Anda di halaman 1dari 5

Kerajaan Bali

A. LETAK GEOGRAFIS

Kerajaan Bali terletak di sebuah pulau yang tidak jauh dari daerah Jawa Timur, tepatnya di sebelah timur
Pulau Jawa, maka dalam perkembangan sejarahnya, Bali mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
Pulau Jawa. Ketika kerajaan Majapahit runtuh, banyak dari rakyat Majapahit yang melarikan diri
kemudian menentap di Bali. Sehingga sampai saat ini masih ada kepercayaan bahwa sebagian dari
masyarakat Bali adalah pewaris tradisi Majapahit.
B. SUMBER SEJARAH
Sumber sejarah Kerajaan Bali didapat dari beberapa berita dari Jawa dan juga prasasti-prasasti di Bali.

1.Prasasti Sanur menunjukkan adanya kekuasaan raja-raja dari Wangsa atau Dinasti Warmadewa

2.Prasasti Calcuta, India (1042) dalam prasasti ini dikemukakan tentang asal-usul Raja Airlangga yang
merupakan keturunan raja-raja Bali, Dinasti Warmadewa. Raja Airlangga lahir dari hasil perkawinan Raja
Udayana dari Kerajaan Bali dengan Mahendradata (putri Kerajaan Medang Kamulan adik raja
Dharmawangsa) Selain itu, komplek Candi Gunung Kawi (Tampak Siring) merupakan makam dari raja-raja
Bali. Komplek candi tersebut dibangun pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu.

C. KEHIDUPAN POLITIK
Karena kurangnya sumber-sumber dan bukti dari adanya kerajaan Bali, menyebabkan sistem dan bentuk
pemerintahan raja-raja Bali kuno tidak dapat diketahui dengan jelas, namun raja-raja yang pernah
berkuasa diantaranya:

1. Raja Sri Kesari Warmadewa yang memiliki istana di Singhadwala. Buktinya terdapat pada prasasti
Sanur (913 M).

Dalam prasasti itu disebutkan bahwa Raja Sri Kesari Warmadewa berhasil mengalahkan musuh-
musuhnya di daerah pedalaman. Raja Sri Kesari Warmadewa adalah raja pertama dan merupakan
pendiri Dinasti Warmadewa.

2. Raja Urganesa yang memerintah daritahun 915 M-942 M. Memerintah Kerajaan Bali untuk
menggantikan Raja Sri Kesari Warmadewa. Pusat pemerintahannya terdapat di Singhadwala.
Masa pemerintahan Raja Urganesa meninggalkan 9 buah prasasti yang ditemukan di Babahan,
Sembiran, Pentogan, dan Batunhya. Dalam prasasti-prasasti itu berisi tentang pembebasan pajak
terhadap daerah-daerah tertentu dalam kekuasaannya dan menunjukkan bahwa otoritasnya
meliputi area yang cukup luas. Selain itu juga terdapat prasasti yang berisi tentang
pembangunan tempat-tempat suci. Sistem dan bentuk pemerintahan pada masa pemerintahan
Raja Urganesa telah teratur terutama tentang pemberian tugas kepada pejabat-pejabat istana.

3. Raja Tabanendra Warmadewa yang menggantikan Raja Urganesa sebagai raja Kerajaan Bali
selanjutnya. Raja Tabanendra Warmadewa memerintah bersama permaisurinya yang bernama
sang Ratu Luhur Sri Subhadrika Dharadewi. Keadaan pada masa pemerintahan Raja Tabanendra
Warmadewa tidak dapat diketahui karena kurangnya berita-berita dan sumber-sumber dari
prasasti
4. Raja Jayasingha Warmadewa atau Raja Sri Candrabhayasingha Warmadewa. Masa
pemerintahannya tidak dapat diketahui karena tidak adanya sumber yang terkait dengannya.
Raja Jayasandhu Warmadewa. Masa kekuasaan dan pemerintahannya juga tidak dapat diketahui
dengan pasti.

5. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi memerintah pada tahun 983. Kerajaan Bali pada masa ini
diperintah oleh seorang raja putri. Beberapa ahli menafsirkan bahwa dia raja putri ini adalah
putri dari Mpu Sindok (Dinasti Isyana).

6. Dharma Udayana Warmadewa memerintah setelah masa pemerintahan Sri Maharaja Sri Wijaya
Mahadewi. Masa pemerintahan Udayana 989-1022 M. Dia memerintah bersama permaisurinya
yang bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapadni) yang merupakan putri dari Raja Jawa
Timur Makutawamsawardhana, dan karena hal tersebut, hubungan Kerajaan Bali dengan
kerajaan-kerajaan di Jawa Timur berjalan dengan baik dan pada masa ini penulisan prasasti-
prasasti dengan menggunakan huruf dan bahasa Jawa Kuno dimulai. Udayana dan
Mahendradata dikaruniai tiga orang anak lelaki, yaitu Airlangga, Dharmawangsa, dan Anak
Wungsu.

7. Raja Marakata kemudian menggantikan Udayana setelah kematiannya. Namun dia hanya
memerintah sebentar hingga tahun 1025.

8. Raja Anak Wungsu adalah Raja Bali yang memerintah setelah Marakata. Dan Anak Wungsu
adalah Raja Bali yang berhasil mempersatukan seluruh wilayah Bali. Pada masa
pemerintahannya, kehidupan rakyat Bali aman dan sejahtera. Rakyat Bali pada masa itu sudah
mulai bervariasi, mereka hidup dari bercocok tanam, pande besi, tukang kayu, dan pedagang.
Raja Anak Wungsu juga memberikan perhatian besar pada masalah-masalah keagamaan dengan
jalan menjamin kesejahteraan para pertapa. Anak Wungsu menjadi raja termasyur karena pada
masa pemerintahannya, dibangun kompleks candi-candi dan gua-gua meditasi di tebing-tebing
jurang sungai Pakerisan dan situs Gunung Kawi.

9. Raja Jaya Sakti yang kemudian memerintah Bali adalah keturunan dari Airlangga yang pada masa
itu Airlangga telah menjadi penguasa Jawa Timur.
10. Raja Bedahulu adalah Raja Bali yang terakhir memerintah pada tahun 1343 M. Raja Bedahulu
juga dikenal dengan sebutan Sri Astasura Ratna Bhumi Banten. Raja Bedahulu dalam
menjalankan pemerintahannya dibantu oleh dua orang patih yaitu Kebo Iwa dan Pasunggrigis.

D. RUNTUHNYA KERAJAAN BALI


Dikisahkan seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang dikenal dengan
nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa.
Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin menaklukan Bali di bawah
pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo
Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di
kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun dalam lontar Bali Ki Kebo Iwa tidak dapat
dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke sumur balik
dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk
dibunuh baru dia dapat dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh
Gadjah Mada pada tahun 1343.

TUGAS SEJARAH
KERAJAAN BALI
DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VIII

1.ALMENDO. TUHUMURY
2.ELDOVAN . HEHANUSSA
KELAS : XI IA
SMA NEGERI 1 AMAHAI

Anda mungkin juga menyukai