Disusun oleh :
Nama Anggota :
1. Ali Zeinal Abidin (02)
2. Citra Anggraini (09)
3. Dewi Permata Sari (10)
4. Dex Citra Mutiara S (11)
5. Dina Amelia Sakina (12)
Kelas :
XI – 2 (KESEHATAN)
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850
Masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung
Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah
dalam karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah candi Prambanan?
2. Apa yang ada di kompleks candi Prambanan?
Halaman dalam adalah zona paling suci dari ketiga zona kompleks
candi. Pelataran ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur
sangkar dikurung pagar batu dengan empat gerbang di empat penjuru
mata angin. Dalam halaman berpermukaan pasir ini terdapat delapan
candi utama; yaitu tiga candi utama yang disebut candi Trimurti (“tiga
wujud”), dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu tertinggi: Dewa Brahma
Sang Pencipta, Wishnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang Pemusnah.
Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar sekaligus
tertinggi di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran tinggi 47 meter
dan lebar 34 meter. Puncak mastaka atau kemuncak candi ini dimahkotai
modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Bentuk
wajra ini merupakan versi Hindu sandingan dari stupa yang ditemukan
pada kemuncak candi Buddha. Candi Siwa dikelilingi lorong galeri yang
dihiasi relief yang menceritakan kisah Ramayana; terukir di dinding dalam
pada pagar langkan. Di atas pagar langkan ini dipagari jajaran kemuncak
yang juga berbentuk wajra. Untuk mengikuti kisah sesuai urutannya,
pengunjung harus masuk dari sisi timur, lalu melakukan pradakshina yakni
berputar mengelilingi candi sesuai arah jarum jam. Kisah Ramayana ini
dilanjutkan ke Candi Brahma.
2. Candi Brahma dan Candi Wishnu
Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil
daripada candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada
kendaraan atau wahana dewa-dewa ini; sang lembu Nandi wahana Siwa,
sang Angsa wahana Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi
wahana ini terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan candi
Siwa terdapat candi Nandi, di dalamnya terdapat arca lembu Nandi.
Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kiri dan kanannya mengapit
arca Chandra dewa bulan dan Surya dewa matahari. Chandra
digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan Surya
berdiri di atas kereta yang ditarik 7 kuda. Tepat di depan candi Brahma
terdapat candi Angsa. Candi ini kosong dan tidak ada arca Angsa di
dalamnya. Mungkin dulu pernah bersemayam arca Angsa sebagai
kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi
yang dipersembahkan untuk Garuda, akan tetapi sama seperti candi
Angsa, di dalam candi ini tidak ditemukan arca Garuda. Mungkin dulu arca
Garuda pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini Garuda menjadi
lambang penting di Indonesia, yaitu sebagai lambang negara Garuda
Pancasila.
3. Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok
A. Kesimpulan
Candi Prambanan yang terletak persis di perbatasan Provinsi Jawa
Tengah ±17 Km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Daerah ini merupakan
daerah yang mempunyai banyak sejarah sehingga tidak heran banyak
wisatawan asing yang ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah
Istimewa Yogyakarta terutama di candi Prambanan yang berdiri di sebelah
timur sungai Opak ±200 m sebelah utara Yogya-Solo.
Dengan adanya data yang diperoleh dari uraian penulis dapat
menyimpulkan:
B. Saran
Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi
Prambanan yang sebagai peninggalan bersejarah yang tak ternilai
harganya ini mampu memaksimalkan potensi karena selain merupakan
sumber penghasilan untuk masyarakat sekitar Prambanan juga
aset pariwisata berkelanjutan nasional Indonesia penambah devisa
negara selain non-migas.
Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga
dan melestarikan Candi Prambanan tersebut tetap menjadi daya tarik
terutama dari segi kepariwisataan , arkeologi dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariswara. (1993). Prambanan. Jakarta: Intermasa.