Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala Puji Dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan booklet ini dengan tepat pada waktunya.

Booklet ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran di SMA NEGERI 6 TUALANG.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan booklet ini.
Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan booklet ini, maka
dari itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membangun
tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun booklet di masa mendatang.
Semoga booklet ini bermanfaat bagi kita semua.

Perawang, 02 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................... ii

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................... 1
D. Manfaat ..................................................................................................................... 1

Bab 2 Pembahasan

A. Letak Berdirinya Majapahit .................................................................................... 2


B. Kehidupan Politik .................................................................................................... 2
C. Kehidupan Ekonomi................................................................................................ 4
D. Kehidupan Sosial-Budaya ....................................................................................... 5
E. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit ........................................................ 5
F. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kemunduran Kerajaan Majapahit. .................... 9

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia yang pernah
berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1550 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya
menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa
kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga1389. Kerajaan Majapahit
adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah
satu dari negara terbesar dalam sejarah Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di
Jawa, Sumatra, Semenanjung, Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah
kekuasaannya masih diperdebatkan.

Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit, dan sejarahnya tidak
jelas.Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja')
dalam bahasa Kawai dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama
menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian
pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan
puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam
Wuruk. Setelah masa iCtu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa prasasti
dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.

B. Rumusan masalah

1. Letak geografis kerajaan majapahit


2. Kehidupan politik
3. Kehidupan sosial ekonomi
4. Peninggalan-peninggalan kerajaan majapahit
5. Faktor kemunduran kerajaan majapahit
C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:


a. Untuk mengetahui Sejarah Kebudayaan Majapahit
b. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit
c. Untuk mengetahui Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit.
D. Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan kita tentang sejarah
Kebudayaan Majapahit.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Berdirinya Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia. Bahkan,
kerajaan tersebut masih merupakan kerajaan yang terbesar pula di Asia Tenggara. Letak kerajaan
Majapahit diyakini berada di wilayah kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto - Jawa Timur.
Namun, peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit cukup banyak tersebar di wilayah
Mojokerto, Kediri dan Jombang.

B. Kehidupan Politik

Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Majapahit dapat dilihat pada masa pemerintahan raja-
raja berikut ini.

1) Raden Wijaya (1293–1309)

Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama pada tahun 1293 dengan gelar
Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai seorang raja yang besar, Raden Wijaya memperistri empat
putri Kertanegara sebagai permaisurinya. Dari Tribuana, ia mempunyai seorang putra yang
bernama Jayanegara, sedangkan dari Gayatri, Raden Wijaya mempunyai dua orang putri, yaitu
Tribuanatunggadewi dan Rajadewi Maharajasa.

2) Sri Jayanegara (1309–1328)

Setelah Raden Wiajaya mangkat, digantikan putranya yang bernama Kala Gemet dengan gelar
Sri Jayanegara. Kala Gemet sudah diangkat sebagai raja muda (kumararaja) sejak ayahnya masih
memerintah (1296). Ternyata, Jayanagara adalah raja yang lemah. Oleh karena itu, pada masa
pemerintahannya terus dirongrong oleh sejumlah pemberontakan.

Pada tahun 1316 timbul pemberontakan yang dipimpin oleh Nambi yang menjabat Rakryan Patih
Majapahit. Nambi memusatkan kekuatannya di daerah Lumajang dan Pajarakan. Pemberontakan
Nambi mendapat dukungan dari ayahnya (Wiraraja). Raja Jayanegara atas nasihat Mahapati
memerintahkan Lumajang dan Pajarakan digempur sampai hancur. Terjadilah pertempuran
sengit dan Nambi pun gugur.

2
3) Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani (1328–1350)

Raja Jayanegara tidak berputra sehingga ketika baginda mangkat, takhta kerajaan diduduki oleh
adik perempuannya dari ibu berbeda (Gayatri) yang bernama Bhre Kahuripan. Ia dinobatkan
menjadi Raja Majapahit dengan gelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwarddhani. Selama
memerintah, Tribhuwanatunggadewi didampingi suaminya yang bernama Cakradhara atau
Cakreswara yang menjadi raja di Singasari (Bhre Singasari) dengan gelar Kertawardhana. Berkat
bantuan dan saran dari Patih Gajah Mada, pemerintahannya dapat berjalan lancar walaupun
masih timbul pemberontakan.

Pada tahun 1331 timbul pemberontakan Sadeng dan Keta di daerah Besuki, tetapi dapat
dihancurkan oleh pasukan Gajah Mada. Karena jasanya itu, Gajah Mada naik pangkat lagi dari
Patih Daha menjadi Mahapatih Majapahit menggantikan Pu Naga. Setelah diangkat menjadi
Mahapatih Majapahit, dalam suatu persidangan besar yang dihadiri oleh para menteri dan pejabat
negara lainnya, Gajah Mada mengucapkan sumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah
naungan Majapahit. Sumpahnya itu dikenal dengan nama Sumpah Palapa. Palapa berarti garam
atau rempah-rempah yang dapat melezatkan berbagai masakan. Oleh karena itu, sumpah itu
dapat diartikan bahwa Gajah Mada tidak akan makan palapa (hidup enak) sebelum berhasil
menyatukan Nusantara.

4) Raja Hayam Wuruk (1350–1389)

Hayam Wuruk setelah naik takhta bergelar Sri Rajasanagara dan dikenal pula dengan nama Bhre
Hyang Wekasing Sukha. Ketika Tribhuwanatunggadewi masih memerintah, Hayam Wuruk telah
dinobatkan menjadi rajamuda (kumararaja) dan mendapat daerah Jiwana sebagai wilayah
kekuasaannya. Dalam memerintah Majapahit, Hayam Wuruk didampingi oleh Gajah Mada
sebagai patih hamangkubumi.

5) Raja Wikramawardhana (1389–1429)

Setelah Raja Hayam Wuruk mangkat, terjadilah perebutan kekuasaan di antara putra-putri
Hayam Wuruk. Kemelut politik pertama meletus pada tahun 1401. Seorang raja daerah dari
bagian timur, yaitu Bhre Wirabhumi memberontak terhadap Raja Wikramawardhana. Raja
Wikramawardhana adalah suami Kusumawardhani yang berhak mewarisi takhta kerajaan
ayahnya (Hayam Wuruk), sedangkan Bhre Wirabhumi adalah putra Hayam Wuruk dari selir.
Dalam kitab Pararaton, pertikaian antarkeluarga itu disebut Perang Paregreg. Pasukan Bhre
Wirabhumi dapat dihancurkan dan ia terbunuh oleh Raden Gajah.

3
6) Raja Suhita (1429–1447)

Wikramawardhana wafat pada tahun 1429 dan digantikan oleh putrinya yang bernama Suhita.
Penobatan Suhita menjadi Raja Majapahit dimaksudkan untuk meredakan pertikaian keluarga
tersebut. Namun, benih balas dendam sudah telanjur tertanam pada keluarga Bhre Wirabhumi.
Akibatnya, pada tahun 1433 Raden Gajah dibunuh karena dipersalahkan telah membunuh Bhre
Wirabhumi. Hal itu menunjukkan bahwa pertikaian antarkeluarga Majapahit terus berlangsung.

7) Raja Majapahit Terakhir

Pada tahun 1447 Suhita meninggal dan digantikan Dyah Kertawijaya. Ia hanya memerintah
selama empat tahun (1447–1451) karena pada tahun 1451 meninggal dan didharmakan di
Kertawijayapura. Apa yang diperbuat oleh raja tidak ada keterangan yang jelas.

Sepeninggal Kertawijaya, pemerintahan Majapahit dipegang oleh Bhre Pamotan dengan gelar Sri
Rajawarddhana. Rajawarddhana juga disebut Sang Sinagara. Dalam kitab Pararaton disebutkan
bahwa ia berkedudukan di Keling, Kahuripan. Ini lebih dikuatkan lagi oleh Prasasti Waringin
Pitu yang dikeluarkan oleh Kertawijaya (1447).

Sepeninggal Rajawarddhana (1453), Kerajaan Majapahit selama tiga tahun (1453–1456) tidak
mempunyai seorang raja. Pada tahun 1456 Majapahit diperintah oleh Bhre Wengker dengan
gelar Girindrawardhana. Bhre Wengker adalah anak Bhre Tumapel Kertawijaya. Masa
pemerintahannya berlangsung selama 10 tahun (1456–1466).

C. Kehidupan Ekonomi

Kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh rakyat dan pemerintah Kerajaan Majapahit adalah
sebagai berikut.

1. Di pulau Jawa dititikberatkan pada sektor pertanian rakyat yang banyak menghasilkan bahan
makanan.
2. Di luar Jawa, terutama bagian timur (Maluku), dititikberatkan pada tanaman rempah-rempah
dan tanaman perdagangan lainnya.
3. Di sepanjang sungai-sungai besar berkembang kegiatan perdagangan yang menghubungkan
daerah pantai dan pedalaman.
4. Di kota-kota pelabuhan, seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Ujung Galuh, Canggu, dan Surabaya,
dikembangkan perdagangan antarpulau dan dengan luar negeri, seperti Cina, Campa, dan
India.
5. Dari kota-kota pelabuhan, pemerintah menerima bea cukai, sedangkan dari raja-raja daerah
pemerintah menerima pajak dan upeti dalam jumlah yang cukup besar.

4
Perekonomian yang maju ini membuat rakyat hidup sejahtera dan keluarga raja beserta para
pejabat negara lebih makmur lagi.

D. Kehidupan Sosial-Budaya

Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai, dan tenteram. Dalam kitab Negarakrtagama
disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan terhadap rakyat
sangat diperhatikan. Demikian juga peradilan, dilaksanakan secara ketat; siapa yang bersalah
dihukum tanpa pandang bulu.

Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur maka suatu masyarakat akan mampu
menghasilkan karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit dapat dibedakan
sebagai berikut.

1. Candi

Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi
Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, dan bangunan-bangunan kuno
lainnya, seperti Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan).

2. Kesusanteran

Zaman Majapahit bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman
Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.

E. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit

1. Patung Hutan Baluran

Patung yang ditemukan di Hutan Baluran Situbondo, Jawa Timur, pada 10 Maret 2013 ini
akhirnya dipastikan keasliannya sebagai benda purbakala. Patung tersebut dinyatakan sebagai
Patung Dewi Laksmi dan peninggalan dari era Kerajaan Majapahit. Arca ini Tergolong unik
karena ditemukan di Wilayah Kekuasaan Majapahit Timur yang belum tersentuh sama-sekali
peninggalan bersejarahnya.

5
2. Arca Harihara

Arca ini merupakan gabungan dari Siwa dan Wisnu yang menggambarkan Taja Kertarajasa.
Meskipun lokasinya di Candi Simoing, Blitar, kini arca ini telah dipindah ke Museum Nasional
Republik Indonesia.

3. Bidadari Majapahit

Arca yang terbuat dari emas ini merupakan arca cetakan emasapsara (bidadari surgawi) gaya
khas Majapahit yang menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit sebagai
“zaman keemasan” nusantara.

4. Arca Dewi Parwati

Arca ini sebagai perwujudan anumertaTribhuwanottunggadewi, yaitu ratu Majapahit yang


merupakan ibunda Hayam Wuruk.

5. Arca Perapa Hindhu

Arca pertapa Hindu ini berasal dari masa Majapahit akhir. Namun sekarang menjadi koleksi
Museum für Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.

6. Patung Penjaga Gerbang

Sepasang patung penjaga gerbang ini berasal dari abad ke-14 dari kuil Majapahit di Jawa Timur.
Sekarang disimpan di Museum of Asian Art, San Francisco-Amerika Serikat.

6
7. Arca Ratu Suhita

Arca ini menggambarkan Ratu Suhita yang memerintah tahun 1429-1447. Arca yang ditemukan
di Tulungagung, Jawa Timur ini sekarang disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia.

8. Arca Ganesha

Arca ini ditemukan warga Nganjuk saat warga yang sedang melakukan kerja bakti untuk
membenahi pipa saluran air di pekarangan rumahnya yang juga berdekatan dengan punden atau
tempat yang dikeramatkan. Menurut Dimin, warga yang menemukan arca, mengatakan saat
menggali tanah itulah, alat penggali yang digunakannya membentur benda karas. Karena curiga,
maka benda itu digali dan ditemukanlah arca tersebut.

9. Arca Dewa Wisnu

Di Museum Trowulan, Mojokerto, terdapat arca yang paling terkenal yaitu Arca Raja Airlangga,
digambarkan sebagai Dewa Wishnu yang mengendarai Garuda, dari Candi Belahan.

10. Arca Minak Jinggo

Di Desa Ungah-unggahan, Trowulan, sebelah Timur kolam Segaran, terdapat sebuah candi yang
saat ini hanya tinggal reruntuhan candi yang terbuat dari bahan batu andesit, sebuah bahan
bangunan candi yang tidak lazim dipergunakan pada candi-candi di kawasan Trowulan, yang
sebagian besar mempergunakan bahan dasar batu bata merah. Dari lokasi reruntuhan candi ini
telah ditemukan sebuah arca Garudha, namun oleh masyarakat setempat dan berita-berita tradisi
disebutkan sebagai arca Menak-Jinggo. Arca yang terkenal namanya ini dipercaya sebagai
perwujudan Raja Blambangan.

11. Celengan Majapahit

Benda ini memang unik, meskipun ditemukan dalam bentuk pecahan, namun celengan (tempat
menabung uang-jawa) ini berhasil disatukan kembali dan berbentuk babi. Celengan ini
ditemukan di trowulan, Jawa Timur dan dipergunakan sekitar abad 14-15. Sekarang merupakan
koleksi Museum Gajah, Jakarta.

12. Arca Emas

Arca ini menggambarkan Bidadari Majapahit yang anggun. Arca cetakan emaspara ini (bidadari
surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan Majapahit
sebagai “zaman keemasan” nusantara.

7
13. Terakota Wajah

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan
dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Tak heran jika
Majapahit meninggalkan banyak peninggalan Bangunan serta candi seperti yang berikut ini.

1. Candi Sukuh

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di wilayah Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya
obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang
kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan
seksualitas. Candi Sukuh telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu Situs Warisan
Dunia sejak tahun 1995.

2. Candi Cetho

Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir
pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de
Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi
(penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas
Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi
ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa
Gumeng,Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan
laut.

3. Candi Pari

Candi Pari adalah sebuah peninggalan Masa Klasik Indonesia di Desa Candi Pari, Kecamatan
Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke arah
barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini.

Dahulu, di atas gerbang ada batu dengan angka tahun 1293 Saka = 1371 Masehi. Merupakan
peninggalan zaman Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk 1350-1389 M.

4. Candi Jabung

Candi hindu ini terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton,Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Struktur bangunan candi yang hanya dari bata merah ini mampu bertahan ratusan tahun. Menurut
keagamaan,Agama Budha dalam kitab Nagarakertagama Candi Jabung di sebutkan dengan nama
Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagarakertagama candi Jabung dikunjungi oleh Raja Hayam
Wuruk pada lawatannya keliling Jawa Timur pada tahun 1359 Masehi. Pada kitabPararaton
disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhre Gundal salah seorang keluarga raja.

8
Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan Candi Bahal yang ada di Bahal, Sumatera
Utara.

F. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kemunduran Kerajaan Majapahit.

1. Tidak ada pembentukan pimpinan baru (tidak ada kaderisasi)


2. Gajah Mada sebagai Patih Amangkubumi memegang segala jabatan yang penting. Ia tidak
memberi kesempatan generasi penerus untuk tampil, sehingga setelah meninggalnya Gajah
Mada tidak ada penggantinya yang cakap dan berpengalaman.
3. Perang saudara melemahkan kekuatan . perang paregreg menimbulkan malapetaka bagi
rakyat dan kaum bangsawan, sehingga melemahkan kekuatan dan tidak ada persatuan.
4. Daerah-daerah melepaskan diri, karena pemerintahan pusat Kerajaan Majapahit lemah dan
kacau, para adipati di Jawa dan kerajaan-kerajaan di luar Jawa melepaskan diri.
5. Kelemahan pemerintahan pusat akibat perang saudara mengakibatkan kemunduran ekonomi
Majapahit. Perdagangan di kepulauan Nusantara diambil alih oleh pedagang-pedagang
Melayu dan Islam
6. Msuk dan tersiarnya agama Islam. Adipati dari daerah pedalaman yang beragama Islam
merasa tidak terikat oleh kekuasaan Kerajaan Majapahit, sehingga mereka tidak taat dan setia
kepada penguasa yang beragama Hindu.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah pada masanya Majapahit mencapai puncak
kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-
1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh
XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, Semenajung Malaya, Kalimantan
Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) sebagian kepulauan
Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan
Majapahit.

B. Saran

Makalah ini tentulah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya sangat
membutuhkan kontribusi kritik dan saran dari pembaca agar dijadikan sebagai intropeksi bagi
makalah ini untuk menjadi lebih baik lagi. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat
untuk mendukung dan membantu agar makalah ini dapat terselesaikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://nesaci.com/sejarah-lengkap-kerajaan-majapahit/

http://id.wikepedia.org/wiki/majapahit

11

Anda mungkin juga menyukai