Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat beserta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ KERAJAAN KALINGGA ” ini.
Makalah ini dibuat dengan maksud dan tujuan agar para pembaca mengetahui
secara jelas tentang Kerajaan Holing / Kalingga, sejarah, kebudayaan, sistem
pemerintahan dan segala seluk beluk dalam kerajaan ini.Terimakasih kami ucapkan
kepada semua pihak yang turut membantu serta mendukung kami dalam proses
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih sangat sederhana dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam
proses belajar khususnya dalam mata pelajaran Sejarah.
Indri Astuti
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Letak Kerjaan Holing ...................................................................................................... 3
B. Sumber Sejarah ................................................................................................................. 4
C. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kalingga .................................................................. 4
D. Keruntuhan Kerajaan Kalingga ...................................................................................... 8
E. Peninggalan Kerajaan Kalingga...................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan bercorak Budha. Pusat
pemerintahan diperkirakan di wilayah Kabupaten Jepara saat ini. Dalam berita
Cina kerajaan ini disebiut Holing. Di sana dijelaskan bahwa pada abad ke 7 di
Jawa Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan. Rakyat dari kerajaan
tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta mempunyai sumber
air asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan dan kebohongan.
Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaat dalam bercocok tanam.
Kerajaan Kalingga memiliki pertalian dengan Kerajaan Galuh. Putri
dari Ratu Shima yang dikenal sebagai Putri Parwati menikah dengan putra
mahkota Kerajaan Galuh yang dikenal sebagai Mandi minyak, kemudian
menjadi raja kedua di Kerajaan Galuh. Setelah Maharani Shima meninggal di
tahun 732 M, Sanjaya menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian
disebut Bumi Mataram. Ia kemudian menjadi pemuka dari sebuah dinasti atau
wangsa terkenal sebagai Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno (Hindu).
Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana,
yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Raja Sanjaya juga
menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi
Sambara. Ia memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.
B. Batasan Masalah
a. Latar belakang berdirinya Kerajaan Kalingga?
b. Kapan awal berdirinya kerajaan Kalingga?
c. Bagaimana aspek ekonomi, budaya, sosial dan politik Kerajaan Kalingga?
d. Bagaimana berakhirnya masa Kerajaan Kalingga?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui kapan berdirinya Kerajaan Kalingga.
b. Mengetahui letak Kerajaan Kalingga.
1
c. Mengetahui asal mula atau latar belakang Kerajaan Tersebut.
d. Mengetahui bagaimana keadaan akhir kerajaan Kalingga.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
B. Sumber Sejarah
Bukti keberadaan Kerjaan Kalingga diketahui melalui adanya Prasasti
peninggalan Kerajaan Ho-ling yaitu Prasasti Tukmas. Prasasti ini ditemukan di
Desa Dakwu daerah Grobogan, Purwodadidi lereng Gunung
Merbabudi Jawa Tengah. Prasasti bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa
Sansekerta. Prasasti menyebutkan tentang mata air yang bersih dan jernih.
Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai
Gangga di India. Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi,
kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan
hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
Sementara di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang,
Jawa Tengah, ditemukan Prasasti Sojomerto. Prasasti ini beraksara Kawi dan
berbahasa Melayu Kuna dan berasal dari sekitar abad ke-7 masehi. Prasasti ini
bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya,
Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama
Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari
berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal
raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram
Hindu.
Kedua temuan prasasti ini menunjukkan bahwa kawasan pantai utara
Jawa Tengah dahulu berkembang kerajaan yang bercorak Hindu Siwais.
Catatan ini menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan Wangsa
Sailendra atau kerajaan Medang yang berkembang kemudian di Jawa Tengah
Selatan.
4
adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, selalu diberikan sangsi tegas.
Rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak
seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar segala
perintahnya. Diceritakan, mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar
selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian. Ia menerapkan
hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri.
Pada suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar
mengenai kemashuran rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat
hukum. Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung uang emas di
persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga yang
berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya. Hingga
tiga tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya.
Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada
putranya, dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan
putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan
miliknya, para menteri mohon pengampunan lagi, akhirnya ratu
memerintahkan agar jari-jari kaki putra mahkota itu yang dipotong, sebagai
peringatan bagi penduduk seluruh kerajaan. Mendengar itu raja Ta-shih takut
dan mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan Ratu Shima
b. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal
ini disebabkan karena sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di
samping sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat
sangat menghormati dan mentaati segala keputusan Ratu Sima. Ratu sima tidak
pernah memihak dalam sosialnya ia hanya membina dan sebagai penguasa
kerajaan. Karena sifat Ratu Sima yang sangat keras ia langsung membanggun
lembaga masyarakat yang sudah jelas fungsi dan tugasnya. Ratu Sima
mendirikan lembaga masyarakat untuk membantu dirinnya dalam mengatasi
rakyatnya. Lembaga yang sudah terbentuk sudah memberlakukan sistem
5
perundang-undangan. Beliau telah membuat dan menyusun perundang-undang
yang sempurna dengan dibantu lembaga masyarakat.
6
meliputi laut China Selatan sampai pantai utara Bali. Tetapi perkembangan
selanjutnya sistem perdagangan Holing mendapat tantangan dari Sriwijaya,
yang pada akhirnya perdagangan dikuasi oleh Sriwijaya. Sehingga Sriwijaya
menjadi kerajaan yang menguasai perdagangan pada pertengahan abad ke-8.
d. Agama
Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh
ajaran Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha.
Holing memiliki seorang pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu
menyebabkan masyarakat Holing mayoritas beragama Budha.
Pada suatu hari, seorang pendeta Budha dari Cina berkeinginan
menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou-ei-Ning. Ia pergi ke Holing
untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina.
Salah satu sumber yang berbicara tentang keagamaan Kerajaan Ho-ling adalah
sumber Cina yang berasal dari catatan perjalanan I-tsing, seorang pendeta
agama Budha dari Cina dan kronik Dinasti Sung. Dikatakan bahwa pada 664-
667 M, pendeta Budha Cina bernama Hwu-ning dengan pembantunya Yun-ki
datang ke Ho-ling. Di sana kedua pendeta tersebut bersama-sama dengan Joh-
na po-t’o-lo menerjemahkan Kitab Budha bagian Nirwana. Terjemahan inilah
yang dibawa pulang ke Cina. Menurut I-tsing, Kitab suci Budha yang
diterjemahkan tersebut sangat berbeda dengan kitab Suci Budha Mahayana.
Menurut catatan Dinasti Sung yang memerintah setelah Dinasti T’ang, terbukti
bahwa terjemahan yang diterjemahkan HwuNing dengan Yun-ki bersama
dengan Njnanabhdra itu adalah kitab Nirwana bagian akhir yang menceritakan
tentang pembakaran jenazah sang Budha, dengan sisa tulang yang tidak habis
terbakar dikumpulkan untuk dijadikan relik suci. Dengan demikian jelas bahwa
Ho-ling tidak menganut agama Budha aliran Mahayana, tetapi menganut
agama Budha Hinayana aliran Mulasarastiwada. Kronik Dinasti Sung juga
menyebutkan bahwa yang memimpin dan mentahbiskan Yun-ki menjadi
pendeta Budha adalah Njnanabhadra.
7
e. Budaya
Mayoritas masyarakatnya memeluk agama budha begitu juga dengan
kebudayaanya banyak di pengaruhi oleh budaya india. Selain agamanya yang
lekat dan kental banyak tercampur dan terpengaruh dengan adat istiadat
kebudayaan orang india hal ini juga berpengaruh pada Ratu Sima karena
menerima dengan baik kebudayaan india masuk di kerajaan holing.
8
kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan
hubungan manusia dengan dewa-dewa hindu.
Sementara di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batangm
Jawa tengah, ditemukan Prasasti Sojomerto. Prasasti ini beraksara Kawi dan
berbahasa Melayu Kuna dan berasal dari sekitar abad ke-7 masehi. Prasasti ini
bersifat agama Siwais. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya,
Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama
Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula.
Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernamaDapunta
Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang
berkuasa Kerajaan mataram Hindu.
Beberapa peninggalan sejarah kerajaan kalingga sebagai berikut :
1. Candi Angin
Candi Angin ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling,
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
9
3. Prasasti Tukmas
Prasasti Tukmas ditemukan di lereng barat Gunung Merapi. Prasasti
bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sansekerta. Prasasti menyebutkan
tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air
tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.
10
karena anugerah dari ratu Shima. Saat ini, prasasti upit disimpan di Museum
Purbakala, Jawa Tengah di Prambanan, Klaten.
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa kerajaan Ho-ling atau Walaing terdapat di desa Kuwu didaerah
Purwodadi atau Grobokan dan hingga kini masih di jumpai yang dalam bahasa
daerah disebut bledug dan orang di situ orang membuat garam dari bledug itu.
Situasi kerajaan ho-ling pada saat itu masyarakatnya telah mengenal
tulisan makan hanya menggunakan jari sertara rajanya tinggal di sebuah
kerajaan yang bertingkat dan beratap.Raja duduk diatas singgasana yang
termuat dari gading.
Keruntuhan kerajaan Ho-ling karena kerajaan tersebut menjadi wilayah
taklukan Sriwijaya.
B. Saran
Kami menyadari makalah kami mempunyai banyak kesalahan yang
disebabkan beberapa kesulitan yang kami alami.Maka kami mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kemajuan makalah ini.Kami
menyarankan agar para pembaca dapat melanjutkan penulisan mengenai materi
tersebut diatas dengan lebih detail
12
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kalingga
http://hibbanurcholis.blogspot.co.id/2013/09/makalah-kerajaan-kalingga.html