Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Setelah kedatangan agama dan kebudayaan Hindu Buddha, terjadi
perkembangan dan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
terutama dalam bidang politik. Sistem pemerintahan masyarakat Indonesia
mengalami perubahan dari system kesukuan menjadi kerajaan. Pada system
kerajaan, kepala pemerintahan tidak dipegang oleh kepala suku bergelar
datu/datuk atau ratu/raka,tetapi dipegang oleh seorang raja menggunakan gelar
prabu, raja, atau maharaja. Dalam system ini, raja dianggap keturunan dewa
yang harus disembah oleh bawahan dan rakyatnya. Oleh karena itu raja
memilki hak untuk menyelenggarakan pemerintahan secara mutlak dan turun –
temurun. System pemerintahan kerajaan digunakan di wilayah Kalimantan,
Jawa dan Sumatra. Selanjutnya, di daerah tersebut bermunculan kerajaan yang
bercorak Hindu-Buddha.
Berangkat dari sejarah bangsa Indonesia yang didahului oleh masa
keajaan. Kerajaan Hindu merupakan pelopor berdirinya Negara hindu di
Indonesia. Banyak kerajaan-kerajaan hindu di Indonesia. Sejak masuknya
budaya hindu ini Zaman Prasejarah mulai berganti menjadi Zaman Sejarah.
Kerajaan hindu di Indonesia mempunyai sejarahnya masing-masing, seperti
Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat
hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh
seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke
Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari
India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan
Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni
musafir Budha Pahyien. Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang
bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan
dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.

1
2. Tujuan makalah
a. Mengetahui sejarah berdirinya kerajaan kutai dan tarumanegara
b. Mengetahui agama kerajaan kutai dan tarumanegara
c. Mengetahui letak geografis kerajaan kutai dan tarumanegara
d. Mengetahui tahun berdiri dan tahun runtuhnya kerajaan kutai dan
tarumanegara
e. Mengetahui raja yang berkuasa di kerajaan kutai dan tarumanegara
f. Mengetahui sistem ekonomi kerajaan kutai dan tarumanegara
g. Mengetahui sistem budaya kerajaan kutai dan tarumanegara
h. Mengetahui maju mundurnya pada masa pemerintahan kerajaan kutai dan
tarumanegara
i. Mengetahui peninggalan kerajaan kutai dan tarumanegara

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Berdirinya
A. Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan
Kutai diperkirakan muncul pada abad 5 M atau kurang lebih 400 M. Kerajaan
ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur ( dekat kota Tenggarong)
tepatnya di Hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat
ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai
diberikan para ahli karena tidak ada prasasti yang jelas menyebutkan nama
kerajaan ini. Karena memang sedikit informasi yang dapat diperoleh akibat
kurangnya sumber sejarah.
Keberadaan kerajaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita yang
ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk yupa atau tiang batu yang
berjumlah 7 buah. Yupa yang menggambarkan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta tersebut, dapat disimpulakn tentang keberadaan kerajaan Kutai
dalam berbagai aspek kebudayaan antara lain politik, sosial dan budaya.
Informasi yang diperoleh dari Yupa / prasasti dalam upacara pengorbanan yang
berasal dari abad ke-4. Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu
peringatan yang dibuat oleh para brahman atas kedermawanan raja
Mulawarman. Dalam agama hindu sapi tidak disembelih seperti kurban yang
dilakukan umat islam. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja yang
memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat
dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi
kepada kaum brahmana.

B. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Terumanegara dibangun oleh raja Jayasinghawarman ketika
memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh
yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara.

3
Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan
baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama
Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama
tarum, yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan
pengawet kain yang banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman tarum
tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain, tanaman ini
merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan terbesar bagi
Kerajaan Tarumanegara.
Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja
mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan
kepanditaan. Sebagai pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan
gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti , sayangnya tidak
satupun yang memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara
berdiri terpaksa para ahli berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak
sia-sia. Setelahnya ke Cina untuk mempelajari hubungan Cina dengan
Indonesia dimasa lampau mereka menemukan naskah-naskah hubungan
kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut
catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 528
M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga dapat disimpulkan Tarumanegara berdiri
sejak sekitar abad ke V dan ke VI.
Masa kejayaan Tarumanegara diperkirakan berada pada tahun 395-434,
saat diperintah oleh Purnawarman. Ia membangun ibukota kerajaan baru pada
tahun 397. Ibukota ini letaknya lebih dekat ke pantai dan terkenal dengan nama
Sundapura.
Di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 kerajaan daerah di bawah
Tarumanegara. Wilayahnya terletak mulai dari sekitar Pandeglang
(Rajatapura ) hingga Purwalingga (diduga inilah asal usul nama kota
Purbalingga) di Jawa Tengah. Secara umum wilayah kekuasaan meliputi
hampir seluruh Jawa Barat; dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.

4
Pada masa Suryawarman berkuasa lebih banyak lagi kerajaan daerah
yang dibangun. Pada tahun 526 misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman,
mendirikan kerajaan Kendan, yang terletak di kawasan Nagreg, wilayah
perbatasan Bandung-Garut sekarang. Lalu pada masa Kertawarman (561-628)
berdiri pula Kerajaan Galuh.

2. Agama kerajaan kutai dan Taruma Negara


A. Kerajaan Kutai
Kehidupan Agama Agama yang berkembang dalam masa Kerajaan
Kutai adalah agama hindu. Agama ini berkembang pesat pada masa
pemerintahan Raja Asmawarman. Agama hindu yang berkembang di kerajaan
ini adalah agama Hindu Syiwa. Penganut agama ini menyembah Syiwa sebagai
dewa tertinggi. Dewa Syiwa diyakini sebagai symbol Brahman ( Tuhan ) yang
memiliki kekuatan melebur alam semesta. Perkembangan agama Hindu Syiwa
dibuktikan dengan adanya tempat suci yang bernama Waprakeswara.
Waprakeswara merupakan tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa. Di pulau
Jawa tempat tersebut disebut Baprakeswara. Agama ini menjadi agama resmi
Kerajaan Kutai, meskipun demikian agama tersebut hanya berkembang di
wilayah istana. Masyarakat Kutai masih menerapkan kebudayaan asli yang
bertumpu pada kepercayaan kaharingan. Kaharingan adalah kepercayaan
masyarakat Dayak yakni menyembah Ranying Hatalla Langit yang telah
menciptakan alam semesta. Penganut kaharingan juga mengenal upacara
pembakaran mayat seperti Ngaben dalam agama Hindu, oleh karena itu sejak
tanggal 20 April 1980 kaharingan dimasukkan ke dalam kategori agama hindu.

B. Kerajaan Taruma Negara


Kerajaan Tarumanegara didirikan atas konsep ketuhanan yang dibawa
oleh umat Hindu. Didirikan sebagai perwujudan penyebaran agama Hindu di
Indonesia. Semua aspek kehidupan dan pemerintahan selalu berhubungan
dengan konsep keagamaan tersebut. Keadaan ini tentunya menjadi cermin
kehidupan agama kerajaan tarumanegara.

5
Sudah sangat jelas dominasinya, namun perlu diketahui juga bahwa
terdapat golongan lain yang berbeda seperti umat budha dan penganut
kepercayaan animisme. Keadaan ini tentunya bukan sebuah masalah, karena
sang Raja mampu menyatukan perbedaan itu dengan porsi perlindungan hak
yang sama.
Kebenaran akan informasi agama yang berlaku di masa kerajaan
Tarumanegara dibuktikan dalam catatan berjudul “Fa Kao Co”. Orang tersebut
menuliskan semua pengalaman saat berada di daerah Jawa. Melalui tulisan
dalam buku itu dijelaskan bahwa terdapat tiga agama dalam satu pemerintahan
yang hidup rukun serta sejahtera. Sebagai agama mayoritas, Hindu menempati
tempat utama dalam berbagai penyelesaian masalah yang terkait hingga hal-hal
penting lainnya. Namun, ada beberapa yang beragama Budha dan tetap merasa
nyaman aman hidup di sekitar mereka. Toleransi yang dijunjung tinggi dalam
kehidupan beragama oleh masyarakat berhasil memberikan kedamaian.
Sebuah sumber mengatakan agama utama yang dianut oleh raja dan
mayoritas penduduknya adalah Hindu dengan aliran Wisnu. Hal ini dibuktikan
dengan penemuan beberapa prasasti yang menggambarkan kebudayaan dan
penghormatan terhadap dewanya. Seperti yang tertulis dan tergambar dalam
prasasti Ciaruteun. Dimana terdapat dua bagian A dan juga B yaitu bait puisi
berisi 4 baris dengan irama anustubi khas India. Juga telapak kaki dan motif
laba-laba sebagai bentuk penghormatan.
Tarumanegara juga menempatkan posisi Brahmana sebagai
penghormatan kepada Dewa. Keberadaan Brahmana di posisi utama dan
prioritas tidak kemudian memunculkan perpecahan dan rasisme yang berujung
pada pertengkaran antar agama. Namun, justru berhasil menyatukannya dalam
satu misi dan hidup berdampingan dengan damai. Perbedaan tidak merusak
kehidupan bersosial dan beragama. Keberhasilan itu tentu mencapai titik lebur
saat kerajaan runtuh pada pemimpin ke 12 yang berkuasa.
Berbagai gambaran mengenai kehidupan agama kerajaan Tarumanegara
tertuang jelas dalam berbagai bentuk peninggalannya. Seperti halnya bangunan
candi, artefak hingga kisah-kisah yang diturunkannya melalui prasasti ataupun

6
bukti sejarah lainnya. Pada intinya agama mayoritas yang dianut pada masa itu
adalah Hindhu beraliran Wisnu. Kemudian hidup bersama dengan minoritas
dari budha dan juga animisme. Tidak ada perdebatan, provokasi, ataupun pilih
kasih. Semua mendapat hak dan kewajiban yang setara dan juga mendapat
perlindungan dari Kerajaan.

3. Letak Geografis
A. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) berada di
sungai Mahakam, lebih tepatnya di kecamatan Muarakaman, Kutai,
Kalimantan Timur. Berdiri sekitar abad ke-14 M, wilayahnya cukup luas yaitu
hampir menguasai wilayah Kalimantan. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan
Hindu pertama di Nusantara.
B. Kerajaan Tarumanegara
Berdasarkan sumber – sumber sejarah yang ada dapat disimpulkan
bahwa Tarumanegara terletak di Jawa Barat. Pusatnya belum dapat dipastikan,
namun para ahli menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi, kira – kira
antara sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan
kerajaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan
Cirebon.

4. Tahun berdiri dan runtuhnya


A. Kerajaan kutai
Tahun berdiri kerajaan kutai sekitar tahun 400-500 Masehi sedangkan
runtuhnya di perkirakan pada abad ke-16 dikarenakan adanya peperangan.
B. Kerajaan Tarumanegara
Tahun berdirinya kerajaan tarumanegara yaitu pada 358 M, sedangkan
tahun runtuhnya Pada tahun 669.

5. Raja yang berkuasa


A. Kerajaan Kutai

7
Nama-Nama Raja Kerajaan Kutai :
1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
2. Maharaja Asmawarman (anak Kundungga)
3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Nala Parana Tungga Warman
10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Maharaja Sangga Warman Dewa
13. Maharaja Candrawarman
14. Maharaja Sri Langka Dewa Warman
15. Maharaja Guna Parana Dewa Warman
16. Maharaja Wijaya Warman
17. Maharaja Sri Aji Dewa Warman
18. Maharaja Mulia Putera Warman
19. Maharaja Nala Pandita Warman
20. Maharaja Indra Paruta Dewa Warman
21. Maharaja Dharma Setia Warman
Kudungga merupakan raja awal pendiri Kerajaan Kutai Martadipura
dengan gelar Maharaja Kudungga Anumerta Dewawarman, yang memerintah
sekitar tahun 350 Masehi atau abad ke-4 Masehi. Pada awalnya Kutai Martadipura
yang dipimpin oleh Kudungga belum berkedudukan sebagai raja, melainkan
sebagai pemimpin komunitas atau kepala suku. Kutai Martadipura pada masa
Kudungga belum mempunyai sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis.
Nama Maharaja Kudungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli
orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India.

8
Aswawarman adalah Anak Raja Kudungga. Ia juga diketahui sebagai
pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya
pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya
adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya
meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera
dan makmur.

B. Kerajaan Tarumanegara
Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta (Naskah Wangsakerta
adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh
Pangeran Wangsakerta secara pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta".)
Raja-raja Tarumanegara
No Raja Masa pemerintahan
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 Linggawarman 666-669

6. Sistem Ekonomi
A. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di tepi sungai Mahakam sehingga masyarakatnya
banyak berpencaharian di bidang pertanian. Selain pertanian, mereka juga

9
melakukan perdagangan. Bahkan diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang
dengan bangsa luar. Sebab jika dilihat dari letak geografisnya, Kerajaan Kutai
berada pada jalur perdagangan antara China dan India. Jalur perdagangan
internasional dari India melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan sampai di
China. Dalam pelayarannya para pedagang diperkirakan singgah terlebih dahulu
di Kutai. Oleh sebab itu Kutai semakin ramai dan rakyat hidup makmur.
Kemakmuran Kutai tercermin dari kedermawanan Raja Mulawarman.
Dikisahkan ia mengadakan kurban emas dan 20.000 ekor lembu untuk para
brahmana.

B. Kerajaan Tarumanegara
Masyarakat Tarumanegara mengutamakan bidang pertanian sebagai
sumber mata pencaharian mereka. Mereka berladang secara berpindah-pindah.
Selain itu, bidang pelayaran dan perdagangan tidak kalah penting dalam
perekonomian Tarumanegara.
Dalam prasasti Tugu, dinyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan
rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Terusan ini
(Gomati dan Candrabhaga) dibangun oleh golongan budak dan kaum sudra.
Pada akhirnya terusan ini selain berfungsi sebagai sarana pencegah banjir, juga
berfungsi sebagai sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antar daerah di
Kerajaan Tarumanegara dengan daerah lain di luar kerajaan. Berdasarkan
catatan Fa-Hien, seorang musafir Cina, masyarakat Tarumanegara
memperdagangkan beras dan kayu jati.

7. Sistem Budaya
A. Kerajaan kutai
Dalam Prasasti Yupa tertulis bahwa masyarakat sudah banyak yang
menganut agama Hindu, sehingga pola pengaturan kerajaan kepada masyarakat
sangat teratur seperti pemerintahan Kerajaan India.
Masyarakat di Kerajaan Kutai dapat menerima unsur budaya luar
(India), namun tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.

10
Contohnya prasasti berbentuk Yupa yang menggunakan huruf Pallawa
menunjukkan adanya pengaruh dari India Selatan. Sedangkan Yupa sendiri
merupakan bentuk perkembangan dari menhir, kebudayaan asli nenek moyang
bangsa Indonesia zaman Megalitikum.
Kehidupan budaya Kerajaan Kutai juga sudah maju. Hal ini dibuktikan
dengan upcacara penghinduan Vratyastoma. Di masa Raja Mulawarman,
upacara tersebut telah dipimpin oleh pendeta Brahmana yang merupakan orang
lokal. Artinya kala itu telah ada kaum Brahmana asli nusantara yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi, khususnya penguasaan terhadap bahasa
Sansekerta.
B. Kerajaan Tarumanegara
Masuknya pengaruh dari India kemudian menyebabkan perkembangan
kebudayaan masyarakat Tarumanegara. Sebagai contoh, di bidang sastra
masyarakat mulai mengenal syair. Hal ini dibuktikan dari beberapa prasasti
peninggalan kerajaan Tarumanegara berbentuk syair, dengan menggunakan
huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Selain dibidang sastra, kebudayaan pahat juga berkembang, dibuktikan
dengan kesamaan penemuan arca di Cibuaya dan di Semenanjung Melayu dan
Siam. Arca yang ditemukan di Cibuaya yaitu sebuah arca Wisnu.

8. Maju mundurnya pada masa pemerintahan kerajaan kutai dan Tarumanegara


A. Kerajaan Kutai
Ditemukannya prasasti atau yupa di Muara Kaman merupakan salah
satu bukti bahwa kehidupan Kerajaan Kutai sangatlah makmur dan
sejahtera.Kejayaan Kerajaan Kutai meredup ketika berada di bawah pimpinan
Dinasti Kudungga. Hal ini terjadi ketika Kerajaan besar seperti Majapahit dan
Singosari sedang mengalami masa-masa kegemilangan. Sejak saat itu, tidak
ada lagi cerita tentang kehidupan Kerajaan Kutai yang berada di bawah Dinasti
Kudungga.Kudungga berasal dari Kerajaan Campa di Kamboja. Aswawarman
yang merupakan anak dari Kudungga dipercaya untuk menjadi raja pertama di
Kerajaan Kurtai Martadipura dengan sebutan Wangsakerta. Tetapi, pada

11
beberapa catatan sejarah juga ada yang menganggap Kudungga sebagai raja
yang pertama dari Kerajaan Kutai. Setelah Raja Aswawarman, tonggak
kepemimpinan Kerajaan Kutai diberikan kepada Raja Mulawarman. Raja
Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman. Dimasa pemerintahan
Raja Mulawarman ini kerajaan mencapai masa kejayaan. Hal ini terjadi karena
kebijaksanaan dan perhatiannya terhadap hal-hal yang bersifat religius. Raja
Mulawarman memberikan hadih berupa emas, tanah, dan ternak secara adil
kepada para Brahmana. Selain itu, beliau juga mengadakan upacara sedekah di
tempat yang dianggap suci atau Waprakeswara.Pada masa pemerintahan Raja
Mulawarman, rakyat juga sangat menghormati rajanya dengan
menyelenggarakan kenduri demi keselamatan sang raja. Bukti kebesaran Raja
Mulawarman juga tertuang dalam tulisan-tulisan yang ada di tugu prasasti.
Prasasti Mulawarman terdiri dari tujuh Yupa. Prasasti tersebut berisi puisi
anustub. Namun dari ketujuh prasasti tersebut, hanya empat Yupa yang sudah
berhasil dibaca dan diterjemahkan.
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja
Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-
13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai
Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya
pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah,
di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai
Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai
Kartanegara.Kerajaan. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang
semula rajanya bergelar Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji
Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.

B. Kerajaan Tarumanegara
Kejayaan Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara yang
mengalami masa pemerintahan kerajaan sebanyak 12 kali telah mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintatahan Raja Purnawarman (395-434 M).
Purnawarman merupakan Raja ketiga yang berkuasa setelah Dharmayawarman

12
(382-395 M). Pada masa Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara
memperluas wilayahnya dengan menakhlukkan beberapa kerajaan
disekitarnya. Kejayaan Raja Purnawarman juga tertulis pada prasati Ciaruteun
yang berisi, "Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki
Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani
di dunia". Runtuhnya kerajaan Tarumanegara akibat adanya pengalihan
kekuasaan, yakni dari Raja ke-12 Linggawarman kepada menantunya,
Tarusbawa. Pada pemerintahan Tarusbawa, pusat Kerajaan Tarumanegara
dialihkan ke kerajaannya sendiri, yakni Kerajaan Sunda (bawahan
Tarumanegara) yang pada akhirnya Kerajaan Tarumanegara diganti dengan
nama Kerajaan Sunda. Demikian tentang Sejarah Kerajaan Tarumanegara yang
meliputi berdirinya kerajaan, masa kejayaan dan keruntuhan, serta raja yang
memerintah Kerajaan Tarumanegara.

9. Peninggalan Kerajaan
A. Kerajaan Kutai
1) Ketopong Sultan Kutai

2) Kalung Uncal Kerajaan Kutai

13
3) Kalung Ciwa

4) Pedang Sultan Kutai

5) Kura-Kura Emas

6) Prasasti Kerajaan Kutai

14
7) Prasasti Yupa

8) Keris Bukit

B. Kerajaan Tarumanegara
1) Prasasti Tugu

2) Prasasti Kebon Kopi

15
3) Prasasti Cidanghiyang/Lebak

4) Prasasti Ciaruteun

5) Prasasti Muara Cianten

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerajaan Kutai berada di kalimantan Timur, yaitu di sungai hulu
Mahakam. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama tempat penemuan
prasasti, yaitu didaerah Kutai.Kaltim telah berdiri dan berkembang kerajaan
yang mendapatkan pegaruh Hindu adalah beberapa penemuan berupa batu
bertulis atau Prasasti. Tulisan itu ada pada tujuh tiang batu yang disebut Yupa.
Yupa ini berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban itu merupakan
pwersembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya.
Dari apa yang telah kami uraikan dalam makalah di atas, dapat kita ambil
kesimpulan bahwa kerajaan Tarumanegara tidak hanya menunjuk pada
perkembangan ajaran Hindu–Budha, tetapi juga pada aspek lain missal aspek
politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya.
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari
peninggalan–peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan
kebudayaan India. Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India.
Namun dalam perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan
kepribadian sendiri.

B. Saran
Kita sebagai masyarakat Indonesia harus mencintai budaya budaya yang
ada saat in. Peninggalan-peninggalan yang begitu besar di Indonesia
membuktikan bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya. Dengan
cara merawat,melestarikan dan tidak merusak budaya yang ada itu juga
merupakan bukti cinta kita terhadapan peninggalan budaya diIndonesia.
Melestarikan dan mengembangkan Budaya Indonesia adalah hal yang sangat
penting bagi kita anak Indonesia, supaya Budaya Indonesia tidak hilang dari
Indonesia ini.

17
Hendaknya para generasi mudah mau untuk mengetahui mengenai
sejarahnya kerajaan-kerajaan zaman dulu, karena dalam setiap kisahnya
memiliki hal-hal positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan sekarang
ini. Dengan mengetahui sejarah tersebut juga bisa menambah wawasan
kita sebagai generasi muda.
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran
bagi kami, maupun para pembaca. Kerajaan Kutai dan Tarumanegara
merupakan peninggalan yang penting untuk kita semua karena kerajaan ini
juga telah ikut mewarnai sejarah kerajaan di Indonesia yang tentunya telah
begitu banyak budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita. Maka
dari itu, kita harus menjaga dan melestarikan budaya peninggalan dari
nenek moyang kita kalau bukan kita siapa lagi kalau bukan sekarang kapan
lagi.

18

Anda mungkin juga menyukai