Page 1
setelah pemimpinnya, Hayam Wuruk meninggal dunia.
Parameswara yang kalah dalam perang,akhirnya
melarikan diri ke daerah yang kita kenal sekarang
sebagai Singapura dan mendirikan sebuah Kerajaan
bernama Tumasik. Namun tak lama setelah
berdiri,kerajaan ini diserang dan berhasil dikuasai oleh
armada laut Majapahit. Untuk yang kedua kalinya
Parameswara kalah dalam peperangan yang ia alami.
Page 2
Kesultanan Malaka. Kuatnya pengaruh Islam di wilayah
kesultanan juga menyebabkan Parameswara memeluk
Islam,mengganti namanya menjadi Iskandar Syah dan
kemudian menjadikan Malaka sebagai kesultanan
kedua yang ada di Nusantara setelah Samudra Pasai.
Dalam eksistensinya yang hanya mencakup satu abad,
Kesultanan Malaka mengalami pergantian pemimpin
hingga empat kali setelah wafatnya sang pendiri,
Iskandar Syah. Tak lama setelah Iskandar Syah wafat,
kepemimpinan Kesultanan Malaka dilanjutkan oleh
anaknya yang bernama Muhammad Iskandar Syah
atau lebih dikenal sebagai Megat Iskandar Syah.Di
masa pemerintahanya yang hanya sepuluh tahun ia
berhasil memajukan Kesultanan Malaka di bidang
pelayaran dan berhasil menguasai jalur perdagangan di
kawasan Selat Malaka dengan taktik perkawinan
politik. Muhammad Iskandar Syah bahkan berhasil
menguasai Samudra Pasai dengan mudah.Dengan
menikahi seorang putri Samudra Pasai,kerajaan Islam
pertama di Nusantara itu pun akhirnya tunduk pada
Malaka.
Kerajaan Malaka memiliki peran yang sangat besar di
bidang perdagangan. Perdagangan menjadi sumber
utama penghasilan Kerajaan Malaka. Terdapat
beberapa ciri mengenai perdagangan di Malaka.
Raja dan pejabat tinggi kerajaan terlibat dalam
kegiatan dagang. Mereka memiliki kapal, nakhoda,
dan awak kapal yang bekerja kepadanya. Selain
itu, mereka juga menanamkan modalnya kepada
perusahaan pelayaran.
Page 3
Pajak bea cukai yang dikenakan terhadap setiap
barang dibedakan atas asal barang. Barang yang
berasal dari Asia Barat, seperti India, Persia, Arab,
dan lain-lain, dikenakan bea sebesar 6%.
Sedangkan barangbarang dari Asia Timur,
termasuk pedagang dari kepulauan Nusantara
tidak dikenakan bea cukai, namun mereka harus
memberikan upeti kepada raja dan para pembesar
pelabuhan.
Perdagangan dijalankan dalam dua jenis. Pertama,
pedagang memasukkan modal dalam bentuk
barang dagangan yang diangkut dengan kapal
untuk dijual ke negeri lain. Kedua, pedagang
menitipkan barang atau meminjamkan uang
kepada nakhoda yang akan membagi
keuntungannya dengan pedagang pemberi modal.
Kerajaan mengeluarkan berbagai undang-undang
yang mengatur perdagangan di Kerajaan Malaka,
agar perdagangan berjalan lancar.
Kerajaan ini mengalami keruntuhan setelah Malaka
dikuasai oleh Portugis di bawah pimpinan Alfonso
d’Albuquerque,pada tahun 1511. Dengan demikian,
kekuasaan politik Kerajaan Malaka hanya berlangsung
kurang lebih satu abad.
Page 4
pada perjalanannya, ia diganggu oleh banyak biawak
yang ada di sungai.
Page 5
yang mengalami kemajuan di bidang perdagangan,
sehingga banyak dari mereka berkunjung untuk
melakukan perdagangan dengan penduduk Malaka.
Page 6
sultan pertama Kerajaan Malaka mengunjungi Kaisar
Yongle di Nanjing pada 1205 untuk mendapat
pengakuan atas kerajaan yang baru didirikannya itu.
Page 7
Selanjutnya, sebagai upaya untuk terus menjaga
hubungan diplomatik yang lebih baik dengan Cina,
Sultan Mansyur Syah (raja keenam Kesultanan Malaka)
menikahi putri Kaisar Yunglo yang bernama Hang Li Po.
Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah ini,
Kerajaan Malaka terkenal dengan angkatan lautnya
yang disegani. Mereka mempunyai seorang laksamana
yang baik bernama Hang Tuah.
1.SEJARAH
a. Pendiri
Page 8
bersama penduduk asli tersebut, rombongan
pendatang mengubah Malaka menjadi sebuah kota
yang ramai. Selain menjadikan kota tersebut sebagai
pusat perdagangan, rombongan pendatang juga
mengajak penduduk asli menanam tanaman yang
belum pernah mereka kenal sebelumnya, seperti tebu,
pisang, dan rempah-rempah.
Page 9
yang mendiami kawasan tersebut kemudian meminta
Parameswara menjadi raja. Suatu ketika, ia pergi
berburu. Tak disangka, dalam perburuan tersebut, ia
melihat salah satu anjing buruannya ditendang oleh
seekor pelanduk. Ia sangat terkesan dengan
keberanian pelanduk tersebut. Saat itu, ia sedang
berteduh di bawah pohon Malaka. Maka, kawasan
tersebut kemudian ia namakan Malaka.
b. Politik Negara
Page
10
Sultan-sultan yang memerintah setelah Prameswara
(Muhammad Iskandar Syah)) tetap menjalankan politik
bertetangga baik tersebut. Sebagai bukti, Sultan
Mansyur Syah (1459—1477) yang memerintah pada
masa awal puncak kejayaan Kerajaan Malaka juga
menikahi seorang putri Majapahit sebagai
permaisurinya. Di samping itu, hubungan baik dengan
Cina tetap dijaga dengan saling mengirim utusan. Pada
tahun 1405 seorang duta Cina Ceng Ho datang ke
Malaka untuk mempertegas kembali persahabatan Cina
dengan Malaka. Dengan demikian, kerajaan-kerajaan
lain tidak berani menyerang Malaka.
Page
11
Ming, dengan Sultan Mansur Shah. Dalam prosesi
perkawinan ini, Sultan Mansur Shah mengirim Tun
Perpateh Puteh dengan serombongan pengiring ke
negeri China untuk menjemput dan membawa Hang Li
Poke Malaka. Rombonga ini tiba di Malaka pada tahun
1458 dengan 500 orang pengiring.
c. Hang Tuah
Page
12
Kepulauan Riau, sekalipun musuh mereka jauh lebih
kuat.
Page
13
dorongan pada perkembangan perniagaan Arab,
sehingga jumlah kapal maupun kegiatan perdagangan
mereka di kawasan timur semakin besar.
Page
14
ini berjalan seiring dengan perkembangan agama
Islam. Negeri-negeri yang berada di bawah taklukan
Malaka banyak yang memeluk agama Islam. Untuk
mempercepat proses penyebaran Islam, maka
dilakukan perkawinan antarkeluarga.
2. Silsilah
Page
15
6. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477—1488)
7. Sultan Mahmud Syah (1488—1551)
3. Periode Pemerintahan
Page
16
4. Wilayah Kekuasaan.
1. Indragiri.
2. Palembang.
3. Pulau Jemaja, Tambelan, Siantan, dan Bunguran.
Masa kejayaan
Page
17
Malaka untuk singgah di Malaka serta menjamin
keselamatan kapal-kapal itu sepanjang jalur
pelayarannya setelah membayar cukai di Malaka.
Penurunan
Page
18
melarikan diri ke Bintan dan menjadikan kawasan
tersebut sebagai pusat pemerintahan baru. Perlawanan
terhadap penaklukan Portugal berlanjut, pada bulan
Januari 1513 Patih Yunus dengan pasukan
dari Demak berkekuatan 100 kapal 5000 tentara
mencoba menyerang Malaka, namun serangan ini
berhasil dikalahkan oleh Portugal. Selanjutnya untuk
memperkuat posisinya di Malaka, Portugal menyisir
dan menundukkan kawasan antara Selat Malaka. Pada
bulan Juli 1514, de Albuquerque berhasil menundukkan
Kampar, dan Raja Kampar menyatakan kesediaan
dirinya sebagai vazal dari Portugal di Malaka.
Page
19
dua tahun kemudian.[13] Berdasarkan Sulalatus
Salatin Sultan Mahmud Syah kemudian digantikan oleh
putranya Sultan Alauddin Syah yang kemudian tinggal
di Pahang beberapa saat sebelum menetap
di Johor.[10] Kemudian pada masa berikutnya para
pewaris Sultan Malaka setelah Sultan Mahmud
Syah lebih dikenal disebut dengan Sultan Johor.
Pemerintahan
Page
20
PERJALANAN MENUJU NEGERI BARU
Page
21
Dalam perjalanan menuju Timur Tengah, Parameswara
beserta rombongan, singgah di Temasik (Singapura)
untuk beberapa waktu. Di Temasik, Parameswara dan
kapal perangnya dari angkatan laut kerajaan Sriwijaya,
sebanyak delapan buah yang bersenjatakan lengkap.
Mereka merapat di perairan dangkal.
Ternyata di dalam salah satu kapal tersebut, terdapat
salah seorang yang tidak asing lagi bagi Parameswara
ketika dirinya menjadi raja di Sriwijaya. Dan orang
tersebut adalah Panglima Jairo.
Panglima Jairo menceritakan pada Parameswara,
bahwa kini telah diangkat raja baru yang bergelar Raja
Sri Sanggramawijayatunggawarman. Tapi sayangnya,
raja yang satu ini hanyalah sebagai boneka. Dan
kendali pemerintahan di pegang sepenuhnya oleh para
menteri.
Parahnya lagi, para menteri tersebut memiliki
tujuannya masing-masing tanpa memikirkan negera
dan rakyatnya. Panglilma Jairo pun bercerita panjang
lebar pada orang yang masih dianggapnya sebagai
rajanya yakni Parameswara.
Hati Parameswara terasa perih mendengar cerita dari
Panglima Jairo yang baru saja diangkat sebagai
Panglima Tertinggi menggantikan Raden Sri
Pakunalang yang mengikuti jejak gurunya (Wali Putih)
melanglang buana menyebarkan ajaran-ajaran Islam.
Walau tidak begitu lama memerintah di Sriwijaya,
namun negeri Sriwijaya sangatlah dicintainya. Namun
ada satu hal yang lebih menyakitkan terutama bagi
Panglima Jairo. Panglima Jairo diutus oleh Raja
Sriwijaya untuk memburu Parameswara yang menurut
Page
22
para menteri dapat menjadi ancaman bagi kerajaan
Sriwijaya.
Mendengar cerita dari Panglima Jairo, tentu saja
membuat Parameswara marah besar, terlebih ketika
sang panglima mengatakan bahwa dirinya saat ini
sedang dalam tugas untuk memburu dirinya beserta
para pengikutnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak
mungkin dilakukan bagi seorang Panglima Jairo.
“Palinglima Jairo, kini aku telah dihadapanmu.
Mengapa kau belum menjalankan tugas dari rajamu?”
Tanya Parameswara dengan nada yang halus.
Tiba-tiba Panglima Jairo bersujud sambil menitikkan air
mata. Dia berkata; “Maafkan diriku Tuan Raja. Bagiku
Tuan masih rajaku, Raja Sriwijaya.”
Parameswara menjadi terharu mendengar perkataan
Panglima Jairo. Terlebih ketika dirinya melihat seluruh
prajurit dan awak kapal ikut bersujud dihadapannya
tanpa terkecuali. Melihat keadaan tersebut
Parameswara berkata.
“Panglima Jairo....Tinggallah dulu disini beberapa hari
sambil memikirkan langkah selanjutnya.”
“Baiklah Tuan Raja.” Ucap Panglima Jairo.
Setiap malamnya, Parameswara menjalankan shalat
Tahajjud memohon petunjuk-Nya. Pada hari ke-3 usai
shalat Tahajjud, Parameswara bermimpi di datangi oleh
gurunya yang berjulukan Wali Putih. Dalam mimpi itu
Wali Putih berkata;
“Muridku....tundalah dulu niatmu ke Baghdad untuk
berguru pada saudaraku. Saranku, pergilah ke
Semenanjung Melayu. Tepatnya wilayah yang terdapat
penyempitan selat dan tumbuh pepohonan yang
Page
23
disebut oleh penduduk setempat dengan sebutan
Malaka. Agama Allah telah masuk disana, Insya Allah
kau akan berhasil.”
Setelah bermimpi aneh tersebut, Parameswara beserta
panglima-panglima setianya juga Panglima Jairo segera
menyusun rencana. Setelah melalui diskusi yang cukup
lama, maka Parameswara memutuskan, bahwa
Panglima Jairo beserta armada perangnya kembali ke
Ibukota Sriwijaya dan melaporkan bahwa mereka tidak
berhasil menemukan dirinya.
Akan tetapi, Panglima Jairo menolak dengan penuh
rasa hormat. Dan berkata; “Biarlah saya pulang
dengan dua kapal saya. Kapal yang lain beserta
prajurit ikut Tuan Raja dalam usaha merebut
Semenanjung Melayu nanti.”
“Benar Tuan Raja. Kita butuh kapal-kapal itu.” Ujar
Panglima Tuan Junjugan yang menyambung ucapan
Panglima Jairo.
Akhirnya Parameswara menyetujui rencana panglima-
panglima itu. Panglima Jairo kembali ke Sriwijaya
dengan alasan mereka berhasil dikalahkan
Parameswara beserta pengikutnya. Sedangkan enam
kapal lainnya berangkat menuju Semenanjung Melayu
bersama Parameswara.
Setibanya dikota Raya, Panglima Jairo segera
menghadap dan melaporkan kegagalannya dalam
memburu Parameswara. Untunglah Raja
Sanggramawijayatunggawarman adalah sosok raja
yang berhati lembut. Mendengar kegagalan Panglima
Jairo, sang raja hanya berkata, “Dia (Parameswara)
memang orang yang hebat dan juga sakti.”
Page
24
Parameswara beserta pengikutnya yang telah
bertambah jumlahnya, segera menuju Semenanjung
Melayu. Keenam kapal perang yang tersebut, berhenti
di suatu tempat di Semenanjung Melayu. Sedangkan
kapal Lancang Kuning yang membawa Parameswara,
meneruskan perjalanan menuju wilayah yang kelak
bernama Malaka.
Namun diperjalanan, kapal Lancang Kuning dihadang
dua buah kapal yang ternyata adalah kapal para
perampok yang sering merampok para pelaut dan
menjadi buruan-buruan tentara Sriwijaya.
Mengetahui perjalanannya dihadang oleh perampok,
Parameswara segera melompat ke salah satu kapal
perampok tersebut dengan menggunakan ilmu
meringankan tubuh.
Dengan ilmu-ilmu kanuragan miliknya, para perampok
itu dihabisinya semua. Sedangkan para perampok di
kapal yang lain dibantai oleh si kembar Panglima Bagus
Karang dan Panglima Bagus Sekuning. Yang konon
mampu berubah wujud menjadi macan kumbang
(Panglima Bagus Karang) dan macan loreng (Panglima
Bagus Sekuning).
Ternyata aksi Parameswara dan kedua pengikut
setianya itu disaksikan oleh penduduk setempat yang
rata-rata adalah nelayan. Mereka takjub melihat
kesaktian Parameswara dan kedua pengikutnya itu.
Tanpa kesulitan yang berarti, Parameswara dan kedua
panglimanya itu berhasil menumpas para perampok
yang sering merasahkan para pelaut. Parameswara
dengan kapal Lancang Kuningnya merapat di daratan.
Page
25
Mereka mendapat sambutan meriah dari penduduk di
pesisir Semenanjung Melayu itu.
Parameswara pun berkenalan dengan para penduduk
setempat yang dipimpin oleh seorang kepada adat.
Dari kepala adat yang oleh penduduk mereka sebut
dengan nama Hang Tuah. Di ketahui bahwa tamu yang
datang ke tanah kelahiran mereka ternyata adalah
mantan raja Sriwijaya, raja yang mereka cintai.
Dari Hang Tuah juga, Parameswara mengetahui bahwa
kini peraturan Sriwijaya telah berubah. Para penduduk
di setiap penjuru Sriwijaya harus membayar upeti yang
tak terkira jumlahnya. Maka Hang Tuah meminta
Parameswara memimpin mereka dalam upaya
melepaskan diri dari Sriwijaya.
Singkat cerita, Parameswara memimpin para penduduk
untuk melakukan pemberontakan. Dibantu oleh para
prajurit dan kapal perang dari Panglima Jairo membuat
rencana dan taktik yang dijalankan oleh mantan
rajanya membuahkan hasil.
Semenanjung Melayu lepas dari tangan Sriwijaya, yang
gagal meredam pemberontakan yang dipimpin
Parameswara. Suatu hari, Parameswara sedang duduk-
duduk bersama Hang Tuah disuatu tempat yang
banyak ditumbuhi pepohonan.
Tiba-tia dari balik pepohonan itu muncul ribuan ekor
biawak yang terlihat sangat ganas. Setelah mengetahui
bahwa biawak-biawak itu adalah makhluk gaib
penunggu daerah tersebut, Parameswara segera
mencabut sebilah keris. Keris Si Gentar Alam.
Kemudian ditancapkannya keris tersebut ke tanah
sambil berucap dua kalimat Syahadat. Tiba-tiba
Page
26
terdengar gemuruh petir dengan kilat-kilat yang
menyambar setiap siluman biawak tersebut.
Seusai peristiwa itu, Parameswara bertanya pada Hang
Tuah; “Pohon-pohon apakah ini?”
“Pohon Malaka, Tuanku!” Jawab Hang Tuah.
Maka resmilah nama Malaka menjadi wilayah tersebut
dan berdirinya sebuah pemerintahan. Kesultanan
Malaka yang dipimpin oleh Parameswara atau Iskandar
Zulkarnaen Alamsyah (Sultan Iskandar Syah).
Page
27
Misteri yang melakukan dialog batin dengan sosok gaib
Puteri Rambut Selaka mengetahui bahwa dibukit
Jempol terdapat banyak peninggalan kerajaan
Sriwijaya terutama pada masa kepemimpinan
suaminya.
Seperti harta karun, naskah-naskah kuno (prasasti)
yang ditulis pada dinding-dinding batu dengan huruf
Palawa dan berbahasa Melayu Kuno. Namun ada juga
yang bertuliskan huruf Arab gundul dan berbahasa
Melayu Kuno.
Akan tetapi, semuanya itu terselimut gaib, mengingat
banyak tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung
jawab yang siap mencuri dan menjual peninggalan-
peninggalan sejarah Nusantara ini.
Tentu saja kita semua berharap, peninggalan-
peninggalan dari sejarah Nusantara ini dapat kita
pelihara dengan baik. Bukan diperjual-belikan ataupun
menjadi milik negara lain. Mudah-mudahan tulisan ini
dapat menambah wawasan kita seputar sejarah orang-
orang di masa lalu
Page
28
Daftar raja Malaka
Catatan dan
Periode Nama Raja
peristiwa penting
Pai-li-mi-sul-la*
Berkunjung
Parameswara
1405- ke Nanjing dan minta
Raja Iskandar
1414 pengakuan Kaisar
Syah**
Cina
Paramicura****
Mu-kan-sa-yu-ti-
er-sha*
Megat Iskandar
Syah Berkunjung
1414- Raja Kecil ke Nanjing dan
1424 Besar** mengabarkan
Raja Besar kematian bapaknya
Muda***
Chaquem
Daraxa****
Hsi-li-ma-ha-la-
che*
Sri Maharaja
1424-
Sultan
1444
Muhammad
Syah**
Raja Tengah***
1444- Hsi-li-pa-mi-hsi-
1445 wa-er-tiu-pa-
Page
29
sha*
Sri Parameswara
Dewa Syah
Sultan Abu
Syahid**
Sultan
Muhammad
Syah***
Su-lu-t'an-wu-ta-
fo-na-sha*
1446- Sultan Mudzaffar
1459 Syah**
Sultan
Modafaixa****
1459- Sultan Mansur
1477 Syah**
1477- Sultan Alauddin
1488 Riayat Syah**
1488- Sultan Mahmud
1511 Syah**
Page
30
Gambar Tentang Kerajaan Kesultanan Malaka
Masjid Kubro
Page
31
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Melak
a
http://www.pojokilmu.com/kerajaan-malaka/
http://melayuonline.com/ind/history/dig/71/ke
sultanan-malaka
http://duniapusakagallerykeris.blogspot.co.id/2015/12/sejar
ah-tentang-kerajaan-malaka.html
http://www.keajaibandunia.web.id/3130/sejarah-asal-usul-
kerajaan-malaka.html
Page
32