Anda di halaman 1dari 7

MENGANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN BATU

Lia Jatul Umroh

Prodi Studi Manajemen, Universitas Tribhuana Tunggadewi

E-mail: liajatul07@gmail.com

ABSTRAK: Kabupaten Batu merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang banyak sekali
mengembangkan pariwisata di daerahnya. Di Kabupaten Batu terdapat banyak sekali objek wisata
daerah yang dikelola langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah. Diantaranya yaitu: Air
Terjun Coban Rondo, Air Terjun Coban Talun, Coban Rais,Watu Ondo. Wisata Batu menawarkan
sejumlah objek wisata dengan daya tariknya masing-masing. Namun, masih kurangnya upaya emerintah
daerah yang belum maksimal dalam mempromosikan wisata mengakibatkan potensi objek wisata yang
dimiliki sebagian tidak dapat berkembang secara optimal. Di sinilah pentingnya peraturan dan
kesadaran dari pemerintah daerah yang melakukan pembangunan di sector pariwisata. Sektor pariwisata
memerlukan suatu strategi dengan pola pengembangan kepariwisataan yang terencana atau terususun
agar potensi yang di miliki bias dikembangkan secara optimal. Di dalam memajukan sektor pariwisata
ditingkat daerah peran pemerintah daerah adalah sebagai penggerak yang selanjutnya memberikan
kewenangan penuh kepada dinas kebudayaan dan kepariwisataan. Disini saya ingin mengetahui sejauh
mana strategi dinas kebudayaan dan pariwisata daerah Kabupaten Batu dalam mengembangkan
pariwisata daerah agar wisata di Batu selalu terjaga alamnya dan dikembangkan lagi supaya
pengunjung dapat menikmati suasana di Batu dengan nyaman. penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kulitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder . Metode analisis data dengan penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Kata kunci: analisis,pariwisata,pemerintah daerah

PENDAHULUAN

Pembangunan daerah merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang
tidak dapat dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Untuk mendukung penyelenggaraan
otonomi daerah tersebut dibutuhkan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab di
tiap-tiap daerah tersebut. Sebagai tindak lanjut penyelenggaraan otonomi daerah dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan daerah yang
merupakan kebijakan yang lahir dalam rangka menjawab dan memenuhi tuntutan reformasi
dan semangat pembaruan tentang demokratisasi antara hubungan pusat dan daerah serta
upaya pemberdayaan daerah. Negara Indonesia seperti yang kita ketahui merupakan salah satu
negara berkembang yang memiliki berbagai macam potensi pariwisata, baik wisata alam
maupun wisata budaya karena Indonesia memiliki bermacam-macam suku, adat istiadat, dan
kebudayaan serta karena letak geografis negara Indonesia sebagai negara tropis yang
menghasilkan keindahan alam dan satwa. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dengan
didukung sumber daya alam yang beraneka ragam yang berpotensi untuk diolah dan
dimanfaatkan.

Selain itu negara Indonesia juga kaya akan seni budaya daerah, adat istiadat, peninggalan
sejarah terdahulu dan yang tidak kalah menarik adalah keindahan panorama alamnya yang
cukup potensial untuk dikembangkan dengan baik. Ternyata pariwisata dapat diandalkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan nasional. Banyak juga objek wisata
yang ada di Indonesia yang telah terkenal tidak hanya di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Oleh sebab itu pengembangan pariwisata di Indonesia dilakukan oleh seluruh wilayah di
Indonesia maka dibentuklah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata di tingkat nasional dan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah di tingkat daerah.Dinas Pariwisata adalah badan
kepariwisataan yang dibentuk oleh pemerintah sebagai suatu badan yang diberi tanggung
jawab dalam pengembangan dan pembinaan kepariwisataan pada umumnya baik tingkat
nasional maupun ditingkat daerah. Potensi wisata Indonesia yang berupa 17.508 pulau-pulau
yang terbentang sejauh 5.120 km dengan iklim tropis sejuk baik di darat maupun di pantai dan
laut. Tetapi berdasarkan data statistik Organisasi Pariwisata Dunia dari 1,3 miliar orang
wisatawan di dunia hanya 4 juta saja yang berkunjung ke Indonesia sementara sisanya banyak
berkunjung ke Malaysia, Thailand, dan negara Eropa. Melihat permasalahan di atas artinya
minat para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata Indonesia maupun lokal rendah,
karena selama ini pariwisata Indonesia masih kurang maksimal dalam mengembangkannya.
Provinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia juga memiliki banyak
sekali tempat-tempat pariwisata yang bagus dan tidak kalah manarik dengan provinsi yang lain.
Kabupaten Batu sebagai salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi wisata
banyak dengan prospek ke depan sangat menjanjikan. Objek wisata yang dikembangkan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Batu antara lain wisata alam Air Coban
Rondo, Air Terjun Coban Talun , Watu Ondo, dan yang terakhir Coban Rais. Tetapi kurangnya
peran dari pemerintah daerah yang belum maksimal dalam mempromosikan wisata tersebut
sehingga dimungkinkan potensi objek wisata tersebut tidak dapat berkembang secara optimal.
Banyak hambatan dan rintangan yang harus dihadapi terutama jika tidak didukung oleh
masyarakat sekitar tempat wisata tersebut. Di sinilah pentingnya peraturan dan kesadaran dari
pemerintah daerah yang melaksanakan pembangunan di sektor pariwisata. Sektor pariwisata
memerlukan suatu strategi yang dengan pola pengembangan kepariwisataan yang terencana
atau tersusun agar potensi yang dimiliki bisa dikembangkan secara optimal. Di dalam
memajukan sektor pariwisata di tingkat daerah peran pemerintah daerah sebagai penggerak
dan selanjutnya memberikan kewenangan penuh kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Daerah Kabupaten Batu dalam menentukan strategi-strategi pembangunan kepariwisataan.
Dari uraian di atas, penelitian ini ingin mengetahui strategi yang dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Batu dalam melakukan pengembangan
pariwisata di daerah serta faktor-faktor pendukung dan penghambat di dalam pengembangan
objek wisata tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Di sini peneliti bermaksud akan menggambarkan
tentang analisis strategi pengembangan di sektor pariwisata daerah di Kabupaten Batu beserta
faktor penghambatnya dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Adapun fokus dari
penelitian ini adalah: 1. Strategi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
Kabupaten Batu dalam mengembangkan pariwisata daerah, yang meliputi:

a) penyediaan sarana dan prasarana pariwisata;

b) pengembangan objek wisata daerah;

c) peningkatan peran serta masyarakat; dan

d) peningkatan peran serta pihak swasta.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan pariwisata daerah di Kabupaten Batu,


yang meliputi:

a) faktor pendukung; dan

b) faktor penghambat.

Pada penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Kabupaten Batu dan yang menjadi
situs penelitian adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Batu.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan model analisis deskriptif yang dikembangkan oleh Miles dan Hubberman (2007,
h.289) yang mengemukakan bahwa ada tiga kelompok analisis yaitu: reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kabupaten Batu memiliki potensi wisata yang cukup banyak yang menwarkan
keanekaragaman daya tarik wisata. Jenis-jenis pariwisatatersebut,antara lain:

a) Wisata alam air terjun coban rondo,air terjun coban talin,air terjun coban rais, watu
ondo;
b) Wisata kuliner: susu segar,sate kelinci,waroeng wareg(WW); dan
c) Wisata buatan: taman rekreasi selecta,jatim park 1,2,3 dan lainya.
Dari jenis-jenis pariwisata yang ditawarkan oleh Kabupaten Nganjuk, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Batu hanya memfokuskan empat jenis
objek wisata yang butuh pengembangan lebih yaitu air terjun coban rondo,air terjun
coban rais,air terjun coban talun,dan watu ondo.
1. Strategi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
Kabupaten Batu dalam Mengembangkan Pariwisata Daerah
a. Penyediaan Sarana dan Prasarana Objek Wisata di Kabupaten Batu

Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam


pengembangan pariwisata daerah. Pemerintah daerah harus melakukan
berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana. Sarana
sesuai dengan namanya menyediakan kebutuhan pokok yang ikut
menentukan keberhasilan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata.
Fasilitas yang tersedia dapat memberikan pelayanan kepada para
wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung. Sarana pariwisata
terbagi menjadi tiga bagian penting, yaitu:
a) Sarana Pokok Pariwisata (Main Tourism Superstructures)
b) Sarana Pelengkap Pariwisata (Suplementing Tourism Superstructures).
c) Sarana Penunjang Pariwisata (Supporting Tourism Superstructures)
Sedangkan menurut Yoeti (1996, h.189) yang dimaksud prasarana
pariwisata adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses
perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat
memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Peran
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Batu di dalam
penyediaan sarana dan prasarana wisata yang ada di Batu adalah sebagai
berikut:
1) hotel atau penginapan yang ada di Kabupaten Batu sebanyak 10 hotel;
2) rumah makan atau restoran atau warung makan berjumlah 20 unit dan
sudah memiliki ijin usaha;
3) fasilitas transportasi, di Kabupaten Batu sudah tersedia berupa
angkutan umum seperti: mini bus, bus, dan angkutan pedesaan (becak
dan delman)
; 4) toko buah dan sayur, terdapat banyak toko buah dan sayur yang
menjual oleh-oleh khas Batu; dan
5) utilitas kawasan, jaringan untuk berkomunikasi cukup lancar, listrik
dan air bersih sudah tersedia sampai di desa-desa Kabupaten Batu.
I. Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Terjun Coban Rondo
Coban merupakan kata lain dari air terjun. Sementara rondo berarti
janda. Karena namanya itu, air terjun yang ada di Kecamatan Pujon,
Kabupaten Malang itu sarat dengan legenda yang berkembang di tengah
masyarakat setempat. Berawal dari sepasang pengantin baru bernama
Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan suaminya Raden Baron Kusuma
dari Gunung Anjasmara. Setelah usia pernikahan mencapai 36 hari atau
dikenal dengan istilah selapan, Dewi Anjarwati mengajak suaminya
berkunjung ke Gunung Anjasmara. Air terjun tempat Dewi Anjarwati
menunggu suaminya itu pun diberi nama Coban Rondo yang artinya air
terjun janda. Konon, batu besar yang ada di bawah air terjun itu
merupakan tempat duduk Dewi Anjarwati sembari menunggu suaminya.
Kini, lokasi air terjun yang ada di dalam kawasan Perhutani itu menjadi
lokasi wisata yang digemari masyarakat. "Rata-rata pengunjung per hari
1.500 orang. Kalau musim libur bisa tiga kali lipatnya," kata Asisten
Manager PT Palawi Risorsis Unit Coban Rondo, Sugeng Priyanto. Tidak
ada petunjuk khusus yang menjadi bukti tentang cerita di balik
penamanaan air terjun tersebut. Cerita yang melatari air terjun itu
dikenal sebagai legenda yang berkembang di masyarakat setempat.
Sugeng mengatakan, air terjun itu dibuka sebagai lokasi wisata sejak
tahun 1980-an. Kemudian pada Tahun 2002, lokasi wisata itu dikelola
oleh PT Palawi Risorsis, sebuah perusahaan di bawah Perhutani yang
berkonsentrasi terhadap wisata. Tidak sulit untuk mencapai air terjun itu.
Dari loket masuk, pengunjung tinggal memacu kendaraannya sekitar
empat kilometer. Sesampainya di lokasi parkir kendaraan, pengunjung
tinggal berjalan sekitar 200 meter untuk menemukan air terjun setinggi
75 meter itu. "Kalau di sini yang unggul wisata alamnya, keindahan
alamnya. Terus udaranya yang masih bersih. Terus suasana gemercik
airnya bikin senang sekali," katanya. Sementara itu, pengelola terus
berinovasi untuk mengembangkan lokasi wisata itu. Pengelola sudah
membangun wahana lain yang bisa dinikmati pengunjung selain ke air
terjun. Air terjun coban rondo ini masih harus dikembangkan lagi karena
masih banyak tempat-tempat yang kosong bias dibuat untuk taman
hiburan lainya.
II. Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Terjun Coban Talun
Coban Talun adalah salah satu destinasi wisata di Kota Batu, Jawa Timur.
Coban berarti air terjun, sehingga di sini sajian wisata utamanya adalah
air terjun. Meski nantinya juga ada wana wisata lain di sekitar wisata air
terjun tersebut. Selama perjalanan menuju ke sini, pengunjung akan
disuguhi pemandangan yang sangat indah. Pemandangan pegunungan
siap menyambut dan memanjakan mata, karena letaknya berada pada
sisi barat Gunung Arjuno. Di sepanjang jalan juga terdapat aneka wisata
tanaman hias yang tak kalah indahnya. Untuk bisa memasuki kawasan
wisata ini, tiketnya cukup ekonomis. Pengunjung hanya dikenai tiket
masuk beberapa ribu saja sudah bisa menikmati keindahan alam
sekitar.coban talun ini masih anyak sekali mmebutuhkan fasilitas seperti
kamar mandi, tong sampah,dan perawatan taman-taman.
III. Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Terjun Coban Rais

Coban Rais identik dengan air terjunnya yang jatuh dari sela-sela
bebatuan padas setinggi 70 meter. Air terjun ini berada di lereng Gunung
Panderman dengan ketinggian sekitar 1.150 mdpl. Berlokasi di Desa Oro-
oro Ombo, Kota Batu, sekitar 25 km dari Kota Malang. Wahana coban
rais juga masih memiliki beberapa faktor lemah yang yaitu biaya untuk
menikmati setiap wahana ,pengunjung harus dikenai biaya terpisah.
Dengan ketentuan biaya seperti ini para pengunjung juga merasakan
keluh kesah, kare wahana yang bias dikunjungi hanya dua tidak bisa
semuanya.
IV. Penyediaan Sarana Dan Prasarana Watu Ondo

Nama lengkapnya adalah Coban Kembar Watu Ondo, dinamakan begitu


karena ada dua air terjun yang saling berhadapan. Sama-sama indah dan
mengalirkan kesegaran di antara belantara Taman Hutan Raya Raden
Soeryo. Yang sebelah kanan memiliki ketinggian 15 meter sedangkan
kembarannya mencapai 69 meter. Nama Watu Ondo sendiri merujuk
pada anak tangga yang tertata rapi menuju lokasi. Paham dengan tren
masa kini, pengelola tempat wisata di Batu ini juga menyediakan spot
selfie kekinian. Kamu bisa berpose di tanaman unik yang bentuknya
menyerupai hati. Pas banget jika yang kamu ajak adalah pasangan
tercinta. Duduk manis, sambil menikmati air terjun dari kejauhan. Jika
beruntung, kamu bisa melihat pelangi hingga kupu-kupu cantik
berterbangan. etak Coban Kembar Watu Ondo ada di perbatasan Batu
dan Mojokerto, tepatnya di Sumber Brantas, Bumiaji. Tidak sampai satu
kilometer jauhnya, ada Pemandian Air Panas Cangar. Sedangkan Kawasan
Wisata Pacet cukup ditempuh dengan perjalanan selama 35 menit dari
Coban Watu Ondo. Karena ada di area Taman Hutan Raya, jangan kaget
jika nanti kamu melihat monyet-monyet berkeliaran. Karena ada di
pinggir jalan raya yang menghubungkan antar kota, maka Coban Watu
Ondo dapat diakses dengan mudah. Papan petunjuk pun terpampang
jelas untuk memudahkan pengunjung. Jika kamu berangkat dari arah
Malang, maka ambillah jalur menuju wisata Selecta setelah itu lanjut
hingga ke Cangar. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, posisi Coban Watu
Ondo sudah tidak jauh lagi. Begitu juga dari Pacet, Mojokerto ambil jalur
menuju ke arah Batu, ikuti saja hingga menemukan papan penanda lokasi
wisata. Tetapi diwisata ini jalanya banyak yang tidak baik dan juga becek
bila hujan tetap berhati-hati.

Anda mungkin juga menyukai