Kerajaan Kutai merupakan suatu kerajaan hindu tertua yang terletak Kalimantan
Timur dekat dengan Sungai Mahakam. Kerajaan ini diperkirakan berdiri sekitar abad 4
M atau 400 M. Selain itu, kerajaan ini memiliki hubungan perdagangan dengan India
sangat baik, sehingga penyebaran agama hindu pun terjadi melalui jalur perdagangan
yang terjadi.
Hal tersebut dikarenakan kata “Warman” pada setiap akhiran namanya berasal
dari bahasa sansekerta yang biasa digunakan oleh masyarakat India bagian selatan.
Inilah yang mengakibatkan banyak orang menyebut bahwa Kerajaan Kutai merupakan
kerajaan yang bercorak hindu dengan pengaruh budaya India begitu kental. Tak heran
jika pola kehidupan pada masa itu juga menyerupai kehidupan kerajaan-kerajaan hindu
di India.
Selanjutnya dari Prasasti Yupa diketahui juga nama-nama raja yang memerintah
Kerajaan Kutai setelah wafatnya pendiri tersebut, yaitu sebanyak 20 generasi sebagai
berikut:
Dari 20 generasi tersebut, raja yang terkenal adalah Raja Mulawarman. Namun, setelah
peninggalan Raja Kudungga, Kutai dipimpin oleh Aswawarman. Pemerintahan
Aswawarman tidak berlangsung lama yang kemudian digantikan oleh anaknya,
Mulawarman.
1. Aspek Sosial
Kehidupan sosial pada kerajaan ini ditandai dengan adanya golongan terdidik
yang banyak. Golongan terdidik ini menguasai bahasa sansekerta serta huruf pallawa.
Adapun golongan tersebut adalah golongan brahmana dan ksatria. Golongan ksatria
terdiri dari kerabat Raja Mulawarman pada masa itu. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya upacara pemberkatan seseorang yang memeluk agama hindu. Dimana para
brahmana memakai bahasa sansekerta yang sering digunakan pada prosesi adat tertentu,
namun sulit untuk dipelajari. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pada masa itu,
para brahmana memilik intelektual yang tinggi.
2. Aspek Politik
3. Aspek Ekonomi
Letak kerajaan yang berada dekat dengan Sungai Mahakam, membuat rakyatnya
begitu mudah untuk bercocok tanam. Hal tersebut menjadi mata pencaharian utama,
sedangkan lainnya lebih banyak beternak sapi dan berdagang. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peninggalan tertulis yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah
memberikan 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Selain itu, Kerajaan Kutai juga
menerapkan sistem penarikan hadiah yang harus diberikan kepada raja bagi pedagang
luar yang ingin berdagang di daerah Kutai. Pemberian hadiah biasanya berupa barang
yang mahal atau upeti yang dianggap sebagai pajak. Oleh sebab itu, Kutai mendapatkan
banyak pemasukan dari berbagai sumber.
4. Aspek Agama
Kemudian terdapat menhir dan batu berundak, selain itu dalam prasati yupa
menyebutkan tempat pemujaan yang suci bernama Waprakeswara (tempat pemujaan
dewa siwa). Oleh sebab itu, diyakini bahwa bahwa Raja sebagai penganut agama hindu
siwa bercampur dengan golongan brahmana. Sedangkan rakyatnya dibebaskan untuk
menganut agama hindu dalam aliran lainnya.
Masa kejayaan tersebut tak berlangsung lama, setelah Raja Mulawarman wafat,
Kutai banyak mengalami pergantian pemimpin. Hingga akhirnya kerajaan ini runtuh,
pada masa kepemimpinan Raja Dharma Setia. Telah dikabarkan bahwa Raja Dharma
Setia tewas dibunuh oleh penguasa Kerajaan Kutai Kartanegara, yaitu Pangeran Anum
Panji Mandapa pada abad ke-13 M.
Peninggalan Kerajaan Kutai yang penting dan tersohor adalah tujuh buah
Prasasti Yupa yang bertuliskan dengan huruf pallawa dalam bahasa sansekerta. Prasasti
ini banyak memberikan cerita tentang sejarah dari keluarga Kerajaan Kutai. Yupa
sendiri merupakan tugu bantu dengan tinggi sekitar 1 meter yang tertanam di atas tanah,
mirip seperti tiang yang berukuran besar.
Pada bagian bawah permukaan, terukir tulisan Prasasti Kutai sebagai kerajaan
tertua di Indonesia. Hal ini dipercaya bahwa maksud orang terdahulu menulis kalimat
tersebut adalah untuk memperkenalkan kerajaannya. Selain itu, Yupa sendiri memiliki
fungsi sebagai prasasti, tiang pengikat hewan, serta lambang kebesaran raja.
Adapun isi dari tujuh Yupa yang telah diterjemahkan oleh para ahli adalah sebagai
berikut:
1. Berisi tentang silsilah raja yang pernah memerintah dan memiliki kekuasaan di Kutai.
2. Letak strategis Kerajaan Kutai yang berada pada hilir Sungai Mahakam, yaitu Muara
Kaman.
Kesimpulan
Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga, seorang yang pada awalnya dianggap
sebagai kepala suku. Seiring berjalannya waktu, penerus Kerajaan Kutai, yaitu anak
Kudungga yang bernama Aswawarman membentuk sistem kekerajaan di Kutai. Hingga
masa kejayaan Kutai yang dipimpin oleh Raja Mulawarman, salah satu anak dari
Aswawarman.
Semua kisah serta peninggalan Kutai diceritakan dalam tugu batu yang disebut
Prasasti Yupa. Akhirnya Kutai Mulawarman runtuh di tangan Kutai Kartanegara.