Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah Kerajaan Buleleng dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran Sejarah.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Buleleng.......................................................................3
B. Kehidupan Politik Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa............................4
C. Kehidupan Sosial Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa.............................4
D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa........................5
E. Kehidupan Agama Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa...........................6
F. Keruntuhan Dinasti Warmadewa...............................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat
hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India,
Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu maşuk ke Indonesia diperkirakan
pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafır dari India antara lain; Maha Resi
Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga
para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien. Pada abad ke-4 di Jawa Barat
terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Budha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang
dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit.
Pada masa abad ke-7 hingga abad ke- 14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat
di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibu kotanya Palembang sekitar
tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah
dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa
Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil
memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia
beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk
kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam
wiracarita Ramayana.
Berangkat dari sejarah bangsa Indonesia yang didahului oleh masa kerajaan.
Kerajaan Hindu merupakan pelopor berdirinya Negara hindu di Indonesia. Banyak
kerajaan-kerajaan hindu di Indonesia. Sejak masuknya budaya hindu ini Zaman
Prasejarah mulai berganti menjadi Zaman Sejarah. Kerajaan Hindu di Indonesia
mempunyai sejarahnya masing-masing, seperti Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah dari Kerajaan Tulang Bawang ?
2. Bagaimanakah sejarah dari Kerajaan Kota Kapur ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah dari Kerajaan Tulang Bawang
2. Mengetahui scjarah dari Kerajaan Kota Kapur
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Tulang Bawang
2
A. Kehidupan Politik Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa
Dinasti Warmadewa didirikan oleh Sri Kesari Warmadewa. Berdasarkan prasasti
Belanjong, Sri Kesari Warmadewa merupakan keturunan bangsawan Sriwijaya yang gagal
menaklukkan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kegagalan tersebut menyebabkan Sri
Kesari Warmadewa memilih pergi ke Bali dan mendirikan sebuah pemerintahan baru di
wilayah Buleleng.
Dalam menjalankan pemerinahan, Raja Buleleng dibantu oleh badan penasihat pusat
yang disebut pakirankiran ijro makabehan. Badan ini terdiri atas senapati dan pendeta Siwa
serta Buddha. Badan ini berkewajiban memberi tafsiran dan nasihat kepada raja atas berbagai
permasalahan yang muncul dalam masyarakat. Senapati bertugas di bidang kehakiman dan
pemerintahan, sedangkan pendeta mengurusi masalah sosial dan agama.
3
petani. Sebyah wanua dipimpin seorang tetua yang dianggap pandai dan mampu mengayomi
masyarakat.
Pada masa pemrintahan Anak Wungsu, masyarakat Buleleng dibagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu golongan caturwarna dan golongan luar kasta (jaba). Pembagian ini
didasarkan pada kepercayaan Hindu yang dianut masyarakat Bali. Raja Anak Wungsu juga
mengenalkan sistem penamaan bagi anak pertama, kedua, ketiga, dan keempat dengan nama
pengenal sebagai berikut:
1. Anak pertama dinamakan wayan. Kata wayan berasal dari wayahan yang berarti tua.
2. Anak kedua dinamakan made. Kata made berasal dari madya yang berarti tengah.
3. Anak ketiga dinamakan nyoman. Kata nyoman berasal dari nom yang berarti muda.
4. Anak keempat dinamakan ketut. Kata ketut berasal dari tut yang berarti belakang.
Selama pemerintahan Anak Wungsu, peraturan dan hukum ditegakkan dengan adil.
Masyarakat diberi kebebasan berbicara. Jika masyarakat ingin menyampaikan pendapat,
mereka didampingi pejabat desa untuk menghadap langsung kepada raja. Kebebasan tersebut
membuktikan Raja Anak Wungsu sangat memperhatikan nasib rakyat yang dipimpinnya.
Jiwa seperti inilah yang saharusnya dilakukan pemimpin pada saat itu. Jika Anda menjadi
seorang pemimpin, Anda harus mendegar dan merespons segala keluhan rakyat.
4
sawah, parlak (sawah kering), gaga (ladang), kebwan (kebun), mmal (ladang di pegunungan),
dan kasuwakan (pengairan sawah). Pada masa pemerintahan Marakatapangkaja kegiatan
pertanian berkembang pesat. Perkembangan tersebut erat kaitannya dengan penemuan urut–
urutan menanam padi, yaitu mbabaki (pembukaan tanah), mluku (membajak), tanem
(menanam padi), matun (menyiangi), ani-ani (menuai padi), dan nutu (menumbuk padi). Dari
keterangan tersebut sangat jelas bahwa pada masa pemerintahan Marakatapangkaja
penggarapan tanah sudah maju dan tidak jauh berbeda dengan pengolahan tanah pada masa
ini.
Perdagangan antarpulau di Buleleng sudah cukup maju. Kemajuan ini ditandai dengan
banyaknya saudagar yang bersandar dan melakukan kegiatan perdagangan dengan penduduk
Buleleng. Komoditas dagang yang terkenal dari Buleleng aalah kuda. Dalam prasasti
Lutungan disebutkan bahwa Raja Anak Wungsu melakukan transaksi perdagangan tiga puluh
ekor kuda dengan saudagar dari Pulau Lombok. Keterangan tersebut membuktikan bahwa
perdagangan pada saat itu sudah maju sebab kuda merupakan binatang besar sehingga
memerlukan kapal besar pula untuk mengangkutnya.
Agama Hindu dan Buddha mulai medapatkan peranan penting pada masa Raja
Udayana. Pada masa ini pendeta Syiwa dan Brahmana Buddha diangkat sebagai salah satu
penasihat raja. Sesuai dengan kepercayaan Hindu, raja dianggap penjelmaan (inkarnasi)
dewa. Dalam prasasti Pohon Asem dijelaskan Anak Wungsu merupakan penjelmaan Dewa
Hari (Wisnu). Bukti ini menunjukkan bahwa Raja Anak Wungsu dan rakyat Buleleng
merupakan penganut waisnawa, yaitu pemuja Dewa Wisnu. Selain agama Hindu dan Buddha,
5
di Buleleng berkembang sekte-sekte kecil yang menyembah dewa-dewa tertentu, misalnya
sekte Ganapatya (penyembah Dewa Gana) dan Sora (penyembah dewa Matahari).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Buleleng dibangun berkat canpur tangan dari I Gusti Anglurah Panji Sakti
yang saat kecil memiliki nama panggilan I Gusti gede Pasukan. Ayahnya sendiri bernama I
Gusti Ngurah Jelantik dan ibunya merupakan selir yang memiliki nama Ni Luh Pasek yang
berasal dari Desa Panji.
Sebagai seseorang yang memiliki andil dalam membangun kerajaan Buleleng, I Gusti
Anglurah dibekali oleh suatu kekuatan sihir yang berasal dari orang tuanya. Ayahnya sendiri,
I Gusti Ngurah Jelantik merasa terbebani dengan adanya kekuatan yang dimiliki karena itu
bisa membuatnya mencelakakan putra mahkota.
6
B. Saran
Saran untuk para siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan berusaha
menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://ipospedia.com/sejarah-kerajaan-buleleng
https://id.wikipedia.org/wiki/Wangsa_Warmadewa
http://www.gurusejarah.com/2017/07/kerajaan-buleleng-dan-kerajaan-dinasti.html