Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tentang Kerajaan
Kalingga ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata pelajaran
Sejarah Indonesia. Dalam makalah ini membahas tentang Sejarah kerajaan Kalingga.
Akhirnya kami sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan............................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Kalingga................................................................3
1. Kesimpulan............................................................................................................10
2. Saran......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kerajaan Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) merupakan salah
satu Kerajaan bercorak budha di Indonesia.Kerajaan ini adalah sebuah kerajaan yang muncul
di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Kerajaan ini penduduknya beragama Hindu dan
Budha.
Dalam berita-berita dari Cina dari jaman pemerintahan raja-raja t’ang (681-906) ada
di sebut nama kerajaan Kalingga atau Holing. Letaknya di Jawa Tengah. Tanahnya sangat
kaya, dan disitu ada pula sumber air asin. Rakyatnya hidup makmur dan tentram.
Sejak tahun 674 kerajaan Kalingga di perintah oleh seorang raja perempuan bernama
Shima. Pemerintahannya sangat keras, tetapi berdasarkan kejujuran mutlak. Tidak ada
seorang pun yang berani melanggar hak dan kewajiban masing-masing. Di ceritakan bahwa
sang raja sengaja meletakkan kantong berisi emas di tengah jalan, dan tak ada oranag yang
mempunyai pikiran untuk mengambilnya, sampai tiga tahun kemudian putra mahkota secara
kebetulan menyentuhnya dengan kakinya, dan ia mendapat hukuman dengan kakinya yang
dipotong.
3
• Dapat Memperluas Pengetahuan Siswa Tentang Kerajaan Kalingga.
2. Manfaat Bagi Guru, antara lain :
o Guru Bisa Mengetahui Sejauh Mana Pemahaman Siswa Terhadap Materi Kerajaan
Kalingga.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
3. Catatan dari zaman Dinasti Tang
Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M) memberikan tentang
keterangan Ho-ling sebagai berikut.
Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta Hen
La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak
Pulau Sumatera.
Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.
Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya
terbuat dari gading.
Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa
Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.
Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling
diperintah oleh Ratu Hsi-mo (Shima). Ia adalah seorang ratu yang sangat adil dan bijaksana.
Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram.
4. Catatan I-Tsing
Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa
telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana. Di Ho-ling ada pendeta
Cina bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha ke dalam
Bahasa Cina. Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu
antara lain memuat cerita tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana
dalam agama Buddha Hinayana
6
adalah untuk mencari emas. Dalam sejarah India, terdapat keterangan yang menyebutkan
bahwa sekitar abad pertama Masehi pasokan emas ke India yang didatangi dari Asia Tengan
terhenti. Karena di Asia Tengah terjadi berbagai peperangan.Oleh karena itu kerajaan-
kerajaan yang terdapat di India berusaha mendapatkan emas dari tempat lain yaitu dari
Sumatera/Swarna Dwipa. Dalam hubungan ini kita mengerti bahwa di wilayah Mandailing
yang pada masa lalu hingga kini di dalamnya termasuk kawasan Pasaman terdapat banyak
emas. Bukti-bukti mengenai hal ini banyak sekali. Jadi besar sekali kemungkinan bahwa
tempat yang dituju oleh orang Hindu dari India untuk mencari emas di Swarna Dwipa adalah
daerah Mandailing.
Pada waktu orang Holing/Koling sampai di kawasan Mandailing Godang (waktu
itu kita tidak tahu nama kawasan ini) maka mereka bertemu dengan penduduk
pribumi setempat. Penamaan orang Holing/Koling digunakan untuk menyebutkan orang
Hindu yang berasal dari Negeri Kalingga tersebut dibuat oleh penduduk pribumi.
Setibanya di wilayah Mandailing, orang-orang Holing/Koling tersebut menemukan apa
yang mereka cari yaitu emas. Kita mengetahui melalui sejarah bahwa emas tercatat
sebagai salah satu modal utama dalam berdirinya kerajaan-kerajaan besar dan emas
juga merupakan sumber kemakmuran. Setelah orang-orang Hindu menemukan banyak
emas di kawasan Mandailing yang sekarang ini, mereka kemudian menetap di kawasan
tersebut. Karena orang-orang Holing/Koling menetap di kawasan itu maka dinamakan
Mandala Holing/Koling. Mandala artinya lingkungan atau kawasan. Mandala
Holing/Koling berarti lingkungan atau kawasan tempat tinggal orang-orang
Holing/Koling.
Berdasarkan hipotesis ini kita dapat mengatakan bahwa yang disebut Banua
Holing/Koling itu adalah wilayah Mandailing yang dahulu ditempati oleh orang-orang
Holing/Koling. Dengan kata lain Banua Holing/Koling adalah Mandala Holing/Koling.
Berabad-abad kemudian Mandalan Holing/Koling dikenal sebagai Kerajaan Holing.
2. Apabila melihat dari namanya, Kerajaan Kalingga/Holing kemungkinan didirikan oleh
sekelompok orang India yang mengungsi dari sebelah timur India ke Nusantara. Dugaan ini
didasarkan pada laporan tentang penghancuran daerah Kalingga di India Raja Harsja. Orang
Kalingga yang tersisa melarikan keluarnegeri
7
Letak kerajaan kalingga hingga kini belum dapat di pastikan. Hal itu di sebabkan
karena adanya beberapa pendapat yang yang berbeda dalam membahas letak kerajaan
tersebut, di antaranya :
1. Menurut berita Cina yang berasal dari Dinasti Tang menyebutkan bahwa letak kerajaan
kalingga berbatasan dengan laut sebelah selatan, Tan-Hen-La (Kamboja) di sebelah utara, Po-
Li (Bali) di sebelah timur, dan To-Po-Teng di sebelah barat. Nama lain dari Holing adalah
Cho-Po (jawa) sehingga berdasarkan berita cina tersebut dapat di simpulkan bahwa kerajaan
kalingga / holing terletak di pulau jawa, khususnya jawa tengah.
2. Dalam menentukan letak kerjaan kalingga/holing, J.L. Moens meninjau dari segi
perekonomian, yaitu pelayaran dan perdagangan. Alasannya, selat malaka merupakan selat
yang sangat ramai dalam aktivitas pelayaran perdagangan. Pendapat J.L. Moens ini di perkuat
dengan di pertemukannya sebuah daerah di Semenanjung Malaya yang bernama Keling.
D. Daerah Kekuasaan
Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-
ling diperintah oleh Ratu Sima (Simo) yang dikenal sebagai raja yang patuh menjalankan
hukum kerajaan bahkan diceritakan, barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.
Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram.
Disebutkan bahwa ratu ini seorang pemimpin yang tegas, jujur dan bijaksana, serta
melaksanakan hukum dengan tegas. Ketegasannya dalam menerapkan keadilan ditampilkan
dengan cara menguji kejujuran rakyat Kanjuruhan. Dan cara ini memperlihatkan bahwa raja
dan rakyat Kalingga merupakan negara yang taat hukum, yang dipakai sebagai pedoman
hidup bagi mereka dalam bernegara dan beragama. Dengan kepatuhan terhadap hukum,
kerajaan Kalingga mendapatkan ketentraman dan kemakmuran.
Putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang
bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani
8
Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan
Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya
yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M). Setelah Maharani
Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja
Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan
Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.
Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan
Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri
Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai
Panangkaran.
1. Kehidupan Agama
Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh ajaran Budha.
Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha. Holing memiliki seorang
pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu menyebabkan masyarakat Holing mayoritas
beragama Budha.
2. Kehidupan Politik
Berdasarkan berita cina di sebutkan bahwa kerajaan kalingga / holing di perintah oleh
seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras namun
adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, Ratu Sima selalu memberikan sanksi yang tegas.
Rakyat tunduk dan patuh terhadap segala perintah Ratu Sima bahkan tidak seorang pun
rakyat maupun pejabat kerajaan yang melanggar segala perintahnya.
3. Kehidupan Ekonomi
9
memperhatikan pendidikan. Hal itu terbukti dengan adanya rakyat Holing telah mengenal
tulisan dan ilmu perbintangan.
4. Kehidupan Budaya
1. Prasasti Tukmas
10
bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Dapunta Selendra adalah cikal-
bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
3. Candi Angin
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) merupakan salah
satu Kerajaan bercorak budha di Indonesia.Kerajaan ini adalah sebuah kerajaan yang muncul
di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Kerajaan ini penduduknya beragama Hindu dan
Budha.
Sumber sejarah kerajaan kalingga ini kebanyakan diperoleh dari sumber Cina, tradisi
atau kisah setempat, dan naskah cerita parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian.
Sumber-sumber manuskrip Cina ditulis pada masa Dinasti Tang, oleh I-Tsing yang menyebut
kerajaan ini dengan nama Ho-ling (Kalingga) dan berlokasi di Cho-po (Jawa).
Pada tahun 674 Masehi, kerajaan kalingga/holing diperintah oleh seorang raja putri yang
bernama Ratu Sima. Ratu sima merupakan raja yang terkenal di pemerintahan kerajaan
holing. Dibawah kekuasaan Ratu sima ini, kerajaan kalingga/holing mengalami masa
kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup dengan tenteram dan makmur. Mereka tunduk
dan patuh terhadap segala perintah ratu sima bahkan tidak ada seorang pun rakyat atau
pejabat kerajaan yang berani melanggarnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://aulia11ips2-04.blogspot.com/2013/11/makalah-kerajaan-holing.html
http://harneycute.blogspot.com
http://sabenggo1.blogspot.com/2013/12/sejarah-kerajaan-kalingga.html
Hapsari,Ratna.2013.Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta:Erlangga.
13