Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farsya

Kelas : X.E.2
Mapel : Sejarah

KERAJAAN KUTAI

Kerajaan Kutai yang terkenal sebagai kerajaan hindu tertua di Indonesia yang terletak
di Sungai Muara Kaman, Kalimantan Timur yang berdiri pada tahun 400 masehi. kerajaan
Kutai.merupakan kerajaan yang memiliki sejarah panjang sebagai cikal bakal lahirnya
kerajaan-kerajaan lainnya di Indonesia. Nama Kutai sendiri diketahui oleh para ahli mitologi
saat setelah ditemukannya sebuah prasasti, yaitu Yupa. Prasasti Yupa diidentifikasi sebagai
peninggalan asli dari pengaruh agama hindu dan budha yang menggunakan bahasa sansekerta
dengan huruf pallawa.
Dari prasasti inilah kemudian ditemukan nama Raja Kudungga sebagai pendiri
Kerajaan Kutai. Nama Maharaja Kudungga ini ditafsirkan oleh para ahli sejarah sebagai nama
asli Indonesia yang belum terpengaruh dengan bahasa India. Sedangkan keturunannya seperti
Raja Mulawarman dan Aswawarman diduga memiliki pengaruh besar budaya hindu dari India.
Hal tersebut dikarenakan kata “Warman” pada setiap akhiran namanya berasal dari
bahasa sansekerta yang biasa digunakan oleh masyarakat India bagian selatan. Inilah yang
mengakibatkan banyak orang menyebut bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan yang
bercorak hindu dengan pengaruh budaya India begitu kental. Tak heran jika pola kehidupan
pada masa itu juga menyerupai kehidupan kerajaan-kerajaan hindu di India.
Selanjutnya dari Prasasti Yupa diketahui juga nama-nama raja yang memerintah Kerajaan
Kutai setelah wafatnya pendiri tersebut, yaitu sebanyak 20 generasi sebagai berikut:
1. Maharaja Kudungga, bergelar Anumerta Dewawarman (sebagai pendiri)
2. Maharaja Aswawarman (anak dari Raja Kudungga)
3. Maharaja Mulawarman (sebagai raja yang terkenal)
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Gadingga Warman Dewa
10. Maharaja Indra Warman Dewa
11. Maharaja Sangga Warman Dewa
12. Maharaja Candrawarman
13. Maharaja Sri Langka Dewa
14. Maharaja Guna Parana Dewa
15. Maharaja Wijaya Warman
16. Maharaja Sri Aji Dewa
17. Maharaja Mulia Putera
18. Maharaja Nala Pandita
19. Maharaja Indra Paruta Dewa
20. Maharaja Dharma Setia
Dari 20 generasi tersebut, raja yang terkenal adalah Raja Mulawarman. Namun, setelah
peninggalan Raja Kudungga, Kutai dipimpin oleh Aswawarman. Pemerintahan Aswawarman
tidak berlangsung lama yang kemudian digantikan oleh anaknya, Mulawarman.

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai


Kejayaan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman ditulis dalam Prasasti Yupa.
Dalam prasasti tersebut dikatakan bahwa Mulawarman telah melakukan upacara pengorbanan
emas yang jumlahnya sangat banyak. Emas tersebut dibagikan kepada para rakyatnya, selain
itu juga dijadikan sebagai persembahan kepada para dewa
Selanjutnya masa kejayaan pemerintahan Mulawarman bukan hanya ditandai dari bukti
tertulis dalam Prasasti Yupa saja. Banyak aspek yang mendorong kerajaan tersebut mencapai
masa keemasaanya. Adapun jika dilihat dari beberapa aspek lainnya adalah sebagai berikut:
1. Aspek Sosial
Kehidupan sosial pada kerajaan ini ditandai dengan adanya golongan terdidik
yang banyak. Golongan terdidik ini menguasai bahasa sansekerta serta huruf pallawa.
Adapun golongan tersebut adalah golongan brahmana dan ksatria. Golongan ksatria
terdiri dari kerabat Raja Mulawarman pada masa itu.Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya upacara pemberkatan seseorang yang memeluk agama hindu. Dimana para
brahmana memakai bahasa sansekerta yang sering digunakan pada prosesi adat
tertentu, namun sulit untuk dipelajari. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pada
masa itu, para brahmana memilik intelektual yang tinggi.
2. Aspek Politik
Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, stabilitas politik begitu terjaga.
Sistem politik menjadi kekuatan yang besar pengaruhnya dalam memimpin suatu
kerajaan. Hal tersebut juga disebutkan di Prasasti Yupa bahwa Raja Mulawarman
dikatakan menjadi raja yang berkuasa, kuat serta bijaksana.
Secara jelas isi Prasasti Yupa tersebut adalah
“Sang Maharaja Kudungga yang amat mulia mempunyai putra yang manshur,
bernama Sang Aswawarman, ia seperti Sang Ansuman (Dewa Matahari) dengan
menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman memiliki putra tiga,
seperti api yang suci berjumlah tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang
Mulawarman, raja yang baik, kuat, dan bijaksana. Sang Mulawarman telah melakukan
kenduri dengan emas yang amat banyak. Karena kenduri itulah tugu batu ini didirikan
oleh para Brahmana.”
Dari sinilah kita dapat mengetahui kekuatan politik dari Raja Mulawarman.
Begitu kuatnya, hingga rakyat dan para golongan brahmana pun mendirikan tugu
sebagai bukti bahwa dirinya sangat berkuasa pada masa itu.
3. Aspek Ekonomi
Letak kerajaan yang berada dekat dengan Sungai Mahakam, membuat
rakyatnya begitu mudah untuk bercocok tanam. Hal tersebut menjadi mata pencaharian
utama, sedangkan lainnya lebih banyak beternak sapi dan berdagang. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peninggalan tertulis yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah
memberikan 20.000 ekor sapi kepada para brahmana.
Selain itu, Kerajaan Kutai juga menerapkan sistem penarikan hadiah yang harus
diberikan kepada raja bagi pedagang luar yang ingin berdagang di daerah Kutai.
Pemberian hadiah biasanya berupa barang yang mahal atau upeti yang dianggap sebagai
pajak. Oleh sebab itu, Kutai mendapatkan banyak pemasukan dari berbagai sumber.
4. Aspek Agama
Kehidupan masyarakat Kutai begitu kental dengan dengan keyakinannya pada
leluhur. Terbukti dengan adanya Prasasti Yupa yang berbentuk seperti tugu batu. Jika
dilihat asal usulnya, tugu batu sendiri merupakan peninggalan nenek moyang pada
Zaman Megalitikum.
Kemudian terdapat menhir dan batu berundak, selain itu dalam prasati yupa
menyebutkan tempat pemujaan yang suci bernama Waprakeswara (tempat pemujaan
dewa siwa). Oleh sebab itu, diyakini bahwa bahwa Raja sebagai penganut agama hindu
siwa bercampur dengan golongan brahmana. Sedangkan rakyatnya dibebaskan untuk
menganut agama hindu dalam aliran lainnya.
Masa kejayaan tersebut tak berlangsung lama, setelah Raja Mulawarman wafat, Kutai
banyak mengalami pergantian pemimpin. Hingga akhirnya kerajaan ini runtuh, pada masa
kepemimpinan Raja Dharma Setia. Telah dikabarkan bahwa Raja Dharma Setia tewas dibunuh
oleh penguasa Kerajaan Kutai Kartanegara, yaitu Pangeran Anum Panji Mandapa pada abad
ke-13 M.
Perlu diketahui bahwa kerajaan Kutai Kartanegara berbeda dengan Kerajaan Kutai
yang dipimpin oleh Mulawarman. Kerajaan Kutai Kartanegara terletak di Tanjung Kute.
Kemudian kerajaan inilah yang disebut dalam Kitab Negarakertagama pada tahun 1365.
Selanjutnya dalam perkembangannya Kerajaan Kutai Kartanegara menjadi kerajaan
islam yang disebut dengan Kesultanan Kutai Kartanegara. Inilah awal mula keruntuhan Kutai
Mulawarman yang disebut juga dengan Kutai Martadipura. Selanjutnya kekuasaan diambil alih
oleh Kesultanan Kutai Kertanegara.

Peninggalan Kerajaan Kutai


Peninggalan Kerajaan Kutai yang penting dan tersohor adalah tujuh buah Prasasti Yupa
yang bertuliskan dengan huruf pallawa dalam bahasa sansekerta. Prasasti ini banyak
memberikan cerita tentang sejarah dari keluarga Kerajaan Kutai. Yupa sendiri merupakan tugu
bantu dengan tinggi sekitar 1 meter yang tertanam di atas tanah, mirip seperti tiang yang
berukuran besar.
Pada bagian bawah permukaan, terukir tulisan Prasasti Kutai sebagai kerajaan tertua di
Indonesia. Hal ini dipercaya bahwa maksud orang terdahulu menulis kalimat tersebut adalah
untuk memperkenalkan kerajaannya. Selain itu, Yupa sendiri memiliki fungsi sebagai prasasti,
tiang pengikat hewan, serta lambang kebesaran raja.
Adapun isi dari tujuh Yupa yang telah diterjemahkan oleh para ahli adalah sebagai berikut:
1. Berisi tentang silsilah raja yang pernah memerintah dan memiliki kekuasaan di Kutai.
2. Letak strategis Kerajaan Kutai yang berada pada hilir Sungai Mahakam, yaitu Muara
Kaman.
3. Tersebarnya agama hindu pada pemerintahan Raja Aswawarman.
4. Aswawarman dikatakan sebagai pendiri kerajaan dengan gelarnya “Wangsekerta”.
5. Wilayah kerajaan tertulis meliputi keseluruhan wilayah Kalimantan Timur.
6. Menceritakan kondisi kehidupan di Kutai yang aman dan sejahtera.
7. Menceritakan kebaikan serta kekuasaan Raja Mulawarman yang telah memberikan
sumbangan berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana.

Anda mungkin juga menyukai