Anda di halaman 1dari 4

KARYA ILMIAH

SANGIRAN LABORATORIUM
MANUSIA PURBA

Disusun Oleh :
Nama : 1. Lusiana Dwi Marsela
2. Nuraini Lusiana

SMK NEGERI 1 SINE


PERIODE 2017 / 2018
Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Pulau
Jawa yang berada di kaki gunung lawu. Sangiran terletak disebelah utara Kota Solo
dan berjarak sekitar 15 km (tepatnya di desa krikilan, kec. Kalijambe,Kab.Sragen).
Gapura Situs Sangiran berada di jalur jalan raya Solo.
Dalam sebuah buku Harry Widianto dan Truman Simanjutak, Sangiran Menjawab
Dunia diterangkan bahwa sangira adalah sebuah kompleks situs manusia purba dari
kala pleistosen yang paling lengkap di Indonesia, bahkan di Asia.
Di daerah Sangiran terdapat sebuah situs yang bernama Situs Sangiran. Situs
Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah
akibat adanya erosi di bagian puncaknya. Tempat ini merupakan lokasi penemuan
beberapa fosil manusia purba, sehingga sangat penting dalam sejarah perkembangan
manusia. Situs ini juga memberi petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000
tahun yang lalu. Luas lahannya adalah 56 km2, yaitu 8 km arah utara-selatan dan 7
km arah timur-barat. Dalam suatu kondisi deformasi geologis, menyebabkan
tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba
dan binatang, termasuk juga artefak. Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiran
berupa endapan lempung hitam dan pasir fluvi-vulkanik, tanahnya tidak subur dan
terkesan gersang saat musim kemarau. Hal ini disebabkan karena kurangnya
akumulasi sisa-sisa vegetasi yang mengalami humufikasi membentuk humus. Jenis
tanamannya adalah lamtoro, angsana, akasia, johar, sengon, mahoni.
Di Situs Sangiran terdapat 5 formasi tanah yang dapat dilihat secara langsung dimana
merupakan salah satu keajaiban di dalam Situs Sangiran. Adapun formasi tanah
tersebut antara lain :
1) Formasi Kalibeng ( Puren )
Yang berusia 5 juta s/d 1.8 juta tahun yang lalu. Formasi ini memliki beberapa
lapisan, yaitu :
a. Lapisan Nepal
b. Lapisan lempeng abu-abu dari endapan laut dalam
c. Lapisan foraminifera dari endapan laut dangkal
d. Lapisan balanus batu gamping
e. Lapisan lahar bawah dari endapan air payau
2) Formasi Pucangan ( Sangiran )
Yang berusia 1.8 juta tahun yang lalu. Formasi ini memiliki beberapa lapisan, yaitu :
a. Lapisan lempung hitam dari endapan air tawar
b. Lapisan batuan kongkresi
c. Lapisan lempung vulkanik
d. Lapisan batuan nodul
e. Lapisan batuan diatome warna kehijauan
3) Formasi Kabuh ( Bapang )
Formasi ini berusia 1 juta s/d 250 ribu tahun yang lalu. Yang memiliki beberapa
lapisan tanah, yaitu :
a. Lapisan kongklomerat
b. Lapisan batuan grenzbank sebagai pembatas
c. Lapisan lempeng vulkanik
d. Lapisan pasir halus silang siur
e. Lapisan pasir glaver
4) Formasi Notopuro ( Phojajar )
Yang berusia 250 ribu s/d 15 ribu tahun yang lalu. Formasi ini memiliki lapisan
tanah, antara lain :
a. Lapisan lahar atas
b. Lapisan teras
c. Lapisan batu pumice
5) Frmasi Teras Solo ( Kali Pasir )
Yang berusia 15 ribu s/d 1.5 ribu tahun yang lalu. Formasi ini hanya memiliki
lapisan endapan sungai batu kerikir dan kerakal.
Sangiran pertama kali ditemukan ole P.E.C Schemulling pada tahu
1984, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kuloso, bagian dari wilayah
Sangiran. Eguene Dubois pernah mengamati sejarah manusia purba di Sangiran,
tepai ia kurang tertarik dengan penemuan-penemuan yang terdapat di sana.
Pada tahun 1934,G.H.R Von Koeningswald menemukan artefak litik di bawah
Ngebung sekitar 2 km di barat laut Kubah Sangiran. Sejak penemuan itu Sangiran
menjadi sangat terkenal berkaitan penemuan fosil homo erectus secara sporadis dan
berkesinambungan yang merupakan takson paling penting dalam sejarah manusia.
Situs Sangiran memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang, dan
juga lingkungan. Beberapa fosil diendapkan tanpa terputus selama lebih dari 2 juta
tahun secara terus-menerus. Sangiran pun kemudian ditetapkan menjadi salah satu
Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 1996 dengan no 593, dengan
nama The Sangiran Early Man Site.
Lingkungan Situs Sangiran dan Kebudayaannya. Sangiran merupakan sebuah kubah
yang terbentuk oleh adanya proses deformasi, baik secara lateral maupun vertikal.
Proses erosi pada bagian puncaknya telah menyebabkan terjadinya reveerse,
kenampakan terbalik, sehingga daerah tersebut menjadi daerah rawan depresi.
Bagian tengahnya merupakan kali Cemoro sebagai sungai enteseden yang
menyebabkan formasi batuan tersingkap dan membentuk melingkar.
Pada kala pleistosen daerah ini menjadi laut dangkal, adanya regresi
berlanjut menyebabkan Sangiran menjadi daratan. Fosil Meganthropus mungkin
muncul saat kegiatan vulkanis meleleh. Kemudian terjadi disusul kegiatan vulkanis
yang sangat hebat dan menimbulkan endapan tufa yang berlapis-lapis. Manusia yang
hidup saat itu diperkirakan adalah Meganthropus palaeojavanicus, pithecanthropus
erectus, dan pithecanthropus soloensis.

Anda mungkin juga menyukai