Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas kliping Sejarah Indonesia
tentang “Kerajaan Tarumanegara” ini tepat pada waktunya.
Kliping ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Sejarah Indonesia semester II dengan guru pengajar Bu Hana Fauziah Hayati.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bu Hana selaku guru mata
pelajaran Sejarah Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan kliping ini.
Kelompok 2 - X MIPA 1
Halaman Judul....................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................... 5
D. Puncak Kejayaan.............................................................. 8
A. Latar Belakang
Setelah kedatangan agama dan kebudayaan Hindu Buddha, terjadi
perkembangan dan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
terutama dalam bidang politik. Sistem pemerintahan masyarakat Indonesia
mengalami perubahan dari sistem kesukuan menjadi kerajaan. Pada sistem
kerajaan, kepala pemerintahan tidak dipegang oleh kepala suku bergelar
ratu/raka, tetapi dipegang oleh seorang raja menggunakan gelar prabu, raja,
atau maharaja.
Dalam sistem ini, raja dianggap keturunan dewa yang harus disembah
oleh bawahan dan rakyatnya. Oleh karena itu raja memiliki hak untuk
menyelenggarakan pemerintahan secara mutlak dan turun-temurun. System
pemerintahan kerajaan digunakan di wilayah Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
Selanjutnya, di daerah tersebut bermunculan kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah:
1. Bagaimana awal mula sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara?
2. Siapa sajakah raja yang pernah memerintah Kerajaan Tarumanegara?
3. Bagaimana kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya pada
Kerajaan Tarumanegara?
4. Bagaimana keruntuhan dan apa saja peninggalan Kerajaan
Tarumanegara?
D. Puncak Kejayaan
10 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
pada sektor pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan perdagangan
cula badak, kulit penyu, serta perak.
11 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
F. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mulai kehilangan pengaruh yang kuat sejak
diperintah oleh kepemimpinan raja kedua belas, Linggawarman, yang
berkuasa sejak 666 M. Setelah tiga tahun berkuasa, Linggawarman
meninggal dunia sehingga kekuasaan yang dipegangnya pun harus
diserahkan kepada menantunya, Tarusbawa.
12 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
Gambar 7.1 : Raja Tarusbawa(sumber : Kompas.com)
a. Prasasti
Prasasti merupakan piagam ataupun dokumen yang dapat dijadikan
sumber sejarah. Biasanya, prasasti ditulis pada sebuah bahan yang keras
dan tahan lama seperti batu, logam, hingga lontar. Dalam membuktikan
keberadaan dan jalan sejarah Kerajaan Tarumanegara pun para sejarawan
memperoleh banyak informasi dari prasasti yang ditemukan.
13 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
Bogor yang ditemukan lima buah, disusul di Jakarta yang menyisakan satu
buah, kemudian di Lebak, Banten yang ditemukan satu buah. Berikut tujuh
prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara tersebut.
2. Prasasti Jambu
14 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
Gambar 9.1 : Prasasti Jambu (sumber : Wikipedia.com)
Prasasti Jambu terdiri dari dua baris aksara Pallawa yang disusun dalam
bentuk seloka bahasa Sanskerta dengan metrum Sragdhara. Pada batu
prasasti ini juga terdapat pahatan gambar sepasang telapak kaki yang
digoreskan pada bagian atas tulisan tetapi sebagian gambar telapak kaki kiri
telah hilang karena batu bagian ini pecah.
Teks:
śrīmāndāta kṛtajnyo
narapatirasamoyahpurātarumayāṃnāmmāśrīpūrṇṇapracuraripuśarābhidyavi
khyātavarmmātasyédampadavimbadvayamarinagarotsādanénityadakṣaM.
bhaktānāyandripānambhavatisukhakarasalyabhūtaṃripuṇāṃ
15 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
kakinya yang senantiasa menggempur kota-kota musuh, hormat kepada
para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-
musuhnya."
16 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
Oleh karena itu prasasti ini disebut Prasasti Kebon Kopi I. Hingga kini
prasasti tersebut masih berada di tempatnya ditemukan ( in situ). Prasasti ini
berada pada koordinat 106°41'25,2" Bujur Timur dan 06°31'39,9" Lintang
Selatan dengan ketinggian 320 m di atas permukaan laut. Area situs ini
merupakan kawasan pertemuan tiga sungai, yaitu Sungai Ciaruteun di
selatan, Sungai Cisadane di timur, Sungai Cianten di barat, serta muara
Sungai Cianten yang bertemu dengan Sungai Cisadane di utara.
Lokasi ini berjarak sekitar 19 kilometer ke arah Barat Laut dari pusat
kota Bogor menuju ke arah Ciampea. Kondisi jalan menuju lokasi cukup
memadai, tetapi dari jalan raya belum dilengkapi dengan penunjuk jalan.
17 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
Dua prasasti lainnya adalah Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Muara Cianten,
keduanya ditemukan tidak jauh dari prasasti ini. Prasasti Kebon Kopi I dan
Prasasti Ciaruteun telah ditata dan diberi cungkup (atap pendopo peneduh).
Sebenarnya ada pula Prasasti Kebon Kopi II yang pernah ditemukan di
lokasi yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi ini, namun kini prasasti
Kebon Kopi II telah hilang.
Teks:
~ ~ jayaviśālasya Tāruméndrasya hastinaḥ ~ ~
Airāvatāṁtasya vibhātīdampadadvayam
Terjemahan:
“Di sini tampak tergambar sepasang telapak kaki …yang
seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?)
kejayaan”
4. Prasasti Tugu
18 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
Prasasti Tugu adalah salah satu prasasti yang berasal dari
Kerajaan Tarumanagara. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian
Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh
Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya. Penggalian sungai
tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir
yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan
yang terjadi pada musim kemarau.
19 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
dipahatkan tegak memanjang ke bawah seakan berfungsi sebagai batas
pemisah antara awal dan akhir kalimat-kalimat pada prasastinya.
Teks:
pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata khyatam purim prapya
candrabhagarnnavam yayau//
pravarddhamane dvavingsad vatsare sri gunau jasa
narendradhvajabhutena srimata purnavarmmana//
prarabhya phalguna mase khata krsnastami tithau caitra sukla
trayodasyam dinais siddhaikavingsakaih
ayata satsahasrena dhanusamsasatena ca dvavingsena nadi ramya
gomati nirmalodaka//
pitamahasya rajarser vvidaryya sibiravanim brahmanair ggo sahasrena
prayati krtadaksina//
Terjemahan:
“Dahulu sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja
yang mulia dan yang memiliki lengan kencang serta kuat yakni
Purnnawarmman, untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali (saluran
sungai) ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22
dari tahta Yang Mulia Raja Purnnawarmman yang berkilau-kilauan
karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji
segala raja-raja, (maka sekarang) dia pun menitahkan pula menggali
kali (saluran sungai) yang permai dan berair jernih Gomati namanya,
setelah kali (saluran sungai) tersebut mengalir melintas di tengah-tegah
tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda (Raja
Purnnawarmman). Pekerjaan ini dimulai pada hari baik, tanggal 8 paro-
gelap bulan dan disudahi pada hari tanggal ke 13 paro terang bulan
Caitra, jadi hanya berlangsung 21 hari lamanya, sedangkan saluran
galian tersebut panjangnya 6122 busur. Selamatan baginya dilakukan
oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan.”
20 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
G a m b a r 1 3 . 1 : P r a s a s ti C i d a n g h i a n g ( s u m b e r : W i k i p e d i a . c o m )
Teks:
vikrantoyaṃvanipatéḥ prabhūḥsatyapara (k) ra (mah)
narèndraddhvajabhūténa śrīmataḥpurṇṇavarmmaṇaḥ'.
Terjemahan:
"Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang
sesungguhnya dari raja dunia, yang Mulia Purnawarman yang
menjadi panji sekalian raja-raja."
21 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
6. Prasasti Muara Cianten
G a m b a r 1 5 . 1 : P r a s a s ti P a s i r A w i ( s u m b e r : W i k i p e d i a . c o m )
Prasasti Pasir Awi terletak di lereng selatan bukit Pasir Awi (± 559 m
dpl) di kawasan hutan Perbukitan Cipamingkis, desa Sukamakmur,
Kecamatan Sukamakmur, Jonggol, kabupaten Bogor Jawa Barat tepatnya
pada koordinat 0°10’37,29” BB (dari Jakarta) dan 6°32’27,57”. Berada di
puncak ketinggian perbukitan, dengan arah tapak kaki atau posisi berdiri
menghadap ke arah utara-timur. Posisi berdiri berada di sisi yang curam
22 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
yang memberikan pandangan luas ke wilayah bukit dan lembah di
bawahnya. Secara spesifik, jika kita berdiri persis di atas tapak kaki, kita
merasakan posisi berdiri yang cukup santai dan tanpa perasaan takut
walaupun berada di sisi yang curam.
B. Arca
1. Arca Rajarsi
Arca Rajasari termasuk arca tua yang tidak diketahui secara pasti lokasi
penemuannya yang asli. Namun, arca ini diperkirakan ditemukan di daerah
Jakarta. Arca Rajasari menggambarkan tentang Raja Purnawarman yang
memiliki sifat seperti Dewa Wisnu.
23 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
2. Arca Wisnu Cibuaya I
24 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
Gambar 18: Arca Wisnu Cibuaya 2 (sumber : DataTempo.com)
25 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata tarumanagara berasal dari kata taruma dan nagara. Nagara artinya
kerajaan atau negara sedangkan taruma berasal dari kata tarum yang
merupakan nama sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum. Pada
muara Citarum ditemukan percandian yang luas yaitu Percandian Batujaya
dan Percandian Cibuaya yang diduga merupakan peradaban peninggalan
Kerajaan Taruma.
B. Saran
26 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pendiri-kerajaan-tarumanegara/
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/161458179/kerajaan-
tarumanegara-raja-raja-puncak-kejayaan-dan-peninggalan
https://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/01/123324579/peninggalan-
kerajaan-tarumanegara
27 | S e j a r a h K e r a j a a n T a r u m a n e g a r a