Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah

Kerajaan Sriwijaya ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat

dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang

telah membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti

sekarang ini.

Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak

pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses

pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.

Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum

sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan

maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan

kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca

sekalian demi perbaikan makalah ini ke depannya.

Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang

berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta

memajukan ilmu pengetahuan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah............................................................................. 2

1.3 Tujuan Masalah................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Letak Berdirinya Majapahit.................................................................. 3

2.2 Aspek Kehidupan Kerajaan Majapahit................................................. 3

2.3 Peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit.................................... 8

2.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Kemunduran Kerajaan Majapahit... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 10

3.2 Saran................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

2.1   Latar Belakang

            Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia

yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1550 M. Kerajaan ini mencapai

puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas

di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun

1350 hingga1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang

menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam

sejarah Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra,

Semenanjung, Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah

kekuasaannya masih diperdebatkan.

            Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit, dan

sejarahnya tidak jelas.Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah

Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawai dan Nagarakretagama dalam

bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan

Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya

Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi  Jawa Kuno yang

ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.

Setelah masa iCtu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa

prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan

negara-negara lain.

1
1.2     Rumusan masalah

1. Letak geografis kerajaan majapahit

2. Kehidupan politik

3. Kehidupan sosial ekonomi

4. Peninggalan-peninggalan kerajaan majapahit

5. Faktor kemunduran kerajaan majapahit

1.3     Tujuan

            Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Sejarah Kebudayaan Majapahit

2. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit

3. Untuk mengetahui Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Letak Berdirinya Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di

Indonesia. Bahkan, kerajaan tersebut masih merupakan kerajaan yang terbesar pula

di Asia Tenggara. Letak kerajaan Majapahit diyakini berada di wilayah kecamatan

Trowulan Kabupaten Mojokerto - Jawa Timur. Namun, peninggalan-peninggalan

kerajaan Majapahit cukup banyak tersebar di wilayah Mojokerto, Kediri dan

Jombang.

2.2 Aspek Kehidupan Kerajaan Majapahit

A. Kehidupan Politik

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Majapahit dapat dilihat pada masa

pemerintahan raja-raja berikut ini.

1) Raden Wijaya (1293–1309)

Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama pada tahun 1293

dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai seorang raja yang besar, Raden

Wijaya memperistri empat putri Kertanegara sebagai permaisurinya. Dari Tribuana,

ia mempunyai seorang putra yang bernama Jayanegara, sedangkan dari Gayatri,

Raden Wijaya mempunyai dua orang putri, yaitu Tribuanatunggadewi dan Rajadewi

Maharajasa.

2) Sri Jayanegara (1309–1328)

Setelah Raden Wiajaya mangkat, digantikan putranya yang bernama Kala

Gemet dengan gelar Sri Jayanegara. Kala Gemet sudah diangkat sebagai raja muda

3
(kumararaja) sejak ayahnya masih memerintah (1296). Ternyata, Jayanagara adalah

raja yang lemah. Oleh karena itu, pada masa pemerintahannya terus dirongrong

oleh sejumlah pemberontakan.

Pada tahun 1316 timbul pemberontakan yang dipimpin oleh Nambi yang

menjabat Rakryan Patih Majapahit. Nambi memusatkan kekuatannya di daerah

Lumajang dan Pajarakan. Pemberontakan Nambi mendapat dukungan dari ayahnya

(Wiraraja). Raja Jayanegara atas nasihat Mahapati memerintahkan Lumajang dan

Pajarakan digempur sampai hancur. Terjadilah pertempuran sengit dan Nambi pun

gugur.

3) Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani (1328–1350)

Raja Jayanegara tidak berputra sehingga ketika baginda mangkat, takhta

kerajaan diduduki oleh adik perempuannya dari ibu berbeda (Gayatri) yang bernama

Bhre Kahuripan. Ia dinobatkan menjadi Raja Majapahit dengan gelar

Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani. Selama memerintah,

Tribhuwanatunggadewi didampingi suaminya yang bernama Cakradhara atau

Cakreswara yang menjadi raja di Singasari (Bhre Singasari) dengan gelar

Kertawardhana. Berkat bantuan dan saran dari Patih Gajah Mada, pemerintahannya

dapat berjalan lancar walaupun masih timbul pemberontakan.

Pada tahun 1331 timbul pemberontakan Sadeng dan Keta di daerah Besuki,

tetapi dapat dihancurkan oleh pasukan Gajah Mada. Karena jasanya itu, Gajah

Mada naik pangkat lagi dari Patih Daha menjadi Mahapatih Majapahit menggantikan

Pu Naga. Setelah diangkat menjadi Mahapatih Majapahit, dalam suatu persidangan

besar yang dihadiri oleh para menteri dan pejabat negara lainnya, Gajah Mada

mengucapkan sumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah naungan Majapahit.

Sumpahnya itu dikenal dengan nama Sumpah Palapa. Palapa berarti garam atau

4
rempah-rempah yang dapat melezatkan berbagai masakan. Oleh karena itu,

sumpah itu dapat diartikan bahwa Gajah Mada tidak akan makan palapa (hidup

enak) sebelum berhasil menyatukan Nusantara.

4) Raja Hayam Wuruk (1350–1389) 

Hayam Wuruk setelah naik takhta bergelar Sri Rajasanagara dan dikenal pula

dengan nama Bhre Hyang Wekasing Sukha. Ketika Tribhuwanatunggadewi masih

memerintah, Hayam Wuruk telah dinobatkan menjadi rajamuda (kumararaja) dan

mendapat daerah Jiwana sebagai wilayah kekuasaannya. Dalam memerintah

Majapahit, Hayam Wuruk didampingi oleh Gajah Mada sebagai patih

hamangkubumi.

5) Raja Wikramawardhana (1389–1429)

Setelah Raja Hayam Wuruk mangkat, terjadilah perebutan kekuasaan di

antara putra-putri Hayam Wuruk. Kemelut politik pertama meletus pada tahun 1401.

Seorang raja daerah dari bagian timur, yaitu Bhre Wirabhumi memberontak terhadap

Raja Wikramawardhana. Raja Wikramawardhana adalah suami Kusumawardhani

yang berhak mewarisi takhta kerajaan ayahnya (Hayam Wuruk), sedangkan Bhre

Wirabhumi adalah putra Hayam Wuruk dari selir. Dalam kitab Pararaton, pertikaian

antarkeluarga itu disebut Perang Paregreg. Pasukan Bhre Wirabhumi dapat

dihancurkan dan ia terbunuh oleh Raden Gajah.

6) Raja Suhita (1429–1447)

Wikramawardhana wafat pada tahun 1429 dan digantikan oleh putrinya yang

bernama Suhita. Penobatan Suhita menjadi Raja Majapahit dimaksudkan untuk

meredakan pertikaian keluarga tersebut. Namun, benih balas dendam sudah telanjur

tertanam pada keluarga Bhre Wirabhumi. Akibatnya, pada tahun 1433 Raden Gajah

5
dibunuh karena dipersalahkan telah membunuh Bhre Wirabhumi. Hal itu

menunjukkan bahwa pertikaian antarkeluarga Majapahit terus berlangsung.

7) Raja Majapahit Terakhir

Pada tahun 1447 Suhita meninggal dan digantikan Dyah Kertawijaya. Ia

hanya memerintah selama empat tahun (1447–1451) karena pada tahun 1451

meninggal dan didharmakan di Kertawijayapura. Apa yang diperbuat oleh raja tidak

ada keterangan yang jelas.

Sepeninggal Kertawijaya, pemerintahan Majapahit dipegang oleh Bhre

Pamotan dengan gelar Sri Rajawarddhana. Rajawarddhana juga disebut Sang

Sinagara. Dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa ia berkedudukan di Keling,

Kahuripan. Ini lebih dikuatkan lagi oleh Prasasti Waringin Pitu yang dikeluarkan oleh

Kertawijaya (1447).

Sepeninggal Rajawarddhana (1453), Kerajaan Majapahit selama tiga tahun

(1453–1456) tidak mempunyai seorang raja. Pada tahun 1456 Majapahit diperintah

oleh Bhre Wengker dengan gelar Girindrawardhana. Bhre Wengker adalah anak

Bhre Tumapel Kertawijaya. Masa pemerintahannya berlangsung selama 10 tahun

(1456–1466).

B. Kehidupan Ekonomi

Kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh rakyat dan pemerintah Kerajaan

Majapahit adalah sebagai berikut.

1. Di pulau Jawa dititikberatkan pada sektor pertanian rakyat yang banyak

menghasilkan bahan makanan.

2. Di luar Jawa, terutama bagian timur (Maluku), dititikberatkan pada tanaman

rempah-rempah dan tanaman perdagangan lainnya.

6
3. Di sepanjang sungai-sungai besar berkembang kegiatan perdagangan yang

menghubungkan daerah pantai dan pedalaman.

4. Di kota-kota pelabuhan, seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Ujung Galuh,

Canggu, dan Surabaya, dikembangkan perdagangan antarpulau dan

dengan luar negeri, seperti Cina, Campa, dan India.

5. Dari kota-kota pelabuhan, pemerintah menerima bea cukai, sedangkan dari

raja-raja daerah pemerintah menerima pajak dan upeti dalam jumlah yang

cukup besar.

Perekonomian yang maju ini membuat rakyat hidup sejahtera dan keluarga

raja beserta para pejabat negara lebih makmur lagi.

C. Kehidupan Sosial-Budaya

Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan tenteram. Dalam kitab

Negarakrtagama disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke

daerah-daerah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan

rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian juga

peradilan, dilaksanakan secara ketat; siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang

bulu.

Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat

akan mampu menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya

Majapahit dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Candi

Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar),

Candi Brahu, Candi Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus,

7
dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti Segaran dan Makam Troloyo (di

Trowulan).

2. Kesusanteran

Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat

dibagi menjadi zaman Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.

2.3   Peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit

1. Patung Hutan Baluran

Patung yang ditemukan di Hutan Baluran Situbondo, Jawa Timur, pada 10

Maret 2013 ini akhirnya dipastikan keasliannya sebagai benda purbakala. Patung

tersebut dinyatakan sebagai Patung Dewi Laksmi dan peninggalan dari era Kerajaan

Majapahit. Arca ini Tergolong unik karena ditemukan di Wilayah Kekuasaan

Majapahit Timur yang belum tersentuh sama-sekali peninggalan bersejarahnya.

2. Arca Harihara

Arca ini merupakan gabungan dari Siwa dan Wisnu yang menggambarkan

Taja Kertarajasa. Meskipun lokasinya di Candi Simoing, Blitar, kini arca ini telah

dipindah ke Museum Nasional Republik Indonesia.

3. Bidadari Majapahit

Arca yang terbuat dari emas ini merupakan arca cetakan emasapsara

(bidadari surgawi) gaya khas Majapahit yang menggambarkan dengan sempurna

zaman kerajaan Majapahit sebagai “zaman keemasan” nusantara.

4. Arca Dewi Parwati

Arca ini sebagai perwujudan anumertaTribhuwanottunggadewi, yaitu ratu Majapahit

yang merupakan ibunda Hayam Wuruk.

8
5. Arca Perapa Hindhu

Arca pertapa Hindu ini berasal dari masa Majapahit akhir. Namun sekarang

menjadi koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.

6. Patung Penjaga Gerbang

Sepasang patung penjaga gerbang ini berasal dari abad ke-14 dari kuil

Majapahit di Jawa Timur. Sekarang disimpan di Museum of Asian Art, San

Francisco-Amerika Serikat.

7. Arca Ratu Suhita

Arca ini menggambarkan Ratu Suhita yang memerintah tahun 1429-1447.

Arca yang ditemukan di Tulungagung, Jawa Timur ini sekarang disimpan di Museum

Nasional Republik Indonesia.

8. Arca Ganesha

Arca ini ditemukan warga Nganjuk saat warga yang sedang melakukan kerja

bakti untuk membenahi pipa saluran air di pekarangan rumahnya yang juga

berdekatan dengan punden atau tempat yang dikeramatkan. Menurut Dimin, warga

yang menemukan arca, mengatakan saat menggali tanah itulah, alat penggali yang

digunakannya membentur benda karas. Karena curiga, maka benda itu digali dan

ditemukanlah arca tersebut.

9. Arca Dewa Wisnu

Di Museum Trowulan, Mojokerto,  terdapat arca yang paling terkenal yaitu

Arca Raja Airlangga, digambarkan sebagai Dewa Wishnu yang mengendarai

Garuda, dari Candi Belahan.

10. Arca Minak Jinggo

Di Desa Ungah-unggahan, Trowulan, sebelah Timur kolam Segaran, terdapat

sebuah candi yang saat ini hanya tinggal reruntuhan candi yang terbuat dari bahan

9
batu andesit, sebuah bahan bangunan candi yang tidak lazim dipergunakan pada

candi-candi di kawasan Trowulan, yang sebagian besar mempergunakan bahan

dasar batu bata merah. Dari lokasi reruntuhan candi ini telah ditemukan sebuah arca

Garudha, namun oleh masyarakat setempat dan berita-berita tradisi disebutkan

sebagai arca Menak-Jinggo. Arca yang terkenal namanya ini dipercaya sebagai

perwujudan Raja Blambangan.

11. Celengan Majapahit

Benda ini memang unik, meskipun ditemukan dalam bentuk pecahan, namun

celengan (tempat menabung uang-jawa) ini berhasil disatukan kembali dan

berbentuk babi. Celengan ini ditemukan di trowulan, Jawa Timur dan dipergunakan

sekitar abad 14-15. Sekarang merupakan koleksi Museum Gajah, Jakarta.

12. Arca Emas

Arca ini menggambarkan Bidadari Majapahit yang anggun. Arca cetakan

emaspara ini (bidadari surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan

sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai “zaman keemasan” nusantara.

13. Terakota Wajah

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai

Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah

Indonesia. Tak heran jika Majapahit meninggalkan banyak peninggalan Bangunan

serta candi seperti yang berikut ini. 

1. Candi Sukuh

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di

wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai

candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini

digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena

10
banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas. Candi

Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia

sejak tahun 1995.

2. Candi Cetho

Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan

masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama

mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga

melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan

rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia

Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini

memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun

Ceto, Desa Gumeng,Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian

1400m di atas permukaan laut.

3. Candi Pari

Candi Pari adalah sebuah peninggalan Masa Klasik Indonesia di Desa Candi

Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut

berada sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas

saat ini.

Dahulu, di atas gerbang ada batu dengan angka tahun 1293 Saka = 1371 Masehi.

Merupakan peninggalan zaman Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam

Wuruk 1350-1389 M.

4. Candi Jabung

Candi hindu ini terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton,Kabupaten

Probolinggo, Jawa Timur. Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah ini

mampu bertahan ratusan tahun. Menurut keagamaan,Agama Budha dalam kitab

11
Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura.

Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk

pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada kitabPararaton

disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga

raja.

2.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Kemunduran Kerajaan Majapahit.

1. Tidak ada pembentukan pimpinan baru (tidak ada kaderisasi)

2. Gajah Mada sebagai Patih Amangkubumi memegang segala jabatan yang

penting. Ia tidak memberi kesempatan generasi penerus untuk tampil,

sehingga setelah meninggalnya Gajah Mada tidak ada penggantinya yang

cakap dan berpengalaman.

3. Perang saudara melemahkan kekuatan . perang paregreg menimbulkan

malapetaka bagi rakyat dan kaum bangsawan, sehingga melemahkan

kekuatan dan tidak ada persatuan.

4. Daerah-daerah melepaskan diri, karena pemerintahan pusat Kerajaan

Majapahit lemah dan kacau, para adipati di Jawa dan kerajaan-kerajaan di

luar Jawa melepaskan diri.

5. Kelemahan pemerintahan pusat akibat perang saudara mengakibatkan

kemunduran ekonomi Majapahit. Perdagangan di kepulauan Nusantara

diambil alih oleh pedagang-pedagang Melayu dan Islam

6. Msuk dan tersiarnya agama Islam. Adipati dari daerah pedalaman yang

beragama Islam merasa tidak terikat oleh kekuasaan Kerajaan Majapahit,

sehingga mereka tidak taat dan setia kepada penguasa yang beragama

Hindu.

12
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

            Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah  pada masanya Majapahit

mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di

bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak

wilayah. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan

Majapahit meliputi Sumatra, Semenajung Malaya, Kalimantan Sulawesi, kepulauan

Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) sebagian kepulauan Filipina.

Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan

Majapahit.

B.    Saran

              Makalah ini tentulah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya

sangat membutuhkan kontribusi kritik dan saran dari pembaca agar dijadikan

sebagai intropeksi bagi makalah ini untuk menjadi lebih baik lagi. Terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah terlibat untuk mendukung dan membantu agar

makalah ini dapat terselesaikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://nesaci.com/sejarah-lengkap-kerajaan-majapahit/

http://id.wikepedia.org/wiki/majapahit

14

Anda mungkin juga menyukai