Anda di halaman 1dari 21

SEJARAH KERAJAAN SINGASARI

Guru Matapelajaran: Charles Robenta, s.pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V :

KETUA : NUR AKMAL MAULANA


ANGGOTA : ALDI ALMAHDI
DWI PUSPITA SARI
CICI NUR LIASARI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


ISLAM TERPADU CIPTA INSAN CENDIKIA
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua
pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi
penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun
makalah ini.

Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat
konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

Tugumulyo, Januari 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

PEMBAHASAN

A.Pembukaan............................................................................................ 1
B.Tahun berdirinya kerajaan Singasari........................................................ 2
C.Sejarah pembentukan kerajaan Singasari................................................. 3
D.Raja-raja kerajaan Singasari................................................................... 4
E.Sistem pemerintahan kerajaan Singasari................................................... 5
F.Masa kejayaan dan masa keruntuhan kerajaan Singasari...................... 6
G.Kehidupan masyarakat pada masa kerajaan Singasari....................... . . 7
H.Peninggalan-peninggalan kerajaan Singasari..................................... . . 8

DAFTAR PUSTAKA
Tugas Makalah IPS

Kerajaan Singasari (Singhasari)


1.Tahun berdirinya kerajaan Singasari (Singhasari)
Kerajaan Singasari (Singhasari) terletak di Tumapel, Malang, Jawa timur. Didirikan oleh Ken
Arok tahun 1222 Setelah Ken Arok mengalahkan raja kerajaan Kediri, raja Kertajaya.

2.Sejarah terbentuknya kerajaan Singasari (Singhasari)


Kerajaan Singasari (Singhasari) berawal dari keberhasilan Ken Arok menggulingkan Akuwu
Tumapel bernama Tunggul Ametung. Ketika itu, Tumapel menjadi bagian Kerajaan Kediri.
Kedudukan Ken Arok semakin meningkat setelah mendapat dukungan dari kalangan brahmana
untuk memberontak melawan kediri di bawah pimpinan raja kertajaya.

Setelah berhasil mengalahkan Kertajaya (Kerajaan Kediri), Ken Arok kemudian mendirikan
Kerajaan Singasari (Singhasari) pada tahun 1222. Kerajaan ini terletak di Tumapel, Malang,
Jawa timur. Ken Arok sesungguhnya hanya rakyat biasa yang kemudian tampil menjadi seorang
raja. Meskipun sempat runtuh di kemudian hari, kerajaan tersebut merintis berdirinya kerajaan
terbesar di Nusantara, yakni kerajaan Majapahit.

Banyak kitab yang menginformasikan tentang kerajaan Singasari (Singhasari). Kitab


Pararaton, mengisahkan raja-raja yang pernah memerintah kerajaan Singasari. selain itu, kitab
Nagarakretagama juga memuat informasi mengenai silsilah raja-raja Singasari (Dinasti Rajasa)
dengan raja-raja Majapahit (Dinasti Girindra).

Ken Arok merupakan peletak dasar kerajaan Singasari (Singhasari). Kisah perjalanan
kerajaan Singasari penuh dengan perseteruan di antara pewaris kerajaan. Raja Kertanegara
merupakan raja terakhir kerajaan Singasari (Singhasari). Pada masa pemerintahannya, Singasari
mencapai masa jayanya. Pada masa Kertanegara juga, kerajaan Singasari pernah berseteru
dengan kerajaan Mongol yang pada waktu itu dipimpin oleh Khubilai Khan. Kertanegara
akhirnya tewas dalam pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang pada tahun 1292.
Jayakatwang sendiri adalah keturunan Kertajaya, raja Kediri yang pernah dikalahkan Ken Arok,
pendiri kerajaan Singasari. Dengan tewasnya Kertanegara, berakhirlah masa kerajaan Singasari.
.

4.Sistem Pemerintahan kerajaan Singasari (Singhasari)


1. Ken Arok
Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri Ranggah Rajasa sang Amurwabhumi
mendirikan dinasti bernama Girindrawangsa. Pendirian dinasti itu bertujuan membersihkan masa
lalu ken Arok. Perlu diketahui, Ken Arok menjadi raja dengan melalui berbagai skandal, seperti
membunuh Mpu Gandring, Tunggul Ametung, mengawini istri Tunggul Ametung bernama Ken
Dedes, dan memberontak terhadap Kediri. Pendirian Dinasti itu juga bertujuan agar keturunan
Ken Arok tidak ternoda oleh berbagai skandal yang pernah dilakukannnya.

Ken Arok memerintah Singasari selama lima tahun. Masa pemerintahannya berakhir tragis.
Ia terbunuh oleh Anusapati, anak dari perkawinan Ken dedes dan Tunggul Ametung. Lebih tragis
lagi, ia terbunuh dengan keris yang digunakannya untuk membunuh Tunggul Ametung.
2.Anusapati

Anusapati raja kedua Singasari. Arca ini terdapat di Candi Kidal.

Anusapati menjadi raja menggantikan Ken Arok sebagai raja kedua Singasari. Meskipun
memerintah cukup lama, hampir tidak ada perubahan yang ia lakukan selama memerintah. Ia
tenggelam dalam kegemaran menyabung ayam yang akhirnya mengakhiri hidup sekaligus masa
pemerintahannya. Kegemaran itu dimanfaatkan oleh Tohjaya, anak dari perkawinan Ken Arok
dan Ken Umang, Untuk menyingkirkan Anusapati. Dalam suatu kesempatan, Raja itu diundang
kerumah Tohjaya untuk menyabung ayam. Ditengah keasikan menyabung ayam, Tohjaya
menikam Anusapati, dengan keris yang pernah digunakan Anusapati untuk membunuh Ken
Arok.

3. Tohjaya
Tohjaya hanya memerintah selama beberapa bulan. Penyebabnya adalah kemelut politik.
Rangawuni, Putera Anusapati, menuntut hak atas tahta singasari. Ia di dukung oleh Mahisa
Campaka, cucu dari perkawinan Ken Arok dan Ken Dedes. Semakin kuatnya dukungan terhadap
Ranggawuni dan Mahisa Campaka membuat kedudukan Tohjaya dapat di gulingkan.

4. Wisnuwardhana
Wisnuwhardana, raja keempat Singasari. Bersama Narasinghamurti,

ia menciptakan keamanan si seluruh Singasari.

Ranggawuni naik tahta Singasari dengan bergelar Wisnuwardhana . Ia di bantu Mahisa


Campaka yang bergelar Narasinghamurti. Mereka berdua memerintah Singasari secara bersama
- sama (dilambangkan dengan dewa Wisnu dan dewa Indra). Wisnuwardhana sebagai raja dan
Mahisa Campaka sebagai ratu anggabhaya. Pemerintahan kedua pemimpin tersebut membawa
Singasari pada keamanan dan kesejahteraan.

Di tengah masa pemerintahannya, Wisnuwhardana mengangkat putarenya Kertanegara


menjadi yuvaraja atau raja muda. Pengankatan itu bertujuan menyiapkan Kertanegara menjadi
raja yang cakap. Wisnuwhardana adalah satu-satunya raja Singasari yang wafat tanpa
terbunuh.Setelah ia meninggal, tahta kerajaan beralih pada Kertanegara.

5. Kertanegara
Kertanegara, raja terbesar sekaligus terakhir Singasari.

Kertanegara merupakan raja Singhasari tebesar sekaligus terakhir. Ia adalah negarawan


ulung yang cenderung totaliter. Akibarntya, sejumlah langkah pembaruan yang di lakukannya
mengundang dukungan sekaligus kebencian.

Beberapa Kebijakan Kertanegara


 Mengganti Mahapatih Raganatha dengan Aragani yang di latarbelakangi oleh
ketidaksetujuan Raganatha terhadap cita-cita Kartanegara meyatukan seluruh nusantara di
bawah Panji singhasari. Selanjutnya, Raganatha ditugaskan sebagai adhyaksa di Tumapel.

 Mengiririm ekspedisi militer bernama Pamalayu ke sumatera. Ekspedisi pada tahun 1275
M itu bertujuan menaklukan Kerajaan Melayu. selain Melayu, Kertanegara juga
menaklukan Bali, Pahang, Sunda, dan Gurun (Vietnam).

 Menjalin persahabatan dengan raja Champa yang bernama Jayasinghawarman III, tujuan
untuk menahan ekspansi kubelai Khan dari mongol.

Kubilai Khan beberapa kali mengirim utusan kepada kertanegara agar tunduk kepada
Mongol. Karena kesal, Kertanegara mengirim kembali utusan itu setelah mukanya dirusak.
Tindakan itu membuat Kubilai Khan murka. Ia kemudian mengirim tentaranya ke jawa untuk
menghancurkan Kertanegara. Namun, maksud itu tidak terpenuhi karena Singhasari telah hancur
akibat pemberontakan dari raja bawahan.
5.Masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Singasari
Kejayaan Kerajaan Singasari
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (1272 - 1292).
Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia
mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan
dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan
Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah
ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai
tanda persahabatan kedua negara.

Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun 1289
Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui kedaulatan
Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan
daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu,
Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

Keruntuhan Kerajaan Singasari


Singasari runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang. Jayakatwang adalah raja Kediri yang
merupakan raja bawahan Kertanegara. Dalam pemberontakan tersebut, ia bersekongkol dengan
Arya Wiraraja (Banyak Wide), bupati dari Sumenep. Ketika itu kekuatan militer dalam negeri
Singasari lemah akibat terlalu banyak pasukan dilibatkan dalam ekspedisi ke Sumatera, Bali, dan
daerah lainnya. Kekuatan militer Singasari menjadi semakin lemah dengan pengkhianatan salah
seorang panglimanya, yakni Ardaraja, putera Jayakatwang sendiri. Kesempatan itu digunakan
oleh Jayakatwang untuk menghancurkan Singasari.

Serangan pasukan Kediri tidak terbendung lagi. Kertanegara gugur dalam serangan itu.
Salah seorang panglima Singasari, yakni Raden Wijaya, berhasil menyelamatkan diri bersama
tiga serangkai: Ranggalawe, Sora, dan Nambi. Mereka melarikan diri ke Kudadu. Kemudian,
atas bantuan Kepala Desa Kudadu, mereka meminta perlindungan Bupati Sumenep, Arya
Wiraraja. Pada tahun 1292 M, berakhirlah sudah kerajaan Singasari.

6.Kehidupan masyarakat pada masa Kerajaan Singasari


Kehidupan ekonomi Kerajaan Singasari
Kehidupan ekonomi Kerajaan Singasari bersumber dari pertanian dan perdagangan.
Alasannya, wilayah Singasari terletak di daerah pedalaman dan dilalui dua sungai besar, yaitu
Bengawan Solo dan kali Brantas. Kedua sungai itu dimanfaatkan sebagai sarana lalu lintas
pelayaran dan perdagangan.

Sumber sejarah yang menjelaskan kehidupan ekonomi Kerajaan Singasari tidak ditemukan.
Akan tetapi, sangat dimungkinkan bahwa Singasari meneruskan kehidupan ekonomi zaman
sebelumnya. Alasannya, wilayah Singasari sebelumnya merupakan wilayah Kerajaan Kediri.

Perdagangan mulai mendapat perhatian cukup besar semasa pemerintahan Kertanegara.


Perhatian itu tampak dari keinginannya menggeser kedudukan Sriwijaya sebagai pengendali
perdagangan di selat Malaka. Untuk itu, Kertanegara mengirim ekspedisi militer ke Melayu dan
Selat Malaka.

Kehidupan sosial masyarakat Singasari


Pemerintah Singasari selalu berusaha untuk meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya .
Semasa Ken Arok masih Akuwu Tumapel, rakyat hidup aman dan tentram . Keadaan seperti itu
menarik minat kaum brahmana Kediri yang menentang Raja Kertajaya . Mereka melarikan diri
ke Tumapel dan meminta perlindungan kepada Ken Arok . Suasana aman dan tentram terus
berlangsung saat Ken Arok menjadi Raja Singasari.

Semasa pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian.


Anusapati larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Baru semasa pemerintahan
Wisnuwardhana dan Kertanegara, kehidupan sosial masyarakat Singasari mulai diatur rapi. Hak-
hak rakyat dipulihkan kembali sehingga rakyat dapat hidup tenteram dan damai.

Kehidupan politik Kerajaan Singasari


semasa pemerintahan tiga raja berturut – turut , kerajaan Singasari diwarnai oleh kudeta
berdarah (meskipun Singasari sempat menikmati suasana damai cukup lama semasa
pemerintahan Anusapati). Selama pemerintahan tiga raja itu, tidak ada yang menonjol dalam
pemerintahan. Agaknya model awal organisasi pemerintahan Singasari diikiuti organisasi
pemerintahan Kediri.

Pembaruan organisasi dalam pemerintahan terjadi semasa pemerintahan Kertanegara. Raja


secara tegas membendakan penangananurusan politik dan urusan agama. dalam urusan politik,
raja dibantu oleh tiga pejabat maha menteri: mahamenteri i hino, mahamenteri i halu, dan
mahamenteri i sirikan. Dalam urusan agama, raja dibantu oleh seorang pemuka agama Buddha
yang disebut dharmadyaksa ring kasogatan dan seorang pemuka agama Hindu yang disebut
dharmadyaksa ring kasaiwan.

Di bawah Kertanegara, politik luar negeri Singasari dititikberatkan pada ekspansi dengan
merancang sejumlah ekspedisi militer ke berbagai wilayah. Politik luar negeri ini sempat
mendapat kritik dari sejumlah pejabat dan pendukung setia ayahnya, Wisnuwardhana. Mereka ini
antara lain Raganatha dan Arya Wiraraja. Terhadap kritik itu raja mengambil tindakan tegas
dengan minyingkirkan mereka dari lingkaran pemerintahan pusat.

Tekanan pada politik luar negeri dan tersingkirnya sejumlah pejabat kritis membuat
Kertanegara semakin totaliter. Ia dikelilingi oleh pejabat yang cenderung mengiyakan
pendapatnya. Akibatnya, Singasari menjadi lemah dari dalam sehingga dapat dengan mudah
dihancurkan Kediri.

7.Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Singasari


Kitab
 Kitab Pararaton, yang menceritakan riwayat raja-raja Singasari.

 Kitab Negarakretagama, yang memuat silsilah raja-raja Majapahit yang berhubungan


erat dengan raja-raja Singasari.

Candi
 Candi Jawi
Candi Jawi, tempat pendharmaan Kertanegara.

tempat pendharmaan Kertanegara. Candi setinggi 24 m itu dibangun atas perintah


Kertanegara. Oleh karena itu, diduga tadinya candi itu bukan dibangun untuk pendharmaan raja
terakhir Singasari itu. Corak arsitektur memperlihatkan campuran Hindu, Buddha, dan budaya
asli.

 Candi Singasari
Candi Singasari, yang dibangun semasa pemerintahan Hayam Wuruk.

tempat pendharmaan Kertanegara. Raja terakhir Singasari itu dirupakan sebagai Bhairawa.
yang menarik, bagian bawah candi tampak belum selesai, sedangkan bagian atas telah terpahat
dengan sempurna. Bagian atas itu melambangkan puncak Mahameru (kediaman para dewa
dalam mitologi Hindu). Candi ini dibuat semasa pemerintahan Hayam Wuruk.

 Candi Kidal
Candi Kidal, dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati.

adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini dibangun sebagai
bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang memerintah
selama 20 tahun (1227 – 1248). Kematian Anusapati dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai bagian
dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga diyakini sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring.
Pada candi Hindu setinggi 12,5 m ini terdapat pahatan cerita garuda mencuri amarta, air
kehidupan.

 Candi jago
Candi Jago, tempat pendharmaan Wisnuwhardana.

Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup unik, karena
bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir.
Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Dengan keseluruhan
bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.

 Candi Sumberawan
Candi Sumberawan, yang dibangun semasa pemerintahan
Majapahit setelah Candi Singasari selesai.

Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur.


Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan
Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di sekitar candi ini
sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah
yang memberi nama Candi Rawan.

Patung
 Patung Ken Dedes, dalam wujud Dewi Prajnaparamita.

Patung ken Dedes, dalam wujud Dewi Prajnaparamita.


 Patung kertanegara, dalam wujud Joko Dolok dan Amoghapasa.

Patung Kertanegara, dalam wujud Joko dolok. Dan Patung Kertanegara, dalam wujud Amoghapasa.

 Patung Dwarapala

Patung Dwarapala, dalam wujud raksasa memegang gada.

Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga situs
sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja, namun hingga saat
ini tidak ditemukan secara pasti dimana letak kotaraja Singhasari.

Prasasti
 Prasasti Manjusri, merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca
Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang tersimpan
di Museum Nasional Jakarta.
 Prasasti Mula Malurung, adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan desa
Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-lempengan
tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas
perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari. Kumpulan lempengan Prasasti Mula
Malurung ditemukan pada dua waktu yang berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan
pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001,
kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan
sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional
Indonesia, Jakarta.
 Prasasti Singosari

Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman.

yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan
sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis dengan Aksara Jawa. Prasasti ini ditulis untuk
mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh
Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat
terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan
maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan sebuah caitya.
 Prasasti Wurare, adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca
Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti
Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21
November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja
Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai
derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis melingkar pada bagian
bawahnya.
Daftar Pustaka
Matroji. 2007. Sejarah. Jakarta: Penerbit Erlangga.
WWW.Google.Com

Sumber gambar
WWW.Google.Com

Anda mungkin juga menyukai