OGl'fOSI KLS XI
ICKE
JIARTOl'fO,S.Si.,Apt.,M.M
iLARMEDIA
Gl4
14
•
IEJURUAK FAR!USl
IELI
:18-AGUSTU&-2015
r28 ' ", _ .... f.
• o4 , ...
""'-
..... . ~ :;:; - .
.... . . ~· ' 1 ,. . .... ..
ma
or~voats 1
nN sn1r.t ~ws f
N\f'lf)i\flSnd~3d :>illWt! I
Fa
Disusun Be
KHUSUS DIPI
PENULIS:
1. RICKE
2. INDRI
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
3. HJ. K
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak 4. GITA A
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu , dipidana dengan pidana penjara 5. M. YA
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000 ,00
(lima miliar rupiah) .
PENULIS: •
1. RICKE SUHARTONO, S.Si., Apt., M.M. (PENABUR)
2. INDRI ASTUTI HANDAYANI, S.Si., Apt. (IKIFA)
3. HJ. KIKI WIDYASTUTI (DITKESAD)
rbanyak 4. GITA PUSPITANINGSIH, S.Si., Apt. (CANDRANAYA)
penjara 5. M. YAHYA, S.Si., Apt. (LPK)
.000,00
3n, atau
1tau hak
penjara
Diterbitkan:
.000,00
Pilar Utama Mandiri
Divisi Buku Pendidikan
Perpustakaan Nasional Rl: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Ricke Suhartono, S.Si., Apt., M.M., dkk.
Farmakognosi Kelas XI/Ricke Suhartono, S.Si., Apt., M.M., dkk.;
xii+114 hlm.; 175 mm x 250 mm.
ISBN: 978-602-7671-22-5 (Jil.2)
1. Judul I. Ricke Suhartono, S.Si., Apt., M.M., dkk.
II. lndri Astuti Handayani, S.Si., Apt.
Judul:
Farmakognosi Kelas XI
Penulis
Ricke Suhartono, S.Si., Apt., M.M. (PENABUR)
lndri Astuti Handayani, S.Si., Apt. (IKIFA)
Hj. Kiki Widyastuti (DITKESAD)
Gita Puspitaningsih, S.Si., Apt. (CANDRANAYA)
M. Yahya, S. Si., Apt. (LPK)
Editor:
Ns. Tuti Asrianti Utami , S. E., S. Kep.
Pada d
Pendidikan
Cetakan I; April 2012 upaya mas
Cetakan II; April 2013 kesehatan
Cetakan Ill; April 2014 dari Forum
mengemba ~
kejuruan fa
satu-satunyG
kaya dan
PILAR UTAMA MANDIRI, April 2014
Buku
Divisi Buku Pendidikan
Jl. Nusa lndah Blok 0 No. 10 Cipinang lndah- Cipinang Muara guru da
Jakarta Timur 13420 tenaga
Telp. (021) 8569259 Fax. (021) 8569259
diharapka
rekan-re
dapat me
keilmuan
pendidi
dapat me
SAMBUTAN
Farmakognosi Kelas XI
Akhirnya, disampaikan penghargaan yang tinggi bagi para penulis yang
telah dengan tekun dan penuh pengabdian menyusun hingga diterbitkannya
buku ini. Semoga buku ini memberikan andil memajukan bidang farmasi
khususnya dan pembangunan kesehatan pada umumnya .
. Dachlan, MHA.
Sejarah
Buku
saat itu be
untuk sisw
oleh Keme
(Pusdikna~
dapat dipE
Berk
untuk me
berhasil rr
mengkoor
waktu +/ ·
Jakarta Y
SMFChan
akhirnya
seluruh s
Dal
revisi ya1
~ ulis yang
>itkannya
l farmasi
SAMBUTAN
Sejarah
Buku ini mulai disusun karena SMF (Sekolah Menengah Farmasi)
saat itu belum mempunyai suatu buku cetak yang berstandar nasional
untuk siswa farmasi yang pada kenyataannya diujikan secara nasional
oleh Kementrian Kesehatan. Kemudian Pusat Pendidik Tenaga Kesehatan
(Pusdiknakes) menyarankan untuk segera membuat buku terse but agar •
dapat dipergunakan sebagai buku pegangan untuk seluruh siswa SMF.
Berkaitan dengan hal tersebut maka seluruh SMF DKI berinisiatif
untuk membuat buku cetak ini. SMF Negeri (Depkes) dalam hal ini
berhasil mengumpulkan guru-guru yang sejenis di bidangnya dan sekaligus
mengkoordinir rapat-rapat penyusun buku tersebut dan dalam kurun
waktu +/- 3 tahun dengan biaya dari masing-masing SMF se propinsi DKI
Jakarta yaitu SMF Depkes, SMF Ditkesad, SMF IKIFA, SMF Tunas Bangsa,
SMF Chandra Naya, SMF LPK, SMF BPK Penabur, dan SMF Caraka Nusantara,
akhirnya buku ini dapat selesai dengan baik dan dapat dipergunakan oleh
seluruh siswa SMF.
Dalam perjalanannya buku cetak ini telah dilakukan berkali-kali
revisi yang diprakarsai oleh SMF Jaw a Timur (Malang) , SMF Tunas Bangsa,
dan SMF Ditkesad. Tentunya disesuaikan dengan kurikulum yang relevan
di masanya saat itu.
Pada akhirnya setelah berubah nomenklatur SMF menjadi SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) FARMASI serta materi-materi ajar yang yang
harus disesuaikan kembali, maka kembali Forkom SMK Farmasi se-DKI
Jakarta melakukan revisi buku cetak tersebut sesuai kurikulum dengan
menggunakan Spektrum Terbaru Tahun 2008.
Pendidikan pada tingkat menengah kejuruan merupakan pendidikan
yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk
dapat bekerja dalam bidang tertentu, dapat beradaptasi di lingkungan
• • l' ,.J: ;&.. t.~
kerja, dan pada akhirnya dapat mengembangkan diri di kemudian hari.
Peningkatan mutu pembelajaran di SMK dengan pengembangan
kurikulum berbasis Spektrum Terbaru tahun 2008 merupakan perangkat
kurikulum yang muatannya mendorong peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari dengan mengembangkan prinsip-prinsip pembelajaran,
yakni Learning by doing dan Individualized learning.
Pada akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini tidak luput dari
kekurangan , karenanya kritik dan saran dari rekan guru, akademisi sangat
kami harapkan bagi perbaikan edisi berikutnya. Kami mengucapkan Puji syu
terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu rahmat dan hi
proses pembuatan hingga penerbitan buku ini. Semoga penerbitan buku pada waktunyc
ini akan memberikan kontribusi yang positip dalam rangka mencerdaskan kurikulum 20G
kehidupan bangsa.
Buku aja
guru maupun
Farmakognos
memanfaatka
Leonov Rianto, S.Si., M. Farm., Apt.
Buku aja
Ketua Forum Komunikasi SMK Farmasi se-DKI Jakarta
didik dalam n
diharapkan d
buku-buku fa
informasi la1
SMK Farmasi IKIFA Kepala Sekolah: Leonov Rianto, S.Si., M. Farm., Apt. tersebut dihl
SMK Farmasi BPK Penabur Kepala Sekolah : R.Y. Bambang Purwono, S.Pd.
SMK Farmasi Caraka Nusantara Kepala Sekolah : Drs. Hendra Nanto, Apt. secara meny
SMK Farmasi DITKESAD Kepala Sekolah: Riboed Soemargo , S.Si. , Apt., Mayor CKM
SMK Farmasi Bhumi Husada Kepala Sekolah : Drs .Soeatmadji , Apt.
Kami h«
SMK Farmasi Candra Naya Kepala Sekolah: Rosalina Hutahean, S.Farm., Apt. guru di sekol
SMK Farmasi LPK Kepala Sekolah: Meri Refrita, S.E. dalam upaya
SMK Farmasi Rawasari Kepala Sekolah: Dra. Susilowati, Apt.
m yang relevan
: menjadi SMK
i ajar yang yang
Farmasi se-DKI
ikulum dengan
kan pendidikan
KATA PENGANTAR
ta didik untuk
i di lingkungan
temudian hari.
1engembangan
kan perangkat
engembangkan
ihadapi dalam
pembelajaran,
e-DKI Jakarta Buku ajar ini juga sudah dilengkapi evaluasi untuk membantu peserta
didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik juga
diharapkan dapat memanfaatkan sumber belajar lain seperti membaca
buku-buku farmakognosi lainnya dari internet maupun mendengarkan
informasi langsung dari guru yang bersangkutan. Berbagai kegiatan
Farm., Apt.
i.Pd. tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan belajar peserta didik
secara menyeluruh.
\pt., Mayor CKM
Kami harapkan buku ini dapat bermanfaat bagi peserta didik dan
m., Apt. guru di sekolah menengah kejuruan farmasi di Jakarta dan di daerah lain
dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, selanjutnya
dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang farmasi
khususnya dan di bidang kesehatan umumnya.
Untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami mengharapkan
saran perbaikan dari semua pembaca.
Sambutan Kep
mengharapkan
DAFTAR lSI
Bunga (flos) adalah modifikasi daun yang berubah fungsi menjadi alat
reproduksi pada tumbuhan. (Wijaya, 2007)
Bunga (flos) adalah organ penting bagi tumbuhan karena di dalamnya
terdapat alat perkembangbiakan. (Saktiyono, 2008)
1. CARTHAMI FLOS
2. CARYOPHYLLI FLOS
3. HIBISCI SABDARIFFAE FLOS
4. JASMINI FLOS
5. MESSUAE FLOS
6. PYRETHRI FLOS
7. WOODFORDIAE FLOS
Nama lain
Nama tanam
Nama lain Kembang Pulu, Kesumba
Keluarga
Nama tanaman asal Carthamus tinctorius (L.) Zat berkhasi
Keluarga Asteraceae
Zat berkhasiat utama/isi Zat warna merah kartamin, zat warna kuning
saflawer, lendir, minyak lemak
Penggunaan Laksativa Penggunaan
Penggunaan
Pemerian
Bagian yang di
Penyimpanan
Bagian yang
5. MESSUAE FLOS
tmino, pectin,
1tosianin dan
1thelmintika,
1talan darah,
lunga yang
Piretrin 2x
gah mekar,
BABII
1. AMOMI FRUCTUS
tama Sineol
~i, karminativa
'
1k pedas
asak
un kedua dan Nama lain Buah Adas manis
;i pertumbuhan Nama tanaman asal Pimpinella anisum
>at. Umumnya
liperoleh pada Keluarga Apiaceae
:~.t dipanen bila Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung anetol
erdapat pada 80 - 90%, metilkavikol, anisketon ,
luruh I rontok asetaldehida, terdapat pula minyak lemak,
'
ngan tersebut zat putih telur, hidrat arang
Penggunaan Karminativa, amara, antitussiva,
ekspektoransia, diaforetika
Pemerian Bau khas, aromatik, rasa manis
Bagian yang digunakan Buah yang masak
Sediaan Oleum Anisi (FI), Obat Batuk Putih
Jenis - jenis Buah Adas manis Spanyol berukuran lebih
besar, warna abu-abu kecoklatan, ujung-
ujungnya agak meruncing.
Buah Adas manis Rusia berukuran lebih kecil, Nama lain
warna lebih tua dan bentuk lebih bundar.
Nama tana
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Keluarga
Pengguna
Sediaan
Pemerian
k Putih
=rukuran lebih
klatan, ujung-
, glukosida
Bagian yang
Waktu panen
ayenne,
, lombok
<kering:
anaman
varietas
:an dan Nama lain Ketumbar
ra Nama tanaman asal Codandrum sativum (L)
Keluarga Apiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung koriandrol,
terdapat pula minyak lemak
Penggunaan Karminativa, laktagoga, anti emetika
Pemerian Buah yang diremas berbau aromatik, rasa
khas lama -lama agak pedas
Bagian yang digunakan Buah yang masak dan kering
Waktu panen Tanaman dapat dipanen jika warna bijinya
berubah dari hijau menjadi coklat kuning,
pada umur 3 - 3,5 bulan dari waktu
tan am.
Panen dilakukan dengan cara memotong
tanaman atau mencabutnya. Tanaman diikat,
kemudian dijemur selama seminggu atau
lebih. Biji dilepaskan dari buahnya dan
dijemur lagi sampai kering.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
8. CUBEBAE FRUCTUS
Keluarga
Zat berkhasic
Penggunaan
Pemerian
Nama lain Buah Kemukus
Bagian yang
Nama tanaman asal Piper cubeba (L.)
Waktu pane
Keluarga Piperaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri, asam kubeba, kubebin, piperin,
minyak lemak
Penggunaan Obat radang selaput lendir saluran kemih
diuretika, karminativa, anti emetika
Pemerian Bau khas aromatik, rasa agak pedas dan
pahit
Bagian yang digunakan Buah yang telah tua tetapi belum masak
Pemalsuan Dengan buah-buah dari Piper crassipes,
Piper moWssimum, dan piper lainnya yang
bentuknya mirip dengan buah kemukus
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Nama sinon
Nama tanar
n cara memotong 9. CUMIN I FRUCTUS
va. Tanaman diikat,
na seminggu atau
iari buahnya dan
ng.
aik
~lon
uah hampir
:ong batang
Jr dipanas
~ga kering,
1h terlepas.
~misahkan
Nama lain Buah Puteran, Kayu Ules
Nama tanaman asal Helie teres isora (L.)
Keluarga Sterculiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Alkaloida
Penggunaan Anti diare, emoliensia
Pemerian Tidak berbau, tidak berasa
Bagian yang digunakan Buah
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
•ssypium
Penggunaan
Pemerian
Bagian yan
Sediaan
Keterangan
Nama lain Mengkudu, Pace, Buah Noni
Nama tanaman asal Morinda citrifoHa
Keluarga Rubiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Morindin, morindon
Penggunaan Antidiabetika, antihipertensi, roboransia,
ekspektoransia Penyimpan
Pemerian Rasa dan bau tajam
Bagian yang digunakan Buah yang sudah masak
Sediaan Pacekap ® Kapsul
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
15. PANDANUS CONIDEUS FRUCTUS
~ tidak berasa
'
ya
- 4 tahun untuk
tidak dipangkas
mpat berbunga
Nama lain Papuan Red Fruit!Buah Merah
Nama tanaman asal Pandanus conideus
Keluarga Pandanaceae
Zat berkhasiat utama/isi Betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam
linoleat dan dekanoat.
Penggunaan Anti hipertensi, anti gout, anti kolesterol
obat kanker, tumor dan HIV
Pemerian Rasa seperti minyak
Bagian yang digunakan Buah
Sediaan Minyak Buah Merah
Keterangan Buah Merah tumbuh pada ketinggian 1.000
s.d. 3.000 meter di atas pemukaan laut,
bentuk buahnya seperti nangka dengan
panjang sampai 1,5 meter.
Buah merah dapat ditemukan di hutan-
hutan di seluruh Papua, namun terbanyak
, roboransia , di Jayawijaya.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Keluarga
16. PHALERIAE FRUCTUS
Zat berkhasia
Nama lain
Nama tanar
Keluarga
Zat berkha5
Penggun
Pemeria
Bagian y
Sediaan
Penyimp
ari 1 %v/b
20. TAMARIND! PULPA FRUCTUS
etika, antidota
as
hijau, dijemur
tmpai menjadi
ringan di atas
~p, justru ini
Nama lain Asam jawa, Pulpa Tamarindorum cruda
Nama tanaman asal Tamadndus indica (L.)
Keluarga Caesalpiniaceae
Zat berkhasiat utama/isi Asam-asam organik antara lain asam tartrat,
asam sitrat, asam malat
Penggunaan Pencahar lemah
Pemerian Bau man is asam, rasa asam agak man is
Bagian yang digunakan Daging buah
Sediaan Jamu Kunyit Asam
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
be jamu
Latihan Soal
in, damar 1. Sebutkan jenis minyak atsiri yang terkandung dalam Anisi Fructus!
Haforetika, 2. Sebutkan khasiat penggunaan Buah Mahkota Dewa!
3. Jelaskan perbedaan cara panen Lada Putih dan Lada Hitam!
4. Sebutkan tiga simplisia fructus dari familia Apiaceae!
etapi belum
5. Sebutkan nama tanaman asal dari Cabe dan Cabe rawit!
BIB Ill
SEMEN
3. COLAE
Penggunaan
Pemerian
3. COLAE SEMEN
n,
1snya cacing
Penggunaa
Pemerian
Bagian yan
Waktu pan
Nama lain Biji Labu merah
Nama tanaman asal Cucurbita moschata (Duchesne)
Keluarga Cucurbitaceae
Zat berkhasiat utama/isi Minyak lemak; zat yang aktif terhadap
pengobatan cacing pita, terdapat dalam
embrio dan selaput hijaunya.
Penggunaan Obat cacing pita, diberikan sebagai emulsa
segar
Pemerian Tidak berbau, rasa seperti minyak
Bagian yang digunakan Biji segar
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
5. FOENIGRAECI SEMEN
6. MYRISTICAE SEMEN
Penggunaan
Pemerian
Bagian yang
Sediaan
Penyimpana
~rus menerus
>ai berumur 8. NIGELLAE SATIVAE SEMEN
pat berbuah
1bang bunga
han betina.
I x setahun,
: biji diambil
tur, biji juga
s api sampai
oecah, kulit
1, Kamfen,
9. PARKIAE SEMEN Persyaratan
Penggunaan
Pemerian
Bagian yang
Sediaan
Penyimpana
1en
tau Parkia
Latihan Soal
1. Sebutkan nama simplisia Semen yang memberikan rasa segar setelah
mengkonsumsinya!
2. Sebutkan bentuk sediaan dari Cucurbitae Semen yang berkhasiat
untuk obat cacing pita!
t
3. Sebutkan zat berkhasiat yang bersifat membius yang terkandung
dalam Biji Pala!
4. Sebutkan bagian mana dari Myristicae Arillus yang digunakan untuk
pengobatan!
5. Sebutkan simplisia Semen yang berkhasiat sebagai antidotum
golongan!
dan brusina,
<, glukosida
BIB IV
AMYLUM
1. AMYLUM MANIHOT
2. AMYLUM MAYDIS
3. AMYLUM ORYZAE
4. AMYLUM SOLANI
5. AMYLUM TRITICI
Keluarga
1. AMYLUM MANIHOT
Zat berkha'
Penggunaa1
Pemerian
Bagian yan
Penyimpan
Bagian yan
Penyimpa
01
(
3. AMYLUM ORYZAE
<:. ••
obat
1pa gumpalan 1i....•
.
rbau, tidak
:arch
Pemerian
4. AMY UM SOLANI
Bagian yang d
Sediaan
(
Nama lain Pati Kentang
Nama tanaman asal Solanum tuberosum (L.) Penyimpanan
Keluarga Solanaceae
Zat berkhasiat utama/isi Amilosa dan amilopektin
Latihan Soal
Penggunaan Bahan penolong untuk sediaan obat
1. Gambarl
Pemerian Serbuk halus, warna putih, tidak berbau mikrosko
Bagian yang digunakan Pati yang diperoleh dari umbi 2. Sebutka
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik 3. Sebutka
4. Sebutka
5. AMYLUM TRITICI tam bah
5. Sebutkar
Latihan Soal
aan obat
1. Gambarkan bentuk sel Amylum Manihot dari pengamatan
tidak berbau mikroskopis!
nbi 2. Sebutkan zat berkhasiat yang terkandung dalam amylum!
{
3. Sebutkan nama lain dan nama tanaman asal Amylum Maydis!
4. Sebutkan bagian dari Triticum vulgare yang digunakan sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan sediaan obat!
5. Sebutkan nama familia Amylum Oryzae dan Amylum Solani!
liaan obat.
BABV
OLEUM
1. OLEUM ANISI
Nama lain
Nama tana
Nama lain Minyak Adasmanis, Anise Oil, Assentia Keluarga
Anisi
Zat berkhas
Nama tanaman asal Pimpinella anisum (L) atau verum (Hook. f)
Persyaratan
Keluarga Apiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Anetol,metilkhavikol (isomer dari anetol), Penggunaa
anisaldehida dan terpen
Pemerian
Penggunaan Obat batuk,perangsang peristaltik pada
mulas
Cara memp
Pemerian Cairan tidak berwarna atau kuning
pucat,membias cahaya dengan kuat,bau
khas aromatik, rasa khas agak manis,jika
Pembuatan
sejuk menghablur
Sed ian 1. Benzocaini Opii Tinctura (Form.Nas)
2. Amonii Anisi Spirituosa (Form Nas)
3. Patio Alba (Form.Nas)
Cara memperoleh Minyak atsiri yang diperoleh dengan
penyulingan uap buah yang masak
;AE Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terisi
penuh, terlindung dari cahaya,jika
AMI menghablur sebelum digunakan harus
)REAE dipanaskan hingga mencair.
2. OLEUM AURANTII
3. OLEUM CACAO
Nama lain
4. OLEUM CAJUPUT!
Pemerian
icae (Form.
1g diperoleh
1dan ranting
Nama lain
Nama lain Minyak Kayumanis, Oleum Ciaoi
Nama tanama
Nama tanaman asal Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga
Keluarga Lauraceae
Zat berkhasiat
Zat berkhasiat utama/isi Minyak atsiri yang mengandung sinamilaldehida,
egenol, felandren Persyaratan k
ri asam laurat,
1lat, asam oleat,
t , asam stearat,
Penggunaan
Nama lain Minyak Adas
Nama tanaman asal Foeniculum vulgare (Mill.)
Pemerian
Keluarga Apiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Anetol, zat pahit fenkhon Sediaan
Penggunaan Obat gosok bayi, obat mulas untuk anak-
anak, karminativa lemah, terbanyak dipakai
sebagai bahan pewangi Aqua Foeniculi (F. I.
Ed.l)
Cara mempl
Pemerian Bau dan rasa khas
Cara memperoleh Minyak atsiri yang diperoleh dengan
penyulingan uap buah-buah yang masak .
Penyimpana
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
13. OLEUM IECORIS ASELLI
1ula pinem dan
eptika saluran
~ntum (Form.
·oleh dengan
Nama lain Minyak lkan, Oleum Morrhuae. Cod Liver Oil.
n yang segar
Nama hewan asal Gadus caltadas
t.
Keluarga Gadidae
Zat berkhasiat utama/isi Vitamin A dan D, gliserida tripalmitat dan
tristearat, kolesterol, gliserida dan asam-
asam tidak jenuh disebut asam morrhuat,
berupa campuran berbagai asam-asam yaitu:
asam yakoleat, asam terapiat, asam aselat,
asam gadinat, yodium, basa-basa aselin dan
morrhuin. Unsur- unsur: Cl, Br, 5, P dan Fe
sebagai senyawa organik.
Penggunaan 5umber vitamin A tidak kurang dari 600 5.1
tiap gram dan sumber vitamin D tidak kurang
dari 80 5.1 tiap gram. Bahan dasar salep.
Pemerian Cairan warna kuning pucat,bau khas agak
amis, tidak tengik, rasa khas
Sediaan 1. Olei lecoris Emulsum (Form.nas)
las untuk anak- 2. Olei lecoris Unguentum (Form.nas)
~rbanyak dipakai
3 Olei lecoris Unguentum Compositum
Ja Foeniculi (F. I. (F. N)
Cara memperoleh Minyak lemak yang diperoleh dari hati segar
yang tersimpan baik, dimurnikan dengan
eroleh dengan penyaringan pada suhu oo C
h yang masak . Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
Penyimpanan
k. terlindung dari cahaya.
14. OLEUM MAYDIS Zat berkhasia
Persyaratan k
Penggunaan
Pemerian
Nama lain
Nama tanam1
Keluarga
Zat berkhasic:
Nama lain Minyak Permen, Peppermint Oil.
Nama tanaman asal Mentha piperita (L.)
Keluarga Lamiaceae
Zat berkhasiat utama/isi Menthol, metilasetat
Persyaratan kadar Kadar ester dihitung sebagai metil asetat
tak kurang dari 4% dan tidak lebih dari 9 %,
kadar mental bebas tidak kurang dari 45%
Penggunaan Karminativa, stimulansia, sebagai obat
mulas
Pemerian Cairan tidak berwarna, kuning pucat atau
kuning kehijauan, bau aromatik, rasa pedas
kemudian dingin
Sediaan 1. Aqua Menthae Piperitae (FI) l
2. Balsamum Album (Form. Nas)
3. Zinci Chloridi Gargarisma (Form. Nas)
Cara memperoleh Minyak atsiri yang diperoleh dengan
linyak lemak bagi penyulingan air dari pucuk berbunga yang
olesterolnya segar, jika perlu dimurnikan
embrio, kemudian
16. OLEUM OLIVAE
1at, terisi penuh ,
'Jlt~
.
'-
. .'·'
....
..
~-
:. - -..... l
.
. ..
.......... .
· ~f • • ...
--·· J··-~ .
<...
'
Nama lain
Nama tanama
~mah
17. OLEUM POGOSTEMONI
ing kehijauan,
;a khas warna
la suhu rendah
~mbeku
·oleh dengan
:1k, jika perlu
Pengguna
Keluarga Rosaceae
Cara me1
Zat berkhasiat utama/isi Geraniol, paraffin, nerol, egenol
Penggunaan Aromatika Keteran~
Pemerian Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning,
bau aromatik seperti bunga mawar, rasa
khas. Pada suhu 25 kental, jika didinginkan
perlahan-lahan berubah menjadi massa
hablur, jika dipanaskan mudah melebur
gliserida
sam jenuh Sediaan Kummerfeldi Lotio (Form. Nas)
Cara memperoleh Minyak atsiri diperoleh dengan penyulingan
~ngsedang uap bunga segar
dicampur Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
1rut dalam
1. Nas)
~h dengan
,h dikupas
2risi penuh
5. Sebutka
ralk
ipalmitat dan
Jppositoria
emak coklat.
tih kehijauan,
:>klat. Bidang
iliputi jarum
h pada suhu
ng diperoleh
•ing biji yang
BIB VI
OBAT TRADISIONAL
DAN FITOFARMAKA
• Bentuk
1. Jamu (Empirical Based Herbal Medicine) untuk
adalah obat yang diolah secara tradisional, baik dalam bentuk • Warn a
serbuk, seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bagian tanaman. daya al~
Umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep peninggalan leluhur yang
diracik dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, • Stilisasi
proses ~
sekitar 5-10 macam bahkan lebih. Jamu yang telah digunakan secara
toksisita
turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan
tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk ObatHe
pengobatan suatu penyakit. Beberapa contoh diantaranya yaitu Jamu yang dapat b
Beras Kencur, Jamu Kunyit Asem (PT Sido Muncul), Jamu Habis Bersalin umumnya tel
Nyonya Meneer. penelitian pr;
pembuatan e
yang higienis
sudah distano
Pembuatann
Filosofi Logo: sehingga leb
dan dikenal n
• Bentuk lingkaran melambangkan sebuah proses, juga sebuah tanda Soho lndustri
untuk menyatakan aman Prima Abadi)
• Warna hijau dan kuning merupakan perwujudan kekayaan sumber
daya alam Indonesia (keanekaragaman hayati)
• Stilisasi jari-jari daun (tiga pasang) melambangkan serangkaian
proses yang sederhana yang merupakan visualisasi proses pembuatan
berupa bahan jamu
ttau campuran
~unakan untuk 2. Obat Herbal Terstandar/OHT (Scientific Based Herbal
Medicine)
1man (herbal) Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan
jurkan praktisi dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya
teri Kesehatan telah di standarisasi.
asli Indonesia
tanaman obat.
A) mempunyai
yarakat.
1 macam yaitu
Filosofi Logo:
• Bentuk lingkaran melambangkan sebuah proses, juga sebuah tanda
untuk menyatakan aman
dalam bentuk • Warna hijau dan kuning merupakan perwujudan kekayaan sumber
~gian tanaman. daya alam Indonesia (keanekaragaman hayati)
n leluhur yang
• Stilisasi jari-jari daun (tiga pasang) melambangkan serangkaian
cukup banyak,
proses pembuatan ekstrak tumbuhan obat (uji laboratorium, uji
!Unakan secara
toksisitas, dan uji praklinis)
ungkin ratusan
langsung untuk Obat Herbal Terstandar dibuat dari ekstrak atau penyarian bahan alami
1ya yaitu Jamu yang dapat berupa tanaman obat, hewan maupun mineral. Jenis ini pada
1 Habis Bersalin umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-
penelitian praklinis seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standar
pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional
yang higienis, serta uji toksisitas akut dan kronis. Obat-obatan herbal ini
sudah distandardisasi sesuai dengan peraturan pembuatan obat-obatan.
Pembuatannya disesuaikan dengan pembuatan obat secara modern
sehingga lebih higienis. Obat-obatan herbal ini sudah banyak beredar
dan dikenal masyarakat. Beberapa contoh OHT diantaranya Diapet (PT
~a sebuah tanda Soho lndustri Farmasi), Fitolac (PT Kimia Farma), Kiranti Sehat (PT Ultra
Prima Abadi).
~kayaan sumber
3. Fitofarmaka (Clinical Based-Herbal Medicine) sediaan -
Fitofarmaka berasal dari bahasa Yunani: phyto yang berarti tanaman aromatik
dan pharmakon yang berarti obat. Sete
Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan keduduk
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik, uji teknologi farmasi, diperluk
dan uji klinik. Tanpa a
galenik, ·
Yang dimaksud uji praklinik meliputi uji khasiat dan uji toksisitas. tablet, a
Uji teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat Antipirin
secara seksama sampai dapat dibuat produk jadi yang terstandarisasi. yaitu kin
Uji klinik dilakukan terhadap manusia. sedangk
Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alami baru dap
yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya diteban
telah distandardisasi serta ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan
uji klinis pada manusia. Produk-produk fitofarmaka memiliki ciri berupa B.
gambar berbentuk seperti ranting dalam lingkaran berwarna hijau.
Beberapa contoh Fitofarmaka diantaranya yaitu Stimuno (PT Dexa Medica), 1. Pe
Tensigard (PT Phapros). IstU
Galenos
tumbuha
llmu Gal
lim
sediaan
Filosofi Logo:
(tumbuh
• Bentuk lingkaran melambangkan sebuah proses, juga sebuah tanda
Se
untuk menyatakan aman
tumbuh-
• Warna hijau dan kuning merupakan perwujudan kekayaan sumber terdapat
daya alam Indonesia (keanekaragaman hayati) keadaan
dan zat
• Stilisasi jari-jari daun (yang kemudian membentuk bintang)
melambangkan serangkaian proses yang cukup kompleks dalam
pembuatan fitofarmaka (uji laboratorium, uji toksisitas, uji praklinis,
uji klinis)
Sebelum OHT dan Fitofarmaka dikenal, simplisia merupakan bahan
utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat, umumnya •
diramu atau diracik sendiri oleh tabib yang memeriksa si penderita.
Dengan cara tersebut Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari Materia
Medika. Simplisia di apotek kemudian terdesak oleh perkembangan •
galenika, sehingga persediaan simplisia di apotek digantikan dengan
sediaan - sediaan galenika yaitu, tingtur, ekstrak, anggur, infusa, air
·arti tanaman aromatika, minyak lemak, minyak atsiri, dan sirup.
Setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya
m keamanan kedudukan simplisia di apotek-apotek. Hal ini bukan berarti simplisia tidak
1logi farmasi, diperlukan lagi, hanya tempatnya bergeser ke pabrik - pabrik farmasi,
Tanpa adanya simplisia, di apotek tidak akan terdapat sediaan-sediaan
galenik, ataupun zat zat kimia murni dengan segala bentuknya (serbuk,
Jji toksisitas. tablet, ampul dll), misalnya injeksi Kinin antipirin. Pembuatan Kinin
m berkhasiat Antipirin tidak memerlukan simplisia , tetapi cukup dua zat kimia murni
·standarisasi. yaitu kinina dan antipirin, dimana antipirin diperoleh secara sintetis,
sedangkan kinina hanya dapat diperoleh dari Kulit Kina. Kulit Kina sendiri
bahan alami baru dapat diperoleh setelah ada kepastian bahwa tanaman yang akan
~mbuatannya ditebang benar- benar jenis Cinchona yang dikehendaki
.mpai dengan
<i ciri berupa Membuat Sediaan Galenika
Narna hijau.
)exa Medica), 1. Pendahuluan
lstilah Galenika diambil dari nama seorang tabib Yunani yaitu Claudius
Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan dan hewan, sehingga timbullah ilmu obat-obatan yang disebut
llmu Galenika.
llmu Galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan
sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam
(tumbuhan dan hewan).
sebuah tanda
Sediaan .Galenika adalah sediaan yang dibuat dari bahan baku
tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan cara disari. Zat-zat yang disari
1yaan sumber terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam
keadaan kering. Cairan penyari masuk dalam sel-sel dari bahan-bahan
tuk bintang) dan zat yang tersari larut dalam cairan penyari, setelah itu larutan yang
1pleks dalam mengandung zat tersari dipisahkan dari simplisia yang disari. Penyarian
, uji praklinis, akan lebih cepat terjadi bila bahan dasar dalam keadaan halus.
Secara umum dan singkat pembuatan sediaan galenika sebagai
Jpakan bahan berikut:
>at, umumnya • Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia
si penderita. atau bahan obat nabati
n dari Materia
~rkembangan
• Dari simplisia tersebut, obat-obat/bahan obat yang terdapat di
tikan dengan dalamnya diambil dan diolah dalam bentuk sediaan/preparat
Tujuan dibuatnya sediaan galenika: lstHah e
dari bahan asa
a. Untuk memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari
penarik yang d
bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat
atau Faeces. 0
b. Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai Solution I Perko
c. Agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabH dalam Umumny·
penyimpanan yang lama zat berkhasia
berkhasiat ters
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenika: minyak atsiri ,
a. Derajat kehalusan pati, zat lendi
mempunyai d
Derajat kehalusan ini harus disesuaikan dengan mudah atau tidaknya
kelarutan ini d
obat yang terkandung tersebut disari. Semakin sukar disari, simplisia
harus dibuat semakin halus dan sebaliknya. Tujuan ut
pengobatan se
b. Konsentrasi/Kepekatan
lebih mudah d'
Beberapa obat yang terkandung atau aktif dalam sediaan tersebut dan tujuan p
harus jelas konsentrasinya agar kita tidak mengalami kesulitan terdapat dala
dalam pembuatan. dan cairan-ca
c. Suhu dan lamanya waktu sediaan galeni
Harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tidak, Suhu penari
mudah tersari atau tidak. penarikan un
d. Bahan penyari dan cara menyari Maserasi
Cara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya Digerasi
serap bahan penyari ke dalam simplisia
lnfundas
Bentuk-bentuk sediaan galenika: Memasal
a. HasH Penarikan/Extraction: Extracta, Tinctura, Decocta, lnfusa
Dalam bE
b. HasH Penyulingan/Pemerasan: AquaAromatika, Olea VolatHia, Olea perlu diolah te
Pinguia lemak) seper1
c. Syrup zat pahitnya ~
Supaya
2. Penarikan/Extractio/Extraction bersama-samc
isi simplisia y
Extractio adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari bahan
asalnya (yang umumnya zat berkhasiat) supaya dapat ditarik dalam a. Memaka
keadaan (khasiatnya) tidak berubah. mudah l
dalam c
lstilah extractio hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat
dari bahan asal dengan menggunakan cairan penarik/pelarut. Cairan
1 simplisia dari
penarik yang dipergunakan disebut Menstrum. Ampasnya disebut Marc
atau Faeces. Cairan yang dipisahkan disebut Macerate Liquid/Colatura/
dipakai Solution I Perko lat.
t stabil dalam Umumnya extraction dikerjakan untuk simplisia yang mengandung
zat berkhasiat atau zat-zat lain untuk keperluan tertentu. Zat-zat
berkhasiat tersebut antara lain alkaloida, glukosida, damar, olea, resina,
iaan galenika: minyak atsiri, lemak. Di samping itu terdapat juga jenis-jenis gula, zat
pati, zat lendir, albumin, protein, pectin, selulosa yang pada umumnya
mempunyai daya larut dalam cairan pelarut tertentu dimana sifat-sifat
1 atau tidaknya
kelarutan ini dimanfaatkan dalam extraction.
jisari, simplisia
Tujuan utama extraction adalah untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat
pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak bermanfaat, supaya
lebih mudah digunakan daripada simplisia asal. Begitu juga penyimpanan
~diaan tersebut dan tujuan pengobatannya terjamin sebab pada umumnya simplisia
.lami kesulitan terdapat dalam keadaan tercampur yang memerlukan cara-cara penarikan
dan cairan-cairan penarik tertentu yang nantinya akan menghasilkan
sediaan galenik sesuai dengan pengolahannya.
Jap atau tidak, Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil penarikan. Suhu
penarikan untuk:
Maserasi : 15 ° C - 25 ° C
obat dan daya Digerasi : 35 °C- 45 °(
lnfundasi : 90 ° C - 98 ° C
Memasak : suhu mendidih
::acta, lnfusa
Dalam beberapa hal sebelum sediaan yang dimaksud dibuat, simplisia
~ Volatilia, Olea perlu diolah terlebih dahulu. Misalnya mengawa-lemakkan (menghilangkan
lemak) seperti Strychni Semen, Secale Cornutum atau menghilangkan
zat pahitnya seperti Lichen islandicus.
Supaya zat-zat yang tidak berguna/merusak tidak ikut tertarik
bersama-sama dengan zat-zat berkhasiat, perlu cara untuk menghilangkan
isi simplisia yang tidak berguna tersebut dengan:
-zat dari bahan
c ditarik dalam a. Memakai bahan pelarut yang tepat dimana bahan berkhasiatnya
mudah larut sedangkan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut
dalam cairan penyari tersebut.
b. Menarik/merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat Umum n
terbanyak larutnya. pengecl
c. Menggunakan jarak waktu menarik yang tertentu dimana bahan dll. Ket
berkhasiat dari simplisia lebih banyak larutnya, sedangkan bahan dimana
yang tidak berguna sedikit atau tidak larut. jamur ;
simplisi
d. Memurnikan/membersihkan memakai cara-cara tertentu baik secara pada pe
ilmu alam maupun ilmu kimia.
b. Etanol
Jadi kesimpulan dalam extractio ini adalah memilih salah satu Etanol t
cara penarikan yang tepat dengan cairan yang pantas dan memisahkan yang ba
ampas dengan hasil penarikan yang akan menghasilkan sebuah preparat untuk j
galenika yang dikehendaki. enzim-
Simplisia yang dipergunakan umumnya sudah dikeringkan, kadang- pertum
kadang juga yang segar. Untuk kemudahan simplisia yang kering ini sebagai
dilembabkan terlebih dahulu/dimasere dalam batas waktu tertentu. air-etar
Simplisia ini ditentukan derajat halusnya untuk memperbesar atau Campu
memperluas permukaannya sehingga menyebabkan proses difusi dari air sen~
zat-zat berkhasiat lebih cepat daripada melalui dinding-dinding sel yang c. Gliseri
utuh (proses osmose)
Teruta
Cairan-cairan Penarik menstn
tan in.
Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus
oksida
diperhitungkan betul-betul dengan memperhatikan beberapa faktor,
Karen a
antara lain:
ekstrak
a. Kelarutan zat-zat dalam menstrum
d. Eter
b. Tidak menyebabkan nantinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak
San gat
atau akibat-akibat yang tidak dikehendaki (perubahan warna,
pembu
pengendapan, hidrolisa)
disimpc
c. Harga yang murah
e. Solvent
d. Jenis preparat yang akan dibuat
Cara in
Macam-macam cairan penyari: Pelaru
diperg
a. Air menga
Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada tersebL
suhu kamar adalah pelarut yang lebih baik untuk bermacam -macam Cornut
zat misalnya garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-
tumbuhan, zat warna dan garam-garam mineral.
1an berkhasiat Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan
pengecualian misalnya pada condurangin, Ca hid rat, garam glauber,
dll. Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik
dimana bahan
dimana zat-zat tersebut merupakan makanan yang baik untuk
langkan bahan
jamur atau bakteri dan dapat menyebabkan mengembangnya
s\mp\\s\a sedem\k\an rupa seh\ngga a\<.an mewyut\t\<.an penar\Kan
1tu baik secara pad a perkolasi.
b. Etanol
lih salah satu Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu. Umumnya pelarut
n memisahkan yang baik untuk alkaloida, glikosida, damar, minyak atsiri tetapi bukan
·buah preparat untuk jenis-jenis gom, gula dan albumin. Etanol juga menyebabkan
enzim-enzim tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi
1gkan , kadang- pertumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri. Sehingga di samping
ang kering ini sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet. Campuran
aktu tertentu. air-etanol sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet.
perbesar atau Campuran air-etanol I hidroalkoholic menstrum lebih baik daripada
ses difusi dari air sendiri.
i nding sel yang c. Gliserin
Terutama dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan
menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung zat penyamak/
tanin. Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin dan hasH
unakan harus
oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin.
berapa faktor,
Karena cairan ini tidak atsiri, tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-
ekstrak kering.
d. Eter
tersebut rusak
Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk
1bahan warna,
pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya
disimpan lama.
e. Solvent Hexane
Cara ini adalah salah satu hasH dari penyulingan minyak tanah kasar.
Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya
dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang
mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan sebelum simplisia
yang luas, pada tersebut dibuat sediaan galenika, misalnya Strychni Semen, Secale
macam-macam Cornutum.
asam tu mbuh-
f. Aseton Hal-hal l
Tidak dipergunakan untuk sediaan galenika obat dalam. Pelarut yang 1. Mer
baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar. Baunya
2. Mel
kurang enak dan sukar hilang dari sediaan . Dipakai mi~alnya pada
pembuatan Capsicum Oleoresin (N.F XI) 3. Jen
g. Kloroform
4. Car
ma:
Tidak dipergunakan untuk sediaan obat dalam, karena efek
5. Per
farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk alkaloida basa,
ditE
damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
1) Perko las
Cara-cara Penarikan
Simplisi
a. Maserasi cairan penya ~
Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam didapat perk
simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada diperoleh ba
suhunya 15 ° C - 25 ° C. Maserasi juga merupakan proses pendahuluan sempurna. Pe
untuk pembuatan secara perkolasi. yang berkhasi
b. Digerasi 2) Perkolas
Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan merendam simplisia
Reperko
dengan cairan penyari pad a suhu 35 ° C - 45 ° C. Car a ini sekarang
beberapa pen
sudah jarang dilakukan karena di samping membutuhkan alat-alat
beberapa por
tertentu juga pada suhu tersebut beberapa simplisia menjadi
simplisia diba
rusak. dari tiap per
c. Perkolasi dipergunakan
Adalah cara penarikan, memakai alat yang disebut perkolator, yang perkolator yar
simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zat-zatnya
Cara kerjanyc
terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar
sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Pertama
pertama, ken
Cara-cara perkolasi: perkolatnya o
1) Perkolasi biasa tertentu, mis
yang pertama
2) Perkolasi bertingkat/ reperkolasi /fractional percolation dan perkolat s
3) Perkolasi dengan tekanan/pressure percolation Simplisia
4) Perkolasi persambungan/continous extraction/memakai alat dimasukkan ke
soxhlet perkolat-perk
200 cc, 200 c
Hal-hal yang harus mendapat perhatian pada perkolasi adalah:
n. Pelarut yang 1. Mempersiapkan simplisianya: derajat halusnya
jamar. Baunya 2. Melembabkan dengan cairan penyari: maserasi I
misalnya pada
3. Jenis perkolator yang dipergunakan dan mempersiapkannya
4. Cara memasukkannya ke dalam perkolator dan lamanya di
maserasi dalam perkolator: maserasi II
karena efek 5. Pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu yang
lkaloida basa, ditetapkan
1) Perkolasi Biasa
Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnya direndam dengan
cairan penyari, masukkan kedalam perkolator dan diperkolasi sampai
tra merendam didapat perkolat tertentu. Untuk pembuatan tingtur disari sampai
asa yaitu pada diperoleh bagian tertentu, untuk ekstrak cair disari sampai tersari
s pendahuluan sempurna. Perkolasi umumnya digunakan untuk pengambilan sari zat-zat
yang berkhasiat keras.
2) Perkolasi Bertingkat/Reperkolasi
ndam simplisia Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai
a ini sekarang beberapa perkolator. Dengan sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam
hkan alat-alat beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap perkolator. Biasanya
>lisia menjadi simplisia dibagi dalam tiga bagian dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat
dari tiap perkolator diambil dalam jumlah yang sudah ditetapkan dan
dipergunakan sebagai cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada
rkolator, yang perkolator yang kedua dan ketiga.
.na zat-zatnya Cara kerjanya:
raturan keluar
:an. Pertama simplisia dilembabkan, dan dimasukkan kedalam perkolator
pertama, kemudian ditarik seperti cara memperkoler biasa, tetapi
perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian dan jumlah volume
tertentu, misalnya: 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc. Bagian
yang pertama perkolat A (200 cc) adalah sebagian sediaan yang diminta
rcolation dan perkolat selanjutnya disebut susulan pertama.
1 Simplisia kedua dilembabkan dengan perkolatA (susulan pertama), dan
lmemakai alat dimasukkan kedalam perkolator kedua, kemudian ditarik. Akan diperoleh
perkolat-perkolat dalam jumlah dan volume tertentu, misalnya 300 cc,
200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, bagian pertama perkolat (300
cc) adalah sebagian dari sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya
disebut susulan kedua.
Simplisia pada perkolator ketiga diolah seperti pada perkolator
kedua, dengan menggunakan perkolat B (susulan kedua) sebanyak 200
cc dan seterusnya sampai nantinya sebanyak 500 cc,.
Di sini terlihat bahwa perkolat A bagian pertama, lebih kecil
volumenya dari perkolat B bagian pertama, tetapi sebaliknya perkolat
A bagian-bagian berikutnya lebih besar volumenya dari perkolat-
perkolat B.
Hasilnya ialah :
perkolat A pertama 200 cc }
perkolat B pertama 300 cc jumlah 1000 cc
perkolat C 500 cc
Keuntungan utama pada reperkolasi ialah preparat yang terdapat Pasir bersih yang
telah dicuci da
dalam bentuk pekat dan penghematan menstrum. Tetapi reperkolasi ini dikeringkan
C Meml
1. Ekstn
Adalal
simplisia na
cahaya mat
serbuk.
Cairan
dan air
: selanjutnya
-
.......-;---·
=-
- "'"·
=!:tf------7 Wadah berisi cairan
penarik
a perkolator - - -
ebanyak 200 .£- . -=--·=--
, lebih kecil
nya perkolat
1ri perkolat-
·ang terdapat
eperkolasi ini
Secara resmi Kapastak
berlemak
<-ekstrak cair
k tahan atau
1g sangat kecil
-::::::..- -
1tuk itu perlu
~ bawah. Alat
Gambar Alat Perkol ator
Penyarian a. Ekstra
Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi Cara pemb
atau penyeduhan dengan air mendidih campuran e
Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara sama sehing
maserasi atau perkolasi. sebagai be
Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi. encer dan 2
1 tetes H2SO
Maserasi kalium tetr
Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada tingtur, suling atau dengan per
uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 oc talk, saring,
hingga konsistensi yang dikehendaki. yang terter
berkadar 1, 3
Perkolasi Penyimpana
Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada tinctura. Setelah bentuk serbt
perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam biarkan cairan menetes, Gerus 1 bagi~
tuangi massa dengan cairan penyari hingga jika 500 mg perkolat yang pada suhu ti
keluar terakhir diuapkan tidak meninggalkan sisa. Perkolat disuling atau laktosa hing!
diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 oc hingga
konsistensi yang dikehendaki b. Ekstra
Pada pembuatan ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, Cara pembu
perkolat selanjutnya diuapkan hingga 0,2 bagian cam pur dengan perkolat yang dibuat
pertama. persediaan d
Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol dapat juga dilakukan Gerus 1 bagi~
dengan cara reperkolasi tanpa menggunakan panas. suhu tidak le
Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air hangatkan segera pada hingga tepat
suhu kurang lebih 90 °(, enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada tekanan
c. Ekstra
rendah dengan suhu tidak lebih dari 50 oc hingga bobotnya sama dengan
bobot simplisia yang digunakan. Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, Cara pembu
serkai, uapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 oc diuapkan hin
hingga konsentrasi yang dikehendaki.
d. Ekst
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Cara pemb
Untuk ekstrak kering dan kental perkolat disuling atau diuapkan • Cam
dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 oc hingga konsistensi bagian
yang dikehendaki.
Contoh-contoh Ekstrak:
Pembagian Tingtur: ·
a. Menurut Cara Pembuatan
rang cocok ke
myari, tutup, 1) Tingtur Asli adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau
i aduk, serkai, perkolasi.
Contoh Tingtur yang dibuat secara maserasi : f)
a) Opii Tinctura Fl edisi Ill g)
b) Valerianae Tinctura Fl edisi Ill 2) Tin£
simi
c) Capsici Tinctura Fl edisi II
1.
d) Myrrhae Tinctura Fl edisi II
2.
e) Opii Aromatica Tinctura Fl edisi Ill
3.
f) Polygalae Tinctura Ext. Fl 1974 4.
Contoh Tingtur yang dibuat secara perkolasi : c. Berdasar;
a) Belladonae Tinctura Fl edisi Ill 1) Tin
b) Cinnamomi Tinctura Fl edisi Ill calli
c) Digitalis Tinctura Fl edisi Ill Con
d) Lobeliae Tinctura Fl edisi II 2)
an
e) Strychnini Tinctura Fl edisi II
Co
f) lpecacuanhae Tinctura Ext. Fl 1974
3) Tin
2) Tingtur Tidak Asli (Palsu) adalah tingtur yang dibuat dengan
cai
cara melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan
pelarut tertentu. Co
Contoh: 4) Tin
con
a) lodii Tinctura Fl edisi Ill
5) Tin
b) Secalis Cornuti Tinctura Fl edisi Ill
pen
b. Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan ini
penyari) can
1) Tingtur Keras
Contoh Sedia,
adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10% simplisia yang
1) Tingtur ~
berkhasiat keras.
Cara pen
Contoh:
kasar ( ~~
a) Belladonae Tinctura Fl edisi Ill Tetapkar
b) Digitalis Tinctura Fl edisi Ill hingga rr
c) Opii Tinctura Fl edisi Ill 2) Tingtur I
d) Lobeliae Tinctura Fl edisi II Cara pen
e) Stramonii Tinctura Fl edisi II etanol e:
f) Strychnini Tinctura Fl edisi II
g) lpecacuanhae Tinctura Ext. Fl 1974
2) Tingtur Lemah adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20%
simplisia yang tidak berkhasiat keras. Contoh:
1. Cinnamomi Tinctura Fl edisi Ill
2. Valerianae Tinctura Fl edisi Ill
3. Polygalae Tinctura Ext. Fl 1974
4. Myrrhae Tinctura Fl edisi II
c. Berdasarkan Cairan Penariknya
1) Tinctura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau
campuran aether dengan aethanol.
Contoh: Tingtura Valerianae Aetherea.
2) Tinctura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran
anggur dengan aethanol.
Contoh: Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
3) Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai
1uat dengan
cairan penarik ditambahkan suatu asam sulfat.
alam cairan
Contoh: pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
4) Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air,
contoh: Tinctura Rhei Aquosa.
5) Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika
penarikan dilakukan dengan cairan penarik selain aethanol hal
'lgan cairan ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya
campuran simplisia, contoh: Tinctura Chinae Composita .
Cara pembuatan: Cam pur 1 bagian ekstrak sekale kornutum dengan Zat tambah
9 bagian etanol encer. Zat pengisi
20. Tingtur Valerian (Valerianae Tinctura)
Cara pembuatan: maserasi 20 bagian serbuk (~g) akar valerian Zat pengika
dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
cayu manis Granula adalah pil kecil yang beratnya tidak lebih dari 30 mg
:ian serbuk mengandung 1 mg bahan obat (FI edisi Ill).
ma banyak
a. Komponen Pilulae
Zat utama : berupa bahan obat
ar valerian Zat pengikat membuat massa supaya saling melekat antara satu
r. dengan yang lain. Contoh: Sari Akar Manis, Gom
Akasia, Tragacanth, campuran bahan tersebut (PGS),
atau bahan lain yang cocok.
Zat pembasah membasahi massa sebelum dibentuk. Contoh: air,
m memakai gliserol, sirup,Madu, campuran bahan tersebut atau
mggulangan bahan lain yang cocok.
n kesehatan
Pengetahuan Zat penabur membuat sediaan yang sudah terbentuk tidak melekat
berdasarkan satu sama lain. Contoh: Lycopodium atau Talk, atau
·un temurun bahan lain yang cocok.
berikutnya, Zat penyalut melapisi pil dengan tujuan tertentu. Contoh: perak,
Balsam Tolu, Keratin, Sirlak, Kolodium, Salol, Gelatin,
1t berkhasiat gula atau bahan lain yang cocok.
!rlu didorong
Tujuan penyalutan pil:
L tradisional
1) Untuk menutup rasa dan bau yang kurang enak
yang berupa 2) Mencegah perubahan karena pengaruh udara
alenika at au 3) Supaya pil pecah dalam usus (enteric coated pil)
~ murun telah
b. Pembuatan Sediaan
Cara pembuatan pil pada prinsipnya dilakukan dengan cara mencampur
bahan-bahan obat padat sampai homogen, kemudian ditambah zat-zat
tambahan, setelah homogen ditetesi bahan pembasah, kemudian digerus
gandung satu dengan cara ditekan sampai diperoleh massa pil yang elastis lalu dibuat
bentuk batang dan dipotong dengan alat pemotong pil sesuai dengan
jumlah pit yang diminta. Bahan penabur ditambahkan setelah terbentuk 4) Pil den
massa pit agar massa pit yang telah jadi tidak melekat pada alat pembuat bila ad
pit. Lanae
Beberapa keterangan pada pembuatan pit: 5) Pit yang
Kalii lo
1) Bobot pit ideal an tara 100 - 150 mg, rata-rata 120 mg
mortir
Oleh karena sesuatu hal syarat ini seringkali tidak dapat dipenuhi Radix d
2) Sebagai zat pengisi, jika mungkin dipitih Radix Liquiritiae kecuali ada tersebu
reaksi kadang digunakan Bolus Alba. Jumlah yang dipakai umumnya 6) Pit deng
dua kali jumlah zat pengikatnya (biasanya Succus Liq). Dikenal juga
Dalam
istitah PPP (Pulvis Pro Pitulis) yaitu campuran Succus Liq dan Radix
diguna
Liq sama banyak.
diuapk
3) Sebagai zat pengikat, jika mungkin gunakan Succus Liq 2 gram/ 60 dengan
pit. Kecuali ada reaksi kadang digunakan Adeps Lanae atau Vaselin.
c. Persya
4) Pad a pembuatan massa pit ke dalam campuran obat, Radix dan
Succus harus ditambahkan cairan (zat pembasah) supaya pada 1) Memem
pengepalan diperoleh massa yang homogen yang cukup baik untuk edisi Ill
dikerjakan selanjutnya. Paling baik gunakan Aqua Glycerinata yaitu 2) Memem
campuran air dan Gliserin sama banyak.
3) Pada pe
5) Setelah pembuatan massa pit, kemudian massa pit digulung dan sehingg
dipotong menu rut jumlah yang diminta dan akhirnya pit-pit dibulatkan.
Untuk mencegah melekatnya pit pada alat pembulat pit, taburkan
Keseragama1
Talkum/Likopodium dengan rata. Penting untuk menghitung lagi
jumlah pit tersebut. Timban1
terbesar yan
Pit dengan Bahan-bahan Khusus berikut:
1) Pit dengan senyawa mengoksidasi (KMn04; KN03; FeCl3; AgN03) atau
garam-garam Pb, pengisi menggunakan 100 mg Bolus Alba, pengikat
Adeps Lanae/Vaselin secukupnya. Selain itu menggunakan pillen
plank ebonite.
2) Pit dengan Extractum Gentian (bereaksi asam) bila diberikan
bersama-sama dengan zat lain yang dengan asam-asam melepaskan
gas missal: Ferrum reductum, Ferrum pulveratum, Natrii Carbonas, Penyimpana1
Natrii Bicarbonas, maka untuk menetralkan asamnya perlu ditambah
MgO sebanyak 100 mg untuk setiap 3 gram Extract Gentian.
3) Pit dengan garam-garam ferro harus dibalut dengan Tolu Balsam
untuk mencegah oksidasi oleh udara.
bentuk 4) Pil dengan Digitalis Folium akan rusak atau glukosidanya akan terurai
~mbuat bila ada lembab atau air. Untuk pil ini dikerjakan dengan Adeps
Lanae dan Radix Liquiritae.
5) Pil yang mengandung zat-zat yang higroskopis, seperti Kalii Bromidum,
Kalii lodidum dan Natrii Salicylas, supaya digerus halus di dalam
mortir panas. Penambahan Succus Liquiritae dan Pulvis Liquiritae
ipenuhi Radix diperlukan ±1 ,5 gram masing-masing untuk 7 gram bahan obat
terse but.
uali ada
numnya 6) Pil dengan sari-sari cair
nal juga Dalam jumlah kecil, tetap digunakan Succus dan Radix. Sari cair
m Radix digunakan sebagai pengganti Aqua Glycerinata. Dalam jumlah besar,
diuapkan kemudian tambahkan Radix secukupnya atau diganti
ram/ 60 dengan sisa keringnya.
Vaselin.
c. Persyaratan Pilulae
~dix dan
,ya pada 1) Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada Compressi (FI
1ik untuk edisi Ill)
ata yaitu 2) Memenuhi syarat keseragaman bobot pil (FI edisi Ill)
3) Pada penyimpanan bentuknya harus tetap, tetapi tidak begitu keras
lung dan sehingga dapat hancur dalam saluran pencernaan.
bulatkan.
taburkan Keseragaman Bobot
itung lagi
Timbang 20 pil satu persatu, hitung bobot rata-rata, penyimpangan
terbesar yang diperbolehkan terhadap bobot rata-rata adalah sebagai
berikut:
N03) atau
, pengikat
kan pillen
diberikan
elepaskan
Carbon as, Penyimpanan Sesuai dengan cara penyimpanan tablet,
ditambah dengan memperhatikan sifat zat tambahan
an. yang digunakan.
lu Balsam
Contoh Resep Pilulae Kulit K
Daun D
Pil Temulawak
Akar lp
R/Temulawak 3.6 Daun
PGA 0.9 Sekale
Daun S
Aqua Glycerin qs TemulG
m.f.Pil. No. XXX
b. De raja
S.t.dd.Pillll
Bahan
2. lnfusa (lnfus)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90 oc selama 15 menit.
Cara Pembuatan
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci
dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit
terhitung mulai suhu mencapai 90 oc sambil sekali-sekali di aduk. Serkai
selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui c. Banyak
ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. Umumn
air sebanyak
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infus: melembabka
a. Jumlah simplisia · dalam keada
b. Derajat hal us simplisia d. Cara M~
;implisia nabati
d. Cara Menyerkai
Umumnya infus diserkai selagi panas, kecuali infus simplisia yang
mengandung minyak atsiri, infus Condurango Cortex dan infus Daun Sena
diserkai setelah dingin.
mbah kelarutan,
ng menyebabkan lnfus Condurango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut
dalam keadaan dingin, dan mengendap dalam keadaan panas.
lnfus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena
mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang larut dalam
~ bukan bahan air panas, tetapi tidak larut dalam air dingin.
)lisia.
UntukAsam Jawa sebelum dibuat infus di buang bijinya dan diremas
1akan sejumlah dengan air hingga massa seperti bubur.
lnfus Daun Sena, infus Asam jawa dan infus simplisia lain yang • Tambaf
mengandung lendir tidak boleh diperas. dikocol
Untuk Buah Adas Manis dan Buah Adas harus dipecah terlebih • Tam bat
dahulu. • Encerkl
Bila sediaan tidak disebutkan derajat kehalusannya, hendaknya
Etanol
diambil derajat kehalusan suatu bahan dasar yang kekentalannya sama/
air. Talcum t
sediaan galenik dengan bahan yang sama.
dan menyen
e. Penambahan Bahan-Bahan Lain yang dihasill
Pad a pembuatan infus Kulit Kina ditambahkan asam sitrat 10% Selain
dari bobot bahan berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang juga menca
mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan Natrium karbonat 10% olea volatili
dari bobot simplisia, dengan tujuan untuk memperbesar kelarutan zat Aqua a
berkhasiat dalam air. minyak atsir
mendidihka1
Contoh Resep lnfusa penangas ai
trat 10% Selain cara melarutkan seperti yang tertera dalam Fl II, buku lain
isia yang juga mencantumkan aqua aromatica adalah hasil sam ping dari pembuatan
onat 10% olea volatilia secara penyulingan sesudah diambil minyak atsirinya.
'Utan zat Aqua aromatica yang diperoleh sebagai hasil samping pembuatan
minyak atsiri secara destilasi dapat dicegah pembusukannya dengan cara
mendidihkan dalam wadah tertutup rapat yang tidak terisi penuh di atas
penangas air selama 1 jam.
Pemerian: cairan jernih, atau agak keruh, bau dan rasa tidak boleh
menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal.
Syarat untuk resep : jika air aromatik keruh, kocok kuat-kuat sebelum
digunakan.
Penyimpanan : dalam wadah terttutup rapat, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk.
Khasiat: zat tambahan.
Air aromatika yang tertera dalam Fl II ada 3 (tiga) yaitu:
a. Aqua Foeniculi
)eraroma adalah larutan jenuh Minyak Adas dalam air. Aqua Foeniculi dibuat
ya terapi dengan melarutkan 4 g Oleum Foeniculi dalam 60 ml etanol 90%, tambahkan
1ma pada air sampai 100 ml sambil dikocok kuat-kuat, tambahkan 500 mg talc,
kocok, diamkan, saring. Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air.
myerupai Pemerian, penyimpanan sama seperti aqua aromatik.
rarna dan
Syarat untuk resep: seperti aqua aromatik dan sebelum digunakan harus
disaring lebih dahulu.
1g-masing
b. Aqua Menthae Piperitae =Air Permen Penggunaan
Adalah larutan jenuh Minyak Permen dalam air. a. Sebagai
Cara pembuatan: lakukan pembuatan menurut cara yang tertera pada b. Sebagai
aqua aromatika dengan menggunakan 2 g Minyak Permen. lain-lai
lemak (1
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatik.
emetikll
c. Aqua Rosae =Air Mawar bentuk 1
Cara pembuatan: larutkan 1 g Minyak Mawar dalam 20 ml Etanol, saring. Minyak lemal
Pada filtrat tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring. a. Minyak-1
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua Ricini.
aromatika. b. Minyak-
Khusus untukAqua Foeniculi jangan disimpan ditempat sejuk karena Arachidl
anetol akan menghablur, jadi disimpan pada suhu kamar, kalau keruh
kocok dulu sebelum digunakan. Aqua Foeniculi bila menghablur harus Penyimpanan
dipanaskan pada suhu 25 oc dan kemudian dikocok kuat - kuat, sebelum Kecuali
digunakan harus disaring. terisi penuh,
Tabung pendingin
(Kondensor)
Proses Des
Dari kE
dua la1
Hasil destilasi /-
J:: 1
..
Letak
BJ mi
sebali
Kedua
(Destilat)"'-.,_ : \
- ) air da
seper
Penge
Proses Desti lasi air te
minya
jenuh
2) Cara tidak langsung (destilasi uap/ destilasi bertingkat)
Bahan yang akan diolah dimasukkan ke dalam sebuah bejana
mitif. Cara dan di tambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang
:adar ti nggi berasal dari bejana lain. Cara ini dapat digunakan untuk
h : Minyak simplisia dalam jumlah yang besar terutama bahan bakal yang
mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah .
Airkeluar
uah bejana
lap air yang
, kemudian
·a ini hanya
ikit, karena
~rta minyak
g pendingin
ensor)
Proses Destilasi Bertingkat
jari bagian Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida
segar dan antrakinon di tambahkan Na 2C0 3 sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali
dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan
ditambahkan metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok.
Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66 % sakarosa, bila
it cabang lebih tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62
% sirup akan membusuk.
Bj sirup kira-kira 1,3. Pada penyimpanan dapat terjadi inversi
dari sakarosa (pecah menjadi glukosa dan fruktosa) dan pada sirup yang
bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
Pemanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan
lba. terjadinya gula invert.
Gula invert adalah gula yang terjadi karena penguraian sakarosa
yang memutar bidang polarisasi ke kiri. Gula invert tidak dikehendaki
rosa. Kadar dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah berjamur dan berwarna
•i 66%. tua (terbentuk karamel), tetapi mencegah terjadinya oksidasi dari bahan
obat. Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya dalam pembuatan
Sirupus lodeti Ferrosi. Hal ini karena sirup merupakan media yang
mereduksi, mencegah bentuk ferro menjadi bentuk ferri. Gula invert disini
dipercepat pembuatannya dengan memanaskan larutan gula dengan asam
arut.
sitrat. Pada sirup yang mengandung sakarosa 62% atau lebih, sirup tidak
Jabot yang dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati. Bila kadar sakarosa
turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam resep, sirup
diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur.
Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, dapat ditambahkan
buat dari : bahan pengawet misalnya nipagin.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka
sakarosa dilarutkan dengan pemanasan lemah dan dalam botol yang
tertutup, seperti pada pembuatan Thymi sirupus dan Thymi compositus
sirupus, Aurantii corticis sirupus. Untuk Cinnamomi sirupus sakarosa
dilarutkan tanpa pemanasan.
Maksud menyerkai pada sirup adalah untuk memperoleh sirup yang Penetapan
jernih. a. Timba
Ada beberapa cara menjernihkan sirup: tam be
Tam be
a. Menambahkan kocokan zat putih telur segar pada sirup . Didihkan tetes
sambil diaduk, zat putih telur akan menggumpal karena panas.
b. Tambc
b. Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran filtrat
sirup akan melekat ke kertas saring. 50 ml)
Cara memasukkan sirup ke dalam botol. 21 ba~
tan gas
Penting untuk kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya awet denga
(tidak berjamur) sebaiknya sirup disimpan dengan cara:
c. Jika p
a. Sirup yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering. Tetapi 100m
pada pendinginan ada kemungkinan terjadinya cemaran sehingga
terjadi juga penjamuran. d. Ukur
mengg
b. Mengisikan sirup panas- panas kedalam botol panas (karena sterilisasi) 10° da
sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi
sterilisasi sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam
lelehan parafin solidum yang menyebabkan sirup terlindung dari
pengotoran udara luar.
c. Sterilisasi sirup, disini harus diperhitungkan pemanasan 30 menit c =
apakah tidak berakibat terjadinya gula invert.
a1 =
Maka untuk kestabilan sirup, Filii juga menuliskan tentang panambahan a2 =
metil paraben 0,25% atau pengawet lain yang cocok. t =
Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol ini yang terbaik
adalah cara ketiga.
Contoh-con
Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi a. Ferros
sebagai:
Cara p
Obat, misalnya: Chlorfeniramini maleatis Sirupus. 60 bag
Corigensia saporis, misalnya: Sirupus Simplex sambil
Corigensia odoris, misalnya: Sirupus Aurantii dimasu
bagian
Corigensia coloris, misalnya: Sirupus Rhoedos, Sirupus Rubi idaei
Untuk
Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup karena corong
konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri. saring
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat dan di tempat sej uk.
ang Penetapan kadar sakarosa
a. Tim bang seksama ± 25 gram sirup dalam labu terukur 100 ml,
tambahkan 50 ml air dan sedikit larutan Aluminium hidroksida p.
Tambahkan larutan timbal ( II ) sub asetat p tetes demi tetes hingga
1kan tetes terakhir tidak menimbulkan kekeruhan.
I.
b. Tambahkan air secukupnya hingga 100,0 ml sa ring, buang 10 ml
Jran filtrat pertama. Masukkan ± 45,0 ml filtrat kedalam labu tentukur
50 ml, tambahkan campuran 79 bagian volume asam klorida p dan
21 bagian vol. Air secukupnya hingga 50,0 ml. Panaskan labu dalam
tangas air pada suhu an tara 68°dan 70 oc selama 10 menit, dinginkan
wet dengan cepat sehingga suhu lebih kurang 20 oc.
c. Jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan tidak lebih dari
tapi 100 mg arang penyerap.
Jgga
d. Ukur rotasi optik larutan yang belum di inversi dan sesudah inversi
menggunakan tabung 22,0 em pad a suhu pengukur yang sama antara
1asi)
10° dan 25°C. Hitung kadar dalam %, C12 H22 0 11 dengan rumus:
jadi
lam
dari 300x(a1 -a)
c= (144 - 0,5t)
2nit c = Kadar sacharosa dalam %
a1 = rotasi optik larutan yang belum di inversi
han az = rotasi optik larutan yang sudah di inversi
t = suhu pengukuran
>aik
gan air Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika
\asukan dilakukan uji khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan
)ai 90°( uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin; bahan-bahan
lasukan fitofarmaka inilah yang disebut Obat. Bila dilakukan uji klinik, maka
maskan akan diperoleh Obat Jadi.
p. Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai
macam metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut, maka hasilnya disebut
Ekstrak. Apabila ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan
berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut lsolat.
Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat-sifat fisika dan
kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan
penelitian tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan
spektrofotometri.
Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat Latihan S
dibicarakan dalam fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika 1. Sebu
diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan didapatkan·obat jadi.
2. Sebl
Berikut adalah Skema Proses Pengolahan Bahan Alam sampai menjadi
Obat Jadi, dengan melewati tahapan bentuk jamu, obat herbal terstandar, 3. Sebl
dan fitofarmaka. 4. Sebl
Alam 5. Sebl
Morfologi
Tumbuhan Bahan Alam :
• Tumbuhan
Sistematik • Hewan
Tumbuhan • Mineral
~ahaLlam
ldentifikasi
Sistematik
}
Berkhasiat Obat
Koleksi
Pengeringan
Pengolahan
Pengawetan
Penyimpanan
Farmakognosi
Ekstraksi
r------<[ Metode Ekstraksi
+
1
Pemtllhan Pelarut
1
Uji Khasiat
l Ekstrak
Obat Tradisional
- Jl~~~i5:ahan
Uji Laboratorium }
Uji Toksisitas
Uji Praklinik
-1
Obat Tradisional
Jamu
· 1 I
lKromatografi
.-------,----;-'..,.--------, Fitokimia
lsolat
Obat Herbal I
1
Pemurnian
Terstandarisasi Sifat Fisika
OHT Sifat Kimia
~-----
Farmakologi Uji Klinik
Farmasi Klinik
Obat Jadi
n obat Latihan Soal
at jika
1. Sebutkan definisi dari Obat Herbal Terstandar (OHT)l
tdi.
2. Sebutkan tujuan pembuatan sediaan Galenikat
1enjadi
tan dar, 3. Sebutkan dan jelaskan cara-cara penarikan sari dari simplisia!
4. Sebutkan secara lengkap definisi Tinctura!
5. Sebutkan komponen-komponen dalam pembuatan Pilulae!
traksi
eta rut
kasi
risasi
Struktur
<ometri
as
k
DAFTAR PUSTAKA
PEKERJIIT
TABUJI TBRJPT
BALAJIA1'
JU)ILAH
KATBGOIU
SUJIBER
TABGGAL DIDI
wo DIVERTAid