Anda di halaman 1dari 17

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia secara resmi memiliki sistem pemerintahan pertama kali pada
sehari setelah kemerdekaannya,yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.Pada saat itu,
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensiil.Namun, sistem
pemerintahan di Indonesia sebenarnya telah dimulai dari sebelum
kemerdekaannya, yaitu sistem pemerintahan yang dianut oleh kerajaan-kerajaan
Hindu-Budha yang telah ada sebelum kemerdekaan Indonesia bahkan sebelum
Belanda datang.
Indonesia terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta
berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu ikut terlibat dalam
kegiatan perdagangan dan pelayaraninternasional, khususnya antara India dengan
China. Hal ini menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India
merupakannegara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu
dalambentuk budaya Hindu.
Pada umumnya, para ahli cenderung kepada pendapat yang menyatakan
bahwa masuknya budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan disebarluaskan oleh
orang-orang Indonesia sendiri.Bukti tertua pengaruh budaya India di Indonesia
adalah penemuan arca perunggu Buddha di daerah Sempaga (Sulawesi
Selatan).Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua dalam Bahasa Sanskerta
dan Malayu kuno.Berita yang disampaikan prasasti-prasasti itu memberi petunjuk
bahwa budaya Hindu dan Buddha menyebar di Kerajaan Kalingga dan Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-7. Hal ini menjadi dasar penulis dalam pembuatan
makalah sejarah yang berjudul “Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Sriwijaya”.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Kerajaan Kaling
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Kerajaan Kalingga (Holing)?
2. Bagaimana letak geografis Kerajaan Kalingga (Holing)?

1
3. Bagaimanakah pemerintahan dan kehidupan masyarakat Kerajaan
Kalingga (Holing)?
4. Bagaimana masa kejayaan Kerajaan Kalingga (Holing)?
5. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Kalingga (Holing)?
6. Apasaja peninggalan Kerajaan Kalingga (Holing)?
7. Bagaimana aspek kehidupan Kerajaan Kalingga (Holing)?

1.2 Tujuan Penulisan


Secara umum makalah ini betujuan untuk memberi pengetahuan dan
informasikepada pembaca lebih luas mengenai perkembangan tradisional budaya
dan agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Makalah ini juga memiliki tujuan
khusus yaitu:
1. Mengkaji sejarah terbentuknya Kerajaan Kalingga (Holing) dan Kerajaan
Sriwijaya di Indonesia.
2. Mengetahui letak geografis Kerajaan Kalingga (Holing) dan Kerajaan
Sriwijaya di Indonesia.
3. Mengkajipemerintahan dan kehidupan masyarakatKerajaan Kalingga
(Holing) dan Kerajaan Sriwijaya di Indonesia.
4. Mengetahui masa kejayaan Kerajaan Kalingga (Holing) dan Kerajaan
Sriwijaya di Indonesia.
5. Mengkaji runtuhnya Kerajaan Kalingga (Holing) dan Kerajaan Sriwijaya
di Indonesia.
6. Mengetahui peninggalan Kerajaan Kalingga (Holing) dan Kerajaan
Sriwijaya di Indonesia.
7. Mengkaji aspek kehidupan Kerajaan Kalingga (Holing) dan Kerajaan
Sriwijaya di Indonesia.

1.3 Manfaat

2
Makalah sejarah ini memiliki beberapa manfaat baik bagi pemerintah,
masyarakat, maupun peneliti. Manfaat tersebut antara lain:
a) Bagi Pendidik
Agar pemerintah dapat lebih meningkatkan pelestarian budaya-budaya
di Indonesia, baik pelestarian kerajaan di Indonesia maupun hasil
peninggalan budayanya.
b) Bagi Lembaga
Agar masyarakat dapat lebih mengenal dan meningkatkan pelestarian
budaya-budaya di Indonesia, baik pelestarian kerajaan di Indonesia
maupun hasil peninggalan budayanya.
c) Bagi Peneliti
Agar peneliti dapat meneliti lebih lanjut dan mengembangkan kembali
sejarah-sejarah kerajaan di Indonesia, seperti sejarah hasil peninggalan
budayanya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerajaan Kalingga (Holing)


Kerajaan Kalingga atau Ho-ling(sebutandari sumberTiongkok) merupakan
salah satu kerajaan bercorak Buddha di Indonesia. Kerajaan ini adalah sebuah

3
kerajaan yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Letak pusat
kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara
Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan
ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China,
tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad
kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima
dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi
dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah
diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang
mencuri, akan dipotong tangannya.
Ada 2 penafsiran tentang awal terbentuknya kerajaan Holing,yaitu:

a) Hipotesis Tentang Kerajaan Mandala Holing

Sejak jaman dahulu sudah dikemukakan bahwa di Simangambat terdapat


reruntuhan Candi Siwa (Hindu) dari abad ke-8yang terletak di Sumatera yang
mereka namakan Swarna Dwipa (Pulau Emas).Candi tersebut jauh lebih tua
dari candi-candi di Portibi (Padang Lawas) yang menurut perkiraan para
pakar dibangun pada abad ke-11.

Besar kemungkinan orang Hindu datang ke Mandailing yang terletak di


Swarna Dwipa adalah untuk mencari emas.Orang Hindu yang datang ke wilayah
Mandailing berasal dari negeri atau Kerajaan Kalingga di India. Oleh karena itu
mereka disebut orang Holing atau orang Koling. Ada kemungkinan mereka masuk
dari daerah Singkuang.

Menurut dugaan, setelah orang Holing/Koling tiba di Singkuang,


selanjutnya mereka menyusuri Sungai Batang Gadis ke arah hulunya.Dengan
demikian maka akhirnya mereka sampai di satu dataran rendah yang subur yaitu
di kawasan Mandailing Godang yang sekarang.Pada waktu orang Holing/Koling
sampai di kawasan Mandailing Godang mereka bertemu dengan penduduk
pribumi setempat dan menemukan emas.Kita mengetahui melalui sejarah, bahwa
emas tercatat sebagai salah satu modal utama dalam berdirinya kerajaan-kerajaan

4
besar dan emas juga merupakan sumber kemakmuran.Setelah orang-orang Hindu
menemukan banyak emas di kawasan Mandailing yang sekarang ini, mereka
kemudian menetap di kawasan tersebut.Karena orang-orang Holing/Koling
menetap di kawasan itu maka dinamakan Mandala Holing/Koling.Mandala artinya
lingkungan atau kawasan.Mandala Holing/Koling berarti lingkungan atau
kawasan tempat tinggal orang-orang Holing/Koling.Berabad-abad kemudian,
Mandala Holing/Koling dikenal sebagai Kerajaan Holing.

b) Kerajaan Kalingga (Holing) didirikan oleh Orang India

Apabila melihat dari namanya, Kerajaan Kalingga/Holing kemungkinan


didirikan oleh sekelompok orang India yang mengungsi dari sebelah timur
India ke Nusantara.Dugaan ini didasarkan pada laporan tentang penghancuran
daerah Kalingga di India Raja Harsja.Orang Kalingga yang tersisa melarikan
diri keluar negeri.

2.1.1 Letak Geografis Kerajaan Kalingga (Holing)


Berita Cina berasal dari Dinasti T'ang yang menyebutkan bahwa letak
Kerajaan Holing berbatasan dengan Laut Sebelah Selatan, Ta-Hen-La
(Kamboja) di sebelah utara, Po-Li (Bali) sebelah Timur dan To-Po-Teng di
sebelah Barat. Nama lain dari Holing adalah Cho-Po (Jawa), sehingga
berdasarkan berita tersebut dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Holing
terletak di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah.J.L. Moens dalam
menentukan letak Kerajaan Holing meninjau dari segi perekonomian, yaitu
pelayaran dan perdagangan.Menurutnya, Kerajaan Holing selayaknya
terletak di tepi Selat Malaka, yaitu di Semenanjung Malaya.Alasannya,
Selat Malaka merupakan selat yang sangat ramai dalam aktifitas pelayaran
perdagangan saat itu.Pendapat J.L. Moens itu diperkuat dengan
ditemukannya sebuah daerah di Semenajung Malaya yang bernama daerah
Keling.

5
Gambar 2.1.1 Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kaling

2.1.1.1 politik atau pemerintahan

2.1.1.2 ekonomi

2.1.1.3 sosial dan budaya

2.1.1.4 runtuhnya

2.1.1.5 peninggalan

2.1.1.5.1 prasasti ..........

2.1.2 Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kalingga

Adapun keadaan kerajaan  di Holing dalam jaman itu yang dikabarkan


oleh orang Tiong Hoa  ialah bahwa kota dikelilingi dengan pagar kayu;
rajanya beristana dirumah yang bertingkat, yang ditutup dengan
atap;tempat duduk sang raja adalah Peterana gading. Orang-orangnya

6
sudah pandai tulis-menulis dan mengenal ilmu perbintangan yang sangat
tampak bagi orang Tiong-hoa adalah orang Kaling (Jawa) makan tidak
dengan sendok atau cukit, melainkan jarinya saja. Minuman kerasnya yang
dibuat adalah air yang disadap dari tandan bunga kelapa (Toak). Dikatakan
pula, bahwa tahun 640 atau 648 Masehi kerajaan jawa mengirimkan
utusan ke negeri tiong hoa begitu pula dalam tahun 666. sesudah utusan
jawa ke negeri tiongkok yang kedua kalinya itu dikatakan bahwa tanah
jawa diperintah oleh raja perempuan yakni dalam tahun 674-675 Masehi.

Gambar 2.1.2 Patung Raja Kalingga

Raja yang paling terkenal pada masa Kerajaan Kalingga adalah


seorang raja wanita yang bernama Ratu Sima. Ia memerintah sekitar
tahun   674  M.  Ia dikenal sebagai  raja yang tegas,  jujur, dan sangat
bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas dan seadil-adilnya. Rakyat
patuh terhadap semua peraturan yang berlaku. Untuk mencoba kejujuran
rakyatnya, Ratu Sima pernah  mencobanya, dengan meletakkan pundi-
pundi  di  tengah jalan. Ternyata,  sampai  waktu  yang  lama tidak ada
yang mengusik  pundi-pundi  itu. Akan tetapi,  pada suatu  hari ada
anggota keluarga  istana  yang  sedang  jalan- jalan, menyentuh kantong
pundi-pundi dengan kakinya. Hal ini diketahui  Ratu Sima.Anggota
keluarga  istana  itu dinilai salah dan  harus  diberi hukuman mati.Akan

7
tetapi,  atas  usul persidangan para menteri, hukuman itu diperingan
dengan hukuman potong kaki. Kisah ini menunjukkan, begitu tegas
dan adilnya Ratu Sima. Ia tidak membedakan antara  rakyat dan anggota
kerabatnya sendiri.

Agama  utama   yang  dianut  oleh  penduduk  Kalingga


pada umumnya Buddha.AgamaBuddhaberkembangpesat. Bahkan pendeta
Cina yang bernama Hwi-ning datang di Kaling dan tinggal selama tiga
tahun. Selama di Kalingga, ia menerjemahkan kitab suci agama Buddha
Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam usaha menterjemahkan kitab itu
Hwi- ning dibantu oleh seorang pendeta bernama Jnanabadra.

Kepemimpinan  raja yang adil, menjadikan  rakyat hidup teratur,


aman, dan tenteram. Mata  pencaharian penduduk pada umumnya adalah
bertani, karena wilayah Kalingga subur untuk pertanian. Di samping  itu,
penduduk juga melakukan perdagangan.

Kerajaan  Kalingga  mengalami  kemunduran kemungkinan


akibatserangan Sriwijaya yang menguasai perdagangan. Serangan tersebut
mengakibatkan pemerintahan Kijen menyingkir  ke Jawa bagian timur atau
mundur ke pedalaman Jawa bagian tengah antara tahun 742-755M. 

2.1.3 Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga (Holing)

Masa kejayaan Kerajaan Kalingga berlangsung pada tahun 674 M.


Ratu Shima merupakan ratu yang terkenal di Kerajaan ini.Konon, ratu ini
memerintah dengan sangat keras, namun bijaksana.Ratu Shima merupakan
ratu yang terkenal dengan disiplin tinggi, namun adil dan bijaksana.Oleh
karena itu, semua rakyatknya tunduk dan patuh.Kebijakan Ratu Shima

8
yang terkenal adalah "Siapa yang ketahuan mencuri akan dipotong
tangannya termasuk juga putra mahkotanya, dan ketika kakinya
menyentuh pundu-pundi emas yang diletakkan di pinggir jalan akan di
potong kakinya”.

2.1.4 Runtuhnya Kerajaan Kalingga (Holing)

Sepertinya kerajaan ini tidaklah hancur/runtuh. Tetapi,setelah


Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan
buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian
disebut Bumi Mataram. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi
wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian
jaringan perdagangan Hindu.

2.1.5 Peninggalan Kerajaan Kalingga (Holing)

Kerajaan Kalingga (Holing) memiliki beberapa peninggalan budaya


yang ditemukan di beberapa daerah, antara lain:

a) Prasasti Tukmas

9
Gambar 2.1.5.1 Prasasti Tukmas
 Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun
Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah.
 Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta.
 Isi prasasti menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih.
Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan
Sungai Gangga di India.
 Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak,
kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang
keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.

b) Prasasti Sojomerto

10
Gambar 2.1.5.2 Prasasti Sojomerto
 Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten
Batang, Jawa Tengah.
 Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno
 Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi.
 Bersifat keagamaan Siwais.
 Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta
Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama
Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari
berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah
cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di
Kerajaan Mataram Hindu.
 Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal
7 cm, dan tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian
barisnya rusak terkikis usia.

c) Candi Angin

11
Gambar 2.1.5.3 Candi Angin
 Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling,
Kabupaten Jepara. Karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh
terkena angin, maka dinamakan “Candi Angin”.
 Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi
Borobudur. Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini buatan
manusia purba di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen Hindu-
Budha.

d) Candi Bubrah di Jepara

Gambar 2.1.5.4 Candi Bubrah

12
 Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling,
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
 Candi Bubrah adalah salah satu candi Buddha yang berada di
dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara
Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu. Secara administratif,
candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan
Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah.
 Dinamakan ‘Bubrah’ karena keadaan candi ini rusak (bubrah
dalam bahasa Jawa) sejak ditemukan. Menurut perkiraan, candi ini
dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, satu
periode dengan Candi Sewu.
 Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu
andesit, dengan sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat ditemukan
masih terdapat beberapa arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi.

2.1.6 Aspek Kehidupan Kerajaan Kalingga (Holing) 


 Kehidupan Politik
Berdasarkan berita cina di sebutkan bahwa kerajaan kalingga /
holing di perintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima.
Pemerintahan Ratu Sima sangat keras namun adil dan bijaksana.
Kepada setiap pelanggar, Ratu Sima selalu memberikan sanksi yang
tegas. Rakyat tunduk dan patuh terhadap segala perintah Ratu Sima
bahkan tidak seorang pun rakyat maupun pejabat kerajaan yang
melanggar segala perintahnya.
 Kehidupan Ekonomi
Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan kalingga / holing
berkembang pesat. Masyarakat kerajaan kalingga telah mengenal
hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada
suatu tempat yang di sebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka
mengadakan hubungan dengan teratur. Selain itu, kegiatan ekonomi
masyarakat lainnya, di antaranya bercocok tanam, menghasilkan kulit,

13
penyu, emas, perak, cula badak, dan gading serta membuat garam.
Kehidupan masyarakat holing tentram. Hal itu di sebabkan karena di
Holing tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu, rakyat
Holing memperhatikan pendidikan. Hal itu terbukti dengan adanya rakyat
Holing telah mengenal tulisan dan ilmu perbintangan.
 Kehidupan Agama
Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh
oleh ajaran Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan
agama Budha. Holing memiliki seorang pendeta yang bernama
Jnanabhadra. Hal itu menyebabkan masyarakat Holing mayoritas
beragama Budha. Pada suatu hari, seorang pendeta Budha dari Cina
berkeinginan menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou-ei-Ning.
Ia pergi Holing untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa
sansekerta ke bahasa Cina.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil penjelasan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Kerajaan Kalingga (Holing) adalah sebuah kerajaan yang berpusat


diJawaTengah, Indonesia, yang berdiri sekitar abad ke-6
masehi.Kerajaan Holing adalah kerajaan yang bercorak Budha.Kerajaan
Holingterletak di tepi Selat Malaka, yaitu di Semenanjung Malaya.Kerajaan ini
diperintah oleh seorang ratu yang bernama Ratu Sima. Pada masa pemerintahan
Ratu Sima ini, Kerajaan Holing meraih kejayaannya. Pada tahun 752, Kerajaan
Ho-ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi
bagian jaringan perdagangan Hindu. Sedangkan peninggalan-peninggalan
Kerajaan Kalingga (Holing), antara lain Prasasti Tukmas, Prasasti Sojomerto,
Candi Angin, dan Candi Bubrah (Jepara).
Aspek kehidupan Kerajaan Kalingga (Holing) dapat dilihat dari:
- Kehidupan Politik
- Kehidupan Agama
- Kehidupan Ekonomi
-

15
2.2 Saran

Saran dari kelompok kami untuk kedepannya, yaitu kita sebagai generasi
muda harus menjaga dan melestarikan budaya-budaya yang ditinggalkan oleh
agama Hindu dan Buddha di Indonesia agar dapat dinikmati serta bermanfaat bagi
generasi yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Sajid, Syahmi. 2015. Keadaan Politik Sosial Ekonomi Politik. (Online)


http://ipsgampang.blogspot.co.id/2015/04/keadaan-politik-sosial-ekonomi-
politik.html. Diakses: September 2015.

16
Aulia. 2013. Makalah Kerajaan Holing. (Online) http://aulia11ips2-
04.blogspot.com/2013/11/makalah-kerajaan-holing.html. Diakses:
September 2015.

Maulana, Dhandi. 2014. Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya SMA Negeri 1 Kota
Bekasi. (Online). Diakses: September 2015.

Soesanto, Anto. 2015. Runtuhnya Kerajaan Kalingga. (Online)


antoksoesanto.blogspot.co.id. Diakses: September 2015.

Slideshare. 2015. Kerajaan Holing (Kalingga). (Online) www.slideshare.net.


Diakses: September 2015.

Slideshare. 2015. Tugas Makalah Kerajaan Kalingga dan Mataram Kuno.


(Online) www.slideshare.net. Diakses: September 2015.

17

Anda mungkin juga menyukai