PENDAHULUAN
industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan
dan sangat peka dengan kerusakan lingkungan, misalnya pencemaran oleh limbah
domestik yang berbau dan tampak kotor, sampah yang bertumpuk dan kerusakan
Bagi Pulau Bali yang dikenal sebagai destinasi wisata dunia, fenomena pencemaran
lingkungan hidup merupakan sebuah ironi. Sebagai kawasan yang menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi Bali yang menjadi lokasi hotel, restoran, dan beragam fasilitas
1
lingkungan hidup di kawasan yang telah berkembang menjadi segitiga emas
nilai spiritual seharusnya memberikan kontribusi yang besar pada pembentukan citra
kawasan yang baik.
di Bali, yaitu perilaku masyarakat yang tidak ramah lingkungan. Hal itu didapatkan
dalam survei terhadap 406 pemilik telepon di Bali yang dilakukan oleh Bali Post, yang
Pantai dan segala daya tariknya, menjadi motor penggerak bagi wisata alam,
khususnya yang berbasis pada potensi wisata pantai, (Fandeli, 1997). Pemanfaatan
pantai sebagai tempat pembangunan pariwisata tentu berakibat pada makin beratnya
beban yang harus didukung oleh lingkungan. Sebagai akibatnya kualitas lingkungan
pantai menjadi menurun seperti semakin sempitnya garis pantai, tidak tertatanya
sedikitnya sumber daya yang dapat dimanfaatkan seperti biota dan terumbu karang, hal
Kawasan Bali Selatan yang membuang sampah secara sembarangan dinyatakan sebagai
penyebab terbanyak (37%) terjadinya pencemaran lingkungan hidup. Selain itu, sebab
2
lainnya adalah masyarakat yang tidak mempunyai septik tank (25 %) dan masyarakat
yang tidak peduli terhadap lingkungan (18%). Ketiga pernyataan tersebut memiliki
Ada lebih dari 13 pantai di Bali yang dikenal sebagai tujuan wisata, salah satunya
adalah Pantai Kuta. Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di
kecamatan Kuta, Badung, Bali, Indonesia. Daerah ini merupakan sebuah tujuan
wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi objek wisata Pulau
Bali sejak awal tahun 1970. Selain keindahan pantai, wisata Pantai Kuta juga
menawarkan berbagai jenis hiburan seperti bar, restoran, pertokoan, hotel dan toko-toko
kelontong, serta pedagang kaki lima di sepanjang pantai. Setiap tahun, pengunjung
Pantai Kuta kerap mengeluhkan masalah kebersihan dan tumpukan sampah, terutama
saat musim liburan. Permasalahan ini memperoleh perhatian utama dari berbagai
Kuta.
Laut sama dengan ekosistem lainnya memiliki daya homeostatis yaitu kemampuan
memiliki daya dukung (carrying capacity) untuk memurnikan diri (self purification)
dari segala gangguan yang masuk ke dalam badan-badan perairan tersebut. Pada
jenis limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia (Dahuri, 2001). Laut menerima
bahan-bahan yang terbawa oleh air dari daerah pertanian, limbah rumah tangga, sampah
dan bahan buangan dari kapal, tumpahan minyak lepas pantai dan masih banyak lagi
bahan yang terbuang ke laut (Darmono, 2001). Jika beban yang diterima oleh perairan
3
telah melampaui daya dukungnya maka kualitas air akan turun. Lingkungan perairan
tidak sesuai lagi dengan batas baku mutu yang ditetapkan, perairan tersebut telah
tercemar baik secara fisik, kimia maupun mikrobilogi. Hal ini di samping sangat
Unud (2004), kondisi perairan Pantai Kuta bila dilihat dari segi peruntukannya
kondisinya sudah kurang baik. Sebagai air untuk pariwisata dan rekreasi, ada beberapa
parameter fisik, kimia dan mikrobiologi telah melampaui ambang batas yang ditetapkan
baik di musim hujan, maupun musim kemarau. Perairan Pantai Kuta juga sering
seminimal mungkin sehingga perairan pantai menjadi aman untuk mandi, renang, dan
menyelam.
Tanpa lingkungan yang baik tidak mungkin pariwisata berkembang. Oleh karena itu
dalam industri pariwisata lingkungan itulah sebenarnya di jual. Seperti halnya dengan
industri lain, pariwisata menjadi tidak laku jika mutunya tidak lagi memadai. Oleh
bukanlah merupakan hal yang abstrak, melainkan benar-benar konkrit dan sering
4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.4 Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran di Pantai
Kuta?
1.2.5 Peraturan-peraturan apa saja yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka
1.3 Tujuan
1.3.4 Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi
1.3.5 Untuk mengetahui peraturan-peraturan apa saja yang dibuat oleh pemerintah
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pariwisata
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut.
Pakar pariwisata dari Swiss yaitu Hunziker dan Krapt menyatakan bahwa : Pariwisata
adalah keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan
dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya, dengan maksud bukan untuk
tinggal menetap di tempat yang disinggahinya dan tidak berkaitan dengan pekerjaan
untuk mencapai taraf yang lebih baik. Apabila dalam proses pembangunan itu terjadi
dampak yang kurang baik terhadap lingkungan, maka haruslah dilakukan upaya untuk
6
meniadakan atau mengurangi dampak negatif tersebut, sehingga keadaan lingkungan
12, Pasal 13 dan Pasal 14 Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
Pasal 12
2. Dalam hal RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum tersusun,
pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya
3. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada
a. Menteri untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup nasional
dan pulau/kepulauan;
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
peraturan pemerintah.
7
Pasal 13
a. pencegahan;
b. penanggulangan; dan
c. pemulihan
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
Pasal 14: Instrumen pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup
terdiri atas: KLHS; tata ruang; baku mutu lingkungan hidup; kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup; analisis risiko lingkungan hidup; audit lingkungan hidup; dan
instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/ atau perkembangan ilmu pengetahuan.
Lingkungan adalah bulatan yang melingkupi atau melingkari, sekalian yang terlingkung
disuatu daerah sekitarnya. Menurut ensiklopedia Umum (1977) lingkungan adalah alam
8
sekitar termasuk orang-orangnya dalam hidup pergaulan yang mempengaruhi manusia
Indonesia(1983) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar suatu organisme
meliputi :
1. Lingkungan mati (abiotik) yaitu lingkungan diluar suatu organisme yang terdiri atas
benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya,
2. Lingkungan hidup (biotik) yaitu lingkungan diluar suatu organisme yang terdiri atas
ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
sistem yang meliputi lingkungan alam, lingkungan buatan dan lingkungan sosial yang
hidup lainnya. Oleh sebab itu keberadaan lingkungan hidup harus turut dipertimbangkan
(Soerjadi;1988). Lingkungan Hidup menurut Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2005
9
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup,
2005 adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan yang meliputi
(2) UU No. 23 Tahun 1997). Lebih lanjut dikatakan dalam Pasal 3 UU Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997, bahwa pengelolaan lingkungan hidup yang
diselenggerakan dengan asas tanggung jawab, asas keberlanjutan dan asas manfaat
masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang maha
Esa. Dan yang menjadi sasaran pengelolaan lingkungan hidup ini adalah (Pasal 4
hidupnya.
10
5. Terkendalinya pemanfaatan sumer daya secara bijaksana.
dan tanah.
b. Penurunan laju kerusakan lingkungan hidup yang meliputi sumber daya air,
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dipusat dan daerah
( Zoer`aini,2009;25)
11
lingkungan dan memperkecil resiko lingkungan, agar pengaruh yang merugikan dapat
Masalah yang kedua adalah pengrusakan dan pengotoran lingkungan hidup yang
hidup, dimana pembangunan itu membutuhkan sumber daya alam dan sumber daya
menganggu lingkungan hidup. Untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup tidak dapat
meningkatkan daya guna dan hasil guna sistem pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
sebagai akibat datangnya wisatawan ke suatu wilayah tertentu yang mempunyai kondisi
pariwisata dan objek wisata dapat memberikan setidaknya adanya enam butir dampak
positif, yaitu:
Menyebarkan pembangunan
12
Menciptakan lapangan kerja
Perubahan system nilai dalam moral, etika, kepercayaan, dan tata pergaulan
rusaknya habitat flora dan fauna tertentu, polusi air, udara, tanah, dsb
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
13
lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan.
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
2. Merusak dalam jangka waktu lama seperti Pb tidak merusak bila konsentrasinya
rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, dapat terakumulasi dalam
1. Pencemaran tanah
pembuangan bahan sintesis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti
plastic, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah.
Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan
14
2. Pencemaran air
Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air antara lain limbah pabrik,
detergen, pestisida, minyak, dan bahan organis yang berupa sisa-sisa organism yang
mengalami pembusukan.
3. Pencemaran udara
Pencemaran udara dapat bersumber dari manusia atau dapat berasal dari alam.
Pencemaran oleh alam misalnya letusan gunung berapi yang mengeluarkan debu, gas
CO, SO2, dan H2S. partikel-partikel zat padat yang mencemari udara di antara nya
berupa debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel logam yang paling banyak
4. Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang,
deru mesin pabrik, atau tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu
pendengaran.
2.5.1 Limbah
Pengertian limbah secara umum adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan
manusia baik berupa padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah tidak memiliki nilai
ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang. Limbah juga merupakan suatu bahan
yang tidak berarti dan tidak berharga limbah bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan
dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak
berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit atau
15
merugikan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik
dari proses industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai
sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
yakni : (1) limbah adalah sisa proses produksi, (2) limbah adalah bahan yang tidak
pembuatan/pemakaian, (3) limbah adalah barang cacat atau rusak dalam proses
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Karakteristik limbah yaitu: berukuran
mikro, dinamis, berdampak luas (penyebarannya), dan berdampak jangka panjang (antar
generasi). Sedangkan faktor yang mempengaruhi kualitas limbah yaitu : volume limbah,
bagian, yaitu:
1. Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil
2. Limbah padat, adalah benda-benda yang keberadaannya melebihi jumlah normal dan
16
3. Limbah gas dan partikel, adalah gas dan partikel yang jumlah atau keberadaannya
menjadi empat diantaranya yaitu: limbah cair, limbah padat, limbah gas dan limbah
suara. Artikel ini akan menjelaskan secara rinci masing-masing jenis limbah ini.
1. Limbah cair
kualitas air dan pengendalian pencemaran air menjelaskan pengertian dari limbah yaitu
sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Pengertian limbah cair
lainnya adalah sisa hasil buangan proses produksi atau aktivitas domestik yang berupa
cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur
(tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam
Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan
Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.
Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan
industri. Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air
dari industri pengolahan makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui
17
rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukan. Air limbah dapat
merembes ke dalam saluran pembuangan melalui pipa yang pecah, rusak, atau
bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran yang membuka atau yang
atau perkebunan.
Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di
atas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan
limbah cair.
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga
dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan
kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum
diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu
Limbah cair yang tidak ditangani atau diolah dengan baik dapat menimbulkan
dampak yang besar bagi pencemaran lingkungan serta dapat menjadi sumber penyakit
bagi masyarakat. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu
penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar,
seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya
mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Selain
18
itu, limbah cair domestik biasanya tidak terlalu diperhatikan dengan baik padahal kalau
dibiarkan terus menerus dalam jangka waktu lama dapat menjadi masalah bagi
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, limbah air deterjen sisa cucian
apabila dibiarkan dalam jangka panjang akan menjadi sumber pencemaran lingkungan
dan menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Mengingat penting dan besarnya
dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair bagi lingkungan, sehingga penting bagi
limbah cair.
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri
yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat.
tiga yaitu: pengolahan secara biologi, pengolahan secara fisika, dan pengolahan secara
kimia.
2. Limbah padat
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang
berbentuk padat. Contoh dari limbah padat diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk
besi, serbuk kayu, kain, dll. Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam
19
Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa
Contohnya yaitu: sisa makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat
anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme,
logam.
Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah
membusuk.
Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa
bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang
berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan
plastik.
Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal
Penanganan limbah padat bisa dibedakan dari kegunaan atau fungsi limbah
padat itu sendiri. Limbah padat ada yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan lagi
serta mempunyai nilai ekonomis seperti plastik, tekstil, potongan logam, namun ada
juga yang tidak bisa dimanfaatkan lagi. Limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan
lagi biasanya dibuang, dibakar, atau ditimbun begitu saja. Beberapa industri tertentu
20
limbah padat yang dihasilkan terkadang menimbulkan masalah baru yang berhubungan
dengan tempat atau areal luas yang dibutuhkan untuk menampung limbah tersebut.
3. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Secara
alami udara mengandung unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dll.
Penambahan gas ke udara yang melampaui kandungan udara alami akan menurunkan
kualitas udara. Limbah gas yang dihasilkan berlebihan dapat mencemari udara serta
menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih
mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume.
Sedangkan pencemaran berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk
padatan atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan
gas-gas tersebut. Bahan padatan dan cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat.
Seperti limbah gas yang dihasilkan oleh suatu pabrik dapat mengeluarkan gas yang
berupa asap, partikel serta debu. Apabila ini tidak ditangkap dengan menggunakan alat,
maka dengan dibantu oleh angin akan memberikan jangkauan pencemaran yang lebih
luas. Jenis dan karakteristik setiap jenis limbah akan tergantung dari sumber limbah.
21
3. Nitrogen oksida (NOx) Gas berwarna dan berbau
Tabel 2.3.1 Sepuluh macam limbah gas yang umum ada di udara
4. Limbah suara
Yaitu limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat di udara. Limbah
lagi dan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan. Jenis
22
antara lain proyek pembangunan maupun proyek pembongkaran (contruction
komersial). Sedangkan limba demolition antara lain Limbah yang berasal dari
nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah
sakit. Bahan atau peralatan terkena atau menjadi radioaktif dapat disebabkan
pengion.
mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami
kaleng, dan lain-lain. Pemanfaatan limbah dapat ditempuh melalui dua cara,
yaitu dalam proses daur ulang menjadi produk tertentu yang bermanfaat dan
tanpa daur ulang. Sampah yang dapat dimanfaatkan langsung tanpa daur ulang
23
kuri, dan pot), serbuk gergaji sebagai media penanaman jamur, botol dan kaleng
1. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan
2. Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi manusia
dan lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.
3. Limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan
oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan
4. Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan industri antara lain:
2. Limbah cair: bahan kimia, hasil pelarut, air bekas produksi, oli bekas, dll
3. Limbah gas: gas buangan kendaraan bermotor, gas buangan boiler, gas hasil
pembakaran dll
Limbah yang dihasilkan dari proses atau kegiatan rumah tangga (domestik) antara lain:
24
1. Limbah padat: sisa makanan, tinja manusia dll
2. Limbah cair: urine manusia, air bekas cucian, air bekas mandi dll
terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan bisa berdampak positif dan negatif
terhadap lingkungan. Beberapa factor yang mempengaruhi kualitas limbah antara lain
volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan dampak negative dari kegiatan
25
Tabel 2.3.2 Dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan alami
26
Tabel 2.3.3 Dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan terbangun
27
Komponen Fenomena Dampak Kegiatan Pariwisata yang Menimbulkan
Lingkungan Negatif Dampak Negatif
Adopsi nilai-nilai dan Interaksi intensif dengan penduduk
kepercayaan yang tidak setempat
Nilai dan sesuai Gaya hidup hedonis
Kepercayaan
Tidak mengindahkan Tidak menghormati adat setempat
nilai-nilai adat Tidak memahami adat setempat
Promosi tak resmi negatif
Pelacuran
Wisatawan yang suka malacur
Moral Adopsi kebiasaan minum
wisatawan yang buruk
Mabuk
Mudahnya memperoleh minuman
beralkohol
Mengacaubalaukan modernisasi
“Kebarat-baratan” dengan perilaku orang Barat
Gaya hidup Barat yang menarik
Perilaku
Perilaku orang asing yang menarik
Mengabaikan perilaku
Indonesia Perilaku wisatawan yang “bebas
berbuat apa saja”
Komersialisasi seni
Kerusakan bentuk seni
Bentuk seni adat asli tidak menarik
adat
bagi wisatawan
Tindakan buruk wisatawan
Seni dan Kerajinan
Kerusakan dan Benda budaya tidak dilindungi dengan
hilangnya benda baik
budaya Akses tak terkendali ke benda budaya
Tidak adanya perawatan
Wisatawan menarik penjahat
Narkotika dan obat bius lainnya
Hukum dan Meningkatnya Wisatawan sebagai kurir gang/
Keterlibatan pelanggaran hokum kelompok penjahat
Tidak memahami sistem legal
Indonesia
Fakta sejarah tidak cermat
Salah menafsirkan
Sejarah Fakta sejarah diabaikan
sejarah nasional
Fakta sejarah dibelokkan
28
BAB III
PEMBAHASAN
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di kecamatan Kuta,
sebelah selatan Kota Denpasar, Bali, Indonesia. Daerah ini merupakan sebuah tujuan
wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal
tahun 1970-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam
(sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur. Selain itu, Lapangan Udara I Gusti
Bandar Udara Ngurah Rai. Untuk dapat sampai ke Pantai Kuta dapat melalui darat
beraspal dengan lebar ± 6 meter. Jalan utama menuju pantai menjadi satu dengan jalan
raya, hal tersebut yang menyebabkan areal parkir disediakan dengan cara berjajar di
sepanjang pantai.
aksesibilitas fisik, yaitu Bandara Ngurah Rai sebagai akses utama wisatawan untuk
melakukan kegiatan wisata ke Pantai Kuta dan daerah tujuan wisata lain di Pulau Bali.
Untuk menuju Pantai Kuta akses fisik kendaraan yang dapat digunakan, yaitu kendaraan
beroda dua dan kendaraan beroda empat dengan jarak tempuh sepuluh menit dari
Aksesibilitas nonfisik Pantai Kuta berupa akses informasi mengenai objek dan
daya tarik, sarana prasarana, dan keterangan-keterangan kawasan ini yang dapat
29
diperoleh di berbagai tempat, antara lain Kantor Kelurahan Kuta atau Kecamatan Kuta,
itu, juga informasi melalui internet yang dapat diakses pada situs-situs perorangan yang
dapat dicari dengan menggunakan mesin pencari (search engine) seperti google dan
yahoo.
1. Pada tahun 1960, kawasan ini merupakan tempat persinggahan bagi wisman yang
2. Pada tahun 1970, kawasan ini berkembang sebagai koloni hippies, yaitu wisatawan
backpackers yang datang dari seluruh belahan dunia dengan membawa gaya hidup
bebas.
3. Pada tahun 1980, kawasan ini berkembang menjadi kawasan khusus untuk
wisatawan Australia yang berselancar serta sarana akomodasi dari hotel berbintang
30
4. Pada tahun 1990, kawasan ini mengalami booming wisatawan dilihat berdasarkan
jumlah ribuan kamar yang selalu penuh dan penduduk mulai mengubah bagian
depan rumahnya menjadi art shop yang menjual bikini dan baju berlengan buntung
5. Pada tahun 2000, kawasan ini mengalami musibah pengeboman di Sari Club dan
Paddy’s yang dilakukan oleh kelompok Amrozi pada 12 Oktober 2002 yang
Oktober 2005 kembali terjadi penge boman kedua kafe di Jimbaran,yakni kafe
Sejumlah kandungan zat kimia seperti nitrat dan phospat ternyata telah melampaui nilai
ambang batas maksimum baku mutu air laut. Padahal, bila masuk ke tubuh manusia zat-
zat itu bisa berbahaya karena dalam jangka panjang atau terakumulasi bisa memicu
penyakit.
Lingkungan (Bapeldal) Badung pada tahun 2007 menunjukkan bahwa kadar tiga unsur
yakni nitrat (no3-N), posphat (P), dan phenol sudah melebihi batas maksimum yang
melakukan pemeriksaan pada November 2007 lalu dengan mengambil sampel dari air
laut Kuta, serta tukad yang bermuara di sepanjang Pantai Kuta, yakni Tukad Mati dan
Tukad Tebah.
31
Hasilnya, dari 19 parameter pengujian, ada tiga unsur kimia yang melebihi batas
maksimum. Kadar zat nitrat kini sudah mencapai 1,06075 miligram/perliter (mg/l) dari
batas maksimal yang diperbolehkan adalah 0,008 mg/l. Berikutnya unsur phospat yang
seharusnya di bawah 0,015 mg/l, namun kini sudah mencapai angka 3,170 mg/l.
Sementara, phenol,yang seharusnya hanya 0,002 mg/l malah mencapai angka 0,9687.
Suteja menjelaskan, unsur nitrat adalah senyawa yang berasal sampah-sampah organik
dan biasanya selalu ditemukan di air bawah tanah maupun air permukaan.
kebanyakan berasal dari berbagai bahan yang berhubungan dengan aktivitas pertanian.
Pantai Kuta dan sekitarnya selalu penuh dengan sampah setiap akhir tahun sejak
tahun 2012 hingga saat ini. Sampah-sampah itu pada umumnya adalah sampah kiriman
akibat fenomena angin musim barat yang bertiup dari wilayah barat ke timur. Selama
angin musim barat berembus, Pantai Kuta dan sekitarnya akan selalu menjadi tempat
menumpuknya sampah kiriman dari laut dan muara sungai-sungai terdekat. Mengingat
lokasinya berada di teluk, Pantai Kuta dan sekitarnya menjadi titik berkumpulnya
Sampah yang ada di daratan, khususnya yang berada disekitar DAS Selat Bali
sekitar aliran sungai. Sampah tersebut akan menjadi sampah di perairan Selat Bali
pada saat terjadinya hujan besar. Pada saat musim hujan (musim barat), pola arus di
Selat Bali bergerak dari barat menuju timur dengan membawa massa air dan sampah
32
Selat Bali dan sebagian lainnya bergerak mengikuti arus. Pergerakan arus menuju timur
akan berputar saat sampai ke cekungan Pantai Kuta hingga Tanjung Benoa. Kondisi ini
berdampak pada massa air dan sampah yang terbawa berbalik dan berkumpul di sekitar
pantai terutama di sekitar Pantai Kuta. Hasil pemodelan pada periode musim barat
2011, hampir tidak didapatkan sampah yang berasal dari Pulau Jawa. Namun demikian
dengan melihat karakteristik pantai dan pola perubahan musim, sampah kiriman di
sebagian besar pantai di Selat Bali berlangsung secara estafet. Sampah pantai yang
tidak dibersihkan akan terhanyut kembali dan menjadi sumber sampah bagi pantai di
daerah lain.
sebagai berikut:
1. Fenomena alam kiriman sampah ke Pantai Kuta mulai bulan Desember 2014 dan
2. Total sampah sampai akhir Januari 2014 sebanyak ± 1700 ton, dengan rata-rata
pantai yaitu Pantai Canggu, Seseh, Pererenan, Batu Belig, Petitenget, Seminyak,
4. Sampah didominasi batang kayu dan bambu yang berukuran besar dan panjang
Berdasarkan hasil perhitungan indeks pencemaran air laut di Pantai Kuta Tahun
tercemar sedang, yang berkisar antara 6,46 s/d 6,77 seperti tampak pada Tabel berikut:
33
Tabel 3.2.1 Indeks pencemaran air laut di Pantai Kuta Tahun 2006
Menurut PPLH Unud dan Bapedal Kab. Badung (2004), parameter pencemar
yang telah melebihi ambang batas baku mutu di perairan laut Pantai Kuta pada musim
hujan terus meningkat dari tahun 2001 hingga 2004. Berikut adalah jenis limbah dan
1. Limbah Cair
Bahan kimia terbanyak yang digunakan oleh hotel dan restoran, pemukiman
serta industri yaitu sabun, diterjen dan sampo. Perdagangan dan jasa paling banyak
menggunakan bahan kimia berupa cat, plitur dan tiner, nelayan paling dominan
2. Limbah padat
Komposisi sampah hotel dan restoran sebagai berikut. Sampah organik 50% non
organik 41,41% dan limbah lainnya (B3) 8,59%. Sampah pemukiman organik 50%, non
organik 41,28% dan lainnya 8,72%, perdagangan dan jasa limbah non organik 96% dan
34
limbah lainnya 4%. Sampah industri sebagai berikut organik 2,13%, non organik
95,74% dan lainnya 2,13%, nelayan organik 22,22% dan non organik 77,78%.
3. Limbah Gas
Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Contoh
limbah gas yang mencemari kawasan Pantai Kuta adalah asap rokok dan asap
kendaraan.
4. Limbah Suara
Pantai Kuta adalah mesin kendaraan dan music yang menggunakan speaker saat ada
event-event tertentu.
Sampah kiriman ke Pantai Kuta dan sekitarnya merupakan fenomena alam yang
pasti datang setiap tahunnya, untuk itu diperlukan penanganan yang proaktif. Hal ini
harus dipikirkan tidak hanya oleh pemerintah kabupaten, tetapi juga oleh propinsi dan
pusat. Semua pihak harus turut berpartisipasi termasuk pihak swasta yakni pengelola
akomodasi pariwisata di Kuta. Langkah preventif atau pencegahan juga perlu dilakukan,
misalnya dengan tidak membuang sampah ke sungai dan menjaga kebersihan sungai di
35
Pengambilan sampah dilakukan setiap harinya dengan menggunakan 4 wheel
loader dan truk sampah dengan melibatkan sekitar 1000 personil yang terdiri
Usaha pembersihan oleh pihak DKP Badung biasanya dilakukan pada waktu
Sejak tahun 2013, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung telah
Unit Reaksi Cepat yang bekerja sama dengan desa adat Kuta.
Berikut adalah usaha pengelolaan sampah yang dilakukan oleh para stakeholder:
STP
Bak sampah
Hotel dan Restoran
Ruangan: sampah basah berAC, Sampah
kering
Bak sampah
Pemukiman
Septic tank
STP
Perdagangan dan
Septic tank
Jasa
Bak sampah
Septic tank
Industri
Bak sampah
Septic tank
Nelayan
Bak sampah
36
Tabel 3.4.1 Usaha pengelolaan sampah yang dilakukan oleh para stakeholder
Sesuai dengan hasil observasi yang kami lakukan, kami dapat melihat bahwa
lingkungan pantai kuta di lengkapi dengan fasilitas – fasilitas kebersihan seperti tempat
sampah yang tersebar di area pantai. Hal ini di lakukan untuk mengantisipasi sampah
yang ditimbulkan oleh para wisatawan khususnya wisatawan lokal yang dimana masih
dari mereka kurang mengerti hygiene dan sanitasi. Pada umumnya sampah yang
dihasilkan oleh para pengunjung berupa sampah non-organik, seperti plastik makanan.
Sedangkan untuk limbah biologis dari para wisatawan, pemerintah sudah menyediakan
toilet – toilet di pantai kuta yang bejarak 100 meter dari satu toilet ke toilet lainnya.
1. Perda Prov. Bali No. 6 Th 2009 tentang RPJPD Prov. Bali Th 2005-2025
dalam arah pembangunan daerahnya. Namun, dalam perda ini terdapat kajian mengenai
37
Penanganan air limbah dilakukan secara komunal dan sistem perpipaan. Sistem
Pengelolaan Air Limbah (SPAL) 20.210 unit dengan jumlah Instalasi Pengelolaan
Development Project (DSDP) dengan wilayah pelayanan meliputi Denpasar, Sanur dan
Kuta serta penanganan air limbah secara regional lainnya adalah IPAL Regional Ubud.
b. Tantangan
secara terpusat pada kawasan tertentu dengan jumlah penduduk padat serta
akumulasi cemaran pada media air, tanah, dan udara karena masih rendahnya
38
kesadaran dan peran masyarakat, lemahnya pengawasan serta penegakan hukum
Hidup
tinggi peranserta masyarakat dan nilai-nilai Tri Hita Karana, dan bertujuan untuk
lingkungan hidup.
Bab III tentang Wewenang dan Tanggungjawab pada Pasal 8, disebutkan bahwa
perusakan lingkungan hidup terhadap Bupati/Walikota terkait. Pada Bab VII tentang
dan spesimen secara berkala dan insidental baik di lapangan maupun di laboratorium.
Anggaran pendapatan dan belanja Daerah atau sumber-sumber dana lain yang
39
Bab IV tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Pasal 12, disebutkan bahwa Setiap Penanggungjawab Usaha dilarang membuang limbah
ke media lingkungan hidup tanpa izin dari Gubernur, dan izin sebagaimana dimaksud
menyediakan dana lingkungan, dan besaran dana lingkungan diatur dengan Peraturan
pembuangan limbah wajib (a). memiliki sistem tanggap darurat; (b). memberikan
informasi tentang sistem tanggap darurat kepada pemberi izin dan masyarakat luas; dan
Bab X tentang Ketentuan Pidana disebutkan bahwa setiap orang yang melanggar
ketentuan pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal, 15, pasal 17, dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp.
40
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Tindak pidana sebagaimana dimaksud adalah
pelanggaran.
41
BAB IV
4.1 Simpulan
1. Pada tahun 2007 sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan
laut Pantai Kuta, terdapat tiga unsur kimia yang melebihi batas maksimum
2. Untuk limbah cair, bahan kimia terbanyak yang digunakan oleh hotel dan
Perdagangan dan jasa paling banyak menggunakan bahan kimia berupa cat,
plitur dan tiner, nelayan paling dominan menjawab tidak menggunakan bahan
kimia.
3. Untuk limbah padat, komposisi sampah yang tertinggi baik yang dihasilkan
oleh hotel dan restoran maupun pemukiman di areal Kuta 50% merupakan
sampah organik. Sedangkan untuk usaha perdagangan dan jasa limbah non
4. Limbah gas yang mencemari kawasan Pantai Kuta adalah asap rokok dan asap
kendaraan.
5. Limbah suara di Pantai Kuta adalah mesin kendaraan dan musik yang
sampah dilakukan setiap harinya dengan menggunakan 4 wheel loader dan truk
sampah dengan melibatkan sekitar 1000 personil yang terdiri dari pemda,
42
masyarakat dan kalangan perhotelan; dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan
sampah, yakni membentuk Unit Reaksi Cepat yang bekerja sama dengan desa
adat Kuta.
pencemaran Pantai Kuta antra lain : Perda Prov. Bali No. 6 Th 2009 tentang
Hidup.
4.2. Saran
1. Setiap pelaku usaha jasa hotel dan penginapan ataupun restoran seharusnya
bersikap proaktif mengajukan izin usaha dan tentunya sudah lolos uji kelayakan.
lingkungan akibat pencemaran oleh pelaku jasa hotel tidak akan terjadi. Hal ini
bukan hanya tugas hotel atau pelaku usaha besar karena dalam Perda no. 4
Tahun 2005 tidak ditetapkan mengenai kasta-kasta usaha. Maka, tugas proaktif
tersebut adalah tugas semua pelaku usaha. Dengan mendaftarkan unit usahanya,
maka hal ini juga akan membantu tugas pemerintah dalam mengawasi dan
masyarakat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat dapat terwujud. Dengan
43
adanya alat yang bijak tersebut yakni Perda no. 4 Tahun 2005, maka pemerintah
tersebut.
3. Pemerintah harus selalu tegas mengawasi tingkat pencemaran mulai dari hulu
sampai hilir. Pihak hotel dan restoran juga terbuka, baik untuk diberi sosialisasi
sesuai RDTR, tindakan tegas berupa sanksi dan denda bagi pelanggar yang
pencemaran yang terjadi akibat sampah kiriman yang terjadi di Pantai Kuta,
44
DAFTAR PUSTAKA
Agus Purnomo, I Wayan. 2010. Enam Pantai di Kabupaten Bali Tercemar. Diakses dari
www.nasional.tempo.co pada tanggal 15 September 2015.
Alkhair, Aisyah. Pencemaran Air. Volume 2. Diakses dari
www.aisyahalhair.files.wordpress.com pada tanggal 15 September 2015.
Binus. 2013. Lingkungan. Diakses dari www.binus.ac.id pada tanggal 15 September
2015.
Elyazar, Nita, M.S. Mahendra, dan I Nyoman Wardi. 2007. Dampak Aktivitas
Masyarakat Terhadap Tingkat Pencemaran Air Laut Di Pantai Kuta Kabupaten
Badung Serta Upaya Pelestarian Lingkungan, volume 2 no 1. Diakses dari
www.myscience.com pada tanggal 15 September 2015.
Gede Dharma Putra, Ketut. 2010. Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan yang
Berasal dari Sampah. Diakses dari www.kgdharmaputra.blogspot.co.id pada
tanggal 15 September 2015.
Hayati, Cucu. 2012. Kajian Kebijakan Pengendalian Pencemaran Dan Perusakan
Lingkungan Hidup Terhadap Permasalahan Pencemaran Akibat Kegiatan
Pariwisata Di Provinsi Bali. Diakses dari www.duniaaya.wordpress.com pada
tanggal 15 September 2015.
H. Prawiro, Ruslan.1988. Ekologi Lingkungan Pencemaran. Semarang: Satya Wacana.
Munir, Rozy, dkk. 1987. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam
Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Ryadi, Slamet. 1984. Pencemaran Air. Surabaya: Usana Offset Printing.
Setiawan, Budi. 2014. Pengelompokkan Limbah Berdasarkan Bentuk atau wujudnya.
Diakses dari www.ilmulingkungan.com pada tanggal 15 September 2015.
Suparta, I Komang. 2013. Pantai Kuta ”diserbu” Sampah. Diakses dari
www.antaranews.com pada tanggal 15 September 2015.
Tagel Sidarta, Wayan. 2002. Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi
Lingkungan, Sosial, dan Ekonom Masyarakat. Diakses dari www.core.ac.uk pada
tanggal 15 September 2015
45
Yunanto, Agung. 2015. Pembelajaran dalam Pengelolaan Pesisir dari Kejadian Sampah
Kiriman di Pantai Kuta. Diakses dari www.surajis.wordpress.com pada tanggal 15
September 2015
46
LAMPIRAN
47
Lampiran 2: foto tong sampah di areal Pantai Kuta
48
Lampiran 3: foto toilet dan shower di areal Pantai Kuta
49
Lampiran 4: foto areal Pantai Kuta
50
Lampiran 5: foto kondisi Pantai Kuta saat terjadi pencemaran akibat kiriman sampah
51