DISUSUN
O
L
E
H
JEANETTE A. LOMIKALE
YAKOBUS RESON W. NAMU
LEONARDUS AHA
SERAFINUS G. SEINGO
RAYMUNDUS B. MANUK
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..……………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….2
Kerajaan Tarumanegara
Sepuluh tahun berjalan ternyata desa ini banyak didatangi oleh orang-
orang, sehingga Tarumadesya menjadi besar. Pada akhirnya wilayah
yang hanya setingkat desa tersebut berkembang menjadi kota
(nagara).
a. Prasasti Ciareteun
Pada prasasti ini ditemukan ukiran laba-laba dan telapak kaki serta
sajak beraksara palawa dalam bahasa Sanskerta. Berdasarkan
pembacaan oleh Poerbatjaraka dalam (Hardiati, 2010, hlm.50) prasasti
ini berbunyi:
“Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang
Mulia Sang Purnavarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah
berani di dunia”.
Prasasti Ciareteun, peninggalan Kerajaan Tarumanegara.
Isi dari tulisan yang dituliskan dalam prasasti pasir jambu adalah
sebagai berikut. (Hardiati, 2010, hlm. 50)
“Tapak kaki ini adalah tapak kaki Sri Purnawarman raja Tarumanegara.
Baginda termasyhur gagah berani, jujur dan setia menjalankan
tugasnya, dan tak ada taranya. Baginda selalu berhasil membinasakan
musuh-musuhnya. Baginda hormat kepada para pangeran tetapi
sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya, serta melindungi mereka yang
memberikan bantuan kepadanya”.
Ditemukan di pasir asi, Bogor. Dalam prasasti ini juga terdapat gambar
telapak kaki dan tulisan ikal. Namun, sayangnya isi dari prasasti ini
belum dapat disimpulkan oleh para ahli.
Prasasti pasir awi, peninggalan kerajaan tarumanegara
“Di sini nampak sepasang tapak kaki… yang seperti Airwata, gajah
penguasa taruma (yang) agung dalam … dan (?) kejayaan.”
Gambar prasasti Kebun Kopi (Kebon Kopi)
“Dahulu sungai yang bernama candra bhaga telah (disuruh) gali oleh
Maharaja Purnamarwan. Maharaja yang mulia mempunyai lengan
yang kuat. Setelah sampai ke istana kerajaan yang termasyhur, sungai
dialirkan ke laut.
Di dalam tahun ke-22 dari takhta yang mulia raja Purnawarman yang
gemerlapan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi
panji-panji dari segala raja-raja.
Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik tanggal 8 paro petang bulan
Phalguna dan selesai pada tanggal 13 paro terang bulan Caitra, hanya
21 hari saja sedang galian itu panjangnya 6122 tumbak. Upacara
(selamatan) itu dilakukan oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi
yang dikorbankan.”
Sumber sejarah dari luar negeri didapatkan dari berita musafir China
yang bernama Fa-Hien. Fa-Hien dating ke tanah Jawa pada tahun 414
M untuk membuat catatan mengenai keberadaan kerajaan To-lo-mo.
Kerajaan yang di maksud ternyata mengarah pada kerajaan
Tarumanegara.
Kendati demikia, ada juga yang mengatakan bahwa raja yang pernah memerintah
kerajaan Tarumanegara terdiri dari 13 (tiga belas) Raja. Adapun ketiga belas raja
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sri Baginda Maha Raja Diraja Guru Jaya Singa Warman Jagat Pati atau dikenal
juga dengan nama Manik Maya.
2. Kemudian Sri Baginda Maha Raja Resi Prabu Darmansyah Warman Jagat Pati.
3. Sri Baginda Maha Raja Purnawarman dikenal juga dengan nama Raja Resi
Dewa Raja, Bima Prakarma Sang Iswara Digwijaya Surya Maha Purusa Jagat
Pati, Sang Hyang Bhatara Surya. Nama-nama tersebut merupakan julukan raja
sesuai dengan kekuatannya.
4. Sri Baginda Maha Raja Surya Warman Jagat Pati atau dikenal juga dengan nama
Kamajaya.
5. Selanjutnya Sri Baginda Maha Raja Wisnu Warman Jagat Pati atau dikenal juga
dengan nama Raja Resi Dewa Raja Ke 2.
6. Kemudian Sri Baginda Maha Raja Indra Warman Jagat Pati atau dikenal juga
dengan nama Raga Sakti.
7. Sri Baginda Maha Raja Candra Warman Jagat Pati yang dikenal juga dengan
nama Pangeran Rama Jaksa Patikusuma.
8. Selanjutnya Sri Baginda Maha Raja Samba Warwan Jagat Pati atau Pangeran
Sanggabasah.
9. Sri Baginda Maha Raja Prabu Kerta Warman Jagat Pati.
10. Sri Baginda Maha Raja Satapa Suda Warman Jagat Pati atau dikenal juga
dengan nama Bhatara Brahma.
11. Sri Baginda Maha Raja Murti Warman atau dikenal juga dengan nama Dewa
Murti Warman Jagat Pati.
12. Selanjutnya yakni Sri Baginda Maha Raja Prabu Naga Jaya Warman Dharma
Satya Cipu Jaga Satru.
13. Sri Baginda Maha Raja Resi Guru Lingga Warman Padma Hariswangsa
Panunggalan Tirtabhumi atau lebuh dikenal dengan nama julukan Pengeran
Lingga Kusuma Yudha
Nah demikian ketiga belas raja yang pernah memimpin kerajaan Tarumanegara atau
Tarumanagara. Dari 13 (tiga belas) raja Tarumanegara yang pernah berkuasa, yang
paling terkenal adalah Raja Purnawarman. Dia bahkan dinobatkan sebagai raja yang
paling sukses memimpin kerajaan Tarumanegara. Raja Purnawarman Memimpin pada
Tahun 395 sampai 434 Masehi.
BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa belajar tentang
sejarah kerajaan Hindu-Buddha sangat bermanfaat untuk siswa/siswi
Sekolah Menengah Kejuruan maupun sekolah menengah atas.