 45% q.s. hingga memenuhi
uah bejana persyaratan kadar. Biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, jika perlu
lasi dengan saring.
>eluar yang
i. Ekstrak Frangulae (Frangulae Extractum)
;elanjutnya
Cara pembuatan: pada 100 bagian serbuk ( ~~) kulit frangula, tuangkan
air mendidih, biarkan selama 12 jam, peras. Pada sisa tambahkan 300
yang mula- bagian air mendidih, biarkan selama 6 jam, peras lagi. Kumpulkan sari,
;erbuk ( 18~0 ) biarkan mengendap, serkai, uapkan serkaian hingga diperoleh ekstrak
uah bejana kering.
1engan sisa
1 campuran j. Ekstrak Jadam (Aloe Extractum)
;il perkolasi Cara pembuatan: tuangi 100 bagian jadam dengan 500 bagian air mendidih,
tuangkan campuran sambil diaduk ke dalam 500 bagian air, biarkan di
tempat sejuk selam 24 jam, serkai, uapkan serkaian hingga kering.
dihilangkan k. Ekstrak Kecambah (Matti Extractum)
10l 70% v/v
Cara pembuatan: panaskan campuran kecambah yang telah dimemarkan
1enambahan
1enurut cara dengan air panas 3 kali bobot kecambah selama 3 jam. Biarkan mengenap,
pisahkan cairan, sari sisa dengan air panas. Campuran sari dipanaskan
g. Tetapkan
. memenuhi pada suhu kurang lebih 90 ac selama 1 jam , kemudian uapkan hingga
diperoleh massa kental.

l. Ekstrak Hati (Hepatis Extractum)


)Ule pandak Cara pembuatan: giling hati sapi segar dengan penggiling daging yang
uling etanol berlubang 3 mm , maserasi 1000 bagian dengan campuran 1.500 bagian
~a diperoleh volume air dan 2 bagian volume HCl4 N selama 12 jam, sambil berulang-
' penguapan ulang diaduk. Hangatkan hingga suhu 80 ac serkai dan peras. Uapkan
anya hingga serkaian di atas penangas air hingga 100 bagian, dinginkan,campur
dengan 150 bagian volume etanol, kocok selama 10 menit,saring. Suling
etanol, uapkan sisa hingga 30 bagian volume, kocok dengan 300 bagian
volume etanol selama 10 menit, biarkan selama 12 jam. Tuangkan etanol,
npuran yang larutkan sisa dalam air secukupnya hingga 135 bagian volume, tambahkan
·akhir hampir 15 bagian volume tingtur kayu manis.
kering.
m. Ekstrak Kina (Cinchonae Extractum) peras, cuci 1
100 bagian.
Cara pembuatan: maserasi 100 bagian serbuk dri)kulit kina dengan 50
bagian campuran 35 bagian HCl encer p, 20 bagian gliserol p, 45 bagian
air selama 24 jam, pindahkan ke dalam perkolator. Perkol~si mula-mula terlindung
dengan 50 bagian sisa campuran di atas yang diencerkan dengan 450
bagian air, kemudian dengan air secukupnya hingga 2 tetes perkolat Perkolasi
terakhir jika di tambah 8 tetes larutan Na 2C0 3 p tidak keruh. Uapkan Kecuali din~
segera perkolat hingga diperoleh 90 bagian, dinginkan, tambahkan 100 Basahi
bagian etanol. Ekstrak ini berkadar 6 - 8 % alkaloida. hal us yang co
bejana tertu
n. Ekstrak Kola (Colae Extractum) sedikit ke d·
Cara pembuatan: Perkolasi, serbuk ( ~!) biji kola dengan campuran 60 dengan caira
bagian etanol 90% dan 40 bagian volume air hingga perkolat hampir tidak atas simplisi
berasa dan tidak berwarna, kemudian buatlah ekstrak cair. biarkan sela
o. Ekstrak Opium (Opii Extractum) Biarkan
berulang-ula
Cara pembuatan: maserasi 100 bagian opium yang telah dipotong tipis
cairan penya
dengan 500 bagian air selama 24 jam sambil berulang-ulang di aduk, peras,
maserasi sisa dengan 250 bagian air selama 12 jam sambil berulang-ulang Peras
diaduk, peras, campur dengan maserat I. Uapkan hingga sisa 200 bagian, cairan peny<
biarkan selama 24 jam, saring. Uapkan hingga diperoleh ekstrak kering. dalam bejan
Tetapkan kadar morfinanya, atur kadar dengan laktosa atau ekstrak opium dari cahaya.
kering lain hingga memenuhi persyaratan kadar. Ekstrak ini mempunyai Jika da
kadar morphin 20 %. 80 bagian p
syarat, jika 1
2. Tingtur (Tinctura)
Penyim
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi di tempat s
simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia
Sediaan
dalam pelarut yang tertera pada masing - masing monografi. Kecuali
harsa digun
dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10
penyari ada~
% untuk zat berkhasiat keras.
Tingtur
Cara Pembuatan: Asaefoetida
Maserasi Pembagian 1
Kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut:
a. Menuru
Masukkan 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok ke
dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, 1) Ti
biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering di aduk, serkai, pe
peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh
100 bagian.
1a dengan 50
p, 45 bagian Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk
;i mula-mula terlindung dari cahaya, selama 2 hari, enap, tuangkan atau saring.
dengan 450
Perkolasi
tes perkolat
ruh. Uapkan Kecuali dinyatakan lain lakukan sebagai berikut:
1bahkan 100 Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat
halus yang cocok dengan 2,5- 5 bagian cairan penyari, masukkan ke dalam
bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan masa sedikit demi
sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, tuangi
:ampuran 60 dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di
hampir tidak atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator,
biarkan selama 24 jam.
Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan
berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis
ipotong tipis
cairan penyari di atas simplisia hingga diperoleh 80 bagian perkolat.
i aduk, peras,
~rulang-ulang Peras masa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan
:1 200 bagian, cairan penyari secukupnya hingga diproleh 100 bagian. Pindahkan ke
;strak kering. dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari ditempat sejuk terlindung
~ kstrak opium dari cahaya. Enap, tuang atau saring.
i mempunyai Jika dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh
80 bagian perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memenuhi
syarat, jika perlu encerkan dengan cairan penyari secukupnya.
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
itau perkolasi di tempat sejuk.
enyawa kimia
Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung
graft. Kecuali
harsa digunakan cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan
hasiat dan 10
penyari adalah etanol 70%.
Tingtur yang mengandung harsa I damar adalah Mira Tinctura,
Asaefoetida Tinctura, Capsici Tinctura, Tingtur Menyan.

Pembagian Tingtur: ·
a. Menurut Cara Pembuatan
rang cocok ke
myari, tutup, 1) Tingtur Asli adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau
i aduk, serkai, perkolasi.
Contoh Tingtur yang dibuat secara maserasi : f)
a) Opii Tinctura Fl edisi Ill g)
b) Valerianae Tinctura Fl edisi Ill 2) Tin£
simi
c) Capsici Tinctura Fl edisi II
1.
d) Myrrhae Tinctura Fl edisi II
2.
e) Opii Aromatica Tinctura Fl edisi Ill
3.
f) Polygalae Tinctura Ext. Fl 1974 4.
Contoh Tingtur yang dibuat secara perkolasi : c. Berdasar;
a) Belladonae Tinctura Fl edisi Ill 1) Tin
b) Cinnamomi Tinctura Fl edisi Ill calli
c) Digitalis Tinctura Fl edisi Ill Con
d) Lobeliae Tinctura Fl edisi II 2)
an
e) Strychnini Tinctura Fl edisi II
Co
f) lpecacuanhae Tinctura Ext. Fl 1974
3) Tin
2) Tingtur Tidak Asli (Palsu) adalah tingtur yang dibuat dengan
cai
cara melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan
pelarut tertentu. Co
Contoh: 4) Tin
con
a) lodii Tinctura Fl edisi Ill
5) Tin
b) Secalis Cornuti Tinctura Fl edisi Ill
pen
b. Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan ini
penyari) can
1) Tingtur Keras
Contoh Sedia,
adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10% simplisia yang
1) Tingtur ~
berkhasiat keras.
Cara pen
Contoh:
kasar ( ~~
a) Belladonae Tinctura Fl edisi Ill Tetapkar
b) Digitalis Tinctura Fl edisi Ill hingga rr
c) Opii Tinctura Fl edisi Ill 2) Tingtur I
d) Lobeliae Tinctura Fl edisi II Cara pen
e) Stramonii Tinctura Fl edisi II etanol e:
f) Strychnini Tinctura Fl edisi II
g) lpecacuanhae Tinctura Ext. Fl 1974
2) Tingtur Lemah adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20%
simplisia yang tidak berkhasiat keras. Contoh:
1. Cinnamomi Tinctura Fl edisi Ill
2. Valerianae Tinctura Fl edisi Ill
3. Polygalae Tinctura Ext. Fl 1974
4. Myrrhae Tinctura Fl edisi II
c. Berdasarkan Cairan Penariknya
1) Tinctura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau
campuran aether dengan aethanol.
Contoh: Tingtura Valerianae Aetherea.
2) Tinctura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran
anggur dengan aethanol.
Contoh: Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
3) Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai
1uat dengan
cairan penarik ditambahkan suatu asam sulfat.
alam cairan
Contoh: pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
4) Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air,
contoh: Tinctura Rhei Aquosa.
5) Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika
penarikan dilakukan dengan cairan penarik selain aethanol hal
'lgan cairan ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya
campuran simplisia, contoh: Tinctura Chinae Composita .

Contoh Sediaan Tinctura:


nplisia yang
1) Tingtur Kina (Chinae Tinctura)
Cara pembuatan: perkolasi 20 bagian kulit kina yang diserbuk agak
kasar ( ~~ ) dengan etanol 70% hingga diperoleh 100 bagian tingtu r.
Tetapkan kadar alkaloida, jika perlu encerkan dengan etanol 70%
hingga memenuhi syarat.
2) Tingtur lpeka (lpecacuanhae Tinctura)
Cara pembuatan: perkolasi 10 bagian serbuk ( 384 ) akar ipeka dengan
etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
3) Tingtur Gambir (Catechu Tinctura) 10) Tingtu
Cara pembuatan: maserasi 200 g gambir yang telah diremukkan Cara p
dengan 50 g kulit kayu manis yang telah dimemarkan dengan 1000 90% hi
ml etanol 45%, biarkan selama 7 hari, serkai, jernihkan dengan
11) Tingtu
penyaringan.
Cara p
4) Tingtur Poligala (Polygalae Tinctura)
paton.
Cara pembuatan: maserasi 20 bagian irisan halus herba poligala dengan bagia
etanol 60% secukupnya hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
12) Tingtu
5) Tingtur Ratania (Ratanhiae Tinctura)
Cara pi
Cara pembuatan: maserasi 20 bagian serbuk ( 2~) akar ratania dengan 9 bagi<
etanol 60 % secukupnya hingga diperoleh 100 bagian tingtur. cepat
6) Tingtur Stramonii (Stramonii Tinctura) 13) Tingtu
Cara pembuatan: perkolasi 10 bagian serbuk ( ~) herba Stramonium Cara p
dengan etanol 70% hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan encer,
kadar alkaloida, jika perlu encerkan dengan etanol 70%, hingga atur
memenuhi persyaratan kadar, biarkan selama tidak kurang dari 24 syarat
jam, saring.
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk. Tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun sejak tanggal tangg~
pembuatan. Pada etiket harus tertera tanggal pembuatan.
14) Tingtu
7) Tingtur Strichni (Strychni Tinctura)
Cara R
Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk (24/ 36) biji strichni denga
yang telah dihilangkan lemaknya dengan eter minyak tanah, yang
15. Tingtu
menggunakan pelarut penyari etanol 70 % hingga diperoleh 100
bagian tingtur. Tetapkan kadar strichnina, jika perlu dengan etanol Cara
70% secukupnya hingga memenuhi persyaratan kadar. %hing
jika PE
8) Tingtur Kemenyan ( Benzoes Tinctura)
16. Tingtu
Cara pembuatan: Larutkan 20 bagian ( ~) serbuk dalam 100 bagian
etanol 90 %, saring. Cara ~
- 2,6 ~
9) Tingtur Lobelia (Lobeliae Tinctura)
17. Tingtu
Cara pembuatan: perkolasi 10 bagian serbuk ( 364 ) herba lobelia dengan
etanol 70% secukupnya, hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Cara ~
70% h
hinggc:
secuk1
10) Tingtur Mira (Myrrhae Tinctura)
diremukkan Cara pembuatan: maserasi 20 bagian serbuk (~!)Mira dengan etanol
dengan 1000 90% hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
1kan dengan
11) Tingtur Jeruk Manis (Aurantii Tinctura)
Cara pembuatan: 8 bagian kulit buah jeruk manis yang telah dipotong-
potong halus, maserasi dengan etanol encer, hingga diperoleh 100
1ligala dengan bagian tingtur.
ingtur.
12) Tingtur Cabe (Capsid Tinctura)
Cara pembuatan: maserasi 100 g serbuk ( 1~) cabe dengan campuran
ttania dengan 9 bagian etanol95% dan 1 bagian air selama 3 jam. Perkolasi dengan
tingtur. cepat hingga diperoleh 1000 ml tingtur.
13) Tingtur Beladon (Belladonnae Tinctura)
1 Stramonium Cara pembuatan: perkolasi 10 bagian serbuk bela don dengan etanol
:ur. Tetapkan encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida,
70%, hingga atur kadar dengan penambahan etanol encer hingga memenuhi
urang dari 24 syarat, biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, saring.
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
~ dari cahaya, ditempat sejuk. Tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun sejak
sejak tanggal tanggal pembuatan
Jatan.
14) Tingtur Kayu Manis (Cinnamomi Tinctura)
Cara pembuatan: perkolasi 20 bagian serbuk ( ~6) kulit kayu manis
1) biji strichni dengan etanol encer hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
<tanah, yang 15. Tingtur Digitalis ( Digitalis Tinctura)
Hperoleh 100
lengan etanol Cara pembuatan: perkolasi 10 bagian serbuk digitalis dengan etanol 70
%hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan potensi atur potensi
jika perlu encerkan dengan etanol 70% hingga memenuhi syarat.
16. Tingtur lodium (lodii Tinctura)
tm 100 bagian
C~ra pembuatan: Larutkan lodum 1,8 - 2,2 %, Natriun lodida 2,1
- 2, 6 % dalam etanol encer.
17. Tingtur Opium (Opii Tinctura)
lobelia dengan
1tingtur. Cara pembuatan: maserasi 10 bagian serbuk opium dengan etanol
70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar dan atur
hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan etanol 70 %
secukupnya.
18. Tingtur Opium Wangi (Opii Aromatica Tinctura/Tinctura Opii Soli a
Crocata) dengan pil
Cara pembuatan: maserasi campuran 1 bagian kulit kayu manis Granul
serbuk ( ~~ ) , 1 bagian serbuk ( ~~ ) cengkeh dan 12 bagian serbuk mengandun!
opium dengan campuran etanol 90% dan air volume sama banyak
hingga diperoleh 100 bagian tingtur. a. Komp~

19. Tingtur Sekale Cornutum (Secalis Cornuti Tinctura) Zat utama

Cara pembuatan: Cam pur 1 bagian ekstrak sekale kornutum dengan Zat tambah
9 bagian etanol encer. Zat pengisi
20. Tingtur Valerian (Valerianae Tinctura)
Cara pembuatan: maserasi 20 bagian serbuk (~g) akar valerian Zat pengika
dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur.

D Membuat Sediaan Obat Tradisional


Zat pembas·
Sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai
tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan
masalah kesehatan yang dihadapinya, jauh sebelum pelayanan kesehatan
formal dengan obat-obatan modernnya menyentuh masyarakat. Pengetahuan Zat penabur
tentang tanaman obat ini, merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan
pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan, yang secara turun temurun
telah diwariskan oleh generasi terdahulu kepada generasi berikutnya, Zat penyalu
termasuk generasi saat ini.
Agar peranan obat tradisional, khususnya tanaman obat berkhasiat
obat dalam pelayanan kesehatan dapat lebih ditingkatkan, perlu didorong
Tujuan pen
upaya pengenalan dan penerapan membuat sediaan obat tradisional
dengan tujuan untuk mengembangkan obat tradisional. 1) Untuk
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa 2) Mence
bahan tumbuhan, bahan hewan,bahan mineral, sediaan galenika atau 3) Supaya
campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. b. Pembu

Contoh-contoh sediaan obat tradisional antara lain: Cara pe


bahan-bahan
1. Pilulae (Pil) tambahan, se
Pilulae adalah suatu sediaan berupa massa padat mengandung satu dengan cara
atau lebih bahan obat (Fl edisi Ill). bentuk bata
ctura Opii Boli adalah pil yang beratnya di atas 300 mg, pembuatannya sama
dengan pil (FI edisi Ill).

cayu manis Granula adalah pil kecil yang beratnya tidak lebih dari 30 mg
:ian serbuk mengandung 1 mg bahan obat (FI edisi Ill).
ma banyak
a. Komponen Pilulae
Zat utama : berupa bahan obat

:um dengan Zat tambahan , terdiri dari:


Zat pengisi gunanya untuk memperbesar volume pil. Contoh: Akar
Manis, Bolus Alba, atau bahan lain yang cocok

ar valerian Zat pengikat membuat massa supaya saling melekat antara satu
r. dengan yang lain. Contoh: Sari Akar Manis, Gom
Akasia, Tragacanth, campuran bahan tersebut (PGS),
atau bahan lain yang cocok.
Zat pembasah membasahi massa sebelum dibentuk. Contoh: air,
m memakai gliserol, sirup,Madu, campuran bahan tersebut atau
mggulangan bahan lain yang cocok.
n kesehatan
Pengetahuan Zat penabur membuat sediaan yang sudah terbentuk tidak melekat
berdasarkan satu sama lain. Contoh: Lycopodium atau Talk, atau
·un temurun bahan lain yang cocok.
berikutnya, Zat penyalut melapisi pil dengan tujuan tertentu. Contoh: perak,
Balsam Tolu, Keratin, Sirlak, Kolodium, Salol, Gelatin,
1t berkhasiat gula atau bahan lain yang cocok.
!rlu didorong
Tujuan penyalutan pil:
L tradisional
1) Untuk menutup rasa dan bau yang kurang enak
yang berupa 2) Mencegah perubahan karena pengaruh udara
alenika at au 3) Supaya pil pecah dalam usus (enteric coated pil)
~ murun telah
b. Pembuatan Sediaan
Cara pembuatan pil pada prinsipnya dilakukan dengan cara mencampur
bahan-bahan obat padat sampai homogen, kemudian ditambah zat-zat
tambahan, setelah homogen ditetesi bahan pembasah, kemudian digerus
gandung satu dengan cara ditekan sampai diperoleh massa pil yang elastis lalu dibuat
bentuk batang dan dipotong dengan alat pemotong pil sesuai dengan
jumlah pit yang diminta. Bahan penabur ditambahkan setelah terbentuk 4) Pil den
massa pit agar massa pit yang telah jadi tidak melekat pada alat pembuat bila ad
pit. Lanae
Beberapa keterangan pada pembuatan pit: 5) Pit yang
Kalii lo
1) Bobot pit ideal an tara 100 - 150 mg, rata-rata 120 mg
mortir
Oleh karena sesuatu hal syarat ini seringkali tidak dapat dipenuhi Radix d
2) Sebagai zat pengisi, jika mungkin dipitih Radix Liquiritiae kecuali ada tersebu
reaksi kadang digunakan Bolus Alba. Jumlah yang dipakai umumnya 6) Pit deng
dua kali jumlah zat pengikatnya (biasanya Succus Liq). Dikenal juga
Dalam
istitah PPP (Pulvis Pro Pitulis) yaitu campuran Succus Liq dan Radix
diguna
Liq sama banyak.
diuapk
3) Sebagai zat pengikat, jika mungkin gunakan Succus Liq 2 gram/ 60 dengan
pit. Kecuali ada reaksi kadang digunakan Adeps Lanae atau Vaselin.
c. Persya
4) Pad a pembuatan massa pit ke dalam campuran obat, Radix dan
Succus harus ditambahkan cairan (zat pembasah) supaya pada 1) Memem
pengepalan diperoleh massa yang homogen yang cukup baik untuk edisi Ill
dikerjakan selanjutnya. Paling baik gunakan Aqua Glycerinata yaitu 2) Memem
campuran air dan Gliserin sama banyak.
3) Pada pe
5) Setelah pembuatan massa pit, kemudian massa pit digulung dan sehingg
dipotong menu rut jumlah yang diminta dan akhirnya pit-pit dibulatkan.
Untuk mencegah melekatnya pit pada alat pembulat pit, taburkan
Keseragama1
Talkum/Likopodium dengan rata. Penting untuk menghitung lagi
jumlah pit tersebut. Timban1
terbesar yan
Pit dengan Bahan-bahan Khusus berikut:
1) Pit dengan senyawa mengoksidasi (KMn04; KN03; FeCl3; AgN03) atau
garam-garam Pb, pengisi menggunakan 100 mg Bolus Alba, pengikat
Adeps Lanae/Vaselin secukupnya. Selain itu menggunakan pillen
plank ebonite.
2) Pit dengan Extractum Gentian (bereaksi asam) bila diberikan
bersama-sama dengan zat lain yang dengan asam-asam melepaskan
gas missal: Ferrum reductum, Ferrum pulveratum, Natrii Carbonas, Penyimpana1
Natrii Bicarbonas, maka untuk menetralkan asamnya perlu ditambah
MgO sebanyak 100 mg untuk setiap 3 gram Extract Gentian.
3) Pit dengan garam-garam ferro harus dibalut dengan Tolu Balsam
untuk mencegah oksidasi oleh udara.
bentuk 4) Pil dengan Digitalis Folium akan rusak atau glukosidanya akan terurai
~mbuat bila ada lembab atau air. Untuk pil ini dikerjakan dengan Adeps
Lanae dan Radix Liquiritae.
5) Pil yang mengandung zat-zat yang higroskopis, seperti Kalii Bromidum,
Kalii lodidum dan Natrii Salicylas, supaya digerus halus di dalam
mortir panas. Penambahan Succus Liquiritae dan Pulvis Liquiritae
ipenuhi Radix diperlukan ±1 ,5 gram masing-masing untuk 7 gram bahan obat
terse but.
uali ada
numnya 6) Pil dengan sari-sari cair
nal juga Dalam jumlah kecil, tetap digunakan Succus dan Radix. Sari cair
m Radix digunakan sebagai pengganti Aqua Glycerinata. Dalam jumlah besar,
diuapkan kemudian tambahkan Radix secukupnya atau diganti
ram/ 60 dengan sisa keringnya.
Vaselin.
c. Persyaratan Pilulae
~dix dan
,ya pada 1) Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada Compressi (FI
1ik untuk edisi Ill)
ata yaitu 2) Memenuhi syarat keseragaman bobot pil (FI edisi Ill)
3) Pada penyimpanan bentuknya harus tetap, tetapi tidak begitu keras
lung dan sehingga dapat hancur dalam saluran pencernaan.
bulatkan.
taburkan Keseragaman Bobot
itung lagi
Timbang 20 pil satu persatu, hitung bobot rata-rata, penyimpangan
terbesar yang diperbolehkan terhadap bobot rata-rata adalah sebagai
berikut:
N03) atau
, pengikat
kan pillen

diberikan
elepaskan
Carbon as, Penyimpanan Sesuai dengan cara penyimpanan tablet,
ditambah dengan memperhatikan sifat zat tambahan
an. yang digunakan.
lu Balsam
Contoh Resep Pilulae Kulit K
Daun D
Pil Temulawak
Akar lp
R/Temulawak 3.6 Daun
PGA 0.9 Sekale
Daun S
Aqua Glycerin qs TemulG
m.f.Pil. No. XXX
b. De raja
S.t.dd.Pillll
Bahan

2. lnfusa (lnfus)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90 oc selama 15 menit.

Cara Pembuatan
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci
dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit
terhitung mulai suhu mencapai 90 oc sambil sekali-sekali di aduk. Serkai
selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui c. Banyak
ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. Umumn
air sebanyak
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus: melembabka
a. Jumlah simplisia · dalam keada
b. Derajat hal us simplisia d. Cara M~

c. Banyaknya air ekstra Umumn


d. Cara menyerkai mengandung
diserkai sete
e. Penambahan bahan-bahan lain ditujukan untuk menambah kelarutan,
menambah kestabilan dan untuk menghilangkan zat-zatyang menyebabkan lnfus c~
efek lain. dalam keada
lnfus da
a. Jumlah Simplisia mengandung
Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan air panas, te
berkhasiat keras di buat dengan menggunakan 10 % simplisia. UntukA
Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut digunakan sejumlah dengan air h
simplisia seperti tertera dibawah ini:
Kulit Kina 6 bagian
Daun Digitalis 0,5 bagian
Akar lpeka 0,5 bagian
Daun Kumis kucing 0,5 bagian
Sekale Kornutum 3 bagian
Daun Sena 4 bagian
Temulawak 4 bagian

b. Derajat Halus Simplisia


Bahan yang digunakan untuk infus harus mempunyai derajat halus
sebagai berikut :
Akar Manis, Daun Kumis kucing, Daun Sirih, Daun

;implisia nabati

Laos, Akar Valerian, Temulawak, Jahe


Kulit Kina, Akar lpeka, Sekale Kornutum
)k dalam panci
~lama 15 menit
di aduk. Serkai
Jkupnya melalui c. Banyaknya Air Ekstra
Umumnya untuk membuat sediaan infus diperlukan penambahan
air sebanyak 2 kali berat simplisia. Air ekstra ini diperlukan untuk
tan infus: melembabkan simplisia, karena simplisia yang digunakan pada umumnya
dalam keadaan kering.

d. Cara Menyerkai
Umumnya infus diserkai selagi panas, kecuali infus simplisia yang
mengandung minyak atsiri, infus Condurango Cortex dan infus Daun Sena
diserkai setelah dingin.
mbah kelarutan,
ng menyebabkan lnfus Condurango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut
dalam keadaan dingin, dan mengendap dalam keadaan panas.
lnfus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena
mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang larut dalam
~ bukan bahan air panas, tetapi tidak larut dalam air dingin.
)lisia.
UntukAsam Jawa sebelum dibuat infus di buang bijinya dan diremas
1akan sejumlah dengan air hingga massa seperti bubur.
lnfus Daun Sena, infus Asam jawa dan infus simplisia lain yang • Tambaf
mengandung lendir tidak boleh diperas. dikocol
Untuk Buah Adas Manis dan Buah Adas harus dipecah terlebih • Tam bat
dahulu. • Encerkl
Bila sediaan tidak disebutkan derajat kehalusannya, hendaknya
Etanol
diambil derajat kehalusan suatu bahan dasar yang kekentalannya sama/
air. Talcum t
sediaan galenik dengan bahan yang sama.
dan menyen
e. Penambahan Bahan-Bahan Lain yang dihasill

Pad a pembuatan infus Kulit Kina ditambahkan asam sitrat 10% Selain
dari bobot bahan berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang juga menca
mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan Natrium karbonat 10% olea volatili
dari bobot simplisia, dengan tujuan untuk memperbesar kelarutan zat Aqua a
berkhasiat dalam air. minyak atsir
mendidihka1
Contoh Resep lnfusa penangas ai

lnfusa Tamarindae Pulpa Pemerian: (


menyimpan
R/ lnf. Asam Jawa 100
Syarat untu
Bicarb. Natr 3 digunakan.
Sir. Simpl 10 Penyimpana
m.f.Potio tempat sejL

S.b.dd.C I Khasiat: zat


Air aromati
3. Aqua Aromatica (Air Aromatika) a. Aqua
Adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat-zat yang beraroma adala
dalam air. Di antara air aromatika, ada yang mempunyai daya terapi dengan melc
yang lemah, tetapi terutama digunakan untuk memberi aroma pada air sampai
obat-obatan atau sebagai pengawet. kocok, dian
Air aromatika harus mempunyai bau dan rasa yang menyerupai Pemerian,
bahan asal, bebas bau empirematik atau bau lain, tidak berwarna dan
tidak berlendir. Syarat untu
disaring leb
Cara pembuatan:
• Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing
monografi dalam 60 ml etanol 95%.
.ain yang • Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil
dikocok kuat-kuat.
terlebih • Tambahkan 500 mg Talc, kocok, diamkan, saring.
• Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.
mdaknya
ya sama/ Etanol disini berguna untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam
air. Talcum berguna untuk membantu terdistribusinya minyak dalam air
dan menyempurnakan pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik
yang dihasilkan jernih.

trat 10% Selain cara melarutkan seperti yang tertera dalam Fl II, buku lain
isia yang juga mencantumkan aqua aromatica adalah hasil sam ping dari pembuatan
onat 10% olea volatilia secara penyulingan sesudah diambil minyak atsirinya.
'Utan zat Aqua aromatica yang diperoleh sebagai hasil samping pembuatan
minyak atsiri secara destilasi dapat dicegah pembusukannya dengan cara
mendidihkan dalam wadah tertutup rapat yang tidak terisi penuh di atas
penangas air selama 1 jam.
Pemerian: cairan jernih, atau agak keruh, bau dan rasa tidak boleh
menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal.
Syarat untuk resep : jika air aromatik keruh, kocok kuat-kuat sebelum
digunakan.
Penyimpanan : dalam wadah terttutup rapat, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk.
Khasiat: zat tambahan.
Air aromatika yang tertera dalam Fl II ada 3 (tiga) yaitu:
a. Aqua Foeniculi
)eraroma adalah larutan jenuh Minyak Adas dalam air. Aqua Foeniculi dibuat
ya terapi dengan melarutkan 4 g Oleum Foeniculi dalam 60 ml etanol 90%, tambahkan
1ma pada air sampai 100 ml sambil dikocok kuat-kuat, tambahkan 500 mg talc,
kocok, diamkan, saring. Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air.
myerupai Pemerian, penyimpanan sama seperti aqua aromatik.
rarna dan
Syarat untuk resep: seperti aqua aromatik dan sebelum digunakan harus
disaring lebih dahulu.

1g-masing
b. Aqua Menthae Piperitae =Air Permen Penggunaan
Adalah larutan jenuh Minyak Permen dalam air. a. Sebagai
Cara pembuatan: lakukan pembuatan menurut cara yang tertera pada b. Sebagai
aqua aromatika dengan menggunakan 2 g Minyak Permen. lain-lai
lemak (1
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatik.
emetikll
c. Aqua Rosae =Air Mawar bentuk 1

adalah larutan jenuh Minyak Mawar dalam air. c. Sebagai

Cara pembuatan: larutkan 1 g Minyak Mawar dalam 20 ml Etanol, saring. Minyak lemal
Pada filtrat tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring. a. Minyak-1
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua Ricini.
aromatika. b. Minyak-
Khusus untukAqua Foeniculi jangan disimpan ditempat sejuk karena Arachidl
anetol akan menghablur, jadi disimpan pada suhu kamar, kalau keruh
kocok dulu sebelum digunakan. Aqua Foeniculi bila menghablur harus Penyimpanan
dipanaskan pada suhu 25 oc dan kemudian dikocok kuat - kuat, sebelum Kecuali
digunakan harus disaring. terisi penuh,

4. Olea Pinguia (Minyak Lemak) Contoh-contl


Adalah campuran senyawa asam lemak bersuku tinggi dengan gliserin a. Minyak I
(gliserida asam lemak bersuku tinggi). Adalah
pemera
Cara- cara mendapatkan minyak lemak
b. Minyak
a. Diperas pada suhu biasa, misalnya: Oleum Arachidis, Oleum Olivae,
Oleum Ricini Adalah
Theobro
b. Diperas pada suhu panas, misalnya: Oleum Cacao, Oleum Cocos
c. Minyak
Syarat-syarat minyak lemak antara lain:
Adalah
a. Harus jernih, yang cair harus jernih, yang padat sesudah dihangatkan endospe
(diatas suhu leburnya) tidak boleh berbau tengik.
d. Minyak
b. Kecuali dinyatakan lain harus larut dalam segala perbandingan
Adalah
dalam CHCl 3 , Eter dan Eter minyak tanah.
L dan sp
c. Harus memenuhi syarat-syarat minyak mineral, minyak harsa dan suhu 0
minyak-minyak asing lainnya, senyawa belerang dan logam berat.
Potensi
Cara identifikasi minyak lemak: pada kertas meninggalkan noda D tidak
lemak
Penggunaan minyak lemak:
a. 5ebagai zat tambahan
ertera pada b. 5ebagai pelarut, misalnya: sebagai pelarut obat suntik, lotio dan
lain-lain, serta anti racun, untuk racun yang tidak larut dalam
lemak (racunnya dibalut lemak, lalu segera diberi pencahar atau
Ja aromatik.
emetikum) tetapi bila racun yang larut dalam lemak maka dalam
bentuk terlarut absorpsi dipercepat.
c. 5ebagai obat, misalnya: Oleum Ricini, dapat dipakai sebagai pencahar.

tnol, saring. Minyak lemak dibagi dalam dua golongan:


lg.
a. Minyak-minyak yang dapat mengering misalnya: Oleum Lini, Oleum
~perti aqua Ricini.
b. Minyak-minyak yang tidak dapat mengering, misalnya: Oleum
ejuk karena Arachidis, Oleum Olivarum, Oleum Amygdalarum, Oleum 5esami.
<alau keruh
ablur harus Penyimpanan minyak lemak:
3t, sebelum Kecuali dinyatakan lain, harus disimpan dalam wadah tertutup baik,
terisi penuh, terlindung dari cahaya.

Contoh-contoh minyak lemak:


1gan gliserin a. Minyak Kacang/Oleum Arachidis
Adalah minyak lemak yang telah dimurnikan, diperoleh dengan
pemerasan biji Arachidis hypogeae L yang telah dikupas.

~urn Olivae, b. Minyak Coklat!Oleum Cacao


Adalah lemak padat yang diperoleh dengan pemerasan panas biji
Jm Cocos Theobroma cacao L yang telah dikupas dan dipanggang.
c. Minyak Kelapa/Oleum Cocos.
Adalah minyak lemak yang di peroleh dengan pemerasan panas
iihangatkan endosperm Cocos nucifera L yang telah di keringkan.
d. Minyak lkan/Oleum lecoris Aselli
rbandingan
Adalah minyak lemak yang diperoleh dari hati segar Gadus calarias
L dan species gadus lainnya, dimurnikan dengan penyaringan pada
< harsa dan suhu 0 oc.
gam berat.
Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 51 tiap gram, potensi vitamin
atkan noda D tidak kurang dari 80 51 tiap gram.
e. Minyak LiniiOleum Lini 5. Olea
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemeraspn biji masak Minyal
Unum usitatissinum L Olea
f. Minyak ZaituniOleum Olivae menguap, )
simplisia S(
Adalah minyak lemak yang di peroleh dengan pemerasan dingin biji
tumbuh-tu
masak Olea europeae L Jika perlu di murnikan.
secara sintE
g. Minyak JarakiOleum Ricini
Sifat-sifat ~
Adalah minyak lemak yang di peroleh dengan pemerasan dingin biji
Ricinus communis L yang telah di kupas. a. mudah
h. Minyak WijeniOleum Sesami b. rasa Y1
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan biji Sesamum c. wangi
indicum L. d. tidak
i. Minyak Kelapa Murni = Oleum Cocos purum
e. minyal
Adalah minyak lemak yang dimurnikan dengan penyulingan
bertingkat diperoleh dari endosperma Cocos nucifera yang telah Warn a
dikeringkan. dalam miny
hijau karen1
j. Minyak Tengkawang = Oleum Shoreae hijau karenq
Adalah minyak lemak yang di peroleh dengan pemerasan panas Minyak atsir
keping biji Shorea stenoptera Burck yang segar atau kering atau terurai atau
dari biji spesies shorea yang lain. Pemerian m
k. Minyak Kaulmogra I Minyak Hidnokarpi I Oleum Hydnocarpi asal.
Adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin Penyimpana
biji dari buah masak segar Hidnocarpus wightraria Blume, spesies cahaya dan
Hydnocarpus lain dan Taraktogenus kurzii King.
ldentifikasi
l. Minyak Jagung I Oleum Maydis
a. tetesk<
Adalah minyak lemak yang diperoleh dari embrio Zea mays L,
kemudian dimurnikan. b. pada s
cara p
m. Minyak Pala I Oleum Myristicae expressum
c. kocok
Adalah campuran minyak lemak dan minyak atsiri, diperoleh dengan biarka
pemerasan panas biji Myristica fragrans Houtt, yang telah dibuang
selaput biji dan kulit bijinya.
5. Olea Volatilia (Minyak Atsiri)
ji masak Minyak atsiri disebut juga minyak menguap atau minyak terbang.
Olea Volatilia adalah campuran bahan-bahan berbau keras yang
menguap, yang diperoleh baik dengan cara penyulingan atau perasan
ngin biji simplisia segar maupun secara sintetis. Minyak atsiri diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan. Contoh: daun, bunga, kulit buah, buah atau dibuat
secara sintetis.

ngin biji Sifat-sifat minyak atsiri:


a. mudah menguap
b. rasa yang tajam
,esamum c. wangi yang khas
d. tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik.
e. minyak atsiri yang segar tidak berwarna, sedikit kuning muda.
rulingan
ng telah Warna coklat, hijau ataupun biru, disebabkan adanya zat-zat asing
dalam minyak atsiri tersebut. Misalnya: Oleum Bergamottae berwarna
hijau karena klorofilnya terlarut kedalamnya. Oleum Cajuputi berwarna
hijau karena senyawa tembaga dari alat penyulingnya terlarut kedalamnya.
tn panas Minyak atsiri akan berwarna kuning atau kuning kecoklatan karena sudah
ing atau terurai atau teroksidasi.
Pemerian minyak atsiri: cairan jernih, bau seperti bau bagian tanaman
·pi asal.
n dingin Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari
, spesies cahaya dan ditempat sejuk.

ldentifikasi minyak atsiri:


a. teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh.
mays L,
b. pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan
cara penyulingan uap tidak terjadi noda transparan
c. kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh volume sama,
1dengan
biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
dibuang
Cara-cara memperoleh minyak atsiri: 2) c
a. Cara pemerasan Bl
d
yaitu cara yang termudah dan masih dapat dikatakan primitif. Cara
bi
ini hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri mempunyai kadar tinggi
si
dan minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan. Contoh : Minyak
IT
Jeruk
b. Cara penyulingan (destilasi).
Ada 2 (dua) cara penyulingan:
1) Cara langsung (menggunakan api langsung)
Bahan yang akan diolah di masukkan ke dalam sebuah bejana
di atas pelat yang berlubang dan bejana berisi air. Uap air yang
naik melalui lubang dan melalui sebuah pendingin, kemudian
minyak yang keluar dengan uap air di tampung. Cara ini hanya
dapat digunakan untuk jumlah bahan bakal yang sedikit, karena
jumlah air yang akan menjadi uap dan membawa serta minyak
terbatas jumlahnya.

Tabung pendingin
(Kondensor)
Proses Des

Dari kE
dua la1

Hasil destilasi /-
J:: 1
..
Letak
BJ mi
sebali
Kedua
(Destilat)"'-.,_ : \
- ) air da
seper
Penge
Proses Desti lasi air te
minya
jenuh
2) Cara tidak langsung (destilasi uap/ destilasi bertingkat)
Bahan yang akan diolah dimasukkan ke dalam sebuah bejana
mitif. Cara dan di tambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang
:adar ti nggi berasal dari bejana lain. Cara ini dapat digunakan untuk
h : Minyak simplisia dalam jumlah yang besar terutama bahan bakal yang
mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah .

Airkeluar
uah bejana
lap air yang
, kemudian
·a ini hanya
ikit, karena
~rta minyak

g pendingin
ensor)
Proses Destilasi Bertingkat

Dari ke dua cara di atas pada bejana penampungan akan terdapat


dua lapisan, yaitu air dan minyak atsiri.
Letak minyak atsiri dan air tergantung pada berat jenisnya. Jika
BJ minyak atsiri > BJ air maka minyak atsiri berada di bawah dan
sebaliknya .
. Kedua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa
air dapat di keringkan dengan menggunakan zat - zat pengering,
seperti : Na2 504 exicatus.
Pengeringan sisa air ini perlu di lakukan sebab dengan adanya sisa
air tersebut minyak atsiri cepat rusak I menjadi tengik. Bila lapisan
minyak atsi ri dan air sukar dipisahkan dapat di tambahkan NaCl
jenuh untuk menarik airnya
c. Cara Enfleurage Syarat - syar
Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun bunga yang a. Harus j
digunakan untuk kosmetik. Kejernit
atsiri ke
Daun bunga disebarkan diatas keping kaca yang lebih dulu dilapisi
dengan lemak atau gemuk. Dibiarkan beberapa lama, tergantung b. Mudah l
dari jenis daun yang diolah, contoh:bunga melati 24 jam. Kemudian c. Minyak
daun bunga diangkat, diganti dengan yang segar sampai beberapa minyak
kali, sampai lemak itu benar-benar jenuh dengan minyak atsiri. kertas p
Biasanya lemak itu dapat digunakan untuk 30 kali.
d. Harus k
Lapisan lemak dikerok, dilarutkan dalam alkohol absolut, maka minyak
minyak atsiri akan larut, sedangkan lemaknya tidak larut, sehingga sejumla
lemaknya dapat dipisahkan dari minyak atsiri. sama, b
Minyak atsiri yang ada dalam alkohol disuling secara vacum (dengan e. Bau da
alat evaporator vacum). Alkohol yang digunakan bukan alkohol
fortior, melainkan alkohol absolut. Sebab waktu diuapkan, uap air Bau dip
akan membawa minyak atsiri. dengan
minyak
Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dengan kandungan
minyak atsiri yang rendah dan tidak tahan pemanasan. Contoh- co
a. Oleum
Cara pe
Mill var
b. Oleum
Cara pe
dan bu
c. Oleum
Cara pe
dari tan
d. Oleum
Cara pe
masih s
e. Oleum
Cara pe
dan ma
Proses Enfleurage
Syarat - syarat minyak atsiri:
~a yang a. Harus jernih, tidak berwarna, kalau perlu setelah pemanasan.
Kejernihan dapat dibuktikan dengan cara meneteskan 1 tetes minyak
dilapisi atsiri keatas permukaan air, permukaan air tidak keruh.
1antung b. Mudah larut dalam Chloroform atau Eter.
mudian
c. Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas
~berapa
minyak lemak. Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan keatas
c atsiri.
kertas perkamen tidak meninggalkan noda transparan.
d. Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasi sehingga
:, maka minyak akan berwarna. Kekeringan dibuktikan dengan cara mengocok
ehingga sejumlah minyak atsiri dengan larutan Natrium Klorida jenuh volume
sama, biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
[dengan
e. Bau dan rasa seperti simplisia asal
alkohol
uap air Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak atsiri
dengan 10 ml air. Rasa diperiksa dengan mencampur satu tetes
minyak atsiri dengan 2 gram gula.
1dungan
Contoh - contoh minyak atsiri:
a. Oleum Foeniculi (Minyak Adas)
Cara pembuatan: Penyulingan uap buah masak Foen;culum vulgads
Mill varietas a vulgare dan ~-dulce.
b. Oleum Anisi (Minyak Adas Manis)
Cara pembuatan: Penyulingan uap buah kering /Wdum verum Hook
dan buah kering P;mpenWa an;sum L (fam : Magnoliaceae)
c. Oleum Caryophylli (Minyak Cengkeh)
Cara pembuatan: Penyulingan pucuk berbunga yang telah dikeringkan
dari tanaman Eugen;a caryophyllata.
d. Oleum Citri (Minyak Jeruk)
Cara pembuatan: Pemerasan pericarp (kulit buah bagian luar yang
masih segar) dari tanaman Otrus lemon.
e. Oleum Aurantii (Minyak Jeruk manis)
Cara pembuatan: Pemerasan pericarp (kulit buah luar yang segar
dan masak) dari tanaman Otrus s;nens;s.
f. Oleum Eucalypti (Minyak Kayu putih) 3)
Adalah minyak atsiri yang mengandung sineol 50-60%. Diperoleh 4)
dengan destilasi uap dari daun segar, ujung cabang segar dari berbagai
spesies Eucalyptus atau spesies yang diinginkan (E. globulus, E. c. larut
futicerutum, E. polybractea, E. Smithii). Hydr
yang
g. Oleum Menthae piperitae (Minyak Permen)
Adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari bagian Padq
di atas tanah tanaman berbunga Mentha p;perita yang segar dan antrakinoi
telah dimurnikan. dinyataka
ditambah
h. Oleum Cinnamommi (Minyak Kayu manis) Kadar gul~
Pembuatan: Penyulingan uap kulit batang dan kulit cabang lebih tingl
Onnamomum zeylankum Blume. % sirup al<
i. Oleum Citronellae (Minyak Sereh) Bj si
dari sakar
Pembuatan: Penyulingan uap daun Cymbopogon nardus.
bereaksi a
j. Oleum Rosae (Minyak Mawar)
Perna
Pembuatan: Penyulingan uap bunga segar Rosa gaUca alba. terjadinyq
Gula
6. Syrupi (Sirup) yang mem
Adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar dalam siru
sakarosa (C 12 H22 0 11 ) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. tua (terbe1
obat. Kada
Cara pembuatan sirup: Sirupus lo
a. Buat cairan untuk sirup mereduksi
dipercepat
b. Panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut.
sitrat. Pad
c. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dapat ditu
di kehendaki, turun kare
d. Buang busa yang terjadi,dan serkai. diencerka
Untu
Cairan untuk sirup, dimana gulanya akan dilarutkan dapat dibuat dari : bahan pen
a. aqua destilata: untuk sirupus simplex. Bila
b. hasil-hasil penarikan dari bahan dasar: sakarosa
tertutup,
1) maserat misalnya Sirupus Rhei
sirupus, A
2) perkolat misalnya Sirupus Cinnamomi dilarutkan
3) colatura misalnya Sirupus Senae
Diperoleh 4) sari buah misalnya Rubi ldaei
1ri berbagai
.obulus, E. c. larutan atau campuran larutan bahan obat misalnya: Methdilazina
Hydrochloridi Sirupus, sirup-sirup dengan nama patent misalnya
yang mengandung campuran vitamin.

jari bagian Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida
segar dan antrakinon di tambahkan Na 2C0 3 sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali
dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan
ditambahkan metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok.
Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66 % sakarosa, bila
it cabang lebih tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62
% sirup akan membusuk.
Bj sirup kira-kira 1,3. Pada penyimpanan dapat terjadi inversi
dari sakarosa (pecah menjadi glukosa dan fruktosa) dan pada sirup yang
bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
Pemanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan
lba. terjadinya gula invert.
Gula invert adalah gula yang terjadi karena penguraian sakarosa
yang memutar bidang polarisasi ke kiri. Gula invert tidak dikehendaki
rosa. Kadar dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah berjamur dan berwarna
•i 66%. tua (terbentuk karamel), tetapi mencegah terjadinya oksidasi dari bahan
obat. Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya dalam pembuatan
Sirupus lodeti Ferrosi. Hal ini karena sirup merupakan media yang
mereduksi, mencegah bentuk ferro menjadi bentuk ferri. Gula invert disini
dipercepat pembuatannya dengan memanaskan larutan gula dengan asam
arut.
sitrat. Pada sirup yang mengandung sakarosa 62% atau lebih, sirup tidak
Jabot yang dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati. Bila kadar sakarosa
turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam resep, sirup
diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur.
Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, dapat ditambahkan
buat dari : bahan pengawet misalnya nipagin.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka
sakarosa dilarutkan dengan pemanasan lemah dan dalam botol yang
tertutup, seperti pada pembuatan Thymi sirupus dan Thymi compositus
sirupus, Aurantii corticis sirupus. Untuk Cinnamomi sirupus sakarosa
dilarutkan tanpa pemanasan.
Maksud menyerkai pada sirup adalah untuk memperoleh sirup yang Penetapan
jernih. a. Timba
Ada beberapa cara menjernihkan sirup: tam be
Tam be
a. Menambahkan kocokan zat putih telur segar pada sirup . Didihkan tetes
sambil diaduk, zat putih telur akan menggumpal karena panas.
b. Tambc
b. Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran filtrat
sirup akan melekat ke kertas saring. 50 ml)
Cara memasukkan sirup ke dalam botol. 21 ba~
tan gas
Penting untuk kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya awet denga
(tidak berjamur) sebaiknya sirup disimpan dengan cara:
c. Jika p
a. Sirup yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering. Tetapi 100m
pada pendinginan ada kemungkinan terjadinya cemaran sehingga
terjadi juga penjamuran. d. Ukur
mengg
b. Mengisikan sirup panas- panas kedalam botol panas (karena sterilisasi) 10° da
sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi
sterilisasi sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam
lelehan parafin solidum yang menyebabkan sirup terlindung dari
pengotoran udara luar.
c. Sterilisasi sirup, disini harus diperhitungkan pemanasan 30 menit c =
apakah tidak berakibat terjadinya gula invert.
a1 =
Maka untuk kestabilan sirup, Filii juga menuliskan tentang panambahan a2 =
metil paraben 0,25% atau pengawet lain yang cocok. t =
Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol ini yang terbaik
adalah cara ketiga.
Contoh-con
Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi a. Ferros
sebagai:
Cara p
Obat, misalnya: Chlorfeniramini maleatis Sirupus. 60 bag
Corigensia saporis, misalnya: Sirupus Simplex sambil
Corigensia odoris, misalnya: Sirupus Aurantii dimasu
bagian
Corigensia coloris, misalnya: Sirupus Rhoedos, Sirupus Rubi idaei
Untuk
Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup karena corong
konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri. saring
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat dan di tempat sej uk.
ang Penetapan kadar sakarosa
a. Tim bang seksama ± 25 gram sirup dalam labu terukur 100 ml,
tambahkan 50 ml air dan sedikit larutan Aluminium hidroksida p.
Tambahkan larutan timbal ( II ) sub asetat p tetes demi tetes hingga
1kan tetes terakhir tidak menimbulkan kekeruhan.
I.
b. Tambahkan air secukupnya hingga 100,0 ml sa ring, buang 10 ml
Jran filtrat pertama. Masukkan ± 45,0 ml filtrat kedalam labu tentukur
50 ml, tambahkan campuran 79 bagian volume asam klorida p dan
21 bagian vol. Air secukupnya hingga 50,0 ml. Panaskan labu dalam
tangas air pada suhu an tara 68°dan 70 oc selama 10 menit, dinginkan
wet dengan cepat sehingga suhu lebih kurang 20 oc.
c. Jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan tidak lebih dari
tapi 100 mg arang penyerap.
Jgga
d. Ukur rotasi optik larutan yang belum di inversi dan sesudah inversi
menggunakan tabung 22,0 em pad a suhu pengukur yang sama antara
1asi)
10° dan 25°C. Hitung kadar dalam %, C12 H22 0 11 dengan rumus:
jadi
lam
dari 300x(a1 -a)
c= (144 - 0,5t)
2nit c = Kadar sacharosa dalam %
a1 = rotasi optik larutan yang belum di inversi
han az = rotasi optik larutan yang sudah di inversi
t = suhu pengukuran
>aik

Contoh-contoh Sediaan Sirup:


1gsi a. Ferrosi lodidi Sirupus
Cara pembuatan: 20 bagian ferrum pulveratum dicampur dengan
60 bagian air, tambahkan 41 bagian lodium sedikit demi sedikit
sambil digerus. Setelah warna coklat hilang maka larutan disaring,
dimasukkan kedalam larutan Yz bagian acidum citricum dan 600
bagian sakarosa dalam 200 bagian air panas.
Untuk mencegah terjadinya oksidasi dari ferro lodida maka ujung
2na corong masuk kedalam larutan sakarosa. Sisa serbuk besi pada kertas
sa ring dicuci dengan air sampai diperoleh 1000 bagian sirup.
Guna Acidum Citricum adalah untuk mempercepat inversi sakarosa, Sirupus s
menjadi glukosa dan fruktosa yang merupakan redL:Jktor kuat yang larutan r
berg una untuk mencegah oksidasi ferro lodidum. Dalam
Ferro lodidum selalu dibuat baru. yang han
bila akan
b. Sirupus Simplex/Sirup Gula berair.
Cara pembuatan: larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil
para ben 0,25 % secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup E. Me
Pemerian: cairan jernih, tidak berwarna Far
sintesa,
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
dalam de
c. Auranti Sirupi/Sirup Jeruk Manis Farmako
dan orga
Cara pembuatan: cam pur 10 bagian kulit buah jeruk manis yang pemurni
telah dipotong kecil-kecil dengan 20 bagian larutan metil paraben penyelidi
0,25%. Biarkan dalam tempat tertutup selama 12 jam. Pindahkan dapatdi '
ke dalam perkolator, perkolasi dengan larutan metil paraben 0,25% dari biak
secukupnya hingga diperoleh 37 bagian perkolat. Tambahkan 63
bagian gula pada suhu kamar atau pada pemanasan perlahan-lahan Ala
dalam tempat tertutup hingga diperoleh 100 bagian sirup tumbuhc
menentL
Pemerian: cairan kental, jernih, warna coklat, bau khas obat. JH
aromatik. diolah, c
atau Sirr
d. Sirupus Thymi/Sirup Thymi
Si 111
Cara pembuatan: campurlah 15 bagian herba timi dengan air
dilakuka
sesukupnya dan diamkan 12 jam dalam bejana tertutup. Masukan
uji klini
dalam perkolatordan sari dengan air, perkolat dipanasi sampai 90°(
fitofarm
dan diserkai hingga diperoleh 36 bagian hasil perkolat. Masukan
akan dip
dalam bejana tertutup dan tambahkan 64 bagian gula panaskan
dengan pemanasan lemah hingga diperoleh 100 bagian sirup. Ser
macam n
Pemerian: sirup warna coklat, bau dan rasa seperti thymi.
Ekstrak
Sirup-sirup yang tercantum dalam Fl ed Ill: berbaga

Chlorpheniramini maleatis Sirupus Jik


Cyproheptadini hydrochloridi Sirupus kimiawi
Dextrometorphani hydrobromidi Sirupus peneliti<
Piperazini citratis Sirupus spektro
Prometazini hydrochloridi Sirupus
Methidilazini hydrochloridi Sirupus
akarosa, Sirupus simplex yang dibuat dengan melarutkan 65 bagian sacharosa dalam
Jat yang larutan metil para ben secukupnya hingga diperoleh 1qo bagian sirup.
Dalam perdagangan dikenal "dry syrup" yaitu syrup berbentuk kering
yang harus ditambahkan sejumlah pelarut tertentu atau aqua destilata,
bila akan digunakan. Biasanya berisi zat yang tidak stabil dalam suasana
berair.
an metil
irup E. Membuat Sediaan Fitofarmaka
Farmakognosi sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia
uk sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan
dalam definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum
Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis
dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan
1is yang
pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu
)araben
penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh: Chloramphenicol
1dahkan
dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh
·n 0,25% dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
1kan 63
n-lahan Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa
tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan
menentukan sistematikanya, maka diperoleh bahan alam berkhasiat
u khas
obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan,
diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai
atau Simplisia, disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.

gan air Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika
\asukan dilakukan uji khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan
)ai 90°( uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin; bahan-bahan
lasukan fitofarmaka inilah yang disebut Obat. Bila dilakukan uji klinik, maka
maskan akan diperoleh Obat Jadi.
p. Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai
macam metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut, maka hasilnya disebut
Ekstrak. Apabila ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan
berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut lsolat.
Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat-sifat fisika dan
kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan
penelitian tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan
spektrofotometri.
Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat Latihan S
dibicarakan dalam fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika 1. Sebu
diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan didapatkan·obat jadi.
2. Sebl
Berikut adalah Skema Proses Pengolahan Bahan Alam sampai menjadi
Obat Jadi, dengan melewati tahapan bentuk jamu, obat herbal terstandar, 3. Sebl
dan fitofarmaka. 4. Sebl
Alam 5. Sebl
Morfologi
Tumbuhan Bahan Alam :
• Tumbuhan
Sistematik • Hewan
Tumbuhan • Mineral

~ahaLlam
ldentifikasi
Sistematik
}
Berkhasiat Obat
Koleksi
Pengeringan
Pengolahan
Pengawetan
Penyimpanan
Farmakognosi

Ekstraksi
r------<[ Metode Ekstraksi
+
1
Pemtllhan Pelarut

1
Uji Khasiat

l Ekstrak

Obat Tradisional
- Jl~~~i5:ahan
Uji Laboratorium }
Uji Toksisitas
Uji Praklinik
-1
Obat Tradisional
Jamu

· 1 I
lKromatografi

.-------,----;-'..,.--------, Fitokimia
lsolat

Obat Herbal I
1
Pemurnian
Terstandarisasi Sifat Fisika
OHT Sifat Kimia

Uji Khasiat } Zat Murni


Uji Laboratorium
Uji Toksisitas I I
Uji Praklinik
Uji Klinik ldentifikasi
Karakterisasi
Elusidasi Struktur
Spektrofotometri
Fitofarmaka
Bahan Obat
I I
Uji Toksisitas
---{ Uji Praklinik
L l,--
obat
--

~-----
Farmakologi Uji Klinik
Farmasi Klinik
Obat Jadi
n obat Latihan Soal
at jika
1. Sebutkan definisi dari Obat Herbal Terstandar (OHT)l
tdi.
2. Sebutkan tujuan pembuatan sediaan Galenikat
1enjadi
tan dar, 3. Sebutkan dan jelaskan cara-cara penarikan sari dari simplisia!
4. Sebutkan secara lengkap definisi Tinctura!
5. Sebutkan komponen-komponen dalam pembuatan Pilulae!

traksi
eta rut

kasi
risasi
Struktur
<ometri

as
k
DAFTAR PUSTAKA

1. ~~Farmakope Indonesia edisi IV", Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta 1995
2 ~~ Farmakope Indonesia Edisi Ill", Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta 1979
3 ~~
Materia Medika Indonesia jilid I - VI ", Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
4. Drs. R. Bam bang Sutrisno, ~~ lhtisar Farmakognosi edisi IV~~, Jakarta
1974: Penerbit, Pharmascience Pasific
5. lnventaris Tanaman Obat Indonesia Depkes & Kesejahteraan Sosial
R.I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2000.
6. Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan, lnstitut Pertanian Bogar, 2011
7. Pusat Penelitian Obat Tradisional ,Unika Widya Mandala, 2011
8. Tanaman Obat Indonesia jilid I, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1985
9. Martindale, The Extra Pharmacopoeia 29th Edition
10. Formularium Nasional jilid I - II, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1978
11 . Dr. C. F. Van Dui n, Recepti r
12. lnformasi dan website yang terkait dari internet search engine
(Yahoo, Google, dll)
JU1)UL
pEKQARARG

PEKERJIIT
TABUJI TBRJPT
BALAJIA1'
JU)ILAH
KATBGOIU
SUJIBER
TABGGAL DIDI
wo DIVERTAid

Anda mungkin juga menyukai