Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEJARAH

KERAJAAN TARUMANEGARA

DISUSUN OLEH
NAMA KELOMPOK 4
1. KRISPINA DARLA
2. FLAGIA ROLLA
3. EGI ARDIANSYAH
4. BOY TRI JUNIARTO
5. OKTAVIANUS ALES

KELAS X IPS 3
SMA NEGERI 2 SENGAH TEMILA
KECAMATAN SENGAH TEMILA
KABUPATEN LANDAK
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya.

Adapun judul yang penulis ambil adalah sebagai berikut: “KERAJAAN


TARUMANEGARA”.

Tujuan pembuatan Makalah ini adalah untuk memenuhi nilai mata pelajaran Sejarah.
Dalam penyusunan ini penulis telah mendapat banyak bantuan, dorongan, serta bimbingan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas kelompok ini.

Penulis menyimpulkan bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi perbaikan lebih lanjut. Akhir kata, harapan penulis adalah semoga tugas
kelompok ini bermanfaat bagi teman-teman.

Pahauman, 31 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN..........................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................

C. Tujuan Masalah...................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara.......................................................

B. Letak dan Wilayah Kekuasaan ...........................................................................

C. Kehidupan di Kerajaan Tarumanegara...............................................................

D. Raja - Raja di Kerajaan Tarumanegara ..............................................................

E. Prasasti – Prasasti Kerajaan Tarumanegara .......................................................

F. Sumber – Sumber Sejarah ..................................................................................

G. Keruntuhan Kerajaan tarumanegara...................................................................

BAB III

PENUTUP.......................................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................

B. Saran...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di
wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu
kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah
kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman
(382-395). Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia
lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa,
Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru
Jayasinghawarman.
itu tadi sedikit latar belakang berdirinya Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara
termasuk kerajaan tertua diindonesia. Lalu bagaimana selengkapnya berdirinya sejarah Kerajaan
Tarumanegara ? Lokasi dan wilayah kekuasaan ? Bagaimana kehidupan di Kerajaan
Tarumanegara ? Siapa sajakah yang pernah menjadi raja di Tarumanegara ? Bagaimana
peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumanegara ? dan Sumber – sumber sejarahnya ? itu semua
akan dijelaskan dimakalah ini .

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara ?


2. Dimana lokasi dan wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara ?
3. Bagaimana kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ?
4. Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Tarumanegara ?
5. Bagaimana peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumnegara ?
6. Darimana saja sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara ?
7.Bagaimana runtuhnya Kerajaan Tarumanegara ?

C. Tujuan
1. Untuk membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian
2. Kita bisa mengenal dan mengetahui sejarah Kerajaan Tarumanegara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika memimpin


pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus
menyerang kerajaan Salakanagara. Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan
kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama
Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum, yaitu
tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang banyak
sekali terdapat di tempat ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain untuk
pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan
terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.
Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia
lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa,
Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru
Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang
memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli
berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk
mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah –
naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut
catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M,
666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.

B. Letak Dan Wilayah Kekuasaan

Sebelum mengetahui letak kraton kerajaan Tarumanegara, dari temuan tempat prasasti itu
dapat diperkirakan luas kerajaan Tarumanegara. Prasasti Ciaruon atau prasasti Ciareteun,
ditemukan di daerah Cimpea, Bogor. Kemudian prasasti kebun kopi yang ditemukan di daerah
kampong hilir kecamatan cibung-bulang. Kemudian prasasti kebun jambu, ditemukan di daerah
bukit koleangkak 30 km sebelah barat bogor. Kemudian prasasti tugu ditemukan di daerah Tugu,
clincing, Jakarta Utara.
Dari temuan letak prasasti tersebut dapat diketahui daerah yang masuk dalam wilayah
kerajaan Tarumanegara. Wilayah kerajaan Tarumanegara meliputi pesisir Jakarta hingga
pedalaman di kaki gunung Gede (lihat gambar 1.). Selain itu dari prasasti dapat diketahui fungsi
dari suatu daerah. Pada prasasti Tugu yang dikatakan bahwa pembuatan prasasti itu untuk para
brahmana yang telah membuat terusan pada kali candrabhaga yaitu kali Gomati. Sehingga dapat
dikatakan bahwa wilayah dtemukannya prasasti Tugu merupakan daerah para Brahmana. Para
Brahmana kerajaan Tarumanegara tinggal di daerah pesisir pantai. Dapat dikatakan mereka
datang ke Nusantara dengan para pedagang India.
Dapat di duga pula pada prasasti kebun jambu yang ditemukan di dekat sungai Cisadane,
di bukit Koleangkak, Banten selatan. Dalam prasasti itu dapat ditafsirka sebagai prasasti
penaklukan suatu wilayah. Dalam prasasti itu dikatakan bahwa raja Purnawarman merupakan
raja yang disegani oleh musuh-musuhnya. Senantiasa menggempur kota-kota musuhnya.

C. Kehidupan Di Kerajaan Tarumanegara

1. Kehidupan Politik

Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti diketahui bahwa raja yang pernah
memerintah di tarumanegara hanyalah raja purnawarman dan raja yang telah berhasil
meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti tugu yang menyatakan raja
purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Oleh karena itu rakyat hidup
makmur dalam suasana aman dan tenteram.

2. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya
raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya.
Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap
penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda
penghormatan kepada para dewa.

3. Kehidupan Ekonomi

Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk


membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan ini mempunyai arti ekonomis
yang besar bagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana pencegah banjir serta
sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di kerajaan tarumanegara dengan dunia
luar. Juga dengan daerah-daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat
sudah berjalan teratur.

4. Kehidupan Budaya

Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan
sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan
masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-
prasasti tersebut menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan
Tarumanegara.
D. Raja-Raja Di Kerajaan Tarumanegara

Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun
669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa.
Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri
Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri
Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh
kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara berakhir
dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk
kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan
Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan
memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.

Raja-raja Tarumanegara:

1. Jayasingawarman 358-382 M
2. Dharmayawarman 382-395 M
3. Purnawarman 395-434 M
4. Wisnuwarman 434-455 M
5. Indrawarman 455-515 M
6. Candrawarman 515-535 M
7. Suryawarman 535-561 M
8. Kertawarman 561-628 M
9. Sudhawarman 628-639 M
10. Hariwangsawarman 639-640 M
11. Nagajayawarman 640-666 M
12. Linggawarman 666-669 MC.

E.Prasasti-Prasasti Kerajaan Tarumanegara

1. Prasasti Ciaruteun

Salinan gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom of West Java From
Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor.
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara
sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta
yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping
itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.
Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya
prasasti tersebut).

Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya penguasa)
sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman
yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat
2. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di
perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahwa
Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji
pemerintahan raja Mulawarman.

3. Prasasti Kebonkopi

Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor .


Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan
tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

4. Prasasti Muara Cianten


Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.
Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

5. Prasasti Pasir awi

Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam aksara ikal yang
belum dapat dibaca.

6. Prasasti Cidanghiyang

Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai
Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan
tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

7. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu di Museum Nasional. Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan
Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan
isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa
hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut.
Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:
Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai
Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan
tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu
yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan
angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan
bulan Februari dan April.
Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana
disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.
F. Sumber-Sumber Sejarah

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber yang berasal dari
dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa tujuh buah prasasti batu yang
ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini
diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan
beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar
sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan
Salakanagara.
Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Tiongkok antara lain:
Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan bahwa di
Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama Buddha, yang banyak adalah orang-
orang yang beragama Hindu dan sebagian masih animisme.
Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-
lo-mo yang terletak di sebelah selatan.
Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang utusaan
dari To-lo-mo.
Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis
penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.
Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat
diketahui beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara.
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan
prasast-prasati tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman.
Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh Jawa Barat
yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.

G. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara diperkirakan runtuh pada sekitar abad ke-7 Masehi. Hal ini
didasarkan pada fakta bahwa setelah abad ke-7, berita mengenai kerajaan ini tidak pernah
terdengar lagi baik dari sumber dalam negeri maupun luar negeri . Para ahli berpendapat bahwa
runtuhnya Kerajaan Tarumanegara kemungkinan besar disebabkan karena adanya tekanan dari
Kerajaan Sriwijaya yang terus melakukan ekspansi wilayah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan India
di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada
aspek lain missal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan –
peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India
Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya
Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri

B. Saran

Dari keberadaanya kerajaan Tarumanegara di wilayah kita pada masa yang lalu. Maka
kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku
dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan
memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin
kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah
kita bersama – sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi
kebanggaan kita semua

Anda mungkin juga menyukai