Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Spasial Vol 6. No.

2, 2019
ISSN 2442-3262

PERENCANAAN PARIWISATA HIJAU DI DISTRIK ROON


KABUPATEN TELUK WONDAMA, PAPUA BARAT

Amanda M. Tingginehe1, Judy O. Waani2 & Cynthia E.V Wuisang3


1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi
2&3
Staf Pengajar Prodi S1 Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi

E-mail: amandamediomartstellatingginehe@yahoo.co.id

Abstrak

Pariwisata di Distrik Roon Kabupaten Teluk Wondama merupakan wisata kepulauan Papua yang masih baru
di mekarkan, sehingga Peratuan Pemerintah Kabupaten tentang perencanaan dan penataan kawasan wisata
belum maksimal juga tertata dengan baik, padahal wisata kepulauan ini memiliki aspek keindahan dan nilai
ekonomi yang besar bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama. Perencanaan yang baik
dengan mengutamakan lingkungan diharapkan dapat bermanfaat bukan hanya saat ini tapi di masa yang akan
datang. Berdasarkan latar belakang maka masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini yaitu
mengidentifikasi potensi dan sarana-prasarana pariwisata di Distrik Roon dan bagaimana strategi perencanaan
pariwisata hijau di Distrik Roon. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi potensi dan sarana-
prasarana pariwisata yang terdapat di Distrik Roon dan merekomendasikan strategi perencanaan pariwisata
hijau di Distrik Roon, adapun manfaat hasil penelitian dapat digunakan sebagai rujukan untuk perencanaan
pariwisata di Distrik Roon. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Metode analisis
menggunakan analisis SWOT dan ada beberapa strategi perencanaan lainnya. Hasil Penelitian berdasarkan
matriks SWOT diketahui faktor internal jumlah bobot x rating lebih besar 3,51 dari faktor eksternal 3,1.
Beberapa faktor internal yaitu ; Wisata kepulauan auri, Wisata religi gereja Isne-Jedi, Wisata kebudayaan dln.
Beberapa faktor eksternal yaitu ; Pengelolaan limbah yang belum baik, Infrastruktur pariwisata belum baik
dln. Hasil penelitian lainnya ialah infrastruktur pariwisata masih kurang seperti jaringan energi listrik,
jaringan telekomunikasi dan jalur transportasi yang hanya bisa diakses melalui jalur laut.

Kata Kunci: Perencanaan Pariwisata Hijau, Pariwisata Hijau

PENDAHULUAN
Menurut UU RI No.10 Tahun 2009 berwawasan pemeliharaan alam (konservasi)
Tentang Kepariwisataan Pariwisata adalah yang sustainable (berkelanjutan).
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung Salah satu bentuk dari pariwisata
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan berkelanjutan adalah green tourism atau
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan pariwisata hijau. Pariwisata Hijau mendorong
Pemerintah Daerah. Secara global maupun keberlanjutan melalui proses selektif dalam
dalam skala nasional, pariwisata merupakan pengembangan program pemasaran untuk
sektor ekonomi penting. Oleh karena itu menarik wisatawan yang sadar lingkungan,
kerusakan lingkungan seperti pencemaran menunjukkan sikap respek terhadap komponen
limbah domestik, kawasan kumuh, adanya alam, memiliki kepedulian terhadap kelestarian
gangguan terhadap wisatawan, penduduk yang lingkungan dan sensitivitas budaya lokal yang
kurang atau tidak bersahabat, kesemerawutan dianggap sebagai model wisata yang paling baik
lalu lintas, kriminalitas, dan lain-lain, akan dalam menyelamatkan sumber daya yang
dapat mengurangi jumlah wisatawan yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan baik
berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Maka sekarang maupun untuk generasi masa
dari itu pengembangan pariwisata harus mendatang.
menjaga kualitas lingkungan (Soemarwoto, Ilmu planologi juga mempelajari
2001). pariwisata. Namun, dalam hal ini tentunya lebih
Lingkungan dijadikan basis ke arah perencanaan pariwisata, bukan
pengembangan hampir keseluruhan industri dan manajemen pariwisata.
pariwisata merupakan salah satu industri yang Pariwisata di Distrik Roon Kabupaten
tidak luput dari tuntunan pengembangan industri Teluk Wondama merupakan wisata kepulauan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 511


Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019
ISSN 2442-3262

Papua yang masih baru di mekarkan, sehingga masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Peraturan Pemerintah Kabupaten tentang Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
perencanaan dan penataan kawasan wisata
belum maksimal juga tertata dengan baik Fungsi dan Tujuan Pariwisata
padahal wisata kepulauan ini memiliki aspek Menurut UU No.10 Tahun 2009 Pasal 3
keindahan dan nilai ekonomis yang besar bagi Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan
Kabupaten Teluk Wondama. Wisata utama di jasmani, rohani, dan intelektual setiap
Distrik Roon ialah Wisata Bahari: Kepulauan wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta
Auri dan Wisata Religius: Gereja Isne-Jedi dan meningkatkan pendapatan negara untuk
peninggalan sejarah di dalamnya. mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Dalam hal ini penulis ingin secara Pasal 4 Kepariwisataan bertujuan untuk:
khusus melakukan penelitian untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
mengidentifikasi potensi pariwisata agar meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus
menciptakan suatu perencanaan pariwisata di kemiskinan, mengatasi pengangguran,
Distrik Roon sehingga bisa meningkatkan nilai melestarikan alam, lingkungan, dan sumber
ekonomi masyarakat yang mengutamakan daya, memajukan kebudayaan, mengangkat
pelestarian dan pemeliharaan lingkungan agar citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air,
perencanaan pariwisata yang dibuat tidak memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa dan,
merusak tetapi bertujuan menjaga, mempererat persahabatan antarbangsa.
mempertahankan dan melestarikan keunikan Daya Tarik Pariwisata
pariwisata yang sudah ada. Dalam penelitian ini Daya Tarik Wisata Menurut Cooper dkk.
penulis menggunakan metode analisis SWOT (1995) mengemukakan bahwa terdapat 4
dalam perencanaan pariwisata hijau di Distrik (empat) komponen yang harus dimiliki oleh
Roon, analisis ini didasarkan pada logika yang sebuah objek wisata, yaitu: attraction,
dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan accessibility, amenity, dan ancilliary.
peluang (opportunities) namun secara 1. Attraction (Atraksi) Merupakan
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan komponen yang signifikan dalam
(weaknesses) dan ancaman (threats) (Rangkuti, menarik wisatawan suatu daerah, dapat
2009). menjadi tujuan wisata jika kondisinya
LANDASAN TEORI mendukung untuk dikembangkan
Pengertian Pariwisata menjadi sebuah atraksi wisata. Modal
Menurut UU No.10 Tahun 2009 ; istilah atraksi yang dapat menarik kedatangan
kepariwisataan berasal dari akar kata wisata. wisatawan itu ada tiga, yaitu: Natural
Pengertian wisata diberikan batasan sebagai: Resources (Alami), Atraksi Wisata
Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh Budaya, dan Atraksi buatan manusia
seseorang atau sekelompok orang dengan itu sendiri.
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan 2. Accessibility (Aksesibilitas)
rekreasi, pengembangan pribadi, atau merupakan hal yang paling penting
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dalam kegiatan pariwisata. Akses ini
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. diidentikkan dengan transferabilitas,
Sedangkan seseorang atau sekelompok orang yaitu kemudahan untuk bergerak dari
yang melakukan kegiatan perjalanan seperti daerah yang satu ke daerah yang lain.
yang dimaksud dalam batasan pengertian Jika suatu daerah memiliki potensi
tentang wisata tadi, disebut sebagai wisatawan. pariwisata harus di lengkapi
Keseluruhan fenomena kegiatan wisata yang aksesibilitas yang memadai sehingga
dilakukan oleh wisatawan seperti yang daerah tersebut mudah untuk
dimaksudkan dalam batasan pengertian wisata dikunjungi.
dan wisatawan diatas diberikan batasan 3. Amenity (Fasilitas atau Akomodasi)
pengertian atau didefinisikan dengan istilah merupakan segala macam sarana dan
pariwisata. prasarana yang diperlukan oleh
Secara lebih luas didalam UU No.10 wisatawan selama berada didaerah
Tahun 2009 tentang kepariwisataan, juga tujuan wisata. Sarana dan prasarana
dijelaskan mengenai pengertian kepariwisataan, yang harus tersedia seperti:
yang diberikan batasan pengertian: Keseluruhan
penginapan, rumah makan, tempat
kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
rekreasi, tempat berkemah, transportasi
bersifat multidimensi serta multidimensi yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan agen perjalanan. Adapun prasarana
dan negara serta interaksi antara wisatawan dan yang banyak diperlukan untuk

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 512


Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019
ISSN 2442-3262

pembangunan sarana-sarana pariwisata komponen alam, memiliki kepedulian terhadap


ialah jalan raya, persediaan air atau kelestarian lingkungan dan sensitivitas budaya
toilet, tenaga listrik, tempat lokal yang dianggap sebagai model wisata yang
pembuangan sampah. paling baik dalam menyelamatkan sumber daya
4. Ancilliary (pelayanan tambahan) yang terbatas untuk memenuhi variasi
Pelayanan harus disediakan oleh kebutuhan baik sekarang maupun untuk
generasi masa mendatang.
pemda suatu daerah tujuan wisata baik
Strategi Pengembangan Pariwisata Hijau
untuk wisatawan maupun untuk pelaku
Strategi pengembangan pariwisata hijau
pariwisata. yang sering digunakan adalah strategi
Pengertian Perencanaan konservasi dengan penekanan pembangunan
Perencanaan adalah fungsi manajemen kembali adalah konsep yang mengakui saling
yang menentukan tujuan-tujuan suatu organisasi ketergantungan lingkungan, ekonomi dan sosial.
dan membuat strategi-strategi yang tepat untuk Strategi ini merekomendasikan untuk
mencapainya. Makna dasar perencanaan adalah mengambil tindakan yang menjamin
proses penetapan tujuan dan serangkaian pemeliharaan sumber daya wisata (alam atau
kegiatan yang akan dihasilkan demi mencapai buatan manusia) jangka panjang. (Dowling,
tujuan (Menurut Nadjamuddin Ramli, 2007). 2010)
Proses Perencanaan apakah Proses METODE PELNELITIAN
Perencanaan itu ? Proses perencanaan adalah Metode Penelitian
bagaimana menjelaskan tentang tujuan dan Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif
manfaat perencanaan. Tujuan tersebut dengan melakukan pengamatan langsung atau
misalnya adalah perencanaan untuk menata observasi, kuesioner, wawancara dan
ruang kota, perencanaan untuk menyejahterakan dokumentasi. Penelitian dilakukan di desa-desa
masyarakat atau yang lain-lainnya. Selain itu dan obyek wisata Distrik Roon, Kabupaten
proses perencanaan juga menjelaskan tahapan Teluk Wondama. Pengambilan sampel
atau langkah-langkah dalam penyusunan suatu dilakukan dengan teknik simple random
rencana demi tercapainya tujuan atau manfaat sampling.
perencanaan yang telah ditetapkan. Kemudian Jenis dan Sumber Data
dalam proses perencanaan kita harus Data yang diperoleh dalam penelitian ini
menentukan hubungan antar pelaku dalam bersumber dari beberapa instansi terkait seperti,
penyusunan rencana. Yang dimaksud dengan Dinas Pariwisata, Badan Perencanaan dan
pelaku di sini antara lain adalah pemerintah, Pengembangan Daerah Kabupaten Teluk
masyarakat dan perencana. Wondama, Kantor Distrik Roon dengan Metode
(Djunaedi, 2011) Observasi lapangan beserta wawancara dan
Pengertian Pariwisata Hijau membagikan kuesioner dengan jenis data
Pengertian Pariwisata Hijau adalah sebagai berikut:
"perjalanan ke tujuan di mana flora, fauna, dan A. Data Primer
warisan budaya merupakan daya tarik utama." Menurut Sugiyono (2012) data primer
tujuan untuk menghormati dan melestarikan adalah sumber data yang langsung memberikan
sumber daya alam dan menyesuaikan program data kepada pengumpul data (data yang didapat
agar sesuai dengan konteks sumber daya yang langsung dari lapangan). Data Primer didapat
rapuh. Tujuan utamanya adalah menemukan melalui wawancara dengan masyarakat,
cara untuk menggunakan dan menghargai area wisatawan, pemerintah setempat, serta
ini tanpa merusaknya. stakeholder berkaitan dengan studi. Observasi
Pariwisata hijau (green tourism) lapangan, dilakukan dengan mengamati kondisi
merupakan salah satu bentuk ekowisata yang wilayah serta objek wisata, fasilitas sarana-
menitik beratkan pada wisata yang prasarana wisata, kegiatan sosial budaya,
berkelanjutan atau artinya tidak mengakibatkan kependudukan, potensi pariwisata.
kerusakan di lokasi wisata dan cagar budaya B. Data Sekunder
yang sedang dikunjungi (ramah lingkungan). Menurut Sugiyono (2012) data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung
Konsep Pariwisata Hijau memberikan data kepada pengumpul data
Pariwisata hijau (green tourism) (misalnya melalui studi literatur berupa buku,
mendorong keberlanjutan melalui proses jurnal, laporan penelitian dan situs-situs di
selektif dalam pengembangan program internet), untuk memperoleh data sekunder
pemasaran untuk menarik wisatawan yang sadar dilakukan melalui hasil dokumentasi.
lingkungan, menunjukkan sikap respek terhadap

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 513


Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019
ISSN 2442-3262

Teknik dokumentasi data adalah faktor kekuatan dan kelemahan dalam Daya
melakukan pengumpulan data berdasarkan Tarik pariwisata.
dokumen-dokumen yang ada, baik berupa Lokasi Penelitian
laporan (jurnal hasil penelitian), catatan, berkas,
atau bahas-bahan tertulis lainnya yang
merupakan dokumen resmi serta relevan terkait
penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan maka metode yang digunakan
adalah:
1. Metode Observasi
Metode ini merupakan survei dan pengamatan
langsung ke lokasi studi dengan mengumpulkan
dan informasi yang berkaitan dengan obyek
yang akan diteliti berupa kondisi lingkungan, Gambar 1 Peta Administrasi Teluk Wondama
Sumber RTRW Kabupaten Teluk Wondama
objek wisata, pola aksesibilitas, karakteristik,
sosial budaya, sosial ekonomi dan masyarakat
Kabupaten Teluk Wondama adalah salah
setempat.
satu Kabupaten yang Terletak di Provinsi Papua
2. Metode Wawancara
Barat. Memiliki luas wilayah daratan dan lautan
Wawancara yaitu melakukan wawancara dan
sebesar 1.272.833 ha, lebih dari 50 %
diskusi langsung pada masyarakat setempat,
wilayahnya berupa lautan yaitu berkisar
instansi terkait serta para pengujung yang ada
777.711 ha yang merupakan Taman Nasional
pada kawasan pariwisata Distrik Roon.
Teluk Cendrawasih.
3. Kepustakaan
Adalah cara pengumpulan data dan informasi
melalui literatur seperti jurnal dan buku yang
terkait dengan studi yang akan dilakukan.
4. Metode Kuesioner
Adalah cara pengumpulan data dengan
membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan
terkait dalam rumusan masalah pada penelitian
kepada masyarakat dan pihak terkait.

Metode Analisis Data


Sesuai dengan rumusan masalah, maka
metode analisis yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan Penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode
dilakukan secara kuantitatif yang dilakukan Gambar 2 Peta Administrasi Distrik Roon
sesuai dengan tujuan Penelitian dengan Sumber Penulis
menggambarkan atau menguraikan secara jelas Lokasi penelitian terdapat di Distrik
kondisi yang telah terjadi dilokasi Penelitian Roon, salah satu distrik yang terdapat di
dan untuk lebih akurat dalam menginterpretasi Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua
digunakan instrumen berupa peta-peta, seperti Barat. Wilayah Pulau Roon memiliki luas
analisis potensi obyek dan daya Tarik wisata, 1.890,0 Ha terdiri dari 7 kampung.
analisis sarana-prasarana pariwisata dan analisis Distrik ini dibentuk pada tahun 2008
sosial budaya Pusat pemerintahannya berada di Kampung
2. Analisis SWOT Yende, Jarak dari ibu kota kabupaten 62 km,
Adapun teknik analisis yang di gunakan dengan kampung-kampung antara lain
penulis adalah sebagai berikut: Tahapan Kampung Yende sebagai ibukota distrik,
pertama menggunakan IFAS (Internal Analysis kampung Syabes, Kampung Mena, Kampung
Summary). Di susun untuk merumuskan faktor- Indai, Kampung Niap, Kampung Menarbu dan
faktor internal pariwisata Distrik Roon seperti Kampung Saryai.
atraksi, fasilitas, aksesibilitas, amenitas dan Jumlah penduduk berdasarkan data
potensi yang ada. Faktor ini dipilih sebagai Badan Pusat Statistik dan Kepala Distrik Roon

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 514


Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019
ISSN 2442-3262

sebanyak 1.818 jiwa. Berdasarkan letak


geografisnya, Distrik Roon memiliki batas-batas
sebagai berikut: Sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Teluk Bentuni, Sebelah
Timur berbatasan dengan Distrik Roswar,
Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Soung
Jaya dan Sebelah Selatan berbatasan dengan
Distrik Nikiwar.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4 Gereja Tua Isne-Jedi


Sumber Survey Lapangan
Identifikasi Potensi Wisata Distrik Roon
Potensi Wisata Alam
Distrik Roon memiliki potensi wisata Potensi Wisata Kebudayaan
alam berupa; air terjun dan wisata Bahari Potensi lanskap budaya suatu wilayah
berupa; pulau auri dan wisata bawah laut, serta sangat penting di lestarikan sebagai bagian dari
lokasi pengamatan satwa yaitu kuskus dan pembangunan berkelanjutan (Wuisang, 2014).
burung. Kampung Yende dan Mena (Kepulauan Adapun potensi wisata kebudayaan yang
Roon) merupakan bagian dari kawasan Taman terdapat di Distrik Roon adalah sebagai berikut:
Nasional Teluk Cendrawasih. 1. Upacara Adat
• Wamendereow atau ada juga yang
menyebutnya Parwabuk, adalah upacara adat
pernikahan.
• Kiuturu Nandauw atau biasa juga disebut
Kakarukrorbun, adalah upacara adat potong
rambut pertama kali pada anak berusia 5
tahun.
• Pada sebagian masyarakat juga ada
kebiasaan untuk membawa hasil panen
pertama ke gereja dan disana berdoa
mengucap syukur dengan harapan hasil
panen berikutnya akan lebih baik dan lebih
banyak.

2. Kesenian
• Ris atau Sifieris berarti dansa adat. Dansa
adat ini digelar sebagai bagian dari upacara
adat dan dilakukan dengan iringan nyanyian
Gambar 3 Potensi Wisata Alam disertai alat musik tifa (pondatu) dan gong
Sumber: Hasil Survey 2019, Wondama Dalam Lensa, (mawon).
WWF • Tari Balengan adalah tarian pergaulan yang
Potensi Wisata Religi biasanya dibawakan oleh pemuda-pemudi.
Distrik Roon khususnya Kampung • Tumbu tanah atau Tarian Ular biasanya
Yende dan Kampung Mena memiliki posisi dilakukan oleh penduduk dari etnis sough.
yang cukup strategis pada perkembangan agama Tumbu tanah ini dilakukan untuk perayaan-
Kristen di tanah Papua. Pada 2 Februari tahun perayaan tertentu.
1884 misionaris dari Eropa yaitu Gottlien • Suling Bambu atau Suling Tambur
Lodewyk Bink bersama istrinya menginjakkan dimainkan pada acara penyambutan tamu,
kakinya ke tanah ini. kegiatan gereja dan kedukaan. Untuk acara
Pada masa itu, penduduk setempat masih duka biasanya tidak diiringi dengan tambur.
hidup secara tradisional dalam kelompok-
kelompok kecil. hal ini membuat para
misionaris Eropa melakukan upaya untuk
menyatukan mereka melalui penyebaran agama
Kristen, hingga pada tanggal 16 Februari 1884
terjadi pembaptisan massal dan disusul dengan
berdirinya gereja Isne pada tahun 1891 di
sebuah desa yang kala itu masih 1 desa yaitu
Desa atau Kampung Yende.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 515


Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019
ISSN 2442-3262

Analisis Ketersediaan Infrastruktur sebesar 10%


Pariwisata Sampel penduduk meliputi setiap
No Jenis Prasarana-Sarana Distrik Roon Kampung yang terdapat di Distrik Roon
Ada Tidak berdasarkan dari banyaknya penduduk di Distrik
ada Roon, sehingga (N)= 1.818 jiwa . Jika nilai yang
diinginkan sebesar 10% maka jumlah responden
1 Jalan ✓
dapat dihitung sebagai berikut:
2 Air Bersih ✓ 1.818
n= (0,1)2
= 94,7 (95 Responden)
1+1.818
3 Energi Listrik ✓
4 Penerangan Jalan Umum ✓
(PJU) Aspek Internal Pariwisata Distrik Roon
5 Tempat Duduk ✓ Aspek internal adalah aspek yang
6 Tempat Sampah ✓ terdiri dari variabel yang ada di dalam
lingkungan objek penelitian, di dalam aspek
7 Toilet Umum ✓
internal terdapat kekuatan dan kelemahan yang
8 Papan Petunjuk Arah ✓ berpengaruh dalam kegiatan operasional tempat
objek penelitian. Berdasarkan hasil observasi
9 Pusat Informasi Wisata ✓
dan wawancara langsung, penulis dapat
10 Papan Selamat Datang ✓ memaparkan sebagai berikut:
1. Kekuatan Pariwisata Distrik Roon
11 Pos Keamanan/Polisi ✓
Pariwisata
A. Wawancara yang dilakukan dengan tetua
12 Toko Souvenir ✓ Desa Menarbu dan tetua desa Yende ,
menyampaikan masyarakat Distrik Roon sangat
13 Mushola ✓ mendukung rencana pembangunan dan
14 Restoran ✓ pengembangan 7 desa di Distrik Roon yang
15 Penginapan ✓
akan dijadikan desa wisata, terutama Ibu kota
Distrik Roon, desa Yende dikarenakan memiliki
16 Jaringan Telepon ✓
peninggalan bangunan bersejarah Gereja Isne-
17 Jaringan Internet ✓ Jedi yang didalamnya terdapat peninggalan
18 Perahu ✓ Zandelling, Alkitab Tua dan juga ada makam
19 Dermaga ✓ Pendeta G-Blink.
20 Tempat penyewaan alat ✓
Snorkling/ diving
B. Wawancara juga dilakukan dengan istri-istri
21 Ruang Ganti Baju ✓ nelayan yang mengatakan desa-desa di Distrik
Roon memiliki sumber bahan makanan ikan laut
yang melimpah, karena hampir sebagian
Strategi Perencanaan Pariwisata Hijau di masyarakat bermata pencarian nelayan maka
Distrik Roon banyak warga Distrik Roon memiliki perahu
1. Analisis SWOT sendiri (bantuan pemerintah dan ada yang
Strategi perencanaan pariwisata hijau di membuat sendiri)
Distrik Roon menggunakan Analisis SWOT.
Metode perencanaan strategis yang digunakan C. Hasil observasi di lapangan menunjukkan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), bahwa Distrik Roon memiliki kebudayaan yang
kelemahan (weaknesses), peluang masih terlihat seperti: memiliki motif khas
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam kampung yang bisa di lihat di dinding dan jalan
suatu proyek atau perencanaan tertentu. (paling banyak di desa Menarbu dan Yende-
Keempat faktor itulah yang membentuk Matriks Mena), setiap bulan Juni akan diadakan Festival
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, Pulau Roon yang memperlihatkan kebudayaan
dan threats). asli masyarakat di sana.
Untuk mencari jumlah ukuran sampel
yang dibutuhkan dapat dihitung dengan D. Distrik Roon memiliki potensi wisata utama
menggunakan rumus slovin (Sevila dalam Umar kepulauan Auri dan memiliki potensi terumbu
Husain, 2003). karang (termasuk dalam 75% kekayaan terumbu
𝑁
n= 2 karang unik khas Indonesia) (hasil wawancara
1+𝑁 (𝑒 )
Dimana: di Dinas Pariwisata dan Balai Taman Nasional
n = ukuran sampel Teluk Cendrawasih, Kabupaten Teluk
N = ukuran populasi Wondama).
E = nilai kritis yang diinginkan, yaitu

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 516


Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019
ISSN 2442-3262

2. Kelemahan Pariwisata di Distrik Roon


A. Dari hasil observasi lapangan langsung dan
wawancara dengan masyarakat setempat masih
terbatasnya sumber daya energi listrik,
masyarakat masih menggunakan genset sebagai
sumber energi listrik. Belum maksimalnya
jaringan telekomunikasi seperti telepon dan
internet.

B. Pariwisata di Distrik Roon juga belum


memiliki paket wisata dan lembaga pengelolaan
pariwisata juga papan penanda objek wisata
yang mempermudah wisatawan (diperoleh dari
hasil observasi lapangan dan wawancara dengan
Kepala Distrik)

C. Teknologi pengolahan limbah (limbah rumah Aspek Eksternal Pariwisata Distrik Roon
tangga, sampah dln) masih belum di olah sesuai Aspek Eksternal adalah aspek yang
dengan standar. terdiri dari variabel yang ada diluar lingkungan
objek penelitian, di dalam aspek eksternal
D. Dari hasil wawancara dengan beberapa terdapat peluang dan ancaman /tantangan yang
masyarakat ternyata masih banyak masyarakat akan dihadapi dan mempengaruhi kegiatan
yang belum memahami dengan baik cara operasional tempat objek penelitian di Distrik
mengelola lingkungan pariwisata, sehingga Roon. Berdasarkan hasil observasi dan
belum seluruh masyarakat Distrik Roon satu wawancara langsung, penulis dapat
visi/pemikiran untuk perencanaan pariwisata. memaparkan sebagai berikut:
1. Peluang Pariwisata di Distrik Roon
Tabel Hasil Pembobotan Analisis Faktor A. Dari hasil wawancara di beberapa instansi
Internal (IFAS) terkait pengelolaan pariwisata Distrik Roon
memiliki dukungan yang besar dari Pemerintah
Kabupaten Teluk Wondama, ada beberapa
instansi yang memberi bantuan berupa Perahu,
Lemari Asap, Coolbox dan bantuan lain seperti
pendanaan pembangunan infrastruktur desa dan
objek wisata (Kepala Dinas Pariwisata, Kepala
Dinas Perikanan, Kepala Distrik Roon).

B. Ada juga bantuan dari kantor wiraswasta


seperti Balai Taman Nasional Teluk
Cendrawasih (BTNTC) dan World Wide Fund
For Nature (WWF).

C. Kepala Distrik Roon juga mengatakan


ketersediaan konsumen/calon pengunjung cukup
besar dilihat dari penjualan tiket saat Festival
Pulau Roon tahun ini.

D. Dari hasil observasi lapangan Distrik Roon


masih memiliki potensi lahan yang masih luas.

E. Distrik Roon juga memiliki banyak potensi


alam yang dapat menjadi atraksi pendamping
pariwisata.

F. Akses transportasi dari seluruh kota di


Indonesia menuju Manokwari, dan akses
Manokwari menuju Wasior maupun langsung
ke Roon sudah terbuka dan lancar setiap hari.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 517


Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019
ISSN 2442-3262

2. Ancaman Pariwisata di Distrik Roon


A. Dari hasil observasi lapangan dan kuesioner
dan wawancara masih banyak masyarakat yang
belum paham dengan baik Pengelolaan limbah
(rumah tangga, sanitasi) dan sampah.

B. Masih banyak wisatawan yang datang


merusak lingkungan wisata seperti membuang
sampah sembarang di laut.
Tabel Hasil Pembobotan Analisis Faktor
Eksternal (EFAS)

Tabel Matriks SWOT

Berdasarkan hasil matriks SWOT dari


tabel diatas dapat diketahui Faktor Internal lebih
besar 3,51 dan Faktor Eksternal 3,1 dalam hal
ini perbedaan kedua faktor sangat dekat
sehingga jika tidak di rencanakan dengan baik
maka faktor Kelebihan bisa setara dengan faktor
ancamannya.
2. Strategi Mengembangkan Kawasan
Lingkungan Hijau
Konsep pengembangan ini menerapkan
sistem Hutan Pantai atau biasa disebut Vegetasi
Pantai. Vegetasi pantai adalah tutupan vegetasi
yang tumbuh dan berkembang di pantai berpasir
di atas garis pasang tertinggi di wilayah tropika.
Vegetasi alami di Distrik Roon sudah ada
seperti hutan bakau tetapi lebih baik lagi di
tanam tanaman lainnya untuk mencegah bila

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 518


Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019
ISSN 2442-3262

terjadi bencana seperti tsunami, abrasi dan hal ini perbedaan kedua faktor sangat dekat
bencana pesisir lainnya sehingga jika tidak di rencanakan dengan
3. Pengembangan Dan Penataan Ruang baik maka faktor Kelebihan bisa setara
Berdasarkan Zonasi Ruang dengan faktor ancamannya. ada beberapa
Konsep pengembangan fisik dan tata strategi Perencanaan Pariwisata di Distrik
ruang dilakukan berdasarkan prinsip konservasi Roon dari hasil matriks SWOT di atas:
sumber daya alam dan lingkungan dengan a. Dengan memiliki potensi wisata alam dan
fasilitas yang ramah disabilitas. Untuk bahari yang besar maka dengan adanya
mengembangkan sektor pariwisata berbasis bantuan, dukungan dan koordinasi yang baik
lingkungan, sejarah, edukasi dan religi; maka dari pihak swasta maupun pemerintah
perlu pengembangan tata ruang yang agresif- kiranya dapat membuat perencanaan untuk
konservatif dimana dilakukan penyeimbangan mengembangkan potensi pariwisata di
antara pembangunan baru (fasilitas pendukung Distrik Roon.
wisata) dengan area-area alami dengan b. Diharapkan adanya bantuan dari pemerintah
memperhitungkan daya dukung lingkungan Kabupaten Teluk Wondama seperti
secara cermat. memasang tower jaringan sehingga
Pengembangan tata ruang agresif-konservatif masyarakat dan wisatawan yang datang
mempunyai arahan tujuan yaitu: tidak sulit mengakses jaringan internet
• Mengonservasi sumber daya Taman maupun telekomunikasi.
Nasional Teluk Cendrawasih baik di darat c. Disediakan Kantor atau di buat kantor
maupun di laut, dengan melaksanakan khusus penanganan pariwisata di Distrik
pemanfaatan yang tidak melebihi Roon. Dengan memiliki kantor untuk
kemampuan dan daya dukungnya. pengelolaan pariwisata diharapkan dapat
• Mengonservasi dan mengembangkan seni menjaga dan mengelola objek wisata yang
budaya lokal dan bangunan peninggalan terdapat di Distrik Roon.
bersejarah di 7 Kampung Distrik Roon. d. Pemerintah dan pihak stakeholder perlu
• Memaksimalkan tata ruang yang dapat melakukan sosialisasi tentang pengetahuan
memberdayakan masyarakat. pengelolaan lingkungan pariwisata agar
dapat diterapkan kepada wisatawan yang
datang, sehingga dapat menjaga lingkungan
pariwisata bersama.
e. Pemerintah dapat membangun fasilitas
sanitasi yang sesuai standar dan memberi
pengarahan tentang cara pengelolaan limbah
(limbah rumah tangga dll.), agar masyarakat
bisa memahami pengelolaan limbah yang
baik.
2. Strategi Mengembangkan Kawasan
Lingkungan
Gambar 5 Pembagian Zonasi Ruang Distrik Roon (Yende)
Sumber Dinas Pariwisata 3. Hijau dengan konsep pengembangan ini
menerapkan sistem Hutan Pantai atau biasa
KESIMPULAN DAN SARAN disebut Vegetasi Pantai.
Kesimpulan 4. Pengembangan Dan Penataan Ruang
1. Potensi pariwisata Distrik Roon ada 3 yaitu: Berdasarkan Zonasi Ruang
Wisata Alam (wisata air terjun, kepulauan Saran
auri dan bahari (kekayaan terumbu karang Berdasarkan kesimpulan di atas maka
termasuk 75% khas Indonesia), Wisata saran yang diberikan yaitu Pemerintah
Religi (Gereja Isne-Jedi yang di dalamnya Kabupaten Teluk Wondama Khususnya Dinas
terdapat peninggalan bersejarah) dan Wisata yang terkait dengan pengembangan pariwisata
Kebudayaan. di Distrik Roon kiranya segera memberi
2. Infrastruktur Pariwisata masih kurang seperti bantuan memperbaiki sarana-prasarana
jaringan energi listrik, jaringan infrastruktur yang kurang di desa wisata, juga
telekomunikasi dan jalur transportasi yang memberi sosialisasi dan pelatihan bagi
hanya bisa di akses dengan transportasi laut. masyarakat untuk menjaga lingkungan wisata
Ada beberapa strategi perencanaan yaitu: dengan cara ini dapat meningkatkan SDM
1. Berdasarkan hasil matriks SWOT dari tabel walau pendidikan mereka rendah.
diatas dapat diketahui Faktor Internal lebih Pemerintah dan masyarakat juga
besar 3,51 dan Faktor Eksternal 3,1 dalam bekerja sama mengembangkan lingkungan

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 519


Jurnal Spasial Vol 6. No. 2, 2019
ISSN 2442-3262

pariwisata tanpa merusak habitat aslinya Rangkuti, F. 2016. Analisis SWOT Teknik
sehingga tidak hanya meningkatkan nilai Membedah kasus Bisnis. Jakarta:
ekonomi masyarakat setempat tetapi Gramedia Pustaka Utama.
memelihara dan menjaga objek wisata yang ada.
Soemarwoto. 2001. Atur Diri Sendiri. Cetakan
Kedua. Gajah Mada University Press.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
Alexander, Ernest. R., 1986, Approach To Soekadijo. R. G. 2000, Anatomi Pariwisata,
Planning, Introducing Current Memahami Pariwisata Sebagai
Planning Theories, concepts, and Sistematic Linkage, Jakarta: Gramedia
Issues, Gordon and Breach Science Pustaka Utama
Publishers.
Sujarto, Djoko. 1990 Materi Kuliah PL 601.
Batta, Revinder. N. 2009. Green Tourism Planning Process and Practice. S2
Certification Manual. PWK ITB Bandung.
Bambang Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian
Destinasi Pariwisata konsep dan Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
aplikasinya di Indonesia, GAVA Bandung: Alfabeta.
MEDIA, Yogyakarta, 2013.
Swarbrooke 1996, Tourism Development . New
Dowling, R. K. 2010. Tourism’s Emerging York: Van Nostrand Reinhold.
Global Interaction. Journal of the
Wardhani, Rulyanti Susi dan Valeriani, Devi.
Geography Teachers’ Association . 38
2016, Jurnal Ilmiah, Green Tourism
(2): pp 1923.
Dalam Pengembangan Pariwisata
Dowling, R.K. 2010. Emerging tourism: Hijau.
Sustainable geo-resources for leisure
and recreation. Journal of Tourism.10 Weaver, D. 2012. Ecotourism. Australia: John
(1): pp 209-220. Wiley & Sons. p 15.
Wuisang, C.E.V. 2014. Defining Genius Loci
Dowling, R.K. and Fennell, D.A. 2010. The
Qualifying Cultural Landscape Of The
Context of Tourism Policy and
Minahasa Ethnic Community In The
Planning. CAB International Journal.
North Sulawesi Indonesia, Thesis,
pp 1-20.
Disertasi, The University of Adelaide,
Kriyantono, Rachmat,.2006. Teknik Praktis SA.
Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada
Yoeti, Oka. A. 1995, Pengantar Ilmu
Mowforth, M. dan Munt, I. 2003. Tourism and Pariwisata, Jakarta: Angkasa
Sustainability. London: Routledge.
Yoeti. H. Oka A. 2016, Perencanaan dan
M. Yamin Mile, 2017. Jurnal Pengembangan Pengembangan Pariwisata, Jakarta:
Spesies Tanaman Pantai Untuk Balai Pustaka.
Rehabilitasi dan Perlindungan
Kawasan Pantai Pasca Tsunami.
DAFTAR PERATURAN
Pendit. S, Nyoman. 1999, Ilmu Pariwisata
Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 10
Pradnya Paramita. Tahun 2009. Tentang
Kepariwisatawan.
Prof.Ir.Achmad Djunaedi, MUP, Ph.D. Proses
Perencanaan Wilayah dan Kota, Distrik Roon, Dalam Angka. 2014. BPS
Yogyakarta,2011.
Ramly, Nadjamuddin. 2007, Pariwisata
Berwawasan Lingkungan Belajar Dari
Kawasan Wisata Ancol. Cetakan
Pertama. Grafindo Khazanah
Ilmu,Jakarta.
Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik
Membedah kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 520

Anda mungkin juga menyukai