KELOMPOK 1
DISUSUN
O
L
E
H
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.2. Cahaya ............................................................................................ 4
2.3. Magnet ........................................................................................... 6
2.4. Udara .............................................................................................. 8
3.1. Kesimpulan .................................................................................... 10
3.2. Saran .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11
Sejarah Kerajaan Kalingga
Menurut berita Cina, di sebelah timur Kalingga ada Poli (Bali sekarang),
di sebelah barat Kalingga terdapat To-po-Teng (Sumatra). Dari berita
tersebut tampak jelas bahwa Kalingga terletak di Jawa Tengah.
Isi prasasti menjelaskan mengenai mata air yang amat bersih dan
jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut diibaratkan sama
dengan Sungai Gangga di India. Terdapat gambar-gambar lambang
Hindu seperti: keong, kendi, trisula, cakra, bunga teratai dan kapak di
dalam prasasti.
Prasasti Sojomerto
Candi Angin
Menurut para peneliti, Candi Angin bahkan lebih tua dari Candi
Borobudur. Beberapa Ahli malah berpendapat bahwa Candi ini
dibangun oleh manusia purba karena belum terdapat ornamen-
ornamen Hindu-Buddha.
Candi Bubrah
Candi Bubrah merupakan salah satu Candi Buddha yang berada dalam
kompleks Candi Prambanan. Tepatnya, di antara Percandian Rara
Jonggrang dan Candi Sewu. Candi ini ditemukan di Dukuh Bener, Desa
Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa
Tengah.
Disebut candi Bubrah karena Candi ini ditemukan dalam keadaan rusak
yang dalam bahasa Jawa adalah “bubrah”. Perkiraan para Ahli, Candi ini
dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno yang
masih berhubungan dengan Kerajaan Kalingga.
Terlebih lagi mulai abad ke-7, yakni ketika masa pemerintahan Ratu Shima,
kerajaan Ho-Iing sudah menjadi pusat kebudayaan Budha Hinayana.
Kerajaan Kalingga ini juga memiliki peninggalan berupa prasasti, candi dan
situs sejarah, diantaranya berikut.
Prasasti
Peninggalan berupa prasasti ada dua buah yang ditemukan di daerah pesisir
pantai utara pulau Jawa serta diyakini sebagai peninggalan Kalingga asli.
Dalam prasasti tersebut tersirat bukti jika memang pada zaman dahulu benar
adanya kerajaan besar yang berdiri di kawasan pesisir pantai utara Jawa, yakni
Kerajaan Kalingga.
1. Prasasti Tukmas
Prasasti Tukmas
Aksara yang digunakan lebih muda jika dibandingkan dengan aksara yang
digunakan pada masa Purnawarman.
Prasasti yang dipahatkan pada sebuah batu besar alam yang lokasinya
berdekatan dengan sebuah mata air sekitar abad ke-7 M.
Pada prasastiTukmas ini gak ada gambar trisula, endi, cakra, kapak,
kalangsangka sertabungai teratai yang merupakan lambang hubungan antara
manusia dengan para dewaHindu.
2. Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto
Ukuran prasastiSojomerto pun cukup besar, yakni dibuat pada batu andesit
setinggi 78 cm denganpanjang 43 cm dan tebal 7 cm. Tulisan yang tertera
terdiri hingga 11 barisdengan sebagian barisnya sudah rusak terkikis usia.
Isi dari prasasti Sojomerto ini bersifat keagamaan Siwais yang memuat
keluarga dari tokoh utama yakni Dapunta. Seperti ibunya yang bernama
Bhadrawati, ayahnya yang bernama Santanu serta istrinya yang bernama
Sampula.
Tokoh utama Dapunta Salendra adalah cikal bakal dari raja-raja keturunan
angsa Syailendra yang pernah menguasai kerajaan Mataram Hindu.
Penemuan dua prasasti inilah yang menjadi bukti kuat jika di kawasan pantai
utara Jawa Tengah, Dulunya merupakan pusat berdirinya Kerajaan Kalingga,
sebuah kerajaan bercorak Hindu Siwais yang dipimpin oleh Ratu Shima.
Sosok ratu yang begitu disiplin dan memegang teguh seluruh peraturan yang
berlaku di dalam Kerajaan.
Candi dan situs bersejarah ini sama-sama ditemukan pada area puncak Gunung
Muria. Semua candi dan situs tersebar di hampir seluruh puncak gunung.
Berikut beberapa peninggalan yang harus diketahui.
1. Candi Angin
Hingga saat ini belum ada orang yang bisa menjelaskan bagaimana cara untuk
mengangkut arca tersebut sampai ke puncak gunung, mengingat medannya
yang begitu sulit.
Kerajaan yang juga kerap disebut dengan nama Ho-Ing ini mengalami masa
keemasan pada saat kepemimpinan Ratu Shima yang terkenal dengan
kedisiplinannya.
Hal ini membuat kerajaan-kerajaan lain di tanah air merasa segan, hormat dan
kagum sekaligus penasaran dengan kepemimpinan Ratu Shima.
Pada kala ini, perkembangan segala macam budaya juga begitu pesat,
termasuk perkembangan agama Budha yang berjalan dengan harmonis dan
sangat rukun.
Dari kebudayaan baru inilah lahir istilah Tanibala yakni kelompok masyarakat
yang bermata pencaharian dengan bercocok tanam (bertani).
Sikap disiplin dan ketaatan inilah Ratu Shima berhasil membawa kemajuan dan
kejayaan pada Kalingga.
Namun hingga saat ini hasil penelitian yang paling banyak mendapat
dukungan menunjukkan bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya adalah di
Palembang. Hanya saja, ketika pusat kerajaan tersebut mengalami
kemunduran, pusat pemerintahan Sriwijaya pindah ke Jambi.
Prasasti
Talang Tuo
Prasasti Srilanka
Sumber Cina yang lain menyebutkan pada tahun 1156 raja Srimaharaja
mengirim utusan ke Cina , juga pada tahun 1178.
Hal itu tercatat dengan baik dalam prasasti Nalanda, yang saat ini
berada di Universitas Nawa Nalanda, India. Bahkan bentuk asrama itu
mempunyai kesamaan arsitektur dengan candi Muara Jambi, yang
berada di Provinsi Jambi saat ini.
1. Candi Sukuh
Candi Sukuh terletak di Desa Berjo,
Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, 36 km dari Surakarta atau 20 km
dari Kota Karanganyar.Menurut perkiraan, Candi Sukuh ini dibangun pada tahun 1437
Masehi dan masuk kedalam jenis candi Hindu dengan bentuk piramid. Struktur
bangunan Candi Sukuh memiliki bentuk yang unik dan berbeda dengan candi
peninggalan Kerajaan Majapahit yang lain dan di sekitar reruntuhan Candi Sukuh ini
juga terdapat banyak objek Lingga dan Yoni yang melambangkan seksualitas dengan
beberapa relief serta patung yang memperlihatkan organ intim dari manusia. Candi ini
ditemukan pada tahun 1815 oleh residen Surakarta bernama Johnson yang ditugaskan
oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data dari bukunya yakni “The
History of Java”. Kemudian pada tahun 1842, candi ini juga sudah diteliti oleh
Arekolog dari Belanda bernama Van der Vlies dan kemudian dipugar pada tahun 1928.
Candi Sukuh kemudian diusulkan menjadi salah satu situs warisan dunia pada tahun
1995.
Desain sederhana dari candi ini membuat seorang arkeolog asal Belanda yakni W.F.
Stutterheim di tahun 1930 memberikan argumentasinya yakni pemahat dari Candi
Sukuh ini bukanlah dari seorang tukang batu namun seorang tukang kayu desa dan
bukan dari kalangan keraton. Candi ini juga dibuat dengan terburu-buru yang tampak
dari kurang rapihnya bangunan candi tersebut dan argumen terakhirnya adalah keadaan
politik di masa tersebut yakni saat menjelang runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat
candi tersebut tidak bisa dibuat dengan mewah dan indah. Saat masuk ke pintu utama
dan melewati gapura besar, maka bentuk arsitektur khas tidak disusun secara tegak lurus
akan tetapi berbentuk sedikit miring trapesium lengkap dengan atap pada bagian
atasnya. Sedangkan warna bebatuan di candi ini berwarna sedikit merah sebab memakai
bebatuan andesit.
Artikel terkait:
Pada bagian teras ketiga ada pelataran berukuran besar dengan candi induk serta
beberapa buah panel yang dilengkapi dengan relief di bagian kiri dan patung di bagian
kanan. Pada bagian atas candi utama di tengah ada sebuah bujur sangkar seperti tempat
untuk meletakkan sesaji dan terdapat juga bekas kemenyan, hio serta dupa yang dibakar
dan masih sering juga digunakan untuk sembahyang. Sedangkan pada bagian kiri candi
induk ada serangkaian panel lengkap dengan relief yang bercerita tentan mitologi utama
dari Candi Suku, Kidung Sudamala.
Artikel terkait:
Pemugaran ini kemudian banyak mendapatkan krtikan dari pada arkeolog sebab
pemugaran pada situs purbakala tidak dapat dilakukan tanpa dipelajari dengan
mendalam, selain itu ada beberapa objek hasil dari pemugaran yang sudah dianggap
tidak asli yakni gapura mewah dan meagh di bagian depan kompleks, bangunan kayu
tempat bertapa, patung yang dinisbatkan sebagai Brawijaya V, Sabdapalon,
Nayagenggong dan phallus sera kubus di pucak punden
Artikel terkait:
Pada bagian Barat Daya halaman candi terdapat candi kecil yang berguna sebagai
pelengkap Candi Jabung. Candi menara ini dibangun dengan material batu bata dengan
ukuran 2.55 meter serta tinggi 6 meter. Arsitektur Candi Jabung terdiri dari bagian
batur, kaki, tubuh dan juga atap dengan bentuk tubuh bulat yang berdiri diatas kaki
candi bertingkat 3 bentuk persegi. Sementara bagian atapnya berbentuk stupa namun
sudah runtuh di bagian puncak dan pada atap tersebut dilengkapi dengan motif suluran.
Pada bagian bilik candi ada lapik arca yang berdasarkan dari inskripsi pada gawang
pintu masuk Candi Jabung didirikan pada tahun 1276 Saka atau 1354 Masehi.
Artikel terkait:
Sementara untuk bagian tubuh diatas pintu juga terdapat relief hiasan kala dan hiasan
suluran, sedangkan untuk bagian atap juag dilengkapi dengan relief berhias rumit yakni
kepala kala diapit dengan singa, relief matahari, naga berkaki, relief bermata satu atau
monocle cyclops dan juga kepala garuda. Relief ini dalam kepercayaan budata
Majapahit untuk pelindung dan penolak bahaya, sedangkan pada sayap kanan terdapat
relief yang menceritakan kisah Ramayana serta pahatan hewan bertelinga panjang.
Artikel terkait:
Artikel terkait:
Artikel terkait:
Storyteller
Berdirinya Majapahit
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan
Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu
tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan
tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama
resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah.
Beberapa orang terpercaya Kertarajasa,
termasuk Ranggalawe, Sora dan Nambi memberontak melawannya,
meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Pemberontakan
Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran
Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik dan Ra Tati. Semua ini
tersebut disebutkan dalam Pararaton.
Raja-raja Majapahit
Silsilah wangsa Rajasa, keluarga penguasa Singhasari dan Majapahit.
Penguasa ditandai dalam gambar ini.
Wikramawardhana 1389 – 1429
Aparat birokrasi
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan
pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki
kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-
pejabat di bawahnya, antara lain yaitu: