PARIWISATA B
2019/2020
ABSTRAK
Pariwisata merupakan industri yang bergerak dalam bidang jasa yang sampai saat ini
sudah menjadi industri terbesar dunia. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki banyak
tempat-tempat wisata alam, dan budaya yang sangat indah kawasan obyek wisata alam dan
budaya juga memiliki potenai atau daya tarik yang bagus, obejk wisata di kabupaten sumba
barat daya juga memiiki ciri khas dari masing-masing tempat wisata maupun wisata alam dan
budaya di kabupaten sumba barat daya.
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara yang terkenal akan keanekaragaman budaya,
kekayaan alam serta banyaknya tempat wisata dan bersejarah yang menjadi daya tarik bagi
para wisatawan, baik lokal maupan mancanegara. Salah satunya adalah pulau yang menjadi
medan magnet kuat untuk wisatawan berkunjung adalah SUMBA yang dikenal jaga sebagai
“Surga TersemBunyi”. Banyak tempat wisata yang terdapat di SUMBA diantaranya Bukit
Werinding, Danau Weekuri, Air Terjun Lapopu, dan keindahan alam lainnya.
Kabupaten Sumba Barat Daya atau juga biasa disingkat SBD merupakan salah satu
kabupaten dengan ibukotanya yang bernama Tambolaka, dimana letak kabupaten ini berada
dipulau Sumba dan juga temasuk dalam bagian Propinsi Nusa Tenggara Timur. Di kabupaten
ini, terdapat beranekaragam objek wisata yang masih terjaga kelestariannya dan memiliki
keunikan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi objek-objek wisata tersebut
berada. Sebagian besar wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki potensi objek wisata
yang dapat dipromosikan sebagai destinasi wisata karna keunikan akan unsur alam, budaya
dan baharinya. Kondisi alam sekitar juga menunjang panorama setiap objek wisata karena
masih berupa bentangan bukit-bukit luas, aliran sungai maupun danau, hutan-hutan tropis,
dan berbagai corak flora dan fauna liar.
Beberapa objek wisata di kabupaten ini telah banyak dijelajah dan dikunjungi oleh
berbagai wisatawan lokal maupun mancanegara, namun hanya ada beberapa yang memiliki
akses jalan serta cukup tersedia sarana dan prasarana, yaitu Pantai Mananga Aba, Pantai Oro,
Pantai Kawona, Pantai Newa, Pantai Waikelo, Pantai Ratenggaro, kampung adat Ratenggaro,
Rumah Budaya Sumba, Danau Air Asin Weekuri, dan Air Terjun Pabeti Lekera, Pantai
Bawana, dan masih banyak lagi tempat wisata. Saat ini, keberadaannya objek wisata di
kabupaten Sumba Barat Daya sudah mulai banyak di ekspor ke kalangan wisatawan lainnya
melalui wisatawan yang sudah pernah berkunjung dibeberapa lokasi objek wisata di
kabupaten ini.
A. Rumusan Masalah.
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan di
bahas pada makalah ini, sebagai berikut ;
Metode ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis data yaitu
kualitatif termasuk sumber data-data primer dan data sekunde. Untuk bagian metode tersebut
akan menjelaskan dari hasil yang di kerjakan bahwa hasil penjelasan tersebut tidak
melakukan penelitian, tetapi melihat, mencari data dan informasi di internet, serta weeb yang
lain oleh karena itu dari hasil pencarian tersebut disini menjelaskan tentang menganalisis
daya tarik wisata alam “DANAU WEKURI” di kabupaten sumba barat dimana tempat-
tempat wisata tersebut memiliki keunggulan dan keunikanmasing-masing sehigga tempat
wisata ini banyak dikenal oleh wisatawan-wisatawan yang datang ke pulau sumba.
LANDASAN TEORI
1. Kelangsungan ekologi;
2. Kelangsungan sosial budaya; dan
3. Kelangsungan ekonomi dimana pembangunannya mampu memenuhi kebutuhan
masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhannya.
Beberapa kriteria atau syarat-syarat yang harus dipenuhi agar kegiatan wisata dianggap
berkelanjutan (Sunaryo dalam Ardika, 2003) yakni:
Pada penelitian lain, dijelaskan bahwa wisata berbasis masyarakat mengarah kepada
usaha lokal dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengelola potensi pariwisata
yang ada di wilayah mereka (Murphy, 1983). Usaha masyarakat tersebut kemudian
akan meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap pariwisata dan pengelolaan sumber
daya alam yang potensial disekitar mereka. Peneliti telah menemukan adanya relevansi dari
wisata berbasis masyarakat terhadap daya dukungnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat lokal dengan adanya keuntungan ekonomi, partisipasi dan keterlibatan
masyarakat, serta rasa untuk memiliki atau sense of ownership dari masyarakat
(Matarrita-Cascante, David., Brennan, Mark Anthony., Luloff, A. E., 2010). Dengan
adanya pengelolaan sumber daya oleh masyarakat lokal, maka hal tersebut akan mengarah
kepada tebentuknya sustainable communities. Dengan demikian, masyarakat lokal dapat
berpartisipasi secara efektif dan berperan dalam proses pengambilan keputusan.
Masyarakat juga dapat berinteraksi dengan pihak lain seperti pemerintah, swasta, LSM,
dan pendatang. Masyarakat merupakan faktor yang paling penting dalam proses
pengembangan pariwisata di suatu wilayah, karena masyarakat berperan sebagai agen
promosi yang bertujuan membangun interaksi dan partisipasi dalam pengambilan
keputusan serta pengelolaan sumber daya.
Menurut David Korten dalam Pitana (2006), dalam konsep community management tiga
alasan mengapa masyarakat lokal dijadikan dasar pembangunan, yaitu:
1. Adanya local variety (variasi antar daerah) berorientasi tidak diberikan perlakukan
yang sama akibat adanya variasi. Situasi daerah yang berbeda menuntut adanya sistem
pengelolaan yang berbeda juga, karena masyarakat lokal dianggap paling dekat
hubungannya dengan situasi daerah.
2. Adanya local resources (sumber daya lokal) selama ini secara tradisional dikuasai dan
dikelola oleh masyarakat lokal. Masyarakat lokal sudah lebih berpengalaman terhadap
sumber daya lokal yang sudah berlangsung secara turun-temurun, serta menjadikan
terakumulasinya pengetahuan dalam pengelolaan. Penyerobotan terhadap pengelolaan
akan menyebabkan ketersinggungan masyarakat lokal terhadap pihak yang berusaha
melakukannya.
3. Adanya, local accountability (tangging jawab lokal) pengelolan yang dilakukan oleh
masyarakat lokal biasanya lebih bertanggung jawab, karena kegiatan tersebut
langsung mempengaruhi kehidupan mereka. Sebaliknya, pengelolaan yang dilakukan
masyarakat luar sering tidak mempunyai kedekatan moral dengan masyarakat lokal,
dan cenderung kurang mempunyai rasa tanggung jawab moral.
Menurut Parsons dalam Pitana (2002), masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem
dari pada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Secara fungsional
masyarakat adalah sebuah mekanisme, karena masyarakat menjaga hidupnya dan memenuhi
tujuannya dengan menetapkan kembali keseimbangan alamiah tertentu. Keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaan Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK), bahwa
masyarakat merupakan suatu sistem di mana masyarakat dalam suatu kelompok memiliki
fungsi dan peranan sesuai dengan strukturnya. Dalam sebuah pengelolaan pariwisata
keterlibatan masyarakat sangat penting dimana keterlibatan dari mereka dimaksimalkan
sesuai dengan fungsi dan perananya sejak dari perencanaan, sehingga dalam pengelolaan
pariwisata suatu daerah dapat berjalan dengan baik.
PEMBAHASAN SECARA UMUM
Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan bagian dari Pulau Sumba dan merupakan
salah satu kabupaten di Propinsi NTT yang membentang antara 900 18’ – 1000 20’ Lintang
Selatan (LS) dan 11800 55’ – 12000 23’ Bujur Timur (BT). Luas wilayah daratan adalah
1.445,32 kilometer persegi. Sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit dimana hampir 50
persen luas wilayahnya memiliki kemiringan 140 – 400. Topografi yang berbukit-bukit
mengakibatkan tanah rentan terhadap erosi (BPK, 2009).
Potensi pariwisata yang terdapat di Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki banyak
wisata pantai dan kampung budaya. Daerah ini memiliki atraksi budaya yang menarik dan
terkenal hingga ke berbagai daerah. Adapun beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungi
yakni : Air terjun, Pantai Watu Maladong, Danau Wekuri, Rumah adat ratenggaro dan masih
banyak obyek wisata lain yang belum terekspose di kalangan publik (Bappeda Kabupaten
Sumba Barat Daya).
Daya tarik wisata di Kawasan Pariwisata kabupaten Sumba Barat Daya ini, secara
umum mencakup daya tarik wisata alam, budaya dan buatan. Namun, dari ke-3 jenis ini, jenis
yang dominan terbanyak adalah daya tarik wisata budaya, yakni berupa kampung tradisional
dan rumah adat dimana kalau di setiap rumah adat terdapat bermacam-macam peninggalah
leluhur dan untuk kebudayaan masyarakat sumba juga sangat memegang teguh kebudayaan
yang sudah diwariskan dari leluhur. Selain itu juga Sumba memiliki beberapa destinasi
wisata budaya yang dapat memberikan pengetahuan dan wawasan luas terkait tradisi dan adat
kebiasaan masyarakat lokal. Terdapat beberapa desa adat di Sumba yang dihuni oleh suku-
suku lokal yang masih memegang teguh budaya nenek moyang. Beberapa hal unik yang
dapat ditemui di Desa Adat Sumba adalah tenun ikat dan rumah tradisional, kuburan
megalitikum, peninggalan purba di Kampung Adat serta adat istiadat marapu di setiap
kampung.
Sedangkan wisata alam itu terdapat sebuah pantai, air terjun, danau, dan bukit.
Dimana tempat wisata tersebut banyak sekali wisatawan yang datang menikmati indahnya
wisata alam yang ada di sumba, dari situ tempat wisata alam tersebut memiliki daya tarik
wisata yang baik dan bagus karena indahnya pemandangan tersebut. Namun ada beberapa
akses yang agak sulit dijangkau tetapi itu tidak jadi masalah buat parawisatawan yang datang
berkunjung karena pasti akan ada bantuan dari berbagai pihak tempat wisata tersebut. Maka
dari itu juga masyarakat atau pun pemerintah perlu melestarikan lagi tempat wisata-wisata
alam yang belum terjangkau atau belum di kenal oleh pendatang atau wisatwanada dalam
negri maupun luar negri agar nanti kalau mereka ingin ke tempat wisata tersebut tidak lagi
kesulitan untuk kesana.
Sedangakan kalau wisata buatan itu terdapat bermacam-macam tempat seperti spot
foto, tempat nongkrong dan masih banyak lagi atraksi buatan yang ada diberbagai tempat
wisata tersebut, dimana mereka wisatawan yang datang berkunjung ke sana sambil
meninkmati pemandangan yang ada di tempat wisata kabupaten sumba barat daya.
Oleh karena itu dari ke 3 atraksi tersebut kita sebagai masyarakat dan pemerintah
yang ada di kabupaten sumba barat daya wajib menjaga dan melestarikan tempat wisata
tersebut agar tetap terjaga dengan baik karena di setiap tempat wisata itu memiliki keunikan
tersendiri dimana parawisatawan yang berkunjung ke sana sangat betah dan menyukai wisata
alam, budaya dan buatan yang ada di sumba barat daya.
PEMBAHASAN MENGENAI ANALISIS DANAU WEKURI
Danau Weekuri mulai ramai dikunjungi oleh para wisatawan belakangan ini. Danau
Weekuri yang berwarna hijau kebiru-biruan ini merupakan danau yang sangatlah unik jika
dibandingkan dengan danau-danau pada umumnya di Indonesia karena kandungan airnya
yang asin dan payau. Kenapa asin? Karena sebenarnya danau ini adalah sebuah laguna yang
terbentuk dari air lautan lepas yang berada di kisaran danau. Air tersebut masuk dari celah-
celah bebatuan yang berada di gugusan karang sekitaran danau. Selain sifat air payau yang
dibawa dari laut, uniknya lagi di danau ini terdapat beberapa titik sumber mata air yang
membuat gradasi warna air di danau ini bervariatif, yaitu ada yang berwarna biru cerah, biru
sedikit kehijau-hijauan bahkan ada yang rasanya hangat dan ada yang dingin. Keunikannya
sangat jarang ditemukan pada danau-danau lainnya di Indonesia!
Danau Weekuri memiliki air yang sangatlah jernih dengan kedalaman air yang tak
cukup dalam, sehingga sangat cocok digunakan oleh pengunjung untuk sekedar bermain
air dan berenang. Tersembunyi di balik pepohonan rimbun dan semak belukar serta jauh
dari keramaian kota, suasana di sekitar danau terasa masih sangat asri.
Dari Waikabubak (Ibu kota Kabupaten Sumba Barat) atau Tambolaka (Ibu kota
Kabupaten Sumba Barat Daya), pengunjung dapat terlebih dahulu menyewa kendaraan
bermotor baik motor/ mobil di Tambolaka atau Waikabubak. Untuk biaya sewa mobil
berkisar mulai dari 500.000-600.000 rupiah sudah berserta dengan drivernya dan untuk
biaya sewa motor yaitu sekitar 100.000-150.000 rupiah per harinya.
Berjarak sekitar 60 km dari Tambolaka yang merupakan ibukota Kabupaten Sumba
Barat Daya, akses untuk menuju lokasi ini masih terbilang cukup sulit karena belum
terdapatnya transportasi umum dan lokasinya yang berada jauh dari perkotaan. Tak ada
satupun petunjuk jalan menuju ke lokasi sehingga pengunjung harus sering-sering bertanya
dengan penduduk setempat keberadaan lokasi danau ini. Kondisi jalan menuju ke lokasi
danau bervariatif, beberapa titik sudah beraspal halus namun ada sebagian titik yang masih
berbatu dan masih dalam proses pengerasan tanah. Di tengah perjalanan menuju Weekuri,
di kiri jalan kita akan melihat sebuah resort milik warga negara Perancis yang mengeola
Pantai Mandorak, salah satu pantai di wilayah Kodi. Tak jauh dari situ, wisatawan akan
memasuki kawasan Danau Weekuri yang ditandai dengan adanya pos penjaga. Ada
beberapa penduduk lokal setempat yang menjaga pos tersebut dan pengunjung hanya perlu
membayar tiket masuk seikhlasnya saja untuk menikmati danau indah ini. Selanjutnya dari
pos jaga tersebut, pengunjung masih harus berjalan sekitar 20 meter untuk menuju lokasi
danau.
Selain dapat menikmati keindahan Danau Weekuri dengan bermain air ataupun
berenang, pengunjung juga dapat menikmati dan menjelajahi keindahannya dari
ketinggian. Hanya perlu berjalan kaki menyusuri jalan setapak ke arah barat mengikuti
bunyi deru ombak, pengunjung dapat menaiki bukit karang yang menjorok ke lautan lepas.
Ketika meniti bebatuan karang ini, pengunjung harus ekstra berhati-hati karena bebatuan
karang ini sangat lancip dan tajam. Dari atas puncak bukit karang ini, pengunjung akan
merasakan sensasi berbeda. Jauh lebih indah jika menikmati panorama keindahan Danau
Weekuri dari atas bukit karang ini. Lautan biru dengan ombaknya yang menghantam
gugusan karang yang mengelilingi danau ini akan membuat pengunjung berdecak kagum.
Danau Weekuri pun terlihat seperti kolam biru apabila dilihat dari ketinggian.
Tidak ada fasilitas istimewa disekitar Danau Weekuri, hanya ada beberapa
kedai kecil milik warga sekitar yang menjual kain tenun khas Sumba dan beberapa
makanan kecil. Tidak ada warung makan, restaurant atau pun penginapan.
Sebaiknya pengunjung menyiapkan bekal makanan dan minuman pribadi untuk
dinikmati sembari berwisata. Bilik kamar ganti dan toilet pun hanya beberapa saja,
tidak dipisahkan laki-laki dan perempuan, dan tidak disediakan air. Topografi dan
kondisi iklim di Pulau Sumba menyebabkan masyarakat kerap kali kekurangan air.
Jika ingin membilas badan sehabis berenang, warga menyediakan air dengan harga
Rp 20.000,- per ember untuk digunakan pengunjung berbilas atau ke toilet.
GAMBAR DANAU WEKURI
KESIMPULAN
Danau wekuri sangat banyak dikunjungi wisatawan dan banyak sekali potensi-
potensi yang ada di Danau wekuri maka saya sarankan agar lebih memperhatikan dan
mengembangkan potensi tersebut menjadi lebih baik dan membuat atau membantu
perekonomian daerah setempat .
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/terpesona-jernihnya-
danau-weekuri-laguna-tersembunyi-di-sumba?gclid=Cj0KCQiAh4j-
BRCsARIsAGeV12AXhVok-
Hv_hfyi484DaP72gbenycLLA5MmCSgyskjXihRW-EdyBk4aAuNEEALw_wcB
2. https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/terpesona-jernihnya-
danau-weekuri-laguna-tersembunyi-di-sumba
3. https://www.idntimes.com/travel/destination/maria-lois/keindahan-danau-
weekuri-sumba-c1c2