Oleh: Suprianto
ABSTRAKSI
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110
pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. Pembangunan
kepariwisataan di Indonesia yang sedang digalakkan dewasa ini merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional. Pariwisata juga merupakan suatu
komponen dari pola pengembangan dan pengembangan ekonomi suatu daerah,
sehingga perencanaan dan pengembangan pariwisata harus selaras dengan
perencanaan dan pembangunan daerah secara keseluruhan.
Kepariwisataan yang didasarkan dari Undang-undang Nomor 9 Tahun
1990 pada Bab I Pasal 1, menegaskan bahwa kepariwisataan diarahkan pada
hubungan yang relative baik dalam penyelenggaraan pariwisata. Artinya, semua
kegiatan dan urusan yang adakaitannya dengan perencanaan, pengaturan,
pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, maupun pihak swasta dan masyarakat.
Seiring dengan fenomena diatas ada upaya yang diinginkan oleh
pemerintah daerah dalam meningkatkan peran sektor pariwisata yakni dengan
mempihak ketigakan sektor ini dalam artian pemerintah berupaya untuk melihat
untung dan ruginya ketika pengelolaannya semua di swastanisasikan. Hal menarik
jika keuntungan yang diperoleh setelah dilakukan pengkajian dan pendalaman
analisis potensi terhadap semua komponen yang menjadi sumber pendapatan yang
signifikan memperkuat basis sektor pariwisata, maka tidak ada alas an bagi
pemerintah untuk tidak mempihak ketigakan, karena ketika direfleksikan dengan
kebijakan yang telah dilaksanakan di Pulau Dewata Bali kecendrungan yang
terjadi adalah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk berpartisipasi
dalam meningkatkan pendapatan daerah di kawasan pariwisata tersebut yang
tentunya dilaksanakan dan disesuaikan dengan kearifan local dengan
keanekaragaman karakteristik yang dimiliki daerah tersebut.
Kabupaten Sumbawa dalam hal ini belum melakukan kebijakan
sebagaimana yang telah dilakukan oleh pulau atau kabupaten yang lainnya dan
sekarang akan menuju ke arah sana. Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk
mengkaji berbagai persolan tentang sektor pariwisata di Kabupaten Sumbawa
sebagai upaya pengembangan potensi pariwisata daerah Kabupaten Sumbawa.
1.2. RumusanMasalah
Berdasarkan berbagai macam masalah yang dimunculkan di sektor
pariwisata tersebut maka perlu dilakukan pemilahan masalah yang dirasakan
relevan untuk dikaji. Adapun permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
adalah:
1. Faktor apakah yang menjadi penghambat pengembangan pariwisata di
Kabupaten Sumbawa?
2. Faktor apakah yang menjadi pendukung pengembangan pariwisata di
Kabupaten Sumbawa?
3. Langkah-langkah atau strategi apa yang dapat dilakukan untuk
pengembangan pariwisata di Kabupaten Sumbawa?
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan.Sementara dalam Bab I, pasal 10, disebutkan kawasan strategis
pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau
memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh
penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan
budaya, pemberdayan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta
pertahanan dan kemanan.
tahun 1990, tentang kepariwisataan (Bab IV pasal 4) disebutkan bahwa obyek dan
daya tarik wisata terdiri atas:
1. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
keadaan alam serta flora dan fauna.
2. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia, berupa museum,
peninggalan sejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan
alam, taman rekreasi, dan tempat hiburan.
STRATEGI/LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN PARIWISATA
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam
mencapai tujuan tertentu.
Konteks Pariwisata dalam analisa SWOT dapat diartikan bahwa
Pemerintah Daerah dievaluasi dalam hal: Strength (Kekuatan), Weaknesses
(Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Jika dalam
analisa ini ditemukan kelemahan atau ancaman, yang seharusnya dilakukan adalah
bagaimana mengubahnya menjadi kekuatan atau peluang. Hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam analisa SWOT adalah:
1. Kekuatan: kekuatan suatu obyek wisata untuk mencapai tujuan.
a) Knowledge atau kepakaran yang dimiliki
b) Tempat wisata baru atau pelayanan yang unik
c) Lokasi obyek wisata berada
d) Kualitas obyek wisata
2. Kelemahan: kelemahan obyek wisata perlu diminimalkan untuk
mencapai tujuan.
a) Kurangnya promosi
b) Lokasi obyek wisata yang terpencil
c) Kualitas sarana dan prasarana yang jelek
3. Peluang: kondisi eksternal yang membantu untuk mencapai tujuan.
a) Obyek wisata yang menarik
b) Adanya pasar internasional bagi pemasaran pariwisata
c) Pasar yang luang karena kompetitor yang masih belum sanggup
memenuhi permintaan wisatawan
4. Ancaman: kondisi eksternal yang bisa merusak tujuan.
a) Persaingan harga dengan kompetitor
b) Kompetitor mengeluarkan produk baru yang inovatif
c) Diperkenalkannya pajak yang tinggi.
macam aktifitas pariwisata yang dapat dijual melalui kegiatan wisata alam laut ini
misalnya snorkeling, diving, surving, dan fishing. Adanya taman nasional Pulau
Moyo dan beberapa kawasan konservasi karang dan mangrove di Pulau Rakit dan
Pulau Ngali juga dapat diberdayakan sebagai aset untuk kegiatan pariwisata.
Keindahan dan panorama alam yang dimiliki Kabupaten Sumbawa tidak kalah
jika dibandingkan daerah tujuan wisata lainnya seperti Pulau Bali dan Pulau
Lombok. Letaknya yang strategis yaitu tepat pada pada lingkaran emas pariwisata
Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Komodo, dan Tanah Toraja memungkinkan
daerah ini dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata khususnya wisata
bahari di Indonesia.
Secara khusus, potensi wisata alam di kabupaten Sumbawa cukup tinggi
karena ditunjang oleh keindahan lingkungan alam dan sumberdaya alam yang
melimpah. Secara umum dapat dikatakan bahwa obyek pariwisata yang banyak
terdapat merupakan obyek daya tarik alam, khususnya daya tarik alam laut dan
pantai (wisata bahari) yang seringkali digunakan untuk tempat rekreasi, edukasi,
tempat berolah raga dan tempat bertamasya.
Berikut beberapa objek wisata alam yang dapat ada di Kabupaten
Sumbawa diantaranya:
(1) Pantai Ai Manis
Terletak di daratan pulau Moyo yang berpasir putih dan pemandangan
bawah laut dengan terumbu karang dan ikan tropikalnya yang menawan serta
hutan tropis yang ada disekitarnya menjadikan. Ai Manis sangat cocok bagi
kegiatan camping, Snorkling, dan sebagainya. Dari Ai manis dapat disaksikan
tenggelamnya matahari (Sunset). Jalan-jalan di hutan tropis sekitar Ai Manis akan
tersaji secara alami flora dan fauna seperti rusa, sapi liar, Babi hutan, burung
koakkao, kakatua dan burung gosong yang dilindung. Tidak jauh dari Ai Manis
terdapat gua kelelawar. Ai Manis dapat ditempuh lebih kurang 30 menit dengan
speed boat dari Ai Bari kecamatan Moyo Hilir.
dunia) dan bila cuaca cerah, kita dapat menyaksikan sunset dan keindahan
Gunung Rinjani dari sini. Kondisi eksisting saat ini, lahan dikuasai oleh
masyarakat dan dimanfaatkan sebagian untuk pertanian (jagung, kacang tanah,
kacang hijau, dll) dan sebagian lagi belum termanfaatkan. Dari persfektif rencana
tata ruang, kawasan ini di arahkan untuk kawasan pengembangan pariwisata.
Belanda. Hingga kini istana yang lebih populer disebut Wisma Praja atau Pendopo
Kabupaten itu masih berdiri kokoh. Wisma Praja ini sempat menjadi kantor
terakhir Sultan Sumbawa, dibagian depannya ada sebuah bangunan bertingkat tiga
yang juga sangat unik. Bangunan ini dikenal dengan "Bale Jam" atau rumah
lonceng, karena dilantai 3 bagunan ini tergantung lonceng berukuran besar yang
khusus didatangkan dari Belanda. Genta ini setiap waktu dibunyikan oleh seorang
petugas, sehingga semua warga mengetahui waktu saat itu. Sekarang tidak lagi
terdengar suara lonceng, Setelah itu keluarga Sultan Kaharuddin III pindah ke
Bala Kuning, ini adalah sebuah rumah besar bercat kuning didiami sultan
Sumbawa hingga beliau wafat.
(10) Sarkopagus
Sekelompok orang Austronesia tiba di Pulau Sumbawa tepatnya di
wilayah Kecamatan Moyo Hulu sekarang sekitar 2000 tahun sebelum masehi.
Mereka hidup menetap dan membangun peradapan megalitikum yang hingga kini
masih tersisa peninggalannya berupa sarkopagus/sarcophagus (peti batu).
Sarkopagus-sarkopagus ini masih dalam bentuk aslinya, walaupun terdapat
beberapa bagian yang rusak atau hilang akibat pengaruh alam. Memiliki nilai
sejarah/arkeologi yang sangat tinggi karena telah berumur lebih dari 2200 tahun,
dan tergolong benda peninggalan arkeologi yang sangat langka. Di kecamatan ini
terdapat lima situs purbakala yaitu Situs Aik Renung (memiliki lima lokasi
sarkopagus), Situs Raboran, Situs Tarakin I dan II serta Situs Lutuk Batu Peti.
Tambora akan terlihat kapal pesiar dari Maroko yang melintas dari pulau Komodo
dalam perjalanan menuju Benoa Bali.
Menurut Naziruddin, persoalan klasik terkait potensi pariwisata di
Sumbawa adalah pemasaran. Lebih jauh dijelaskan Naziruddin, bahwa pariwisata
tidak berdiri sendiri, melainkan harus melibatkan banyak sektor, baik teknis di
lapangan maupun kebijakan. Ia menyebutkan beberapa kendala yang dihadapi
dalam meningkatkan potensi pariwisata di Kabupaten Sumbawa, di antaranya,
belum mampu menjual potensi, banyak potensi tetapi modal masih kurang dan
sebagainya.
2. Weaknesses (Kelemahan)
a. Kurang memadainya kegiatan promosi dan penyebaran pariwisata ke luar
daerah, terlebih ke luar negeri.
b. Biro perjalanan atau paket wisata yang melayani wisatawan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif belum memadai dan masih sangat terbatas.
c. Daerah masih terlalu jauh dari pasar utama wisatawan (Pulau Bali).
d. Kurangnya pengiriman tim duta kesenian ke luar negeri dalam rangka
promosi pariwisata daerah Sumbawa.
e. Belum adanya kegiatan pemasaran pariwisata terpadu. Selama ini,
pemasaran pariwisata masih di dominasi oleh pemerintah melalui Dinas
Pariwisata (sekarang Dinas Pemuda dan Olah Raga, Budaya dan Pariwisata.
Pemasaran belum dilakukan secara utuh yang melibatkan segenap elemen
masyarakat.
f. Jumlah armada transportasi antar kota yang masih terbatas.
g. Paket wisata yang dijual masih terbatas dan diantaranya ada yang masih
belum siap dijual, misalnya potensi wisata Desa Tepal yang masih terpencil
dan sulit dijangkau terutama di musim hujan. Kemudian wisata kerajinan
3. Opportunities (Peluang)
a. Adanya pengiriman tim kesenian keluar negeri.
b. Ikut serta dalam berbagai bazaar atau pameran yang dilaksanakan baik
dalam lingkup regional maupun nasional.
c. Adanya kerjasama kelompok usaha pariwisata atau instansi terkait.
d. Kebijakan pemerintah pusat maupun daerah untuk mengembangkan
pariwisata yakni membangun daerah terdepan dalam bidang industri dan
pariwisata berbasis alam dan sumber daya manusia.
e. Pertumbuhan ekonomi dan deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah
daerah dalam memberikan peluang dalam bidang pariwisata.
f. Pencanangan pekan budaya di daerah dalam rangka promosi pariwisata
daerah.
4. Threats (Ancaman)
a. Citra pariwisata sebagai pendorong perdagangan obat-obat terlarang, seks
bebas/praktek prostitusi dan penyebaran penyakit HIV AIDS.
b. Citra pariwisata sebagai pencemar lingkungan, merusak seni budaya dan
kepribadian bangsa.
c. Dekatnya daerah-daerah lain (pesaing) yang menjadi tujuan wisata
(Lombok dan Dompu).
d. Meningkatnya minat masyarakat sendiri untuk melakukan perjalanan wisata
ke daerah lain.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan.
Berdasarkan perumusan masalah, perumusan hipotesis serta hasil dan
pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kabupaten Sumbawa memiliki potensi pariwisata yang sangat besar terutama
dilihat dari segi obyek wisata, yang terdiri dari obyek wisata alam dan wisata
budaya namun belum mampu dioptimalkan pengembangannya sehingga belum
memiliki nilai jual yang potensial.
2. Perencanaan dan penataan obyek wisata yang belum jelas, kondisi infrastruktur
yang buruk, serta kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk berinisiatif,
inovatif dan kreatif dalam mengembangkan pariwisata Sumbawa, merupakan
faktor-faktor penghambat dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten
Sumbawa.
3. Adanya kebijakan nasional yang menjadikan NTB sebagai penyanggah
sebagai pintu gerbang pariwisata nasional, adanya Program Visit Lombok-
Sumbawa, di tambah dengan banyaknya sumber daya yang dapat
dikembangkan menjadi obyek wisata merupakan beberapa faktor pendukung
pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa.
5.2. Saran-Saran.
Berdasarkan perumusan masalah, perumusan hipotesa serta hasil analisis dan
pembahasan di atas, maka dapat disarankan:
1. Disarankan kepada pemerintah Kabupaten Sumbawa serta para pemegang
kebijakan lainnya untuk dapat menyusun suatu perencanaan strategis
pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa baik yang bersifat jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang.
2. Disarankan kepada pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui dinas lembaga
terkait agar dapat melakukan penataan yang sedemikian rupa terhadap obyek-
obyek wisata sehingga memiliki nilai jual yang potensial.
3. Pembinaan terhadap masyarakat perlu ditingkatkan agar memiliki kesadaran
tentang manfaat yang akan diperoleh melalui pengembangan pariwisata
daerah sehingga mampu menciptakan masyarakat yang memiliki inisiatif,
kreatifitas dan motivasi untuk melakukan hal-hal yang produktif guna
mendukung pengembangan pariwisata daerah Sumbawa.
DAFTAR PUSTAKA