Anda di halaman 1dari 8

Kerajaan Dharmasraya

Tugas Sejarah Indonesia

Disusun oleh : Kelompok 9

 Danang Ramadhani (8)


 Ikhsan Nur M (17)
 M.Khabib Ihsan A (20)
 M.Zainul Mufit (21)

SMK NEGERI 1 PABELAN

Kab.Semarang
Sejarah Berdirinya kerajaan Dharmasraya

Kerajaan Dharmasraya adalah penerus Kerajaan Melayu,


yang pernah ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada abad
ke-7. Setelah kekuasaan Wangsa Sailendra di Pulau
Sumatera dan Semenanjung Malaya berakhir, Melayu
bangkit kembali sebagai penguasa Selat Malaka. Sejak itu,
kerajaan terletak di Dharmasraya dan diperintah oleh
Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
dari Wangsa Mauli. Salah satu sumber sejarah Kerajaan
Dharmasraya didapatkan dari Thailand, yakni Prasasti
Grahi. Prasasti berangka tahun 1183 Masehi itu memuat
perintah Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana
Warmadewa terkait pembuatan arca Buddha kepada
Mahasenapati Galanai, Bupati Grahi.

Raja-raja Kerajaan Dharmasraya

 Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusna


Warmadewa(1183-1286 M)
 Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa(1286-
1316 M)
 Srimat Sri Akarendrawarman(1316-1347 M)
 Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama
Rajendra Maulimali Warmadewa(Adityawarman)
Masa Kejayaan Kerajaan Dharmasraya

Kerajaan Dharmasraya berkembang dengan sangat


cepat. Bahkan pada masa awal pemerintahannya,
kekuasaannya telah mencapai Grahi, yang terletak di
perbatasan Kamboja dan Thailand. Hal ini karena
raja pertamanya segera melakukan penyerangan
besar-besaran ke wilayah bekas kekuasaan
Sriwiijaya. Kemudian pada masa kekuasaan Srimat
Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa, kerajaan ini
berhasil menaklukkan dan menduduki Jawa bagian
barat (tanah Sunda). Setelah Sriwijaya runtuh,
Dharmasraya menjadi kerajaan terbesar di Sumatera
yang memiliki sekitar 15 kerajaan bawahan.
Hubungan Dengan Kerajaan Singasari

Hubungan dengan Kerajaan Singasari Dalam


catatan Cina, Zhufan Zhi, karya Zhao Rugua
yang ditulis pada 1225 M, Dharmasraya juga
menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan
lain di Asia Tenggara, salah satunya adalah
Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara dari
Singasari diketahui melakukan Ekspedisi
Pamalayu pada 1275, untuk menjadikan
Sumatera sebagai benteng pertahanan dalam
menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Sebagai
tanda persahabatan dengan Kerajaan
Dharmasraya yang menguasai Sumatera, maka
Raja Kertanegara mengirim arca Amoghapasa.
Prasasti Padang Roco menyebut bahwa arca
Amoghapasa diberangkatkan dari Jawa dengan
diiringi beberapa pejabat Singasari. Setelah
penyerahan arca, Raja Dharmasraya
menghadiahkan dua putrinya, Dara Jingga dan
Dara Petak. Dara Petak nantinya diperistri oleh
Raden Wijaya (pendiri Majapahit), sedangkan
Dara Jingga diserahkan kepada Adwayabrahma,
pejabat Singasari yang dikirim ke Sumatera
pada 1286. Dari Dara Jingga dan
Adwayabrahma inilah lahir Adityawarman,
penguasa terakhir Kerajaan Dharmasraya.
Runtuhnya kerajaan Dharmasraya

Runtuhnya Kerajaan Dharmasraya Di era Raja


Adityawarman, Kerajaan Dharmasraya
dipindahkan ke Pagaruyung dan nama
kerajaannya menjadi Malayapura. Penyebab
runtuhnya Kerajaan Dharmasraya diperkirakan
karena ekspansi Kerajaan Majapahit. Kakawin
Nagarakretagama menyebut bahwa bumi
Melayu sebagai salah satu negeri jajahan
Kerajaan Majapahit. Pada 1339, Adityawarman
dikirim sebagai raja bawahan Majapahit, untuk
terlibat dalam beberapa penaklukan yang
dimulai dengan menguasai Palembang. Setelah
membantu Majapahit inilah, Adityawarman
memindahkan letak Kerajaan Dharmasraya,
yang namanya kemudian dikenal sebagai
Kerajaan Malayapura atau Pagaruyung.
Peninggalan Kerajaan Dharmasraya

1.Prasasti Grahi
Berisi perintah Raja Dharmasraya pertama
kepada Bupati Grahi, Mahesanapati Galanai,
untuk membuat arca Buddha. Yang ditugaskan
oleh bupati tersebut adalah seseorang bernama
Mraten Sri Nano.
2. Prasasti Padang Roco (Arca Amoghapasa)
Diberikan oleh Kertanegara dari Kerajaan
Singasari kepada Dharmasraya pada masa
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa.
Prasasti ini tertulis dalam Arca Amoghapasa
dan membahas tentang harapan Singasari agar
Dharmasraya selalu bahagia.
3.Prasasti Suruaso
J.G. de Casparis dalam Kerajaan Melayu dan
Adityawarman (235-256) menjelaskan, prasasti
ini berisi keberhasilan Adityawarman
menyelesaikan pembangunan saluran air yang
proyeknya sudah dimulai sejak era raja
sebelumnya, Srimat Sri Akarendrawan.
4. Prasasti Kuburajo
Ditemukan pada 1877 di Kuburajo, Tanah
Datar, Sumatera Barat. Berisi pujian-pujian
terhadap raja Adityawarman yang dituliskan
dalam bahasa Sanskerta.

Anda mungkin juga menyukai