Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS DAYA TARIK WISATA ALAM DANAU WEKURI

KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA

NAMA: FLORIDA ESTY MAHEMBA_519101114

PARIWISATA B

UAS: PARIWISATA BERKELANJUTAN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMPTA YOGYAKARTA

2019/2020
ABSTRAK

Pariwisata merupakan industri yang bergerak dalam bidang jasa yang sampai saat ini
sudah menjadi industri terbesar dunia. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki banyak
tempat-tempat wisata alam, dan budaya yang sangat indah kawasan obyek wisata alam dan
budaya juga memiliki potenai atau daya tarik yang bagus, obejk wisata di kabupaten sumba
barat daya juga memiiki ciri khas dari masing-masing tempat wisata maupun wisata alam dan
budaya di kabupaten sumba barat daya.
PENDAHULUAN

Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan


prioritas pengembangan bagi sejumlah Negara,  terlebih   bagi  Negara  berkembang seprti
Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan adanya daya tarik wisata cukup
besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan kehidupan masyarakat.
Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa objek
wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang
terkait dalam industri pariwisata.

Indonesia adalah salah satu negara yang terkenal akan keanekaragaman budaya,
kekayaan alam serta banyaknya tempat wisata dan bersejarah yang menjadi daya tarik bagi
para wisatawan, baik lokal maupan mancanegara. Salah satunya adalah pulau yang menjadi
medan magnet kuat untuk wisatawan berkunjung adalah SUMBA yang dikenal jaga sebagai
“Surga TersemBunyi”. Banyak tempat wisata yang terdapat di SUMBA diantaranya Bukit
Werinding, Danau Weekuri, Air Terjun Lapopu, dan keindahan alam lainnya.

Kabupaten Sumba Barat Daya atau juga biasa disingkat SBD merupakan salah satu
kabupaten dengan ibukotanya yang bernama Tambolaka, dimana letak kabupaten ini berada
dipulau Sumba dan juga temasuk dalam bagian Propinsi Nusa Tenggara Timur. Di kabupaten
ini, terdapat beranekaragam objek wisata yang masih terjaga kelestariannya dan memiliki
keunikan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi objek-objek wisata tersebut
berada. Sebagian besar wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki potensi objek wisata
yang dapat dipromosikan sebagai destinasi wisata karna keunikan akan unsur alam, budaya
dan baharinya. Kondisi alam sekitar juga menunjang panorama setiap objek wisata karena
masih berupa bentangan bukit-bukit luas, aliran sungai maupun danau, hutan-hutan tropis,
dan berbagai corak flora dan fauna liar.

Beberapa objek wisata di kabupaten ini telah banyak dijelajah dan dikunjungi oleh
berbagai wisatawan lokal maupun mancanegara, namun hanya ada beberapa yang memiliki
akses jalan serta cukup tersedia sarana dan prasarana, yaitu Pantai Mananga Aba, Pantai Oro,
Pantai Kawona, Pantai Newa, Pantai Waikelo, Pantai Ratenggaro, kampung adat Ratenggaro,
Rumah Budaya Sumba, Danau Air Asin Weekuri, dan Air Terjun Pabeti Lekera, Pantai
Bawana, dan masih banyak lagi tempat wisata. Saat ini, keberadaannya objek wisata di
kabupaten Sumba Barat Daya sudah mulai banyak di ekspor ke kalangan wisatawan lainnya
melalui wisatawan yang sudah pernah berkunjung dibeberapa lokasi objek wisata di
kabupaten ini.
A. Rumusan Masalah.

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan di
bahas pada makalah ini, sebagai berikut ;

A. Potensi apa yang dimiliki Danau Wekuri?


B. Bagaimana penerapan Pariwisata Berkelanjutan di Danau Wekuri?
B. Tujuan.
A. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki Danau Wekuri
B. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Pariwisata Berkelanjutan di Danau
Wekuri.
METODE

Metode ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis data yaitu
kualitatif termasuk sumber data-data primer dan data sekunde. Untuk bagian metode tersebut
akan menjelaskan dari hasil yang di kerjakan bahwa hasil penjelasan tersebut tidak
melakukan penelitian, tetapi melihat, mencari data dan informasi di internet, serta weeb yang
lain oleh karena itu dari hasil pencarian tersebut disini menjelaskan tentang menganalisis
daya tarik wisata alam “DANAU WEKURI” di kabupaten sumba barat dimana tempat-
tempat wisata tersebut memiliki keunggulan dan keunikanmasing-masing sehigga tempat
wisata ini banyak dikenal oleh wisatawan-wisatawan yang datang ke pulau sumba.
LANDASAN TEORI

A. Pariwisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism)

Konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan berawal dari konsep pembangunan


berkelanjutan. Secara umum, konsep pembangunan mencakup usaha untuk mempertahankan
integritas dan diversifikasi ekologis, memenuhi kebutuhan dasar manusia, terbukanya pilihan
bagi generasi yang akan datang, pengurangan ketidakadilan, dan peningkatan penentuan
nasib sendiri bagi masyarakat setempat (Dorcey dalam Picard 2006). Djajadiningrat dalam
Ardika (2007) menyebutkan bahwa pembangunan berkelanjutan mengimplikasikan batas
yang ditentukan oleh teknologi dan organisasi masyarakat serta oleh kemampuan kehidupan
bumi menyerap dampak kegiatan manusia. Pariwisata dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan, industri pariwisata, dan kebutuhan masyarakat lokal saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembangunan berkelanjutan dalam
tujuannya harus menganut tiga prinsip dasar, yaitu:

1. Kelangsungan ekologi;
2. Kelangsungan sosial budaya; dan
3. Kelangsungan ekonomi dimana pembangunannya mampu memenuhi kebutuhan
masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhannya.

Pembangunan pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang mengacu


pada pertumbuhan kualitatif dimana bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis
dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap
masyarakat” (Piagam Pariwisata Berkelanjutan dalam Pitana 2002). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk
mengembangkan kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan. Hal tersebut hanya dapat
terlaksana dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance)
yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Pembangunan pariwisata berkelanjutan haruslah memanfaatkan sumber daya alam


secara optimal sesuai daya dukung sehingga tidak menimbulkan kerusakan, menghormati
sosial budaya masyarakat setempat, memastikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan serta
terdistribusi secara adil pada seluruh stakeholders.
Adapun prinsip-prinsip dari pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah:

1. menjaga kualitas lingkungan,


2. memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal dan wisatawan.,
3. menjaga hubungan antara pariwisata dengan lingkungan,
4. menjaga keharmonisan antara masyarakat lokal, kebutuhan wisatawan dan
lingkungan,
5. menciptakan kondisi yang dinamis yang disesuaikan dengan carrying capacity,
6. semua stakeholders harus bekerja sama didasari oleh misi yang sama untuk
merealisasikan pembangunan berkelanjutan (Burn dan Holden dalam Ardika
(2001).

Beberapa kriteria atau syarat-syarat yang harus dipenuhi agar kegiatan wisata dianggap
berkelanjutan (Sunaryo dalam Ardika, 2003) yakni:

1. Mampu berkelanjutan secara lingkungan yaitu pembangunan pariwisata tidak


menimbulkan efek negatif bagi ekosistem setempat. Selain itu, konservasi merupakan
kebutuhan yang harus diupayakan untuk melindungi sumberdaya alam dan
lingkungan dari efek negatif kegiatan wisata (environmentally sustainable).
2. Secara sosial dan kultural dapat diterima yaitu mengacu kepada kemampuan
masyarakat lokal untuk menyerap aktivitas pariwisata tanpa menimbulkan konflik
sosial, serta masyarakat lokal mampu beradaptasi dengan budaya wisatawan yang
cukup berbeda (socially and culturally acceptable).
3. Secara ekonomis menguntungkan dan layak, artinya keuntungan yang diperoleh dari
kegiatan pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (economically
viable).
4. Memanfaatkan teknologi yang layak/pantas untuk diterapkan di wilayah lingkungan
tersebut (technologically appropriate).

Pariwisata berkelanjutan dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan sebuah


pengalaman yang berkualitas bagi pengunjung, sementara itu juga dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat lokal dan melindungi kualitas lingkungan. Pariwisata yang
menjamin kelangsungan sumber daya alam dan budaya masyarakat lokal dengan pengalaman
yang memuaskan bagi pengunjung. Erdington and Smith dalam Nasikun (2007)
menyebutkkan bahwa ciri khas dari pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah bentuk
pariwisata yang memegang teguh konsistensi terhadap nilai alam, sosial dan budaya
masyarakat yang dapat memberikan kepuasan positif dan bernilai pada masyarakat lokal
maupun wisatawan ketika berinteraksi dan bertukar pengalaman

Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa, pembangunan pariwisata berkelanjutan hanya


dapat terlaksana dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good
governance) dimana mampu melibatkan partisipasi yang aktif dan seimbang antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal. Pariwisata berkerlanjutan juga diharapkan dapat
menjaga keseimbangan antara kebutuhan industri pariwisata, dukungan terhadap lingkungan
dan masyarakat lokal. Jadi, prinsip quality, continuity, dan balance harus diterapkan dalam
pengembangan pariwisata berkelanjutan. Di dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan,
hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah bagaimana agar obyek daerah tujuan wisata
yang dikembangkan agar tidak mengganggu ekosistem lingkungan yang ada, serta
masyarakat setempat tidak hanya sebagai objek demi untuk pemenuhan kebutuhan hidup
yang lebih baik.

Perwujudan pariwisata berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat lokal


merupakan salah satu pelaksanaan pembangunan yang dapat menggunakan Konsep
Cittaslow. Hal ini didukung dengan konsep Cittaslow yang mentitikberatkan masyarakat
baik dalam pemberdayaan maupun partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas
hidup dan menjaga kelestarian lingkungan. Dalam perwujudan pariwisata berkelanjutan di
Pulau Pahawang, ditemui bahwa masih kurangnya hubungan antara masyarakat lokal dan
pemerintah yang menyebabkan terhambatnya kontribusi masyarakat terhadap perwujudan
pariwisata berkelanjutan. Di sisi lain, adanya penerapan Cittaslow Pholosophy yaitu
terciptanya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pariwisata sangat penting untuk
dilakukan agar dapat membangun kesepahaman antara pemerintah dan masyarakat dalam
mengelola sumber daya lokal. Pendekatan ini tidak hanya menuntut untuk mengelola
sumber daya lokal secara efektif, namun juga diharapkan dapat menciptakan nilai dan
memberdayakan masyarakat agar dapat menjalankan aktivitas pariwisata dengan baik.

Pada penelitian lain, dijelaskan bahwa wisata berbasis masyarakat mengarah kepada
usaha lokal dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengelola potensi pariwisata
yang ada di wilayah mereka (Murphy, 1983). Usaha masyarakat tersebut kemudian
akan meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap pariwisata dan pengelolaan sumber
daya alam yang potensial disekitar mereka. Peneliti telah menemukan adanya relevansi dari
wisata berbasis masyarakat terhadap daya dukungnya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat lokal dengan adanya keuntungan ekonomi, partisipasi dan keterlibatan
masyarakat, serta rasa untuk memiliki atau sense of ownership dari masyarakat
(Matarrita-Cascante, David., Brennan, Mark Anthony., Luloff, A. E., 2010). Dengan
adanya pengelolaan sumber daya oleh masyarakat lokal, maka hal tersebut akan mengarah
kepada tebentuknya sustainable communities. Dengan demikian, masyarakat lokal dapat
berpartisipasi secara efektif dan berperan dalam proses pengambilan keputusan.
Masyarakat juga dapat berinteraksi dengan pihak lain seperti pemerintah, swasta, LSM,
dan pendatang. Masyarakat merupakan faktor yang paling penting dalam proses
pengembangan pariwisata di suatu wilayah, karena masyarakat berperan sebagai agen
promosi yang bertujuan membangun interaksi dan partisipasi dalam pengambilan
keputusan serta pengelolaan sumber daya.

B. Kerakyatan (Community Based Tourism)

Pengembangan pariwisata berkelanjutan dianggap sebagai prasyarat utama dalam


pembangunan pariwisata ke depan. Pengembangan tersebut mengacu pada pembangunan
pariwisata yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Oka, 2010). Pariwisata
berkelanjutan merupakan aktivitas ekonomi penting yang jika dikembangkan secara tepat
bisa mengatasi sejumlah tantangan pembangunan, termasuk pengurangan kemiskinan,
pengembangan ekonomi lokal, perdamaian dan keselarasan masyarakat, serta manajemen
sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan (Gunawan dalam Darmaputra,
2005). Pendekatan ini pada dasarnya juga merupakan model pemberdayaan masyarakat yang
memberikan lebih banyak peluang kepada masyarakat lokal untuk berpartisipasi secara aktif
dalam kegiatan-kegiatan pembangunan. Hal ini berarti memberi wewenang atau kekuasaan
kepada masyarakat lokal untuk memobilisasi kemampuan mereka sendiri dalam mengelola
sumberdaya setempat. Kedudukan mereka adalah sebagai pemeran utama dalam membuat
keputusan dan melakukan kontrol terhadap kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi
kehidupannya (Cernea dalam Pujaastawa, 2005).

Pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan kegiatan pariwisata bertumpu pada


partisipasi masyarakat lokal dalam berbagai atraksi budaya sehingga menjadi daya tarik
utama bagi wisatawan. Konsep pembagunan pariwisata berbasis kerakyatan dikemukakan
oleh Natori (2001) menekankan yakni:

1. Terpeliharanya mutu dan berkelanjutan sumber daya alam dan budaya.


2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
3. Terwujudnya keseimbangan antara sumber daya alam dan budaya.
4. Kesejahteraan masyarakat lokal serta.
5. Kepuasan wisatawan.

Menurut David Korten dalam Pitana (2006), dalam konsep community management tiga
alasan mengapa masyarakat lokal dijadikan dasar pembangunan, yaitu:

1. Adanya local variety (variasi antar daerah) berorientasi tidak diberikan perlakukan
yang sama akibat adanya variasi. Situasi daerah yang berbeda menuntut adanya sistem
pengelolaan yang berbeda juga, karena masyarakat lokal dianggap paling dekat
hubungannya dengan situasi daerah.
2. Adanya local resources (sumber daya lokal) selama ini secara tradisional dikuasai dan
dikelola oleh masyarakat lokal. Masyarakat lokal sudah lebih berpengalaman terhadap
sumber daya lokal yang sudah berlangsung secara turun-temurun, serta menjadikan
terakumulasinya pengetahuan dalam pengelolaan. Penyerobotan terhadap pengelolaan
akan menyebabkan ketersinggungan masyarakat lokal terhadap pihak yang berusaha
melakukannya.
3. Adanya, local accountability (tangging jawab lokal) pengelolan yang dilakukan oleh
masyarakat lokal biasanya lebih bertanggung jawab, karena kegiatan tersebut
langsung mempengaruhi kehidupan mereka. Sebaliknya, pengelolaan yang dilakukan
masyarakat luar sering tidak mempunyai kedekatan moral dengan masyarakat lokal,
dan cenderung kurang mempunyai rasa tanggung jawab moral.

Menurut Parsons dalam Pitana (2002), masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem
dari pada bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain. Secara fungsional
masyarakat adalah sebuah mekanisme, karena masyarakat menjaga hidupnya dan memenuhi
tujuannya dengan menetapkan kembali keseimbangan alamiah tertentu. Keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaan Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK), bahwa
masyarakat merupakan suatu sistem di mana masyarakat dalam suatu kelompok memiliki
fungsi dan peranan sesuai dengan strukturnya. Dalam sebuah pengelolaan pariwisata
keterlibatan masyarakat sangat penting dimana keterlibatan dari mereka dimaksimalkan
sesuai dengan fungsi dan perananya sejak dari perencanaan, sehingga dalam pengelolaan
pariwisata suatu daerah dapat berjalan dengan baik.
PEMBAHASAN SECARA UMUM

Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan bagian dari Pulau Sumba dan merupakan
salah satu kabupaten di Propinsi NTT yang membentang antara 900 18’ – 1000 20’ Lintang
Selatan (LS) dan 11800 55’ – 12000 23’ Bujur Timur (BT). Luas wilayah daratan adalah
1.445,32 kilometer persegi. Sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit dimana hampir 50
persen luas wilayahnya memiliki kemiringan 140 – 400. Topografi yang berbukit-bukit
mengakibatkan tanah rentan terhadap erosi (BPK, 2009).

Potensi pariwisata yang terdapat di Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki banyak
wisata pantai dan kampung budaya. Daerah ini memiliki atraksi budaya yang menarik dan
terkenal hingga ke berbagai daerah. Adapun beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungi
yakni : Air terjun, Pantai Watu Maladong, Danau Wekuri, Rumah adat ratenggaro dan masih
banyak obyek wisata lain yang belum terekspose di kalangan publik (Bappeda Kabupaten
Sumba Barat Daya).

Sumba Barat Daya menjadi daerah yang kepariwisataannya cukup berkembang di


Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Indonesia, dan dunia pariwisata pada
khususnya Sumba. Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya masih bisa ditemukan daerah-
daerah yang memiliki nilai historis, baik dari segi sejarah maupun sosial budayanya.

Daya tarik wisata di Kawasan Pariwisata kabupaten Sumba Barat Daya ini, secara
umum mencakup daya tarik wisata alam, budaya dan buatan. Namun, dari ke-3 jenis ini, jenis
yang dominan terbanyak adalah daya tarik wisata budaya, yakni berupa kampung tradisional
dan rumah adat dimana kalau di setiap rumah adat terdapat bermacam-macam peninggalah
leluhur dan untuk kebudayaan masyarakat sumba juga sangat memegang teguh kebudayaan
yang sudah diwariskan dari leluhur. Selain itu juga Sumba memiliki beberapa destinasi
wisata budaya yang dapat memberikan pengetahuan dan wawasan luas terkait tradisi dan adat
kebiasaan masyarakat lokal. Terdapat beberapa desa adat di Sumba yang dihuni oleh suku-
suku lokal yang masih memegang teguh budaya nenek moyang. Beberapa hal unik yang
dapat ditemui di Desa Adat Sumba adalah tenun ikat dan rumah tradisional, kuburan
megalitikum, peninggalan purba di Kampung Adat serta adat istiadat marapu di setiap
kampung.

Sedangkan wisata alam itu terdapat sebuah pantai, air terjun, danau, dan bukit.
Dimana tempat wisata tersebut banyak sekali wisatawan yang datang menikmati indahnya
wisata alam yang ada di sumba, dari situ tempat wisata alam tersebut memiliki daya tarik
wisata yang baik dan bagus karena indahnya pemandangan tersebut. Namun ada beberapa
akses yang agak sulit dijangkau tetapi itu tidak jadi masalah buat parawisatawan yang datang
berkunjung karena pasti akan ada bantuan dari berbagai pihak tempat wisata tersebut. Maka
dari itu juga masyarakat atau pun pemerintah perlu melestarikan lagi tempat wisata-wisata
alam yang belum terjangkau atau belum di kenal oleh pendatang atau wisatwanada dalam
negri maupun luar negri agar nanti kalau mereka ingin ke tempat wisata tersebut tidak lagi
kesulitan untuk kesana.

Sedangakan kalau wisata buatan itu terdapat bermacam-macam tempat seperti spot
foto, tempat nongkrong dan masih banyak lagi atraksi buatan yang ada diberbagai tempat
wisata tersebut, dimana mereka wisatawan yang datang berkunjung ke sana sambil
meninkmati pemandangan yang ada di tempat wisata kabupaten sumba barat daya.

Oleh karena itu dari ke 3 atraksi tersebut kita sebagai masyarakat dan pemerintah
yang ada di kabupaten sumba barat daya wajib menjaga dan melestarikan tempat wisata
tersebut agar tetap terjaga dengan baik karena di setiap tempat wisata itu memiliki keunikan
tersendiri dimana parawisatawan yang berkunjung ke sana sangat betah dan menyukai wisata
alam, budaya dan buatan yang ada di sumba barat daya.
PEMBAHASAN MENGENAI ANALISIS DANAU WEKURI

Danau Weekuri  terletak di Desa Kalenarogo, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten


Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Nama Weekuri berasal dari bahasa Sumba wee
yang berarti air dan kuri yang berarti parutan atau percikan. Danau Weekuri dipercaya
terbentuk dari air laut yang terpercik melalui karang sehingga menembus ke daratan. Danau
ini memang dikelilingi oleh batu karang yang memisahkannya dengan laut. Mitos setempat
menyebutkan bahwa Weekuri konon dahulu merupakan nama sebuah perkampungan yang
tenggelam akibat meluapnya air laut. Danau Weekuri berbentuk lonjong dengan panjang
sekitar 150 meter dan lebar terjauh 50 meter. Kedalaman danau berkisar 30 cm hingga 2,5
meter saat surut namun dapat mencapai lima meter saat laut pasang.

Danau Weekuri mulai ramai dikunjungi oleh para wisatawan belakangan ini. Danau
Weekuri yang berwarna hijau kebiru-biruan ini merupakan danau yang sangatlah unik jika
dibandingkan dengan danau-danau pada umumnya di Indonesia karena kandungan airnya
yang asin dan payau. Kenapa asin? Karena sebenarnya danau ini adalah sebuah laguna yang
terbentuk dari air lautan lepas yang berada di kisaran danau. Air tersebut masuk dari celah-
celah bebatuan yang berada di gugusan karang sekitaran danau. Selain sifat air payau yang
dibawa dari laut, uniknya lagi di danau ini terdapat beberapa titik sumber mata air yang
membuat gradasi warna air di danau ini bervariatif, yaitu ada yang berwarna biru cerah, biru
sedikit kehijau-hijauan bahkan ada yang rasanya hangat dan ada yang dingin. Keunikannya
sangat jarang ditemukan pada danau-danau lainnya di Indonesia!

Danau Weekuri memiliki air yang sangatlah jernih dengan kedalaman air yang tak
cukup dalam, sehingga sangat cocok digunakan oleh pengunjung untuk sekedar bermain
air dan berenang. Tersembunyi di balik pepohonan rimbun dan semak belukar serta jauh
dari keramaian kota, suasana di sekitar danau terasa masih sangat asri.

Akses Menuju Lokasi Wisata

Dari Waikabubak (Ibu kota Kabupaten Sumba Barat) atau Tambolaka (Ibu kota
Kabupaten Sumba Barat Daya), pengunjung dapat terlebih dahulu menyewa kendaraan
bermotor baik motor/ mobil di Tambolaka atau Waikabubak. Untuk biaya sewa mobil
berkisar mulai dari 500.000-600.000 rupiah sudah berserta dengan drivernya dan untuk
biaya sewa motor yaitu sekitar 100.000-150.000 rupiah per harinya.
Berjarak sekitar 60 km dari Tambolaka yang merupakan ibukota Kabupaten Sumba
Barat Daya, akses untuk menuju lokasi ini masih terbilang cukup sulit karena belum
terdapatnya transportasi umum dan lokasinya yang berada jauh dari perkotaan. Tak ada
satupun petunjuk jalan menuju ke lokasi sehingga pengunjung harus sering-sering bertanya
dengan penduduk setempat keberadaan lokasi danau ini. Kondisi jalan menuju ke lokasi
danau bervariatif, beberapa titik sudah beraspal halus namun ada sebagian titik yang masih
berbatu dan masih dalam proses pengerasan tanah. Di tengah perjalanan menuju Weekuri,
di kiri jalan kita akan melihat sebuah resort milik warga negara Perancis yang mengeola
Pantai Mandorak, salah satu pantai di wilayah Kodi. Tak jauh dari situ, wisatawan akan
memasuki kawasan Danau Weekuri yang ditandai dengan adanya pos penjaga. Ada
beberapa penduduk lokal setempat yang menjaga pos tersebut dan pengunjung hanya perlu
membayar tiket masuk seikhlasnya saja untuk menikmati danau indah ini. Selanjutnya dari
pos jaga tersebut, pengunjung masih harus berjalan sekitar 20 meter untuk menuju lokasi
danau.

Selain dapat menikmati keindahan Danau Weekuri dengan bermain air ataupun
berenang, pengunjung juga dapat menikmati dan menjelajahi keindahannya dari
ketinggian. Hanya perlu berjalan kaki menyusuri jalan setapak ke arah barat mengikuti
bunyi deru ombak, pengunjung dapat menaiki bukit karang yang menjorok ke lautan lepas.
Ketika meniti bebatuan karang ini, pengunjung harus ekstra berhati-hati karena bebatuan
karang ini sangat lancip dan tajam. Dari atas puncak bukit karang ini, pengunjung akan
merasakan sensasi berbeda. Jauh lebih indah jika menikmati panorama keindahan Danau
Weekuri dari atas bukit karang ini. Lautan biru dengan ombaknya yang menghantam
gugusan karang yang mengelilingi danau ini akan membuat pengunjung berdecak kagum.
Danau Weekuri pun terlihat seperti kolam biru apabila dilihat dari ketinggian.

FASILITAS DANAU WEKURI

Tidak ada fasilitas istimewa disekitar Danau Weekuri, hanya ada beberapa
kedai kecil milik warga sekitar yang menjual kain tenun khas Sumba dan beberapa
makanan kecil. Tidak ada warung makan, restaurant atau pun penginapan.
Sebaiknya pengunjung menyiapkan bekal makanan dan minuman pribadi untuk
dinikmati sembari berwisata. Bilik kamar ganti dan toilet pun hanya beberapa saja,
tidak dipisahkan laki-laki dan perempuan, dan tidak disediakan air. Topografi dan
kondisi iklim di Pulau Sumba menyebabkan masyarakat kerap kali kekurangan air.
Jika ingin membilas badan sehabis berenang, warga menyediakan air dengan harga
Rp 20.000,- per ember untuk digunakan pengunjung berbilas atau ke toilet.
GAMBAR DANAU WEKURI
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas akan menyimpulkan bahwa tempat wisata di kabupaten


sumba barat daya memiliki tempat wisata alam, budaya, buatan yang dari masing-masing
tempat wisata tersebut memiliki keunikan tersendiri baik dari alam, budaya dan hasil buatan
manusia. Jadi disini agar objek dan daya tarik wisata dapat dimanfaatkan secara nyata
diperlukan modal dan teknologi yang memadai, serta untuk menjaga kelestariannya
diperlukan pengelolaan yang mengutamakan kearifan lokal agar tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan kawasan dan sosial budaya masyarakat. Pemanfaatan jasa
lingkungan untuk kepentingan wisata alam, perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan pariwisata alam yakni konservasi, edukasi, ekonomi, rekreasi dan peran /
partisipasi masyarakat.
Diharapkan dalam pengembangan wisata bahari tidak hanya melihat pada hasil jangka
pendek, tetapi harus melihat pada kelangsungan jangka panjang sehingga perlu perencanaan
dan dukungan yang matang tidak hanya dari swasta saja tapi juga dari pemerintah dan
masyarakat agar wisata-wisata yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya ini dapat terjaga
dan tetap unggul sampe seterusnya.
SARAN

Danau wekuri sangat banyak dikunjungi wisatawan dan banyak sekali potensi-
potensi yang ada di Danau wekuri maka saya sarankan agar lebih memperhatikan dan
mengembangkan potensi tersebut menjadi lebih baik dan membuat atau membantu
perekonomian daerah setempat .
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/terpesona-jernihnya-
danau-weekuri-laguna-tersembunyi-di-sumba?gclid=Cj0KCQiAh4j-
BRCsARIsAGeV12AXhVok-
Hv_hfyi484DaP72gbenycLLA5MmCSgyskjXihRW-EdyBk4aAuNEEALw_wcB
2. https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/terpesona-jernihnya-
danau-weekuri-laguna-tersembunyi-di-sumba
3. https://www.idntimes.com/travel/destination/maria-lois/keindahan-danau-
weekuri-sumba-c1c2

Anda mungkin juga menyukai