KERAJAAN MALAKA
OLEH
KORNELIA NIMUNUHO
SUSANA KLARA
KELAS X AKUNTANSI
SMK KAWULA KARYA
LEWOLEBA
2019
suram kondisi Kerajaan Malaka.
MAKALAH
"KESULTANAN MALAKA"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayaran jaman prasejarah dapat dengan mudah dilakukan dengan enam bulan sekali yang
erat hubungannya dengan jalannya arus. Para pedagang indonesia yang membawa rempah-rempah
dari Maluku untuk dipasarkan ke tempat lain. Para pedagang itu akan bertolak dari Maluku pada
bulan Oktober menuju ke bandar-bandar Ujung pandang, Gresik, Demak, Banten, dan Malaka. Dan
Campa dan Cina pada bulan Juni. Dan bulan September kapal-kapal pedegang akan kembali ke
bandar Malaka. Letak selat Malaka demikian mendatangkan keuntungan bagi masyarakat
sekitarnya sebab mengalami perkembangan perdagangan dan lalu lintas laut yang tidak pernah
sunyi.
Pada awalnya Malaka hanyalah satu bandar tepi pantai yang kemudian sekitar tahun 1400
berkembang menjadi bandar penting dan pusat kerajaan Malaka. Hal itu terjadi disebabkan karena
adanya komunikasi perdagangan antara Cina dengan dunia luar terutama dengan India dan Laut
Tengah.
BAB II
KERAJAAN MALAKA
Para ahli sejarah memiliki pendapat yang berbeda tentang kapan malaka lahir. Seorang
penulis portugis, Tome Pires yng tinggal di malaka dari tahun 1512-1515, mengatakan bahwa
malaka telah di buka lebih kurang seratus tahun sebelum malaka ditaklukkan oleh bangsanya.
Seorang portugis lainnya, De Barros, mengatakan bahwa malaka telah ada sejak dua ratus lima
Para sejarawan sepakat, bahwa yang membuka malaka untuk pertama kalinya adalah
Parameswara. Paremeswara adalah anak raja palembang dari dinasti syeilendra yang terlibat dalam
peperangan merebut kekuasaan di majapahit. Ia berhasil meloloskan diri dari serangan majapahit
pada tahun 1377 dan berlindung di Tumasik, nama tua singapura yang pada masa itu di bawah
kekuasaan Siam. Disana parameswara membunuh Temagi sebagai penguasa setempat dan
kemudian melantik dirinya menjadi penguasa yang baru. Karena takut dari ancaman siam,
Paremaswara mencari tempat perlindungan yang aman, yang akhirnya sampai di malaka sekitar
tahun 1400. Pada masa itu malaka merupakan sebuah kampung kecil dan terpencil. Penduduknya
terdiri dari bajak laut dan penangkap ikan. Malaka memberikan rasa aman bagi Parameswara dari
ancaman Siam.
Di Malaka, Parameswara menemukan pelabuhan yang baik yang dapat disinggahi kapal-kapal di
sempit. Dengan dibantu oleh pelaut-pelaut dan didesak oleh orang Melayu yang datang dari
Kerajaan Malaka merupakan salah satu kerajaan terkemuka di Sumatra bagian selatan waktu
itu. Kerajaan Melayu diperkirakan berpusat di Jambi, yaitu di tepi kanan-kiri Sungai Batanghari.
Pada Sungai Batanghari ini ditemukan peninggalan purba berupa candi-candi, arca dan lainnya.
Sumber sejarah yang dapat digunakan untuk menyelidiki kerajaan Malaka hanyalah berasal
dari sumber berita Cina, sedangkan berita-berita dari prasasti tidak ada.
Seorang musafir Cina yang bernama I-Tsing (671-695 M) menyebutkan di dalam bukunya,
bahwa abad ke-7 M secara politik kerajaan Malaka dimasukkan ke dalam kerajaan Sriwijaya.
abad ke-15 Malaka pusat perdagangan dan pelayaran terbesar di Asia Tenggara. Lewat hubungan
ini pula agama islam cepat menyebar kewilayah Nusantara, Brunei, dan filipina Selatan. Dari
malaka perdagangan indonesia dihubungkan dengan jalur-jalur yang membentang kebarat sampai
di India, Persia, Arabia, Syria, Afrika Timur, dan laut Tengah. Pada awalnya parameswara adalah
seorang raja yang beragama Hindu Budha, dan pada akhir pemerintahannya ia masuk islam dan
memakai nama Sultan Iskandar Syah. Ia masuk islam pada tahaun 1414 setelah mendapat seruan
dakwah yang disampaikan oleh seorang ulama yang datang dari Jeddah, Arab Saudi. Tidak hanya
itu, setelah masuk islam, Paremeswara menikahi putri dari Kesultanan pasai. Pernikahan ini
semakin memperkuat posisi malaka sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia
Tenggara. Sebagai gambaran bagaimana besarnya pelabuhan Malaka. Paremeswara telah berhasil
Pada tahun 1424, Paremeswara wafat dan jabatannya sebagai Sultan Malaka digantikan oleh
Raja Tengah alias Muhammad Syah. Ia memerintah pada tahun1424-1444. Muhmmad Syah adalah
raja malaka yang memakai gelar Sri Maharaja. Dalam memerintah, Sri Maharaja sangat otoriter.
membuat upacara-upacara Hindu. Pada tahun 1444, Sri Maharaja mangkat dan kemudian terjadilah
pertikaian antara dua putra mahkota, yaitu Raja Ibrahim sebagai putra bungsu keturunan Melayu
dan Raja Kasim sebagai putra sulung keturunan Tamil. Pertikain ini berlangsung selama dua tahun
dan akhirnya dimenangkan oleh Raja Kasim. Setelah diangkat jadi sultan, Raja Kasim diberi gelar
Sultan Muzaffar Syah, yang memerintah pada tahun 1446-1456. Dibawah pemerintahan Sultan
muzaffar Syah syiar-syiar islam mendapat tempat yang baik. Sultan Muzaffar Syah juga berhasil
mengembangkan Malaka kearah yang lebih baik. Pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah,
Wilayah kekuasaan Malaka sampai di Dinding, Selangor, Muar, Singapura, Bentan, dan pahang.
Kemudian Sultan Muzaffar syah digantikan oleh putranya, yaitu Raja Abdullah. dilantik,
Raja Abdullah diberi gelar Sultan Mansyur Syah, yang berarti raja yang ditolong Allah. Sultan
Kejayaan yang dicapai oleh kerajaan Malaka disebabakan oleh beberapa faktor penting
yaitu:
1. Parameswara telah mengambil kesempatan untuk menjalin hubungan baik dengan negara Cina
mendapat perlindungan dari Cina yang merupakan pemegang kekuasaan terbesar di dunia pada
Pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah dengan dibantu oleh Bendahara Tuan Perak
dan Laksamana Hang Tuah, Kesultanan malaka mengalami multan Masa kejayaannya. Sultan
Mansyur Syah dapat menguasai pahang, kerajaan-kerajaan kecil di sumatera, kampar, siak, dan
Malaka tidak hanya berfungsi sebagai pusat niaga di Asia Tenggara, tetapi juga merupakan
pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. Di malaka para pedagang Islam dari Arab, India, dan
Persia tidak hanya melakukan aktivitas dagang, tetapi juga merupakan pusat penyebaran Islam di
Asia Tenggara. Di Malaka para pedagang Islam dari Arab, India, dan Persia tidak hanya melakukan
aktivitas dagang, tetapi juga menyebarkan Islam kepada para pedagang yang ada di Malaka. Dalam
konteks ini, kita dapat melihat bahwa Malaka tidak hanya sebagai bandar niaga yang terbesar di
Asia Tenggara, tetapi telah berperan sebagai sarana pengubah keyakinan masyarakat Asia tenggara.
Sultan Mansyur Syah wafat pada tahun 1447 dan digantikan oleh putranya, Raja Husin.
Setelah menjabat, Raja Husin di beri gelar Sultan Alauddin Riayat Syah. Sultan ini memerintah
pada tahun 1477-1488. Sebagai seorang sultan, Sultan Riayat Syah tinggal melanjutkan usaha
ayahnya dalam mengembangkan Malaka sebaagai pusat perdagangan dan penyiaran Islam di Asia
Tenggara. Sultan Riayat Syah adalah seorang pemimpin yang tegas dan berani. Jika dibawa ke masa
awal islam, maka karekter Sultan Riayat Syah mirip dengan karekter kepemimpinan Umar bin
Khathab Radhiyallahu Anhu. Pada suatu malam, Sultan sendiri bersama dua orang pengawalnya
turun langsung melakukan ronda untuk menagkap pencuri dan sultan pun berhasil menangkap
pencuri. Pada masa Sultan Riayat Syah Malaka semakain makmur. Ia juga menerapkan syariat
islam tentang potong tangan bagi mereka yang terbukti melakukan pencurian. Dengan
diberlakukannya syariat Islam, Malaka mampu menjadi sebuah negara yang aman dan makmur.
Sultan Alauddin Riayat Syah wafat ketika sedang sibuk mempersiapkan persediaan untuk
Malaka mengalami masa kejayaan sebagai kesultanan islam pada abad ke-15. Dimana pada
masa kejayaannya malaka tampil sebagai pusat pengajian dan penyebaran Islam terbesar di Asia
Tenggara. Bahkan para sultan yang berkuasa mendatangkan ulama-ulama dari luar negri seperti,
Makhdum Sayyid Abdul Aziz, Maulana Abu, Kadhi Yusuf, Kadhi Manua, Khadi Munawar Syah,
Para penguasa Kesultanan Malaka sangat menghormati dan memberikan kedudukan yang
Pengganti Sultan Alauddin Riayat Syah adalah Sultan Mahmud Syah. Sultan ini memerintah
pada tahun 1488-1511. Dampak dari stabilitas tersebut adalah kerajaan malaka menjadi buruk
karena pada waktu itu yang memimpin adalah seorang Sultan Mahmud Syah yang masih kecil
dalam memerintah kerajaan Malaka, Sultan Mahmud Syah adalah Sultan Malaka yang terakhir
sebelum Malaka jatuh ke tangan portugis. sultan yang kecil itu dibantu oleh bendahara, Laksamana,
dan para pembesar kesultanan. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah, Malaka mulai
Tuan Perak sebagai bendahara Kesultanan Malaka yang berpengaruh. Tuan Perak meninggal pada
tahun 1489dan jabatannya sebagai bendahara digantikan oleh Tuan Putih. Lain halnya denganTuan
Perak, Tuan putih tidak memiliki karekter seperti Tuan Perak. Tuan Putih adalah seorang bendahara
yang lemah, angkuh, dan gemar mengumpulkan kekayaan. Kondisi malaka yang sedang mengalami
Pada tahun1511, Portugis di bawah pimpinan Alfonso d”Albuquerque datang dari Goa,
India dan menyerang Kesultanan Malaka dan akhirnya Malaka sebagai pusat niaga dan pusat
penyiaran Islam terbesar di Asia Tenggara berhasil ditaklukkan oleh portugis. Dalam perang
melawan portugis, Sultan Mahmud Syah berhasil menyelamatkan diri ke pahang, kemudian ke
johordan kemudian ke bintan. Akhirnya, Pada tahun 1529, Sultan Mahmud Syah meninggal dalam
pelarian di kampar, Riau. (Djoko Purwanto & Emmy Indriyawati, 2006: 10).
Di malaka, Islam tidak hanya diamalkan oleh rakyat Malaka sebagai individu, Tapi
kesultanan Malaka telah menjadi hukum Islam sebagai perundang-undangan Malaka. Ada empat
1. Qishas
2. Hudud
3. Ta’zir
4. Diyat
Selain itu, hukum islam juga dipakai Malaka dalam menyelesaikan masalah-masalah muamalah
dan keluarga. Dalam masalah muamalah, hukum Malaka mengatur masalah jual beli, riba, pinjam
meminjam dan sebagainya. Dalam masalah keluarga, hukum Malaka mengatur dalam masalah
perkawinan, perceraian, dan hal-hal yang berhubungan dengan wali, akad, khiyar dan talak.
Selat malaka dikenal oleh pedagang-pedagang pada waktu itu sebab perdagangan pada
waktu itu dilakukan secara berantai oleh banyak bangsa dengan mempergunakan banyak perahu.
Perahu-perahu pedagang itu memerlukan tempat untuk singgah atau cuma sekedar mengisi
Jadi malaka yang persimpangan lalu lintas sepenuhnya menjadi pusat perdagangan yang
sangat berarti dan juga menjadi perdagangan internasional yang sangat ramai bagi jalur pelayaran
dunia walaupu pada waktu itu ada jalan sutera tetapi perdagangan ini dianggap sangat lamban
setelah china dapat menguasai wilayah sebelah selatan Sungai Yang Tse dan daerah Indo China,
Rupanya pada abad ke-8 di malaka mulai masuk agama islam. Sedangkan yang menyiarkan
agama islam ini adalah terdiri dari berbagai bangsa seperti Arab, Persia, Gujarat dan benggala.
Proses islamisasi ini tidak mengalami hambatan, Mengapa, karena tidak melakukan banyak
upacara. Seseorang dapat menjadi muslim setelah dia mengucapkan kalaimat syahadat. Di samping
itu dengan cara perkawinan maka terbentuklah keluarga-keluarga yang kemudian menjadi
Dan tidak sedikit para saudagar islam yang yang melakukan yang melakukan pernikahan
dengan puteri-puteri bangsawan sehingga makin lama agama islam masuk ke lingkungan istana.
Sehingga malaka tidak hanya menjadi pusat penyebaran islam tetapi juga menjadi pusat
perdagangan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
ketiga dari Sri Maharaja Sang Utama Parameswara Batara Sri Tri Buana (Sang Nila Utama),
seorang penerus raja Sriwijaya. Sang Nila Utama mendirikan Singapura lama dan berkuasa selama
48 tahun. Kekuasaannya dilanjutkan oleh putranya Paduka Sri Pekerma Wira Diraja (1372-1386)
yang kemudian diteruskan oleh cucunya, paduka Seri Rana Wira Kerma (1386-1399).
Pada tahun 1401, Parameswara putra dari Seri Rana Wira Kerma, mengungsi dari Tumasik setelah
mendapat penyerangan dari Majapahit. Ibi kota kerajaan ini terdapat di melaka, pada yang terletak
pada selat Malaka. Kesultanan ini berkembang pesat menjadi sebuah entrepot dan menjadi
pelabuhan terpenting di Asia Tenggara pada abad ke-15 dan awal 16. Malaka runtuh setelah ibu
Daerah Selat Malaka sampai kapanpun tetap menjadi pusat perhatian bangsa-bangsa dan
Bagi Indonesia sendiri Selat Malaka merupakan pintu gerbang yang mempunyai nilai-nilai stratiges
yang tinggi.
Dan dengan masuknya bangsa-bangsa Barat pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, Selat
DAFTAR PUSTAKA
- Darmawijaya, 2010. Kesultanan Islam Nusantara, Jakarta: Al- Kautsar.
- Inriyawati Emmy, Sejarah, Jakarta: Graha Pustaka.
- I MD, Yudayana & I MD, Pages, 1989. Penuntun Pelajaran Sejarah,
Bandung: Ganeca Exact, cetakan ke dua.
- Purwanto Djoko & Indriyawati Emmy, 2006. Sejarah IPS, Untuk SMA,
Jakarta: Graha Pustaka.
- Purwito Edy, 1987. Sejarah Nasional Indonesia dan Sejarah Dunia. Solo:
Tiga Serangkai.
- File:///C: kesultanan malaka. Html.
- http://id Wikipedia. Kesultanan malaka. Html.
BACA JUGA :
2. MAKALAH : HIPOTESIS