Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nindi Audira Kaloka

Kelas : XII - AKL

SEJARAH KERAJAAN KUTAI

Kerajaan Kutai merupakan suatu kerajaan hindu tertua yang terletak Kalimantan
Timur dekat dengan Sungai Mahakam. Kerajaan ini diperkirakan berdiri sekitar abad 4
M atau 400 M. Selain itu, kerajaan ini memiliki hubungan perdagangan dengan India
sangat baik, sehingga penyebaran agama hindu pun terjadi melalui jalur perdagangan
yang terjadi.

Pendiri Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai yang terkenal sebagai kerajaan hindu tertua di Indonesia


merupakan kerajaan yang memiliki sejarah panjang sebagai cikal bakal lahirnya
kerajaan-kerajaan lainnya di Indonesia. Nama Kutai sendiri diketahui oleh para ahli
mitologi saat setelah ditemukannya sebuah prasasti, yaitu Yupa. Prasasti Yupa
diidentifikasi sebagai peninggalan asli dari pengaruh agama hindu dan budha yang
menggunakan bahasa sansekerta dengan huruf pallawa.P
Dari prasasti inilah kemudian ditemukan nama Raja Kudungga sebagai pendiri
Kerajaan Kutai. Nama Maharaja Kudungga ini ditafsirkan oleh para ahli sejarah sebagai
nama asli Indonesia yang belum terpengaruh dengan bahasa India. Sedangkan
keturunannya seperti Raja Mulawarman dan Aswawarman diduga memiliki pengaruh
besar budaya hindu dari India.

Hal tersebut dikarenakan kata “Warman” pada setiap akhiran namanya berasal
dari bahasa sansekerta yang biasa digunakan oleh masyarakat India bagian selatan.
Inilah yang mengakibatkan banyak orang menyebut bahwa Kerajaan Kutai merupakan
kerajaan yang bercorak hindu dengan pengaruh budaya India begitu kental. Tak heran
jika pola kehidupan pada masa itu juga menyerupai kehidupan kerajaan-kerajaan hindu
di India.

Selanjutnya dari Prasasti Yupa diketahui juga nama-nama raja yang memerintah
Kerajaan Kutai setelah wafatnya pendiri tersebut, yaitu sebanyak 20 generasi sebagai
berikut:

1. Maharaja Kudungga, bergelar Anumerta Dewawarman (sebagai pendiri)

2. Maharaja Aswawarman (anak dari Raja Kudungga)

3. Maharaja Mulawarman (sebagai raja yang terkenal)

4. Maharaja Marawijaya Warman

5. Maharaja Gajayana Warman

6. Maharaja Tungga Warman

7. Maharaja Jayanaga Warman

8. Maharaja Nalasinga Warman

9. Maharaja Gadingga Warman Dewa

10. Maharaja Indra Warman Dewa

11. Maharaja Sangga Warman Dewa

12. Maharaja Candrawarman


13. Maharaja Sri Langka Dewa

14. Maharaja Guna Parana Dewa

15. Maharaja Wijaya Warman

16. Maharaja Sri Aji Dewa

17. Maharaja Mulia Putera

18. Maharaja Nala Pandita

19. Maharaja Indra Paruta Dewa

20. Maharaja Dharma Setia

Dari 20 generasi tersebut, raja yang terkenal adalah Raja Mulawarman. Namun, setelah
peninggalan Raja Kudungga, Kutai dipimpin oleh Aswawarman. Pemerintahan
Aswawarman tidak berlangsung lama yang kemudian digantikan oleh anaknya,
Mulawarman.

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Kejayaan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman ditulis dalam Prasasti


Yupa. Dalam prasasti tersebut dikatakan bahwa Mulawarman telah melakukan upacara
pengorbanan emas yang jumlahnya sangat banyak. Emas tersebut dibagikan kepada
para rakyatnya, selain itu juga dijadikan sebagai persembahan kepada para dewa.

Selanjutnya masa kejayaan pemerintahan Mulawarman bukan hanya ditandai


dari bukti tertulis dalam Prasasti Yupa saja. Banyak aspek yang mendorong kerajaan
tersebut mencapai masa keemasaanya. Adapun jika dilihat dari beberapa aspek lainnya
adalah sebagai berikut:

1. Aspek Sosial

Kehidupan sosial pada kerajaan ini ditandai dengan adanya golongan terdidik
yang banyak. Golongan terdidik ini menguasai bahasa sansekerta serta huruf pallawa.
Adapun golongan tersebut adalah golongan brahmana dan ksatria. Golongan ksatria
terdiri dari kerabat Raja Mulawarman pada masa itu. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya upacara pemberkatan seseorang yang memeluk agama hindu. Dimana para
brahmana memakai bahasa sansekerta yang sering digunakan pada prosesi adat tertentu,
namun sulit untuk dipelajari. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pada masa itu,
para brahmana memilik intelektual yang tinggi.

2. Aspek Politik

Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, stabilitas politik begitu terjaga.


Sistem politik menjadi kekuatan yang besar pengaruhnya dalam memimpin suatu
kerajaan. Hal tersebut juga disebutkan di Prasasti Yupa bahwa Raja Mulawarman
dikatakan menjadi raja yang berkuasa, kuat serta bijaksana. Secara jelas isi Prasasti
Yupa tersebut adalah “Sang Maharaja Kudungga yang amat mulia mempunyai putra
yang manshur, bernama Sang Aswawarman, ia seperti Sang Ansuman (Dewa Matahari)
dengan menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman memiliki putra
tiga, seperti api yang suci berjumlah tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah
Sang Mulawarman, raja yang baik, kuat, dan bijaksana. Sang Mulawarman telah
melakukan kenduri dengan emas yang amat banyak. Karena kenduri itulah tugu batu ini
didirikan oleh para Brahmana.” Dari sinilah kita dapat mengetahui kekuatan politik dari
Raja Mulawarman. Begitu kuatnya, hingga rakyat dan para golongan brahmana pun
mendirikan tugu sebagai bukti bahwa dirinya sangat berkuasa pada masa itu.

3. Aspek Ekonomi

Letak kerajaan yang berada dekat dengan Sungai Mahakam, membuat rakyatnya
begitu mudah untuk bercocok tanam. Hal tersebut menjadi mata pencaharian utama,
sedangkan lainnya lebih banyak beternak sapi dan berdagang. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peninggalan tertulis yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah
memberikan 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Selain itu, Kerajaan Kutai juga
menerapkan sistem penarikan hadiah yang harus diberikan kepada raja bagi pedagang
luar yang ingin berdagang di daerah Kutai. Pemberian hadiah biasanya berupa barang
yang mahal atau upeti yang dianggap sebagai pajak. Oleh sebab itu, Kutai mendapatkan
banyak pemasukan dari berbagai sumber.
4. Aspek Agama

Kehidupan masyarakat Kutai begitu kental dengan dengan keyakinannya pada


leluhur. Terbukti dengan adanya Prasasti Yupa yang berbentuk seperti tugu batu. Jika
dilihat asal usulnya, tugu batu sendiri merupakan peninggalan nenek moyang pada
Zaman Megalitikum.

Kemudian terdapat menhir dan batu berundak, selain itu dalam prasati yupa
menyebutkan tempat pemujaan yang suci bernama Waprakeswara (tempat pemujaan
dewa siwa). Oleh sebab itu, diyakini bahwa bahwa Raja sebagai penganut agama hindu
siwa bercampur dengan golongan brahmana. Sedangkan rakyatnya dibebaskan untuk
menganut agama hindu dalam aliran lainnya.

Masa kejayaan tersebut tak berlangsung lama, setelah Raja Mulawarman wafat,
Kutai banyak mengalami pergantian pemimpin. Hingga akhirnya kerajaan ini runtuh,
pada masa kepemimpinan Raja Dharma Setia. Telah dikabarkan bahwa Raja Dharma
Setia tewas dibunuh oleh penguasa Kerajaan Kutai Kartanegara, yaitu Pangeran Anum
Panji Mandapa pada abad ke-13 M.

Perlu diketahui bahwa kerajaan Kutai Kartanegara berbeda dengan Kerajaan


Kutai yang dipimpin oleh Mulawarman. Kerajaan Kutai Kartanegara terletak di Tanjung
Kute. Kemudian kerajaan inilah yang disebut dalam Kitab Negarakertagama pada tahun
1365.

Selanjutnya dalam perkembangannya Kerajaan Kutai Kartanegara menjadi


kerajaan islam yang disebut dengan Kesultanan Kutai Kartanegara. Inilah awal mula
keruntuhan Kutai Mulawarman yang disebut juga dengan Kutai Martadipura.
Selanjutnya kekuasaan diambil alih oleh Kesultanan Kutai Kertanegara.
Peninggalan Kerajaan Kutai

Peninggalan Kerajaan Kutai yang penting dan tersohor adalah tujuh buah
Prasasti Yupa yang bertuliskan dengan huruf pallawa dalam bahasa sansekerta. Prasasti
ini banyak memberikan cerita tentang sejarah dari keluarga Kerajaan Kutai. Yupa
sendiri merupakan tugu bantu dengan tinggi sekitar 1 meter yang tertanam di atas tanah,
mirip seperti tiang yang berukuran besar.

Pada bagian bawah permukaan, terukir tulisan Prasasti Kutai sebagai kerajaan
tertua di Indonesia. Hal ini dipercaya bahwa maksud orang terdahulu menulis kalimat
tersebut adalah untuk memperkenalkan kerajaannya. Selain itu, Yupa sendiri memiliki
fungsi sebagai prasasti, tiang pengikat hewan, serta lambang kebesaran raja.

Adapun isi dari tujuh Yupa yang telah diterjemahkan oleh para ahli adalah sebagai
berikut:

1. Berisi tentang silsilah raja yang pernah memerintah dan memiliki kekuasaan di Kutai.
2. Letak strategis Kerajaan Kutai yang berada pada hilir Sungai Mahakam, yaitu Muara
Kaman.

3. Tersebarnya agama hindu pada pemerintahan Raja Aswawarman.

4. Aswawarman dikatakan sebagai pendiri kerajaan dengan gelarnya “Wangsekerta”.

5. Wilayah kerajaan tertulis meliputi keseluruhan wilayah Kalimantan Timur.

6. Menceritakan kondisi kehidupan di Kutai yang aman dan sejahtera.

7. Menceritakan kebaikan serta kekuasaan Raja Mulawarman yang telah memberikan


sumbangan berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana.

Silsilah Kerajaan Kutai Kartanegara

Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan kerajaan yang memiliki silsilah panjang.


Hal ini juga dikarenakan perembangan dan transisi masa perubahan keyakinan, yaitu
hindu ke islam. Oleh sebab itu, kerajaan ini juga dikenal dengan kesultanan. Berikut
adalah silsilah kepemimpinan Kerajaan Kutai Kartanegara:

1. Aji Batara Agung Dewa Sakti 1300-1325 M

2. Aji Batara Agung Paduka Nira 1325-1360 M

3. Maharaja Sultan 1360-1420 M

4. Raja Mandarsyah 1420-1475 M

5. Pangerang Tumenggung Bayabaya 1475-1545 M

6. Raja Makota 1454-1610 M

7. Aji Dilanggar 1610-1635 M

8. Pangeran Sinum Panji Mendapa Ing Martadipura 1635-1650 M

9. Pangeran Dipati Agung Ing Martadipura 1650-1665 M

10. Pangeran Dipati Maja Kusuma Ing Martadipura 1665-1686 M

11. Aji Ragi Gelar Ratu Agung 1686-1700 M


12. Pangeran Dipati Tua Ing Martadipura 1700-1710 M

13. Pangeran Anum Panji Mendapa Ing Martadipura 1710-1735 M

14. Sultan Aji Muhammad Idris 1735-1778 M

15. Sultan Aji Muhammad Aliyeddin 1778-1780 M

16. Sultan Aji Muhammad Muslihuddin 1780-1816 M

17. Sultan Aji Muhammad Salehuddin 1816-1845 M

18. Dewan Perwalian 1845-1850 M

19. Sultan Aji Muhammad Sulaiman 1850-1899 M

20. Sultan Aji Muhammad Alimuddin 1899-1910 M

21. Pangeran Mangkunegoro 1910-1920 M

22. Sultan Aji Muhammad Parikesit 1920-1960 M

Kesimpulan

Kutai merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia. Letaknya di Kalimantan


Timur, dekat dengan Sungai Mahakam.

Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga, seorang yang pada awalnya dianggap
sebagai kepala suku. Seiring berjalannya waktu, penerus Kerajaan Kutai, yaitu anak
Kudungga yang bernama Aswawarman membentuk sistem kekerajaan di Kutai. Hingga
masa kejayaan Kutai yang dipimpin oleh Raja Mulawarman, salah satu anak dari
Aswawarman.

Semua kisah serta peninggalan Kutai diceritakan dalam tugu batu yang disebut
Prasasti Yupa. Akhirnya Kutai Mulawarman runtuh di tangan Kutai Kartanegara.

Anda mungkin juga menyukai