Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“KERAJAAN KUTAI”

Disusun oleh:
1.)ADINDA NUR INAYAH
2.)ANDI SAPUTRA
3.)FANNY YOLANINGTIYAS
4.)JULIA VICA PRASASTI
5.)RANGGA DWI SAPUTRA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunianya sehingga makalah kerajaan kutai ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah kerajaan kutai ini dapat dibuat dengan sebaik
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika didalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan, karena kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa yaitu
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga
makalah kerajaan kutai ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Simpang agung, Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya kerajaan kutai
B. Kehidupan politik kerajaan kutai
C. Kehidupan sosial budaya kerajaan kutai
D. Kehidupan ekonomi kerajaan kutai
E. Kehidupan keagamaan kerajaan kutai

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setelah kedatangan agama dan kebudayaan hindu budha, terjadi


perkembangan dan perubahan besar dalam kehidupan masyarakat indonesia,
terutama dalam bidang politik. Sistem pemerintahan masyarakat indonesia
mengalami perubahan dari sistem kesukuan menjadi kerajaan, kepala
pemerintahan tidak dipegangan oleh kepala suku bergelar datu / datuk atau
ratu / raka, tetapi dipegang oleh seorang raja menggunakan gelar prabu, raja,
atau maha raja.
Dalam sistem ini, raja dianggap keturunan dewa yang harus disembah
oleh bawahan dan rakyatnya. Oleh karena itu raja memiliki hak untuk
menyelenggarakan pemerintahan secara mutlak da turun temurun. Sistem
pemerintahan kerajaan digunakan diwilayah kalimantan, jawa, dan sumatera.
Selanjutnya didaerah tersebut bermunculan kerajaan yang bercorak hindu
budha.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam


makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan kutai?
2. Bagaimana kehidupan politik kerajaan kutai?
3. Bagaimana kehidupan sosial budaya kerajaan kutai?
4. Bagaimana kehidupan ekonomi kerajaan kutai?
5. Bagaimana kehidupan keagamaan kerajaan kutai?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kutai
Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur
yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah
batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan
berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5).
Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah berdirinya
suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kutai. Tidak banyak informasi mengenai
Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah prasasti Yupa tersebutlah sumbernya. Penggunaan
nama Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari
tempat ditemukannya prasasti Yupa tersebut.

Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang
dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan
bahwa Raja Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari
Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja Kudungga, telah memberikan 20.000
ekor sapi kepada para Brahmana. Dari prasasti tersebut didapat bawah Kerajaan
Kutai pertama kali didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya
Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak
Aswawarman). Menurut para ahli sejarah nama Kudungga merupakan nama asli
pribumi yang belum terpengaruh oleh kebudayaan Hindu.

Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas


dasar kata ‘warman’ pada namanya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa
Sanskerta. Berikut di bawah ini merupakan daftar raja-raja yang pernah memimpin
Kerajaan Kutai, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)


2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Nala Parana Tungga
10.Maharaja Gadingga Warman Dewa
11.Maharaja Indra Warman Dewa
12.Maharaja Sangga Warman Dewa
13.Maharaja Candrawarman
14.Maharaja Sri Langka Dewa
15.Maharaja Guna Parana Dewa
16.Maharaja Wijaya Warman
17.Maharaja Sri Aji Dewa
18.Maharaja Mulia Putera
19.Maharaja Nala Pandita
20.Maharaja Indra Paruta Dewa
21.Maharaja Dharma Setia.

C. Kehidupan Politik Kerajaan Kutai

Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja
terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah
putra Kudungga. Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai
Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri
keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan
dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama Hindu.

Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesia asli dan
masih sebagai kepala suku, yang menurunkan raja-raja Kutai. Dalam kehidupan
sosial terjalin hubungan yang harmonis/erat antara Raja Mulawarman dengan
kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam yupa, bahwa Raja Mulawarman
memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang
suci bernama Waprakeswara. Istilah Waprakeswara tempat suci untuk memuja
Dewa Siwa di pulau Jawa disebut Baprakewara. Sejak muncul dan berkembangnya
Pengaruh Hindu di Kaltim, terjadi perubahan dalam tata pemerintahan, yaitu dari
sistem pemerintahan kepala suku menjadi sistem pemerintahan raja atau feodal.

c. kehidupan sosial budaya kerajaan kutai


Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui bahwa pada abad
ke-4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah banyak
menerima pengaruh Hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu
kerajaan yang teratur rapi menurut pola pemerintahan di India. Masyarakat
Indonesia menerima unsur-unsur dari luar dan mengembangkannya sesuai dengan
tradisi bangsa Indonesia. Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut:
1. Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya
nenek moyangnya.
2. Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan
kebudayaan. Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan
kebudayaannya.
3. Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respons terhadap perubahan
dan kemajuan budaya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat
Kutai yang menerima dan mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam
kehidupan masyarakat.
4. Selain dari itu masyarakat Kutai dikenal sebagai masyarakat yang
menjunjung tinggi spirit keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.
Penyebutan Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan ritual keagamaan
dalam yupa-prasasti yang mereka tulis menguatkan kesimpulan itu.

D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai


Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal berikut ini:

1. Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina
dan India. Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para
pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, di samping pertanian.
2. Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja
Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor
sapi kepada para Brahmana.

E. Kehidupan Keagamaan Kerajaan Kutai


Agama Hindu di Kerajaan Kutai mulai berkembang pada masa
pemerintahan Raja Aswawarman. Agama Hindu yang berkembang adalah Hindu
Syiwa sebagai dewa tertinggi tetapi di luar golongan brahmana dan ksatria,
sebagian besar masyarakat Kutai masih menjalankan adat istiadat dan kepercayaan
asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, masih
terdapat kebebasan bagi masyarakatnya untuk menjalankan kepercayaan aslinya.
Dewa Syiwa diyakini sebagai simbol Brahma yang memiliki kekuatan untuk
meleburkan alam semesta. Perkembangan agama Hindu Syiwa dibuktikan dengan
adanya tempat suci yang bernama Waprakeswara yang digunakan untuk memuja
Dewa Syiwa.
Di Kerajaan Kutai, agama Hindu Syiwa menjadi agama resmi, walaupun
hanya berkembang di lingkungan istana. Sedangkan, rakyat Kutai masih pada
kepercayaan kaharingan. Kaharingan adalah kepercayaan suku Dayak di
Kalimantan, yang menyembah Ranying Hatalla Langit sebagai pencipta alam
semesta. Kepercayaan ini memiliki beberapa persamaan dengan agama Hindu
satunya penggunaan sesajen. Oleh karena itu, pada tanggal 20 April 1980,
kaharingan dimasukkan dalam kategori agama Hindu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kutai adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti
sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman,
Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh
para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan
eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan
nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.
Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa
di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M.

Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja
terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah
putra Kudungga. Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai
Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri
keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan
dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama Hindu.

B. Saran
Melalui makalah Kerajaan Kutai ini, penulis menyarankan agar jangan melupakan
sejarah bangsa kita, dan berusaha menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah
yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://liya2000.blogspot.co.id/2017/02/makalah-kerajaan-Kutai-dan-tarumanegara_82.html

http://fickyfebryadi97.blogspot.co.id/2013/08/sejarah-kerajaan-Kutai-dan-tarumanegara.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai

https://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara

Anda mungkin juga menyukai