0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
444 tayangan2 halaman
Manusia Wajakensis adalah jenis manusia purba yang ditemukan pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Manusia ini memiliki volume otak sekitar 1300-1450 cc, tinggi badan 130-210 cm, dan mampu membuat alat-alat batu sederhana.
Manusia Wajakensis adalah jenis manusia purba yang ditemukan pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Manusia ini memiliki volume otak sekitar 1300-1450 cc, tinggi badan 130-210 cm, dan mampu membuat alat-alat batu sederhana.
Manusia Wajakensis adalah jenis manusia purba yang ditemukan pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Manusia ini memiliki volume otak sekitar 1300-1450 cc, tinggi badan 130-210 cm, dan mampu membuat alat-alat batu sederhana.
NIM : 200516600 Mata kuliah : Prasejarah Nusantara (Homo wajakensis)
1. Apa arti dari nama manusia tersebut?
Nama manusia purba ini bersal dari wilayah di temukan nya manuasia purba yaitu di sebut dengan Manusia Wajak, yang memiliki arti sebagai Manusia dari Wajak. Homo ini termasuk tingkatannya lebih tinggi dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus.
2. Siapa, kapan dan dimana ditemukannya manusia purba tersebut?
Sekitar tahun 1889, Van Riestchoten menemukan sebuah fosil yang berupa bagian ruas leher dari manusia purba yang berjenis Manusia Wajak di wilayah Wajak yang berada dekat dengan daerah Campur Darat, Tulung Agung, Jawa Timur. Penemuan ini akhirnya ditindak lanjuti oleh Eugene Dubois, fosil tersebut berupa sebuah ruas leher dan tengkorak kepala yang memiliki volume sekitar 1600 cc. Selain itu, tepatnya pada tahun 1890, Eugene Dubois menemukan kembali fosil yang berupa bagian Rahang atas dan bawah, Fragmen Tengkorak, tulang kering dan juga tulang paha di wilayah Wajak.
3. Bagaimana ciri-ciri manusia tersebut?
Manusia Wajak memiliki kriteria yang berbeda dengan jenis manusia purba laiinya yang pernah hidup di Indonesia, di antaranya adalah:
Memiliki bentuk wajah yang cenderung lebih datar.
Mempunyai badan tinggi sekitar 130 cm hingga 210 cm. Bentuk hidung yang sedikit lebar dan bentuk mulut yang sedikit maju. Volume otak yang dapat melebihi dari 1300 cc yaitu sekitar 1350 cc sampai dengan 1450 cc. Memiliki badan berat sekitar 30 sampai dengan 150 Kg. Jarang yang membentang antara hidung dan mulut sangat jauh. Perawakan tubuhnya masih mirip seperti kera namun sudah bisa berdiri dengan tegap. Bentuk tulang dahi yang lebih menjorok kedalam. Sudah mulai memakan makanan yang sudah matang atau yang sudah diolah. Mempunyai tulang dahi yang agak panjang. Dahinya terlihat agak miring dan tepat di bagian atas mata terdapat sebuah busur dahi yang sanagt jelas. Tulang pipi yang lebih menonjol kesamping. Memiliki otot-otot dan tulang yang cukup besar.
Kebudayaan Dari Homo Wajakensis
Ada beberapa kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia wajak di dalam kehidupannya, di antaranya sebagai berikut: 1. Kebudayaan Pacitan Beberapa perkakas yang digunakan dalam kehidupan manusia purba genus wajak yang berasal dari kebudayaan Pacitan ini yang dijumpai oleh seorang ahli arkeologi bernama Von Koenigswald sekitar tahun 1935 di pesisir danau Baksoko, Desa Punung, Pacitan, Jawa Timur. Alat-alat tersebut terdiri dari kapak genggam, yaitu sebuah kapak yang tidak memiliki gagang dan digunakan dengan cara digenggam. Tidak hanya itu saja masih terdapat beberapa alat dari kebudayaan ini yaitu Kapak perimbas (chooper), kapak penetak, pahat genggam, dan masih banyak lagi. 2. Kebudayaan Ngandong Kebudayaan Ngandong merupakan salah satu kebudayaan yang dihasilkan oleh kehidupan Homo Wajakensis. Beberapa alat dari kebudayaan yang ditemukan di daerah Ngandong, Jawa Timur. Alat-alat tersebut terdiri dari kapak yang terbuat dari batu serta alat-alat yang berukuran kecil atau disebut juga dengan serpih (serpih). Tidak hanya itu saja, pada kebudayaan Ngandong juga dijumpai sebuah alat yang terbuat dari tulang dan hewan tanduk.