Anda di halaman 1dari 16

1

DAFTAR ISI
I. KATA PENGANTAR

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

BAB 2
- Kajian Pustaka dan Landasan Teori

BAB 3
A. Metode Penelitian
B. Lokasi

BAB 4

- Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB 5

- Kesimpulan dan Penutup

II. DAFTAR PUSTAKA

2
I. KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT karena bekat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sejarah yang
berjudul “KERAJAAN SINGOSARI”. Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk
memenuhi nilai dari mata pelajaran Sejarah. Makalah ini disajika berdasarkan ilmu
dan materi yang telah penulis peroleh. Namun dengan penuh kesabaran dan
pertolongan dari teman-teman, guru dan tentunya Sang Pencipta ALLAH SWT
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Penulis sadar bahwa semi skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat dihaarapkan, demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penulisan makalah ini banyak kesalahan. Semoga bermanfaat bagi penulis sendiri
dan bagi pembaca.

MEDAN, 25 AGUSTUS 2013

PENULIS

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari. Kerajaan Singasari
(1222-1293) adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang didirikan oleh Ken Arok.
Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang akuwu
(bupati). Ken Arok merebut daerah Tumapel, salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang
dipimpin oleh Tunggul Ametung, pada 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah
Tunggul Ametung, namun ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istrinya,
Ken Dedes. Ken Arok kemudian mengawini Ken Dedes.

Berdasarkan prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singasari yang sesungguhnya


ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakretagama, ketika pertama kali didirikan
tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.

Pada tahun 1254, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang


bernama Kertanagara sebagai Yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari.
Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada
nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan
Singhasari.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka dalam makalah sejarah ini judul
yang dipilih adalah “KERAJAAN SINGASARI”.

B. Identifikasi
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pokok masalah
sebagai berikut:
1. Berdirinya Kerajaan Singasari
2. Silsilah Kerajaan
3. Raja yang Memimpin
4. Sistem Pemerintahan, Ekonomi dan Politik
5. Masa Kejayaan
6. Masa Keruntuhan
7. Peninggalan Kerajaan

C. Tujuan Penilitian

4
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejarah tentang Kerajaan
Singosari dan bagaimana kehidupannya di masa lampau.

D. Manfaat Penelitian
1) Sebagai pengetahuan yang telah dipelajari selama ini tentang masuknya Kerajaan
Hindu Budha dan Islam di Indonesia.
2) Sebagai lahan informasi untuk mengetahui tentang sejarah Kerajaan Singosari.
3) Sebagai bahan keterampilan menulis.
4) Sebagai Referensi untuk tugas selanjutnya.

BAB 2
Kajian Pustaka dan Landasan Teori

5
BAB 3

A. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian makalah ini kami menggunakan metode kajian pustaka.
Kajian pustaka adalah kajian hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan. Dalam
penulisan makalah ini, kami lebih banyak menggunakan Internet Research dalam
mengambil data-data. Data-data tersebut kami kaji kembali lalu kami paparkan dalam
makalh ini.

B. Lokasi
Kerajaan Singasari terletak di sebuah timur Gunung Kawi di hulu sungai Brantas. Saat
ini daerah tersebut termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Malang di Propinsi Jawa Timur
di Indonesia.

BAB 4
Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Berdirinya Kerajaan Singasari

Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri.


Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia

6
mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok,
yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung
yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari
kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan
kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang
mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh
pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan
Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri
kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil
mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau
pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta
dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel
tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum
maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.

2. Silsilah Kerajaan
Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa
Singhasari dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Bagan dari Silsilah Wangsa Rajasa

7
Terdapat perbedaan antara pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan
urutan raja-raja Singasari.

Versi Pararaton
1)    Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
2)    Anusapati (1247 - 1249)
3)    Tohjaya (1249 - 1250)
4)    Ranggawuni alias Wisnuwardhana(1250 - 1272)
5)    Kertanagara (1272 - 1292)

Versi Nagarakretagama
1)    Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)
2)    Anusapati (1227 - 1248)
3)   Wisnuwardhana (1248 - 1254)
4)   Kertanagara (1254 - 1292)

3. Raja yang Memimpin


Raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari ada 5 raja, yaitu:

a. Ken Arok
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar
Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama
Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa)
atau Girindra (Girindrawangsa).
Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken
Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan
di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.

b. Anuspati
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak
melakukan pembaharuan - pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung
ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra
Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung
ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat kediamanan Tohjoyo)
untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan
ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya
dan langsung menusuk Anusapati.
Dengan demikian, meninggalah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.

8
c. Panji Tohjaya
Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh
Tohjaya. Namun, Tohjaya memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati
yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan
Mahesa Cempaka dan para pengikutnya menuntut hak atas tahta kerajaan, tetapi Tohjaya
mengirimkan pasukan untuk menangkap Ranggawuidan dan Mahesa Cempaka. Rencara
Tohjaya telah di ketahui lebih dulu oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, sehingga
keduanya berhasil melarikan diri sebelum pasukan Tohjaya tiba di tempat kediamannya.
Lalu Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjaya dan kemudian menduduki singgasana.

d. Rangga wuni
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi
kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah
secara bersama-sama. Wishnuwardhana menjadi raja dan Nara Singhamurti sebagai ratu
angabhaya. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat
Singasari.
Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara
sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di
Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardhana meninggal dunia dan didharmakan di
Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
Tahta beralih kepada Kertanegara

e. Kertanegara
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita
untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang
mahamentri, yaitu mahamentriihino, mahamentriihalu, dan mahamenteriisirikan.
Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-
pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih
Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep ( Madura ) dengan gelar Aria Wiaraja.
Stabilitasi kerajaan yang di wujudkan pada amasa pemerintahan Raja wishnuwardhana di
sempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan yang tegas dan berani.
Setelah keadaan Jawa Timur di anggap baik, Raja Kertanegara melangkah keluar
wilayah Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah
Panji Kerajaan Singasari.
Selain itu, Kertanegara juga melakukan beberapa serangan, seperti:

1) Ekspedisi Pamalayu

9
Kertanegara terus memperluas pengaruh dan kekuasaan Kerajaan Singasari. Pada
1275 ia mengirim pasukan untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya sekaligus menjalin
persekutuan dengan Kerajaan Campa (Kamboja). Ekspedisi pengiriman pasukan itu dikenal
dengan nama Pamalayu. Kertanegara berhasil memperluas pengaruhnya di Campa melalui
perkawinan antara raja Campa dan adik perempuannya. Pasukan Ekspedisi Pamalayu juga
untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi
bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya(kelanjutan
dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan
dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dariKertanagara, sebagai tanda persahabatan
kedua negara.
Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat),
Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan Gurun (Maluku).

2) Serangan Pasukan Mongol


Pasukan Pamalayu dipersiapkan Kertanegara untuk menghadapi serangan kaisar
Mongol, Kubilai Khan, yang berkuasa di Cina. Utusan Kubilai Khan beberapa kali datang ke
Singasari untuk meminta Kertanegara tunduk di bawah Kubilai Khan. Apabila menolak
maka Singasari akan diserang. Permintaan ini menimbulkan kemarahan Kertanegara
dengan melukai utusan khusus Kubilai Khan, Meng Ki, pada 1289. Kertanegara menyadari
tindakannya ini akan dibalas oleh pasukan Mongol. la kemudian memperkuat pasukannya
di Sumatera. Pada 1293 pasukan Mongol menyerang Kerajaan Singasari. Namun
Kertanegara telah dibunuh oleh raja Kediri, Jayakatwang, setahun sebelumnya.

4. Sistem Politik, Kebudayaan, dan Ekonomi

A. Politik Dalam Negeri dan Luar Negeri 


Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat Jayakatwang
( Raja Kendiri ) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya, juga Raden Wijaya ( cucu
Mahesa Cempaka ) sebagai menantunya. Lalu memperkuat angkatan perang. Raja
Kertanegara membangun dan memperkuat angkatan petang baik angkatan darat maupun
angkatan laut untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di dalam negeri, serta untuk
mewujudkan persatuan Nusantara.
Sebagai raja besar Raja Kertanegara dalam politik luar negerinya bercita-cita
mempersatukan seluruh Nusantara di bawah Panji Kerajaan Singasari. Ia berusaha
memperkuat partahanan kerjaan dalam menghadapi serangan kerajaan Cina-Mongol
( Kaisar Khubilai Kahn ). Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan
nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai
dengan pengirimkan Arca Amogapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara.
Selain menguasai Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura
(Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga menjalin hubungan

10
persahabatan dengan raja Champa, dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan
Kubilai Khan dari Dinasti Mongol.
Kubilai Khan menuntut raja-raja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya
sebagai yang dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai nuka utusannya yang
bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat Kubilai Khan marah besar dan
bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan pasukannya ke Jawa.
Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan
Mongol maka Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya.
Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan pasukan pancingan
dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil
masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana.
Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut.
Ardharaja berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkanRaden
Wijaya berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta
perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden
Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi
sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati.
Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang.
Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya,
Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari.
Arca perwujudannya dikenal dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman
Simpang, Surabaya.

B. Kehidupan Kebudayaan
Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari peninggalan candi-
candi dan patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi hasil peninggalan Singasari, di
antaranya adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Adapun arca atau patung
hasil peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan
dari Prajnyaparamita lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Kertanegara dalam wujud
Patung Joko Dolog di temuakan di dekat Surabaya, dan patung Amoghapasa juga
merupakan perwujudan Raja Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibukota kerajaan
melayu.
Kudua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolog maupun patung
Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha beraliran
Tantrayana ( Tantriisme ).
 
C. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi semenjak berdirinya kerajaan singasari tidak jelas diketahui.
Akan tetapi, mengingat kerajaan singasari berpusat di jawa timur yaitu di tepi sungai
brantas, kemungkunan masalah perekonomian tidak jauh berbeda dengan kerajaan-

11
kerajaan terdahulu, yaitu secara langsung maupun tidak langsung rakyatnya ikut
mengambil bagian dalam dunia pelayaran. Keadaan ini juga di dukung oleh hasil-hasil bumi
yang sangat besar hasilnya bagi rakyat jawa timur.
Raja kertanegara berusaha untuk menguasai jalur perdagangan di selat malaka.
Penguasaan jalur pelayaran perdagangan atas selat malaka itu, bertujuan untuk
membangun dan mengembangkan aktivitas perekonomian kerajaannya. Dengan kata lain,
raja kertanegara berusaha menarik perhatian para pedagang untuk melakukan
kegiatannya di wilayah kerajaan singasari.

 
5. Masa Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari
(1268 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada
tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai
benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa
Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya(kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini
akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang
dariKertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkanBali. Pada
tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta
agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas
oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di
luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali,Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

6. Masa Keruntuhan
Sejak tahun 1271 di Kediri ada raja bawahan, yaitu Jayakatwang yang bersekutu
dengan Wiraraja dari Sungeneb yang selalu memata-matai Kertanagara. Belum
kembalinya pasukan Singasari dari Sumatra dan adanya insiden dengan Kubilai Khan dari
Tiongkok, atas petunjuk dan nasehat Wiraraja dalam tahun 1292 Jayakatwang
melancarkan serbuan ke Singasari melalui utara untuk membuat gaduh dan dari selatan
merupakan pasukan induk. Kertanagara mengira serangan hanya dari utara, maka ia
mengutus Raden Wijaya (anak Lembu Ta, cucu Mahisa Campaka) dan Arddharaja (anak
Jayakatwang) untuk memimpin pasukan ke utara., sedangkan yang dari selatan berhasil
memasuki kota dan Karaton, dimana saat itu Kertanagara sedang minum berlebihan
bersama dengan mahawrddhamantri serta dengan para pendeta terkemuka dan
pembesar lain, yang katanya sedang melalukan upacara Tantrayana, terbunuh semuanya,
dimana Kertanagara dimuliakan di candi Jawi sebagai Siwa dan Budda di Sagala sebagai
Jina/Wairocana bersama sang permaisuri Bajradewi dan di candi Singosari sebagai
Bhairawa.

12
Sebagaimana Prasasti tahun 1289 pada lapik arca Joko Dolok yang diketemukan di
Surabaya, Kertanagara adalah seorang pengikut setia agama Buda Tantra dan dinobatkan
sebagai Jina (Dhyani Buddha) yang bergelar Jnanasiwabajra, yaitu sebagai Aksobhya
dimana Joko Dolok itu adalah arca perwujudannya sendiri. Sedangkan dalam Pararaton
dan berbagai Prasasti, setelah wafat dinamakan Siwabuddha, dimana dalam kitab
Nagarakrtagama dikatakan Siwabuddhaloka. Singasari kemudian dikuasai oleh
Jayakatwang.

7. Peninggalan Kerajaan
a. Candi Singhasari dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir
Singhasari.

b. Candi Kidal dibangun di Rejokidal, Tumpang,


Malang, yang dipersembahkan
kepada Anusapati, raja kedua
dan anak tiri Ken Arok.
 

13
c. Candi Jago

d. Arca Dwarapala

selatan utara

e. Arca Ken Dedes

14
f. Undakan di Batur, terdapat hiasan muka Banaspati (Kirttimuka). Banaspati ini diperintah Dewa
Syiwa untuk menjaga tempat sucinya.

g. Tempat pemandian Ken Dedes

15
II. DAFTAR PUSTAKA

         Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta:
Balai Pustaka
         Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
         R.M. Mangkudimedja. 1979. Serat Pararaton Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
         Slamet Muljana. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta:
LKIS
         Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara
Syukur, Abdul, Ensiklopedi Umum untuk Pelajar , Jilid 9, Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve, 2005. Halaman 110.
         Bullough, Nigel (14 Juli 1995). Historic East Java: Remains in Stone. Jakarta: ADLine
Communications. hlm. 116–117.
         Kitab Negarakartagama Kitab Kidung (Kidung Harsa Wijaya & Serat Arok)
         Sejarah Nasional Indonesia. Kurikulum 1994 suplemen GBPP 1999.

16

Anda mungkin juga menyukai