PENDAHULUAN
unsur pendidikan (TIES dalam Koroy et al., 2017). Pengelolaan ekowisata bahari
bagi suatu kegiatan, dengan melibatkan unsur social sebagai pelaku wisata dalam
bahwa ekowisata adalah perjalanan ke tempat-tempat yang masih alami dan relatif
budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini (Anonim
dalam Koroy et al., 2017). Salah satu wilayah yang memiliki keindahan dan
kecil, umumnya terdapat keunikan dan keindahan yang tersebar di wilayah pesisir
dan laut, sehingga kegiatan yang tepat dikembangkan adalah ekowisata bahari.
al., 2010).
ibukota Painan. Wilayah ini memanjang dari utara ke selatan dengan panjang
garis pantai 234 km. Wilayah ini dapat dicapai melalui penerbangan dari Jakarta
(BIM). Kemudian dilanjutkan melalui darat dari BIM ke Painan selama 2,5
jam.Ada beberapa objek wisata alam yang terkenal di Kabupaten Pesisir Selatan
ini, diantaranya Kawasan Mandeh, Jembatan akar, Air Terjun Bayang Sani, Pantai
Carocok Painan, Air Terjun Timbulun dan Pantai Sago. Pantai Carocok Painan
terletak di kecamatan IV Jurai. Kawasan ini berhadapan dengan dua pulau yaitu
Pulau Batu Kereta dan Pulau Cingkuak, dari kejauhan juga Nampak pulau
pulau tersebut.
Salah satu objek wisata pariwisata yang terus dikembangkan oleh pemerintah
yaitu objek wisata Pantai Carocok Painan. Kawasan wisata bahari ini terletak di
Kabupaten Pesisir Selatan provinsi Sumatera Barat. Objek wisata Pantai Carocok
Painan ini merupakan salah satu objek wisata yang termasuk ke dalam Rencana
di Pesisir Selatan yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Pesisir Selatan
Nomor 10 tahun 2002. Pantai Carocok ini merupakan ikon pariwisata Pesisir
Selatan yang berada disisi barat kota Painan dengan jarak 77 km dari Padang dan
dapat ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan darat. Pantai ini selalu berada ditingkat
petugas yang ada di kawasan wisata Pantai Carocok Painan tersebut diketahui
bahwa pengunjung kawasan wisata Pantai Carocok Painan pada umumnya adalah
wisatawan lokal yang berasal dari daerah Pesisir Selatan sendiri. Sangat sedikit
wisatawan yang berasal dari daerah lain terlebih wisatawan asing. Hal tersebut
bisa menjadikan usaha promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerah akan sia-
sia, dengan kata lain, kegiatan promosi haruslah diiringi dengan perbaikan
kualitas layanan.
Berdasarkan observasi oleh salah satu tim penulis terhadap kondisi objek
wisata Pantai Carocok Painan terlihat bahwa kawasan wisata bahari tersebut
hingga saat ini sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat dimana terjadi
kunjungan wisatawan dari luar daerah Painan seperti Pekanbaru, Medan, dan
lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Abror, et al. (2013) menunjukkan hal
sebaliknya, bahwa kondisi objek wisata Pantai Carocok Painan belum dikelola
secara optimal sehingga kualitas layanan yang diterima oleh wisatawan juga
penyebaran informasi kurang baik bahkan negatif terhadap calon wisatawan yang
lainnya.
kuesioner) dan data sekunder (instansi terkait). Selain itu, untuk memperoleh
alami lingkungan pesisir dan lautan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
berenang, berperahu dan lain sebagainya. Sedangkan wisata bahari secara tidak
langsung seperti kegiatan olah raga pantai dan piknik menikmati atmosfir laut
(Nurisyah 1998).
daerah-daerah yang masih bersifat alami dimana kegiatan wisata bahari yang
Pengertian ini menumbuhkan istilah ekowisata yang sering kita dengar yaitu
pemahaman bahwa kegiatan wisata di wilayah yang masih alami harus dilakukan
masyarakat dan manfaat yang diperoleh selayaknya kembali tidak hanya kepada
Tourism ialah sektor ekonomi yang lebih luas dari ekowisata yang mencakup
(Beach and sun teorism), wisata pedesaan (rural and agro tourism) atau,
alam dan wisata budaya. Menurut deklarasi Quebec (hasil pertemuan dari
Adanya unsur plus - plus di atas yaitu kepedulian, tanggung jawab dan
masyarakat setempat.
nilai yang berbeda dan karenya itu menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga
menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan,
dan norma yang ada pada masing–masing budaya. Jadi sebenarnya dalam setiap
lintas budaya, antar budaya karena kita selalu berada pada dan berhubungan
dengan “budaya” yang relatif berbeda dengan budaya orang lain. Perbedaan itu,
termasuk dengan teman yang berasal dari suatu negara tapi berbeda daerah dan
daratan dan laut, ke arah darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi
oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan
ke arah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang
ada di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang dipengaruhi
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat
wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan
air asin, sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih
dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan
aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti
Menurut Bengen (2002), hingga saat ini masih belum ada definisi wilayah
pesisir yang baku. Namun demikian, terdapat kesepakatan umum bahwa wilayah
pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Apabila ditinjau
dari garis pantai (coast line), maka wilayah pesisir mempunyai dua macam batas
(boundaries) yaitu batas yang sejajar garis pantai (long shore) dan batas yang
tegak lurus garis pantai (cross shore). Untuk kepentingan pengelolaan, batas ke
arah darat suatu wilayah pesisir ditetapkan dalam dua macam, yaitu wilayah
lingkungan dan sumberdaya di wilayah pesisir dan lautan, sehingga batas wilayah
wilayah pertemuan antara darat dan laut, kearah darat wilayah pesisir meliputi
bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi sifat-
sifat laut seperti pasang surut, anginlaut dan perembesan air asin, sedangkan
kearah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh
proses-proses alami yang terjadi di daratan seperti sedimentasi dan aliran air
Metode yang digunakan adalah metode survei. Sumber data terdiri atas data
kuesioner kepada responden) dan data sekunder (berbagai sumber seperti buku,
artikel di beberapa jurnal, koran atau majalah, internet, hasil laporan tahunan dan
ekowisata. Peralatan yang digunakan seperti kamera digital dan alat tulis.
kepada beberapa orang responden. Data primer dan data sekunder selanjutnya
dianalisis secara deskriptif dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Daya tarik kawasan ekowisata bahari
Data yang ditemukan tentang daya tarik kawasan ekowisata pantai carocok
indah, wisata flora atau fauna, peninggalan sejarah, adat istiadat, taman rekreasi
dan seni budaya loka. Tetapi pantai carocok tidak memiliki kawasan untuk
berwisata hutan mangrove dan satwa liar yang dilindungi. Kegiatan seni budaya
lokal yang diadaka hanya setiap hari sabtu dan minggu. Dari data aktivitas
ekowisata kawasan wisata pantai carocok semua kegiatan yang ada pada data
tersebut dimiliki oleh kawasan pantai carocok seperti kegiatan alami, budaya lokal
dan olah raga. Selain itu daya tarik kawsan pantai carocok juga memiliki tempat
tersebut diadan setiap hari sabtu dan minggu, kegiatan paralayang juga dilakukan
untuk melatih atlit paralayang yang berasal dari painan, untuk kegiatan bertanding
paralayang nantinya.
Sedangkan dari data fasilitas dan promosi kawasan wisata pantai carocok,
fasilititas yang tidak dimiliki oleh kawasan pantai carocok yaitu ruang pertemuan,
auditorium, ruang seminar, mess tamu, dan ruang computer atau internet
kegiatan wisata yang lebih baik untuk kedepannya, sehingga suatu saat nanti
sudah dipromosikan secara langsung dan tidak langsung seperti kegiatan paket
pameran yan di adakan setiap sekali setahun yang langsungkan secara bersamaan
parameter perairan tidak dapat di tuliskan. Tetapi dari data yang didapatkan di
internet (jurnal), data parameter kualitas perairan yang didapatkan dari data tahun
2017 yaitu suhu perairan pantai carocok yaitu 30°C, pH 8, salinitas 30, kecerahan
80. Semua data parameter perairan tersebut, kawasan pantai carocok bisa
1. Wisata Alam (nature tourism), yakni aktivitas wisata yang ditujukan pada
beragam dan melimpah seperti tempat mencari ikan, pemukiman, dan tempat
terhadap sumber daya yang ada maupun sosial masyarakat, yakni salah satunya
wisata, leisure, dan rekreasi yang dilakukan diwilayah pesisir dan perairan
laut(PariwisataPesisirdanLaut/PPL). Menurut Kusumastanto (2003), objek utama
yang menjadi potensi pariwisata bahari adalah wisata pantai (seaside tourism),
wisata alam (pantai), wisata budaya (cultural tourism), wisata pesiar (cruise
tourism), wisata alam (ecotourism), wisata olahraga (sport tourism), dan wisata
yang tinggal di daerah kawasan wisata pantai carocok painan, Kabupaten Pesisir
Selatan Sumatera Barat yaitu Fitriani yang berumur 17 tahun yang berstatus
sebagai pelajara, Asmaul Husna yang berumur 32 tahun yang bekerja sebagai
seorang perawat atau bidan di rumah sakit Painan dan Dedi Harianto berumur 39
tahun yang bekerja sebgai seorang guru honrer di salah satu sekolah di painan.
Mereka semua merupakan warga asli yanng sudah menetap dari kecil di daerah
lapangan pekerjaan baru, seperti lapangan usaha baru dan lapangan pekerjaan
keberadaan kawasan Carocok Painan sebagai tempat wisata, baik di bidang wisata
maupun di luar wisata, seperti rumah makan, outlet penjualan pulsa, usaha atraksi
Tetapi dari data responden tersebut juga yang ditakutkan para masyarakat
atau penduduk setepat setempat akan munculnya masalah atau dampak negatif
dari kegiatan wisata di pantai carocok tersebut rata-rata dari jawaban respoden
mereka, yang mereka takutkan nantinya yaitu berupa kerusakan lingkungan laut
dan pencemaran sampah atau membuang sampah sembarang yang nantinya juga
telah terjadi secara terus-menerus maka wisatawan yang akan datang kepantai
pada wisatawan dipantai carocok juga akan berkurang. Tetapi kerusakan yang
paling ditakuti oleh para masyrakat yaitu kerusaka pada lingkungan laut karena
apabila lingkungan laut sudah tercemra maka perairan tersebut akan susah atau
sulit untuk dikembalikan seperti semula dan akan membutuhkan waktu yang
5.1 Kesimpulan
budaya masyarakat.
5.2 Saran
melihat dengan jelas aktivitas ekowisata bahari yang ada di daerah Painan.
Bengen,D.G. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta
Pengelolaan Secara Terpadu dan Berkelanjutan.Pusat Kajian Sumberdaya
Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Carlos, C. 2011. Konsep dan Definisi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Kelautan.
http://carolina carlos. mhs. upnyk. ac. Id / pesisir / konsep dan definisi
pengelolaan wilayah pesisir dan kelautan. Diakses 21 mei 2020
Dahuri, M., J.Rais., S.P. Ginting., dan M.J. Sitepu. 1996. Konsep Pembangunan
Berkelanjutan dalam Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir. PPLH-
LP, IPB. Bogor
Fandeli, Chafiddan Mukhlison.(2000). Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta:
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Hall, C. M. (2001). Trends in ocean and coastal tourism: the end of the last
frontier?. Ocean & coastal management,44(9–10), 601–618. DOI:
https://doi.org/10.1016/S09645691(01)00071-0.
Koroy, K., F. Yulianda, N. A. Butet. 2017. Pengembangan Ekowisata Bahari
Berbasis Sumberdaya Pulau-pulau Kecil di Pulau Sayafi dan Liwo,
Kabupaten Halmahera Tengah. Jurnal Teknologi Perikanan dan
Kelautan. Vol. 8(1): 1-17. Bogor.