Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 2

A. Latar Belakang .....................................................................................................................2


B. Rumusan Masalah ................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................................2

BAB II ISI .................................................................................................................................................... 3

1. Zaman Neolitikum ...............................................................................................................3


2. Pola Hunian Manusia Pra Sejarah........................................................................................4
3. Mengenal Api.......................................................................................................................4
4. Kegiatan Manusia Pra Sejarah .............................................................................................5
A. Masa bercocok tanam dan
Mengumpulkan makanan .........................................................................................5
B. Masa bercocok tanam ..............................................................................................7
C. Masa Perundingan ....................................................................................................8
a. Nilai Gotong Royong .........................................................................................8
b. Nilai Keadilan ....................................................................................................9
c. Nilai Musyawarah ..............................................................................................9
d. Nilai Religius .....................................................................................................9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 10

1. Kesimpulan ........................................................................................................................10
2. Saran ..................................................................................................................................10

DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................................................10

KELOMPOK 5 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lingkungan merupakan faktor penentu manusia memilih lokasi pemukiman.


Oleh karena itu manusia memperhatikan kondisi lingkungan dan penguasaan
teknologi. Terdapat beberapa variabel yang berhubungan dengan kondisi
lingkungan, antara lain :

1. Tersedianya kebutuhan akan air, adanya tempat berteduh, dan kondisi tanah
yang tidak terlalu lembab
2. Tersedianya sumber daya makanan
3. Faktor yang memberi elemen-elemen tambahan akan binatang laut atau
binatang air (dekat pantai, sungai, danau, dan mata air)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan kehidupan zaman Neolitikum


2. Bagaimana pola hunian manusia pra sejarah?
3. Bagaimana sejarah manusia menemukan api?
4. Apakah kegiatan manusia untuk mempertahan kan hidup?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui pola hunian manusia pra sejarah


2. Mengetahui peninggalan peninggalan manusia pra sejarah
3. Mengetahui kegiatan manusia dahulu

KELOMPOK 5 2
BAB II
ISI

1. Zaman Neolitikum

Zaman neolitikum (zaman batu baru) kehidupan


masyarakatnya semakin maju. Yang dulunya food gathering kini
food producing. Manusia tidak hanya sudah hidup secara menetap
tetapi juga telah bercocok tanam. Masa ini penting
dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban karena
pada masa ini beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-
sumber alam bertambah cepat. Berbagai macam tumbuh-tumbuhan
dan hewan mulai dipelihara dan dijinakkan. Hutan belukar mulai
dikembangkan, untuk membuat ladang-ladang. Dalam kehidupan
bercocok tanam ini, manusia sudah menguasai lingkungan alam
beserta isinya.

Masyarakat pada masa bercocok tanam ini hidup menetap


dalam suatu perkampungan yang dibangun secara tidak beraturan.
Pada awalnya rumah mereka masih kecil-kecil berbentuk kebulat-
bulatan dengan atap yang dibuat dari daun-daunan. Rumah ini
diduga merupakan corak rumah paling tua di Indonesia yang sampai
sekarang masih dapat ditemukan di Timor, Kalimantan Barat,
Nikobar, dan Andaman. Kemudian barulah dibangun bentuk-bentuk
yang lebih besar dengan menggunakan tiang. Rumah ini berbentuk
persegi panjang dan dapat menampung beberapakeluarga inti.
Rumah-rumah tersebut mungkin dibangun berdekatan dengan
ladang-ladang mereka atau agak jauh dari ladang. Rumah yang
dibangun bertiang itu dalam rangka menghindari bahaya dari banjir
dan binatang buas.

Oleh karena mereka sudah hidup menetap dalam suatu


perkampungan maka tentunya dalam kegiatan membangun rumah
mereka melaksanakan secara bergotong-royong. Gotong-royong
tidak hanya dilakukan dalam membangun rumah, tetapi juga dalam
menebang hutan, membakar semak belukar, menabur benih,

KELOMPOK 5 3
memetik hasil tanaman,membuat gerabah, berburu, dan menangkap
ikan.

2. Pola Hunian Manusia Pra Sejarah

Kehidupan manusia pada masa prasejarah tergantung pada


lingkungan dan penguasaan teknologi. Sumber-sumber subsistensi
dari lingkungan ditambah dengan penguasaan teknologi pada masa
itu, mengakibatkan pola kehidupan berburu dan mengumpulkan
makanan. Selain itu, manusia juga memanfaatkan bentukan alam
untuk mempertahankan hidupnya.

Oleh karena itu, gua dan ceruk menjadi salah satu alternatif
tempat tinggal bagi manusia pada masa pra sejarah.
Selain sumber daya yang memadai, aspek-aspek fisik lingkungan
merupakan faktor penting lainnya yang menentukan kelayakan
suatu lokasi untuk permukiman. Dalam kaitannya dengan hunian
gua, faktor-faktor tersebut meliputi morfologi dan dimensi tempat
hunian, sirkulasi udara, intensitas cahaya, kelembaban, kerataan dan
kekeringan tanah, dan kelonggaran dalam bergerak.

Masyarakat pemburu dan pengumpul makanan menggunakan


gua atau ceruk untuk lokasi hunian, baik itu secara menetap maupun
sementara. Ketergantungan masyarakat tersebut terhadap
sumberdaya lingkungannya mengakibatkan ada pola yang berbeda-
beda pada setiap wilayah. Sumberdaya lingkungan dan morfologi
gua yang berbeda-beda mengakibatkan adanya tipe-tipe hunian
yang bervariasi. Tipe yang muncul menunjukkan adanya satu lokasi
yang menjadi pusat (central place) dari aktivitas dan mempunyai
lokasi-lokasi lainnya sebagai pendukung dalam melakukan aktivitas
dan juga tempat beraktivitas.

3. Mengenal Api

Api adalah salah satu adaptasi tertua dan paling penting dalam
peradaban manusia. Api memberikan kehangatan dalam cuaca
dingin, memperpanjang waktu siang, memberikan lebih banyak
waktu untuk membuat alat dan berkomunikasi. Api juga membantu

KELOMPOK 5 4
menjaga manusia purba dari kemungkinan serangan predator
malam.

Api sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia walau


kadang api ini menimbulkan masalah. Tergantung seperti apa api itu
kita gunakan, ada pepatah mengatakan “kecil jadi kawan dan besar
jadi lawan”. Manfaat api memang sudah bisa kita rasakan dalam
kehidupan seperti untuk penerangan, memasak, menghangatkan
tubuh dan lain sebagainya.
Api atau energi panas yang pada awalnya bisa kita dapatkan dengan
membenturkan dua buah batu atau dengan mmenggesekan dua buah
kayu, sehingga akan menimbulkan percikan api yang kemudian bisa
kita gunakan pada ranting kering atau daun kering yang kemudian
bisa menjadi sebuah api.
Pertama kali api dikenal adalah pada zaman purba yang secara tidak
sengaja mereka melihat petir yaitu cahaya panas dilangit yang
menyambar pohon-pohon disekitarnya, sehingga api itupun muncul
membakar pohon-pohon itu. Mulai dari situ lah peradaban mulai
berubah, para manusia purba itu pun baru mengenal api untuk
memasak, penerangan dan yang lainnya.

4. Kegiatan Manusia Pra Sejarah

A. Masa Bercocok dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa ini, manusia tinggal di alam terbuka seperti di


hutan, di tepi sungai, di gua, di gunung, atau di lembah-lembah.
Tempat tinggal mereka belum menetap, masih berpindahpindah atau
nomaden mengikuti alam yang dapat menyediakan makanan
terutama binatang buruan. Apabila binatang buruan dan bahan
makanan sudah habis, mereka akan mencari dan pindah ke tempat
yang lebih subur. Inti dari kehidupan sehari-hari masyarakat ini
adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi
saat itu juga. Kegiatan semacam ini disebut dengan Food Gathering
atau pengumpul makanan tahap awal.
Masyarakat pengumpul makanan telah mengenal kehidupan
berkelompok kecil, hal ini karena kehidupannya nomaden.
Hubungan antara kelompok sangat erat karena mereka harus bekerja

KELOMPOK 5 5
bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta
mempertahankan kelompoknya dari serangan kelompok lain atau
serangan binatang-binatang buas.
Meskipun dalam kehidupan yang masih sangat sederhana,
mereka telah mengenal adanya pembagian tugas kerja, di mana
kaum laki-laki biasanya tugasnya adalah berburu, kaum perempuan
tugasnya adalah memelihara anak serta mengumpulkan buah-
buahan dari hutan. Masingmasing kelompok memiliki pemimpin
yang ditaati dan dihormati oleh anggota kelompoknya.
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sudah
terlihat adanya tanda-tanda kehidupan sosial dalam suatu kelompok
masyarakat walaupun tingkatannya masih sangat sederhana.
Kesederhanaan kehidupan sosial tersebut terlihat dari ketidaktahuan
masyarakat dalam menyimpan sisa makanan, tidak mengenal tata
cara perkawinan, tidak melakukan penguburan terhadap mayat
karena belum mengenal kepercayaan. Hal ini dapat dibuktikan
melalui alat-alat kehidupan yang dihasilkan pada zaman batu tua.
Alat komunikasi yang sangat dimungkinkan adalah bahasa isyarat
karena bahasa isyarat adalah bahasa yang diperlukan pada saat
berburu.
Perubahan kehidupan yang terjadi secara lambat sangat
dimungkinkan karena dilihat dari bentuk adaptasinya masih
berdasarkan berburu dan mengumpulkan makanan, walaupun sudah
memasuki tingkat lanjut atau disebut dengan Food gathering tingkat
lanjut. Kehidupan Food gathering tingkat lanjut terjadi pada saat
berlangsungnya zaman Mesolithikum ditandai dengan kehidupan
sebagian masyarakatnya bermukim dan berladang.
Tempat mukimnya adalah gua-gua di pedalaman atau tepi-tepi
pantai.Dengan kehidupan menetap tersebut, maka terjadilah
pertumbuhan dalam kehidupan yang lain, yaitu mereka sudah tahu
menyimpan sisa makanan, mengenal tata cara penguburan mayat,
mengenal api, mengenal kepercayaan, dan bahkan mengenal
kesenian.
Bukti adanya pengenalan terhadap kepercayaan dan kesenian,
yaitu ditemukan lukisan cap tangan yang diberi warna merah dan
lukisan babi hutan yang terdapat pada dinding gua Abris Sous

KELOMPOK 5 6
Roche, seperti yang ditemukan di Seram dan di Irian Jaya dan gua
Leang-Leang Sulawesi Selatan.
Lukisan pada dinding gua zaman Mesolithikum banyak
dihubungkan dengan keagamaan karena lukisannya banyak
menggunakan warna merah. Warna merah dianggap memiliki
kekuatan magis. Lukisan cap tangan dianggap memiliki makna
tanda berkabung dari seorang wanita yang ditinggal mati suaminya,
karena pada umumnya jari manis pada lukisan tangan tersebut
dipotong.

B. Masa Bercocok Tanam

Sistem bercocok tanam dikenal dengan sistem persawahan.


Dalam sistem ini digunakan lahan yang terbatas dan kesuburan
tanahnya dapat dijaga melalui pengolahan tanah, irigasi, dan
pemupukan. Hal ini mengakibatkan masyarakat tidak lagi
berpindah-pindah tempat dan selalu berusaha untuk menghasilkan
makanan atau dikenal dengan istilah Food Producing. Kemampuan
Food Producing membawa perubahan yang besar, dalam arti
membawa akibat yang mendalam dan meluas bagi seluruh
kehidupan masyarakat pada masa tersebut, karena masyarakat yang
sudah menetap, maka akan tercipta kehidupan yang teratur.
Kehidupan masyarakat yang teratur berarti kehidupan
masyarakatnya terorganisasi dengan rapi dan bahkan membentuk
semacam desa. Masyarakat tersebut sudah memilih pemimpinnya
dengan cara musyawarah sesuai dengan prinsip primus inter pares.
Pemilihan pemimpin yang berdasarkan prinsip primus inter pares
menandakan bahwa pemimpin tersebut dipilih di antara mereka
yang memiliki kelebihan, baik fisik maupun keahliannya.
Muncul pula sistem perekonomian dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini karena dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidup, dikenal sistem pertukaran barang dengan barang
(barter).Kemajuan yang dicapai oleh masyarakat pada masa
bercocok tanam dapat dilihat dari alat-alat kehidupannya yang
dibuat oleh masyarakat tersebut. Alat-alat kehidupannya sudah
dibuat halus sempurna serta mempunyai nilai seni, bahkan fungsi
beraneka ragam.

KELOMPOK 5 7
Alat-alat kehidupan yang dibuat pada masa ini ada yang
digunakan sebagai alat upacara keagamaan yang didasarkan atas
kepercayaan yang berkembang, yaitu Animisme dan dinamisme.
Animisme adalah kepercayaan terhadap roh dan dinamisme adalah
kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan gaib.
Dasar dari kepercayaan aninisme dan dinamisme terlihat adanya
tradisi Megalith. Tradisi Megalithikum muncul pada masa
Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman perundagian, dan
ditandai adanya bangunan-bangunan besar untuk pemujaan.

C. Masa Perundingan

Masa ini sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah


Indonesia karena pada masa ini sudah terjadi hubungan dengan
daerah-daerah di sekitar kepulauan Indonesia. Peninggalan masa
perundagian menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman budaya,
berbagai bentuk benda seni, peralatan hidup dan upacara yang
menunjukkan kehidupan masyarakat masa itu sudah memiliki selera
yang tinggi.
Hidup masyarakat teratur dan makmur. Kemakmuran
masyarakat dapat diketahui melalui perkembangan teknik pertama
dengan mengembangkan pertanian yang intensif dan sebagai
akibatnya sektor pertanian mengalami perkembangan yang pesat.
Hal ini berdampak pada kemajuan perekonomian, yang ditandai
dengan berkembangnya perdagangan dan pelayaran.
Belajar dari kehidupan manusia pada zaman prasejarah, maka
terdapat nilai-nilai budaya sebagai peninggalan yang dapat kita
maknai. Adapun nilai-nilai tersebut sebagai berikut:

a. Nilai Gotong Royong

Manusia prasejarah hidup secara berkelompok, bekerja untuk


kepentingan bersama, membangun rumah juga dilakukan secara
bersama. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya bangunan-
bangunan megalith yang dapat dipastikan dibangun secara
gotong royong.

KELOMPOK 5 8
b. Nilai Keadilan

Nilai keadilan sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat


prasejarah sejak masa berburu, yaitu adanya pembagian tugas
sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum
laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Sikap keadilan ini
berkembang pada masa.

c. Nilai Musyawarah

Nilai musyawarah sudah dikembangkan oleh masyarakat


prasejarah dalam interaksi bermasyarakatnya seperti dalam
pemilihan pemimpin usaha pertanian dan perburuan. Hal tersebut
menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya prinsip hidup
demokrasi.

d. Nilai Religius

Nilai religius mencerminkan adanya kepercayaan terhadap


sesuatu yang berkuasa atas mereka. Dalam hal ini mereka
berusaha membatasi perilakunya. Sikap yang perlu diwariskan
adalah sikap penghormatan kepada yang lain, mengatur perilaku
agar tidak semaunya dan penghormatan serta pemujaan sebagai
dasar keagamaan.

KELOMPOK 5 9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
pengaruh yang luas di bidang perubahan. Perkembangan tersebut
merupakan rangkaian dari perkembangan yang pernah terjadi
sebelumnya.
Dalam sejarah dijelaskan yang pada awalnya, kehidupan
masyarakat dimulai dari masyarakat primitif yang hidup sederhana.
Mereka hidup dari hasil berburu dan mengumpulkan makanan yang
terdapat di alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia
primitif berkembang dan beruhah menjadi beternak. Seiring dengan
berkembangnya peradaban, kemudian muncul pertanian dalam
bentuk yang sederhana yaitu dengan cara berladang, lalu kemudian
dengan semakin berkembangnya teknologi kemudian manusia
mulai mengenal apa yang namanya industri.

2. Saran
Kita harus melestarikan kebudayaan di negara ini dan harus
menjaga peninggalan yang ada sejak zaman dahulu. Dan kehidupan
sejarah masa lalu harus dijadikan pedoman supaya kita tidak hidup
terbelakang seperti dulu, tetapi harus semakin maju dan maju seperti
alur zaman

Daftar Rujukan
 http://buihkata.blogspot.com/2012/11/ciri-ciri-zaman-batu-neolitikum-zaman.html
 http://sejenisinfo.blogspot.com/2012/08/sejarah-api-mula-mula-
ditemukan.html#ixzz2iE44fWdE
 http://escapefromstupidity.blogspot.com/2013/08/pola-hunian-manusia-praaksara.html
 http://blogzulkifly.blogspot.com/2013/08/masa-berburu-dan-mengumpulkan-
makanan.html

KELOMPOK 5 10

Anda mungkin juga menyukai