Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SIRUP

OLEH :

NURLELA MELIANA SARI

KELAS XI FARMASI

SMK BELA NUSANTARA

ILMU FARMASI

2017
SIRUP(SYRUP)

2.1. PENGERTIAN
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sukrosa.
Kadar sukrosa ( ) tidak kurang dari 64% tidak lebih dari 66%.
Selain sakrosa dan gula lain, dapat di tambahkan pula senyawa poliol,
seperti sorbitol dan gliserin, dan dapat di tambahkan juga zat anti
mikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.

2.2. JENIS SIRUP


Ada3 macam sirup yaitu:
1. Sirup Simpex
Mengandung 65% gula dalam air nipagin 0,25% b/v
2. Sirup Obat
Mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat
tambahan.
3. Sirup Pewangi
Mengandung pewangi atau zat pewangi lain, tidak mengandung obat
Contoh: sir thyamin.

2.3. KOMPONEN SIRUP


1. Gula atau pengganti gula
2. Pengawet antimikroba
3. Pembau
4. Pewarna
5. Juga banyak sirup-sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan,
mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan
stabilisator.
Pembuatan Sirup
2.4. FUNGSI SIRUP
1. Sebagai Obat
Misalnya: Chlorfeniramini maleatis sirupus
2. Sebagai Corigensia Saporis
Misalnya: Sirupus simplex
3. Sebagai Corigensia Odoris
Misalnya: Sirupus aurantii
4. Sebagai Corigensia Coloris
Misalnya: Sirupus Rhoedos, sirupus rubi idaei
5. Pengawet
Misalnya: Sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi
gula yang tinggi mencegah pertumbuhan bakteri,

2.5. KEUNTUNGAN SIRUP


Sesuai untuk pasien yang susah menelan (pasien usia lanjut, Parkinson, anak-
anak.
Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak-anak karena
rasanya lebih enak dan warnanya lebih menarik.
Sesuai untuk obat yang bersifat sangat higroskopis.

2.6. KERUGIAN SIRUP


Tidak semua obat bentuk sediaan sirup ada di pasaran.
Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau
kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak di
butuhkan oleh pasien tersebut.
Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat
suspensi atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena
mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah tergantung
formulasi dan suspending agent yang di gunakan.
Tidak biSA untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di
bentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah.
Tidak ssesuai untuk bahan obat yang tidak stabil.
Harga relaatif mahal karena memerlukan khusus dan kemasan yang khusus
pula.
Cairan untuk sirup, dimana gulanya akan dilarutkan dapat dibuat dari:
1. Aqua destilata: untuk sirupus simplex.
2. Hasil-hasil penarikan dari bahan dasar:
a. Maserat misalnya sirupus Rhei
b. Perkolat misalnya sirupus Cinnamomi
c. Colatura misalnya sirupus sanae
d. Sari buah misalnya rubi idaei
3. Larutan atau campuran larutan bahan obat misalnya: methdilazina
hydrochloride sirupus, sirup-sirup dengan nama paten misalnya: yang
mengandung campuran vitamin.

2.7. CARA PEMBUATAN SIRUP


1. Buat cairan untuk sirup
2. Panaskan tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut
3. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga di peroleh bobot yang di
kehendaki
4. Buang busa yang terjadi dan serkai.
Pada pembuaan sirup dari simplisia yang mengndung glikosida antrakinon di
tambahkan sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali di nyatakan lain, pada
pembuatan sirup simplisia untuk persediaan di tambahkan metil paraben
0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok.
Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa, bila lebih
tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62% sirup akan
membusuk.
Pada penyimpanan dapat terjadi inverse dan sakarosa (pecah menjadi glukosa
dan fruktosa) dan pada sirup yang bereaksi asam inverse dapat terjadi lebih
cepat. Pemanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan
terjadinya gula invert.
Gula invert adalah gula yang terjadi karena penguraian sakarosa yang
memutar bidang polarisasi kekiri.
Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah
berjamur dan berwarna tua (berbentuk karamel), tetapi mencegah terjadinya
oksidasi dari bahan obat. Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya
misalnya dalam pembuatan sirupus iodeti ferrosi, hal ini disebabkan karena
sirup merupakan media yang mereduksi, mencegah bentuk ferro menjadi
bentuk ferri.
Gula invert disini dipercepat pembuatannya dengan memanaskan larutan gula
dengan asam sitrat. Pada sirup yang mengandung sakarosa 62% atau lebih,
sirup tidak dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati. Bila kadar
sakarosa turun karena inversi, maka jamur akan tumbuh. Bila dalam resep,
sirup di encerkan dengan air dapat pula di tumbuhi jamur. Untuk mencegah
sirup tidak menjadi busuk, dapat di tambahkan bahan pengawet misalnya
nipagin.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa
di larutkan dengan pemanasan lemah dan dalam botol yang tertutup, seperti
pada pembuatan thymin sirup dan thymin composites sirupus, aurantii corticis
sirupus. Untuk cinnamomi sirupus sakarosa di larut tanpa pemanasan.
Melarutkan bahan bahan dengan bantuan pemanasan.
Melarutkan bahan bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan.
Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang
diberi rasa.
Perkolasi dan Maseras
1.Larutan yang dibuat dengan pemanasan
Sirup yang dibuat dengan cara ini apabila:
a. dibutuhkan pembuatan sirup secepat mungkin.
b. komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh panas.
Pada cara ini umumnya gula ditambahkan ke air yang dimurnikan, dan panas
digunakan sampai larutan terbentuk.
Contoh : Sirup akasia, Sirup cokelat
2. Larutan yang diaduk tanpa bantuan panas
Menghindari panas yang meransang inverse sukrosa
Proses ini memakan waktu lebih lama
mempunyai kestabilan yang maksimal.
Bila bahan padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik adalah
melarutkannya dalam sejumlah air murni dan kemudian larutan tersebut
digabungkan ke dalam sirup.
Contoh: Sirup ferro Sulfat.
3. Penambahan sukrosa ke dalam cairan obat/cairan pemberi rasa
Adakalanya cairan obat seperti tinktur atau ekstrak cair digunakan sebagai
sumber obat dalam pembuatan sirup.
Banyak tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung bahan bahan yang larut
dalam alcohol dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau hidroalkohol.
Jika komponen yang larut dalam alcohol dibutuhkan sebagai bahan obat
dalam suatu sirup, beberapa cara kimia umum dapat dilakukan agar bahan
bahan tersebut larut di dalam air. Akan tetapi apabila komponen yang larut
dalam alcohol tidak dibutuhkan, komponen komponen tersebut umumnya
dihilangkan dengan mencampur tinktur atau ekstrak tersebut dengan air,
campuran dibiarkan sampai zat zat yang tidak larut dalam air terpisah
sempurna, dan menyaringnya dari campuran. Filtratnya adalah cairan obat
yang kepadanya kemudian ditambahkan sukrosa dalam sediaan sirup. Pada
kondisi lain, apabila tingtur dan ekstrak kental dapat bercampur dengan
sediaan berair, ini dapat ditambahkan langsung ke sirup biasa atu sirup
pemberi rasa sebagai obat.
Contoh sirup yang dibuat dengan cara ini adalah : Sirup Senna.

2.8. CARA MENJERNIHKAN SIRUP


Adabeberapa cara menjernihkan sirup:
Menambahkan kecocokan zat putih telur segera pada siru. Didihkan sambil
diaduk, zat putih telur akan menggumpal karena panas
Menambah bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran sirup akan
melekat ke kertas saring.
2.9. CARA MEMASUKAN SIRUP KE DALAM BOTOL
Penting untuk kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya awet (tidak
berjamur) sebaiknya sirup di simpan dengan cara:
Sirup yang sudah dingin di simpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada
pendinginan ada kemungkinan terjadinya cemaran sehingga terjadi juga
penjamuran.
Mengisikan sirup panas-panas kedalam botol panas (karena sterilisasi) sampai
penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi
sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam lelehan paraffin solidum
yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar.
Sterilisasi sirup, di sini harus di perhitungkan pemanasan 30 menit apakah
tidak berakibat terjadinya gula invert.
Maka untuk kestabilan sirup, FI III juga menulis tentang penambahan metil
paraben 0,25% atau pengawet lain yang cocok.
Dari tiga cara memasukan sirup ke dalam botol ini yang terbaik dalah cara
ketiga
2.10. PENETAPAN KADAR SAKAROSA
v Timbang seksama 25 gram sirup dalam labu terukur 100 ml,
tambahkan 50 ml air dan sedikit larutan alumunium hidroksida p. Tambahkan
larutan timbale (II) sub asetat p tetes demi tetes hingga tetes terakhir tidak
menimbulkan kekeruhan.
v Tambahkan air secukupnya hingga 100,0 ml saring, buang 10 ml filtrat
pertama. Masukkan 45,0 ml filtrate kedalam labu terukur 50 ml, tambahkan
campuran 79 bagian volume asam klorida p dan 21 bagian vol, air secukup
hingga 50,0 ml. Panaskan labu dalam penangas air pada suhu antara 68 dan
70C selama 10 menit, dinginkan dengan cepat sehingga suhu lebih kurang
20C.
v Jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan tidak lebih dari 100 mg
arang penyerap.
v Ukur rotasi optic larutan yang belum di inverse dan sesudah inverse
menggunakan tabung 22,0 cm pada suhu pengukur yamg sama antara 10 dan
25C. Hitung kadar dalam % dengan rumus:
C = Kadar sacharosa dalam %
= Rotasi optic larutan yang belum di inversi
= Rotasi optic larutan yang sudah di inverse
= Suhu pengukur

Anda mungkin juga menyukai