LATAR BELAKANG
Secara konstitusional, pendidikan nasional: “...berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Dalam Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna
bahwa pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana penguatan
psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren
dengan pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap
Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3) memperoleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui
fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.
Koherensi proses pembelajaran yang memadukan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, didasarkan pada dua alasan dalam
menjadikan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib. Pertama, dasar legalitasnya jelas yaitu Undang-Undang (UU)
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Kedua, pendidikan kepramukaan mengajarkan banyak nilai-nilai, mulai dari nilai-
nilai Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas
pendidikan kepramukaan merupakan imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang dalam Undang–Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Menyadari hal tersebut diatas, diperlukan penyiapan dan peningkatan kualitas dan kapasitas calon Pembina Pramuka melalui
kegiatan pendidikan yang terstruktur dan sistematis dalam bentuk Latihan Gabungan Pramuka Penegak.
NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini dinamakan Latihan Gabungan Pramuka Penegak Tahun 2016 yang kemudian disebut Latgab 2016
DASAR PENYELENGGARAAN
TUJUAN
Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman praktis bagi Pramuka Penegak yang merupakan calon Pembina Pramuka.
SASARAN
1. Memahami, menghayati dan melaksanakan, UU No. 12 Tahun 2010, AD dan ART Gerakan Pamuka.
3. Menerapkan kepramukaan secara efektif dan efisien dalam membina pramuka sesuai dengan golongannya.
4. Mampu menyiapkan diri untuk membina dan mengembangkan mental, fisik, intelektual, emosional dan sosial sesuai dengan
golongannya sehingga dia mampu berperan positif dalam masyarakat lingkungannya.
5. Menerapkan kepemimpinan yang dijiwai dan bersumber pada prinsip dasar kepramukaan dan kode kehormatan pramuka.
6. Mengelola program kegiatan peserta didik (prodik) sesuai dengan golongannya dan mengelola satuannya
2. Moto : “Tidak ada Pramuka yang terlatih, yang ada hanya Pramuka yang giat berlatih”
Jam : Sabtu Jam 14.30 WIB s.d Minggu jam 13.00 WIB
PESERTA
1. Kegiatan ini diikuti oleh Pramuka Penegak yang berasal dari Gugusdepan yang berpangkalan di SMA/SMK/MA di Surabaya dan
Gresik.
3. Menyerahkan Biodata dan persyaratan administrasi lainnya sesuai Petunjuk Pelaksanaan Latgab 2016
KEGIATAN
1. Kegiatan Latgab 2016 merupakan kegiatan oleh, dari dan untuk Penegak sendiri, dimana mereka saling memberikan materi-
materi teraktual di Kepramukaan.
Permainan Menarik I
PENYELENGGARA
Kegiatan ini diselenggarakan UKM Pramuka – Pramuka Pandega Gugusdepan Surabaya 1815-1816 yang berpangkalan di Kampus
Universitas Wijaya Putra bekerjasama dengan Forum Pembina Pramuka Penegak Surabaya dan Gresik.
PEMBIAYAAN
2. Seluruh biaya aktivitas kegiatan dibebankan kepada penyelenggara dan kepada peserta hanya dibebankan biaya sebesar Rp.
15.000,-/orang dengan fasilitas; scraft, materi dan piagam penghargaan.
PERLENGKAPAN PESERTA
a. Tenda Dom
b. Tikar
d. Administrasi Sangga
c. Alat Tulis
e. Obat-obatan pribadi
PENUTUP
Demikian Petunjuk Pelaksanaan ini disusun sebagai pedoman Latihan Gabungan Pramuka Penegak Tahun 2016. Hal-hal yang
belum ditetapkan dan diatur dalam petunjuk pelaksanaan ini akan diatur kemudian melalui musyawarah mufakat Pembina
Pendamping Latgab 2016. Selanjutnya atas dukungan dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.
NEURO :
Sebetulnya kata Neuro dalam istilah NLP memliki pengertian yang mengacu pada
pengindraan yang dimiliki manusia yaitu : Visual (penglihatan), Auditori (pendengaran),
Kinestetik (perabaan), Olfaktori (penciuman), dan Gustatori (pencecapan).
Oleh karena semuanya berbasiskan pengindraan maka jenis teknik NLP yang ada banyak
menggunakan atau lebih tepatnya mengasah kepekaan indrawi.
SWISH PATTERNS: Teknik ini bagi saya tergolong sebagai teknik NLP yang sangat
praktis untuk merubah kebiasaan lama dan ingin membangun suatu kebiasaan baru.
Penjelasan teknik NLP Swish Patterns ini pernah saya tuangkan di artikel NLP saya di
SINI.
Catatan : Swish Patterns ini sangat cocok bagi para pemula yang baru saja belajar NLP untuk
segera dapat segera mendapatkan manfaat baru dalam berperilaku.
NEW BEHAVIOR GENERATOR : Meskipun nama teknik NLP yang satu ini sedikit
berbau istilah teknik namun sesungguhnya teknik NLP New Behavior Generator ini justru
yang jauh lebih praktis dan mudah untuk digunakan ketika seseorang ingin memiliki suatu
kompetensi dalam menguasai ketrampilan tertentu.
Sebagai contoh seseorang ingin mampu berbicara di depan publik maka teknik NLP ini
sangat memudahkannya untuk dapat melakukan modeling dari seorang role model pembicara
yang ingin ditirunya.
BUILDING RAPPORT : Jika boleh saya katakan, teknik ini merupakan jawaban dari
pertanyaan tentang : bagaimana cara belajar teknik NLP mudah dan praktis yang dapat
digunakan untuk melakukan proses persuasi kepada orang lain.
Dari nama teknik NLP yang satu ini sudah dapat dipahami bahwa teknik ini bertujuan untuk
membangun (Building) kedekatan (Rapport) kepada orang lain ketika melakukan komunikasi
persuasi yang dapat diterapkan di berbagai bidang.
Jika pembaca ingin mengetahui teknik persuasi yang praktis dapat diBACA di SINI.
LINGUISTIC :
Seusai dengan namanya “ linguistic / linguistik ” maka ragam teknik NLP yang ada banyak
berbasiskan pada penggunaan pola kalimat atau bahasa yang juga bertujuan untuk merubah
suatu keadaan atau kondisi mood seseorang ( di NLP dkenal dengan istilah STATE ) ke arah
kondisi atau mood lain yang diinginkannya.
Mengenai STATE ini dapat dipelajari lebih jauh di video NLP saya di SINI.
REFRAMING : Seusai dengan namanya yang memiliki arti membingkai, maka fungsi dari
Teknik NLP Reframing ini digunakan untuk merubah makna suatu peristiwa agar dengan
memiliki pemaknaan yang baru maka kondisi / state seseorang juga akan berubah.
Jika ingin memahami teknik Reframing ini dapat dilihat di artikel NLP saya di SINI atau
dapat juga dilihat di video NLP saya di SINI.
FRAME : Nama teknik NLP ini hampir mirip dengan Reframing, namun ada sedikit
perbedaan dimana Frame digunakan pada konteks yang lebih luas. Bahkan dengan
memahami pola-pola Frame ini akan jauh lebih mempermudah kita dalam menentukan pada
konteks apa suatu peristiwa dapat dimaknai dengan cara yang berbeda.
Detail mengenai penjelasan teknik ini dapat dibaca di artikel NLP saya di SINI atau di
video saya di SINI
Itulah beberapa contoh-contoh teknik NLP yang dapat dipahami sekaligus dapat dipraktekkan
untuk membantu kita dalam melakukan perubahan diri.
Teknik NLP manakah yang pernah Anda kenali serta pengalaman apa saja yang dapat Anda
peroleh dari penggunaan teknik-teknik NLP di atas?
Submit a Comment