Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK

Laporan Kegiatan Outing Class di Candi Prambanan

Disusun oleh :

Nama Anggota :
1. Ali Zeinal Abidin (02)
2. Citra Anggraini (09)
3. Dewi Permata Sari (10)
4. Dex Citra Mutiara S (11)
5. Dina Amelia Sakina (12)

Kelas :
XI – 2 (KESEHATAN)

SMA NEGERI GLENMORE


KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Kegiatan Outing Class di Candi
Prambanan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan yang berjudul Laporan Kegiatan Outing Class di Candi
Prambanan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber dan referensi
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
laporan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
laporan dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Laporan Kegiatan Outing Class di Candi
Prambanan ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan laporan ini.
Kami mohon maaf jika di dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Laporan
Kegiatan Studi Wisata di Candi Prambanan ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Indonesia, September 2023


Penyusun
DAFTAR ISI
• KATA PENGANTAR
• DAFTAR ISI
• BAB I PENDAHULUAN
• A. Latar Belakang
• B. Rumusan Masalah
• BAB II PEMBAHASAN
• A. Sejarah Candi Prambanan
• 1. Pembangunan Candi Prambanan
• 2. Ditelantarkannya Candi Prambanan
• 3. Penemuan kembali Candi Prambanan
• 4. Pemugaran Candi Prambanan
• B. Kompleks Candi Prambanan
• 1. Candi Siwa
• 2. Candi Brahma dan Candi Wishnu
• 3. Candi Wahana
• 4. Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok
• 5. Candi Perwara
• C. Arsitektur Candi Prambanan
• D. Relief Candi Prambanan
• 1. Relief Ramayana dan Krishnayana
• 2. Relief Lokapala, Brahmana, dan Dewata
• 3. Relief Panil Prambanan Singa dan Kalpataru
• BAB III KESIMPULAN
• A. Kesimpulan
• B. Saran
• DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu
terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai
dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa
pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah
Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna ‘Rumah Siwa’), dan memang di
garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi
3 meter yang menunjukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan
kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta,
Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa
Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi
Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu
terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara.
Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan
arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama
memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks
gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di
Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari
seluruh dunia.

Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850
Masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung
Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah
dalam karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah candi Prambanan?
2. Apa yang ada di kompleks candi Prambanan?

3. Bagaimana arsitektur candi Prambanan?


4. Relief-relief apa saja yang ada di candi Prambanan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Candi Prambanan


1. Pembangunan Candi Prambanan
Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah
dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai
oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan juga
candi Sewu yang terletak tak jauh dari candi Prambanan. Beberapa
sejarawan lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini
untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini
terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing yaitu
wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha.
Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme
aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah
sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran
Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang beralih fokus
dukungan keagamaannya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap
Siwa.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh
Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh
Raja Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti
Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk
memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa
Sanskerta adalah Siwagrha. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat
pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga
pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di
dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir
dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan.
Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok
melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi
sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata
air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong
lengkung sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di
luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk
memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi
perwara (candi pengawal atau candi pendamping).
Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh
raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong,
dan dengan tetap diperluas dengan membangun ratusan candi-candi
tambahan di sekitar candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi
Prambanan berfungsi sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat
digelarnya berbagai upacara penting kerajaan. Pada masa puncak
kejayaannya, sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan
murid-muridnya berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk
mempelajari kitab Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara
Hindu. Sementara pusat kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga
terletak di suatu tempat di dekat Prambanan di Dataran Kewu.
2. Ditelantarkannya Candi Prambanan
Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh
Mpu Sindok, yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan
pusat kekuasaan ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat
mungkin disebabkan oleh letusan hebat Gunung Merapi yang menjulang
sekitar 20 kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab
lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah
perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai telantar dan tidak terawat,
sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi
hebat pada abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan
dan ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali dan diketahui
keberadaannya oleh warga Jawa yang menghuni desa sekitar. Candi-candi
serta arca Durga dalam bangunan utama candi ini mengilhami dongeng
rakyat Jawa yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah perpecahan Kesultanan
Mataram pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya
menjadi tanda pembatas antara wilayah Kesultanan Yogyakarta dan
Kasunanan Surakarta (Solo).
3. Penemuan kembali Candi Prambanan
Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui
keberadaan candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah
sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa yang telah membangun
monumen ini. Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan
dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini;
diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang
dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu
malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai
candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang
berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada
masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika itu Colin Mackenzie, seorang
surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan candi ini.
Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut,
reruntuhan candi ini tetap telantar hingga berpuluh-puluh tahun.
Penggalian tak serius dilakukan sepanjang 1880-an yang sayangnya
malah menyuburkan praktik penjarahan ukiran dan batu candi.
Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan
dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa
saat kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran
dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang
Sungai Opak. Arca-arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan
dijadikan hiasan taman, sementara warga pribumi menggunakan batu
candi untuk bahan bangunan dan fondasi rumah.
4. Pemugaran Candi Prambanan
Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang
sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-1903,
Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun
1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst)
di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah
arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan
pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan
tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926
dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun
1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan
kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia
dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini.
Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan
pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik
Indonesia Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan
batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di
tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75%
batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak
dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi
oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991. Kini,
beberapa bagian candi Prambanan tengah direnovasi untuk memperbaiki
kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006. Gempa ini telah merusak
sejumlah bangunan dan patung.
B. Kompleks Candi Prambanan
Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah
penjuru mata angin, akan tetapi arah hadap bangunan ini adalah ke arah
timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks
candi Prambanan terdiri dari:

1. Tiga Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma.


2. Tiga Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa.
3. Dua Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan
candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan.
4. Empat Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik
pintu masuk halaman dalam atau zona inti.
5. Lima Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona
inti.
6. Dua ratus dua puluh empat Candi Perwara: tersusun dalam 4
barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam
hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68, maka terdapat total 240 candi
di kompleks Prambanan.
Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi
Prambanan. Tetapi kini hanya tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8
candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Banyak candi perwara yang
belum dipugar, dari 224 candi perwara hanya 2 yang sudah dipugar, yang
tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks candi
Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama adalah zona luar, kedua adalah
zona tengah yang terdiri atas ratusan candi, ketiga adalah zona dalam
yang merupakan zona tersuci tempat delapan candi utama dan delapan
kuil kecil.
Penampang denah kompleks candi Prambanan adalah berdasarkan
lahan bujur sangkar yang terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-
masing halaman zona ini dibatasi tembok batu andesit. Zona terluar
ditandai dengan pagar bujur sangkar yang masing-masing sisinya
sepanjang 390 meter, dengan orientasi Timur Laut – Barat Daya. Kecuali
gerbang selatan yang masih tersisa, bagian gerbang lain dan dinding
candi ini sudah banyak yang hilang. Fungsi dari halaman luar ini secara
pasti belum diketahui; kemungkinan adalah lahan taman suci, atau
kompleks asrama Brahmana dan murid-muridnya. Mungkin dulu
bangunan yang berdiri di halaman terluar ini terbuat dari bahan kayu,
sehingga sudah lapuk dan musnah tak tersisa.
Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar di Asia
Tenggara selain Angkor Wat. Tiga candi utama disebut Trimurti dan
dipersembahkan kepadantiga dewa utama Trimurti: Siwa sang
Penghancur, Wisnu sang Pemelihara dan Brahma sang Pencipta. Di
kompleks candi ini Siwa lebih diutamakan dan lebih dimuliakan dari dua
dewa Trimurti lainnya. Candi Siwa sebagai bangunan utama sekaligus
yang terbesar dan tertinggi, menjulang setinggi 47 meter.
1. Candi Siwa

Halaman dalam adalah zona paling suci dari ketiga zona kompleks
candi. Pelataran ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur
sangkar dikurung pagar batu dengan empat gerbang di empat penjuru
mata angin. Dalam halaman berpermukaan pasir ini terdapat delapan
candi utama; yaitu tiga candi utama yang disebut candi Trimurti (“tiga
wujud”), dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu tertinggi: Dewa Brahma
Sang Pencipta, Wishnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang Pemusnah.
Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar sekaligus
tertinggi di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran tinggi 47 meter
dan lebar 34 meter. Puncak mastaka atau kemuncak candi ini dimahkotai
modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Bentuk
wajra ini merupakan versi Hindu sandingan dari stupa yang ditemukan
pada kemuncak candi Buddha. Candi Siwa dikelilingi lorong galeri yang
dihiasi relief yang menceritakan kisah Ramayana; terukir di dinding dalam
pada pagar langkan. Di atas pagar langkan ini dipagari jajaran kemuncak
yang juga berbentuk wajra. Untuk mengikuti kisah sesuai urutannya,
pengunjung harus masuk dari sisi timur, lalu melakukan pradakshina yakni
berputar mengelilingi candi sesuai arah jarum jam. Kisah Ramayana ini
dilanjutkan ke Candi Brahma.
2. Candi Brahma dan Candi Wishnu

Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Dewa Wisnu, yang terletak


di sisi utara dan satunya dipersembahkan kepada Brahma, yang terletak
di sisi selatan. Kedua candi ini menghadap ke timur dan hanya terdapat
satu ruang, yang dipersembahkan untuk dewa-dewa ini. Candi Brahma
menyimpan arca Brahma dan Candi Wishnu menyimpan arca Wishnu yang
berukuran tinggi hampir 3 meter. Ukuran candi Brahma dan Wishnu
adalah sama, yakni lebar 20 meter dan tinggi 33 meter.
2. Candi Wahana

Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil
daripada candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada
kendaraan atau wahana dewa-dewa ini; sang lembu Nandi wahana Siwa,
sang Angsa wahana Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi
wahana ini terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan candi
Siwa terdapat candi Nandi, di dalamnya terdapat arca lembu Nandi.
Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kiri dan kanannya mengapit
arca Chandra dewa bulan dan Surya dewa matahari. Chandra
digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan Surya
berdiri di atas kereta yang ditarik 7 kuda. Tepat di depan candi Brahma
terdapat candi Angsa. Candi ini kosong dan tidak ada arca Angsa di
dalamnya. Mungkin dulu pernah bersemayam arca Angsa sebagai
kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi
yang dipersembahkan untuk Garuda, akan tetapi sama seperti candi
Angsa, di dalam candi ini tidak ditemukan arca Garuda. Mungkin dulu arca
Garuda pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini Garuda menjadi
lambang penting di Indonesia, yaitu sebagai lambang negara Garuda
Pancasila.
3. Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok

Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat Candi Apit.


Ukuran Candi Apit hampir sama dengan ukuran candi perwara, yaitu tinggi
14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter. Di samping 8 candi utama ini
terdapat candi kecil berupa kuil kecil yang mungkin fungsinya menyerupai
pelinggihan dalam Pura Hindu Bali tempat meletakan canang atau sesaji,
sekaligus sebagai aling-aling di depan pintu masuk. Candi-candi kecil ini
yaitu; 4 Candi Kelir pada empat penjuru mata angin di muka pintu masuk,
dan 4 Candi Patok di setiap sudutnya. Candi Kelir dan Candi Patok
berbentuk miniatur candi tanpa tangga dengan tinggi sekitar 2 meter.
4. Candi Perwara

Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman


dalam, tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin.
Dinding kedua berukuran panjang 225 meter di tiap sisinya. Di antara dua
dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri
atas 224 candi perwara yang disusun dalam empat baris konsentris. Candi-
candi ini dibangun di atas empat undakan teras-teras yang makin ke
tengah sedikit makin tinggi. Empat baris candi-candi ini berukuran lebih
kecil daripada candi utama. Candi-candi ini disebut “Candi Perwara” yaitu
candi pengawal atau candi pelengkap. Candi-candi perwara disusun
dalam empat baris konsentris baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris
kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris
terluar terdiri atas 68 candi.

C. Arsitektur Candi Prambanan


Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur
Hindu yang berdasarkan kitab Wastu Sastra. Denah candi mengikuti pola
mandala, sementara bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri
khas candi Hindu. Prambanan memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang
menyerupai rumah Siwa, yaitu mengikuti bentuk gunung suci Mahameru,
tempat para dewa bersemayam. Seluruh bagian kompleks candi
mengikuti model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu, yakni
terbagi atas beberapa lapisan ranah, alam atau Loka.
Seperti Candi Borobudur, Prambanan juga memiliki tingkatan zona
candi, mulai dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci.
Meskipun berbeda nama, tiap konsep Hindu ini memiliki sandingannya
dalam konsep Buddha yang pada hakikatnya hampir sama. Baik lahan
denah secara horizontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona:
Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah
makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di
ranah ini manusia masih terikat dengan hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup
yang tidak suci. Halaman terluar dan kaki candi melambangkan ranah
bhurloka.
Bhuwarloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah,
tempat orang suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini
manusia mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh
candi melambangkan ranah bhuwarloka.
Swarloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah tertinggi
sekaligus tersuci tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka.
Halaman dalam dan atap candi melambangkan ranah swarloka. Atap
candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka
berupa ratna (Sanskerta: permata), bentuk ratna Prambanan merupakan
modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Dalam
arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan Hindu untuk stupa
Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi.
Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca Siwa di bawah ruang utama
candi Siwa terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (kotak batu).
Sumur ini sedalam 5,75 meter dan peti batu pripih ini ditemukan di atas
timbunan arang kayu, tanah, dan tulang belulang hewan korban. Di dalam
pripih ini terdapat benda-benda suci seperti lembaran emas dengan
aksara bertuliskan Waruna (dewa laut) dan Parwata (dewa gunung). Dalam
peti batu ini terdapat lembaran tembaga bercampur arang, abu, dan
tanah, 20 keping uang kuno, beberapa butir permata, kaca, potongan
emas, dan lembaran perak, cangkang kerang, dan 12 lembaran emas (5 di
antaranya berbentuk kura-kura, ular naga (kobra), padma, altar, dan telur).
D. Relief Candi Prambanan
1. Relief Ramayana dan Krishnayana
Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu;
Ramayana dan Krishnayana. Relief berkisah ini diukirkan pada dinding
sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi
tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan
searah jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual pradaksina,
yaitu ritual mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh peziarah.
Kisah Ramayana bermula di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi
Brahma temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif
Krishnayana yang menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu
awatara Wishnu.
2. Relief Lokapala, Brahmana, dan Dewata
Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di
sepanjang galeri dihiasi arca-arca dan relief yang menggambarkan para
dewata dan resi brahmana. Arca dewa-dewa lokapala, dewa surgawi
penjaga penjuru mata angin dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara
arca para brahmana penyusun kitab Weda terdapat di candi Brahma. Di
candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit oleh dua apsara atau
bidadari kahyangan.
3. Relief Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru
Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan relung (ceruk)
yang menyimpan arca singa diapit oleh dua panil yang menggambarkan
pohon hayat kalpataru. Pohon suci ini dalam mitologi Hindu-Buddha
dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia.
Di kaki pohon Kalpataru ini diapit oleh pasangan kinnara-kinnari (hewan
ajaib bertubuh burung berkepala manusia), atau pasangan hewan lainnya,
seperti burung, kijang, domba, monyet, kuda, gajah, dan lain-lain. Pola
singa diapit kalpataru adalah pola khas yang hanya ditemukan di
Prambanan, karena itulah disebut “Panil Prambanan”.

E. Perkembangan Candi Prambanan Saat Ini


Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami saat study tour ke
lokasi Candi Prambanan, ada beberapa candi yang merupakan hasil
renovasi karena adanya letusan gunung api di masa lalu tetapi masih
memakai desain candi yang asli. Hal ini masih berproses untuk
membangun keseluruhan pada candi terutama candi yang kecil. Di sekitar
area candi juga terdapat museum, pasar prambanan, taman untuk
bermain, permainan tradisional sampai tempat penyedia sewa kendaraan
untuk melihat lihat ataupun hanya sekedar berkeliling di seluruh area
candi.

1. Permainan tradisional yang tersedia

1) Eggrang : Merupakan salah satu jenis permainan tradisional khas


Indonesia. Permainan ini dimainkan menggunakan dua tongkat
bambu sebagai pijakan kaki dan pegangannya.
2) Dakon : Merupakan salah satu permainan tradisional yang
dimainkan oleh dua orang. Permainan ini juga dapat dimainkan
oleh anak laki-laki maupun perempuan. Anak kecil dan orang
dewasa juga bisa ikut memainkannya. Dengan Alat yang terbuat
dari kayu dengan panjang 50 cm, lebar 20 cm dan tebalnya 10 cm.
Bagian atas kayu diberi lubang kurang lebih 5 cm, berdiameternya
adalah 3 cm dan jumlah lubang yang ada dalam papan Dakon
sebanyak 12 buah.

2. Transportasi yang tersedia


1) Sepeda Listrik : Memilki harga sewa sebesar Rp 30.000 , dapat
digunakan 1 putaran untuk keliling diwilayah Candi Prambanan,
dan bisa untuk 2 orang penumpang.
2) ATV : Memiliki harga sewa perkiraan Rp 200.000 dalam 1 paket,
dan juga bisa mendapatkan coffe break.
3) Mobil Tayo : Memiliki harga sewa sebesar Rp 20.000 dalam 1 kali
putaran untuk mengelilingi candi.
4) Golf Car : Memiliki harga sewa sebesar Rp 20.000 dalam 1 kali
putaran untuk mengelilingi candi.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Candi Prambanan yang terletak persis di perbatasan Provinsi Jawa
Tengah ±17 Km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Daerah ini merupakan
daerah yang mempunyai banyak sejarah sehingga tidak heran banyak
wisatawan asing yang ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah
Istimewa Yogyakarta terutama di candi Prambanan yang berdiri di sebelah
timur sungai Opak ±200 m sebelah utara Yogya-Solo.
Dengan adanya data yang diperoleh dari uraian penulis dapat
menyimpulkan:

1. Candi Prambanan memiliki keistimewaan dan pesona keindahan


yang bukan saja dari bentuk bangunan dan tata ruang, namun
juga dari sisi filosofi dan sejarahnya.
2. Candi Prambanan memiliki banyak sejarah sehingga banyak
wisatawan mancanegara yang datang untuk melihat secara
langsung kemegahannya.
3. Candi Prambanan merupakan peninggalan kebudayaan Hindu
terbesar di Indonesia dan warisan bernilai tinggi dari abad ke-9.

B. Saran
Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi
Prambanan yang sebagai peninggalan bersejarah yang tak ternilai
harganya ini mampu memaksimalkan potensi karena selain merupakan
sumber penghasilan untuk masyarakat sekitar Prambanan juga
aset pariwisata berkelanjutan nasional Indonesia penambah devisa
negara selain non-migas.
Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga
dan melestarikan Candi Prambanan tersebut tetap menjadi daya tarik
terutama dari segi kepariwisataan , arkeologi dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariswara. (1993). Prambanan. Jakarta: Intermasa.

Slamet. (2009). Macam-macam Candi Prambanan. Bandung: Erlangga.

Soetarno, Drs. R. (2002). Aneka Candi Kuno di Indonesia. Semarang:


Dahara Prize.

Sukwiati. (2009). Candi Prambanan. Jakarta: Yudhistira.

Tim. (2011). Kompleks Percandian Prambanan dan Candi Sekitarnya.


Yogyakarta: PT. Taman Wisata Candi.
DOKUMENTASI ANGGOTA

Anda mungkin juga menyukai